PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Terkait dengan hal tersebut, maka Kementerian Kesehatan
menyusun Pedoman Dinas Kesehatan dalam Pembinaan
Puskesmas, yang akan digunakan dinas kesehatan kabupaten/kota
dan provinsi sebagai acuan dalam memberikan bimbingan dan
pembinaan kepada Puskesmas secara berjenjang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan bagi dinas Kesehatan dalam melakukan
pembinaan Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan Tim Pembina Cluster Binaan
(TPCB) di dinas kesehatan dalam melakukan pembinaan
secara terintegrasi dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan kemampuan dinas kesehatan dalam membina
Puskesmas untuk melaksanakan manajemen sumberdaya dan
program.
c. Meningkatkan mutu pembinaan dinas kesehatan
C. MANFAAT
1. Masyarakat:
Mendapatkan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai peran dinas kesehatan dalam pembinaan Puskesmas.
2. Puskesmas :
Puskesmas dapat menyelenggarakan manajemen
Puskesmas, sehingga mampu mempercepat tercapainya
akreditasi Puskesmas.
Meningkatkan kinerja dan mutu Puskesmas
Terjalinnya koordinasi yang optimal antara Puskesmas dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Dinas kesehatan kabupaten/kota:
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pembina
Puskesmas secara terpadu
melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang serta hambatan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pembina
dinas kesehatan kabupaten/kota secara terpadu
melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di tingkat provinsi
5. Kementerian Kesehatan:
Seluruh lintas program di tingkat pusat dapat memahami konsep
pembinaan terpadu dan menerapkannya di tingkat provinsi
6. Lintas sektor:
Mendukung penyelenggaraan pembinaan Puskesmas.
D. RUANG LINGKUP
1. Konsep pembinaan Puskesmas.
2. Indikator keberhasilan pembinaan Puskesmas melalui pembinaan
secara berjenjang di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
E. SASARAN
1. Masyarakat
2. Puskesmas
3. Penanggungjawab dan pelaksana program, serta pengelola
sumberdaya di dinas kesehatan kabupaten/kota, sebagai Tim
Pembina Cluster Binaan (TPCB) di tingkat kabupaten/kota.
4. Penanggungjawab dan pelaksana program, serta pengelola
sumberdaya di dinas kesehatan provinsi, sebagai Tim Pembina
Cluster Binaan (TPCB) di tingkat provinsi
5. Penanggungjawab program di Kementerian Kesehatan.
6. Lintas sektor di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
BAB II
PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH DINAS KESEHATAN
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
peningkatan Sistem Informasi Puskesmas, dan pelaksanaan Akreditasi
Puskesmas
Untuk melaksanaan pembinaan tersebut maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota harus memiliki kemampuan kepemimpinan, manajerial
dan teknis program sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Kepala bidang dan sekretaris dinas kesehatan kabupaten/kota selaku
ketua TPCB maka selain tugasnya melakukan penataan
program/sumberdaya di bidangnya masing-masing untuk seluruh
wilayah di kabupaten/kota, juga mendapatkan tugas-tugas integrasi
dalam pembinaan terpadu lintas program di Cluster Binaan masing-
masing.
Adapun pengetahuan yang harus dikuasai oleh Tim Pembina
Cluster Binaan yaitu:
1. Tugas pokok dan fungsi organisasi dinas kesehatan kabupaten/kota.
2. NSPK
3. SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Teknis dan manajeen program
5. Fungsi-fungsi Manajemen, termasuk manajemen sumberdaya.
6. Konsep rujukan UKM dan UKP secara horizontal maupun vertikal.
7. Akreditasi Puskesmas
8. Konsep manajemen Puskesmas
9. Analisis data dan informasi
10. Teknik komunikasi dan pembinaan
Peningkatan kompetensi tersebut dapat dapat dilakukan melalui:
1. Pengenalan peran, tugas dan fungsi SOTK di Dinas Kesehatan
Pengenalan peran, tugas dan fungsi antar bidang dan sekretariat
dalam organisasi dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilakukan
oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
daerah tentang organisasi dinas kesehatan bertujuan agar semua
angota tim mengetahui tupoksi sesuai SOTK maupun tupoksi
terintegrasi dalam tim.
2. Pengenalan NSPK oleh masing-masing Kepala Bidang.
Kegiatan ini difasilitasi kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan
didampingi Tim Pendamping dari Provinsi. Semua anggota TPCB
harus mempelajari dan menguasai peraturan ataupun pedoman
/standar yang terkait dengan pelayanan kesehatan tingkat
pertama/primer.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
3. Pengenalan program dan manajemen sumberdaya
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing kepala bidang yang
difasilitasi kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan sebaiknya
didampingi Tim Pendamping dari provinsi:
1) Menyajikan program masing-masing yang menjadi
tanggungjawabnya.
2) Menjelaskan posisinya saat ini dalam pencapaian target kinerja
melalui pendekatan yang dilakukan.
3) Mengidentifikasi kejadian Missed Opportunity untuk keterpaduan
lintas program.
4) Menjelaskan perlunya keterpaduan program-program untuk
keberhasilan pencapaian hasil program bagi kelompok sasaran
yang menjadi target bersama, dalam upaya memenuhi kebutuhan
pelayanan pada setiap tahapan siklus hidup, dengan kejelasan
peran, tugas dan fungsi dari masing-masing bidang, seksi dan
pelaksana pelayanan.
5) Mejelaskan bagaimana keterpaduan antar program dibangun,
dilaksanakan, dipantau, dibina, dinilai dampaknya, terhadap
kesehatan target sasaran.
6) Menjelaskan adanya peluang untuk membangun kerjasama
terpadu dengan lintas sektor terkait.
7) Semua data diperoleh akan digunakan sebagai bahan
penyusunan rumusan perbaikan/ peningkatannya.
4. Peningkatan kemampuan dalam mengolah dan menganalisa
data.
Data dan hasil analisis data tersebut merupakan dasar dalam
pelaksanaan pembinaan.
5. Pelatihan teknis, workshop atau on the job training mengenai
program, manajemen Puskesmas, kemampuan komunikasi dan
leadership.
Keberhasilan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam
melaksanakan pembinaan kepada Puskesmas tentunya tidak terlepas
dari peran dinas kesehatan provinsi dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap dinas kesehatan kabupaten/kota. Hal ini sesuai
dengan yang diamanatkan dalam UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan
dapat diserahkan sepenuhnya kepada Provinsi oleh Kementerian
Kesehatan. Provinsi diberi kewenangan untuk memberikan sanksi
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
bagi kabupaten/kota berkaitan dengan pelaksanaan SPM seperti yang
diamanatkan pasal 67 dan 68 UU Nomor 23 tahun 2014.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN
Pembinaan Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. PEMBAGIAN CLUSTER BINAAN DAN PEMBAGIAN TIM PEMBINA
CLUSTER BINAAN
Untuk menetapkan pembagian tim dan cluster binaan, dinas kesehatan
kabupaten/kota mengadakan rapat internal yang dipimpin oleh Kepala
Dinas Kesehatan. Rapat internal tersebut dihadiri oleh semua kepala
bidang dan staf untuk menyepakati kriteria pembagian cluster yang
diikuti dengan pembentukan tim pembina cluster sebagai
penanggungjawab pembinaan.
Rapat awal pembagian cluster dan pembagian tim dikoordinasi oleh
bagian sekretariat dinas kesehatan kabupaten/kota.
Output rapat ini yaitu :terbentuknya cluster dan tim pembina cluster
binaan
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
satu tingkat (misal tingkat kinerja baik) berdasarkan PKP
terakhir, atau dapat pula terdiri dari Puskesmas yang capaian
kinerjanya berbeda tingkat berdasarkan PKP terakhir.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
- memiliki kemampuan leadership
- memiliki kemampuan pembinaan teknis atau manajemen
- minimal eselon IV di Dinas Kesehatan
Ketua tim TPCB bertanggungjawab langsug kepada kepala
dinas kesehatan
5) Komposisi anggota TPCB terdiri atas pelaksana dan
penanggungjawab program yang disebar merata kedalam Cluster
Binaan. Seluruh staf teknis dan manajemen yang berada di
dalam struktur bidang dan sekretariat dinas kesehatan
kabupaten/ kota, ditetapkan sebagai anggota TPCB.
6) Para penanggungjawab program meskipun berada dalam TPCB,
namun tetap bertanggung jawab pada masing-masing
programnya.
7) Keanggotaan TPCB ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
(SK) dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Tabel 1
Daftar Keanggotaan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB)
CLUSTER KETUA SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI &
MELATI (KABID) STAF STAF STAF STAF STAFF:
Tidak dari
CLUSTER SEKSI & KETUA SEKSI & SEKSI & SEKSI & satu Bidang
ROSE STAF (KABID) STAF STAF STAF
CLUSTER SEKSI & SEKSI & KETUA SEKSI & SEKSI &
MAWAR STAF STAF (KABID) STAF STAF
CLUSTER SEKSI & SEKSI & SEKSI & KETUA SEKSI &
CEMPAKA STAF STAF STAF (KABID) STAF
CLUSTER SEKSI & SEKSI & SEKSI & SEKSI & KETUA
LILY STAF STAF STAF STAF (KABID)
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
2.1. Pengenalan peran, tugas dan fungsi antar bidang dan
sekretariat dalam organisasi dinas kesehatan
kabupaten/kota yang dilakukan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
daerah tentang organisasi dinas kesehatan masing-
masing bertujuan agar semua angota tim mengetahui
tupoksi sesuai SOTK maupun tupoksi terintegrasi dalam
tim.
Sebagai contoh, pengenalan tugas dan fungsi sekretariat dan
bidang dalam Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seperti
sebagai berikut:
b) Pengelolaan Sumberdaya:
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Minutes) dan operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan Puskesmas.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Faktor-faktor pendukung atas keberhasilan
pencapaian kinerja program sekaligus
mengidentifikasi faktor penyebab dan latar belakang
masalah atas kesenjangan pencapaian target kinerja
program.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
2.2. Pengenalan NSPK oleh masing-masing Kepala Bidang.
Kegiatan ini difasilitasi kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan didampingi Tim Pendamping dari
Provinsi. Semua anggota TPCB harus mempelajari dan
menguasai peraturan ataupun pedoman /standar yang terkait
dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer.
2.3. Pengenalan program dan manajemen sumberdaya
Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing kepala bidang yang
difasilitasi kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan
sebaiknya didampingi Tim Pendamping dari provinsi:
a. Menyajikan program masing-masing yang menjadi
tanggungjawabnya.
b. Menjelaskan posisinya saat ini dalam pencapaian target
kinerja melalui pendekatan yang dilakukan.
c. Mengidentifikasi kejadian Missed Opportunity untuk
keterpaduan lintas program.
d. Menjelaskan perlunya keterpaduan program-program
untuk keberhasilan pencapaian hasil program bagi
kelompok sasaran yang menjadi target bersama, dalam
upaya memenuhi kebutuhan pelayanan pada setiap
tahapan siklus hidup, dengan kejelasan peran, tugas dan
fungsi dari masing-masing bidang, seksi dan pelaksana
pelayanan.
e. Mejelaskan bagaimana keterpaduan antar program
dibangun, dilaksanakan, dipantau, dibina, dinilai
dampaknya, terhadap kesehatan target sasaran.
f. Menjelaskan adanya peluang untuk membangun
kerjasama terpadu dengan lintas sektor terkait.
g. Semua data diperoleh akan digunakan sebagai bahan
penyusunan rumusan perbaikan/ peningkatannya.
2.4. Peningkatan kemampuan dalam mengolah dan
menganalisa data.
Data dan hasil analisis data tersebut merupakan dasar dalam
pelaksanaan pembinaan.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
3. ANALISIS SITUASI CLUSTER BINAAN
Berdasarkan Laporan yang dikirim dari puskesmas (manual/
elektronik) ke Sekretariat Dinas Kesehatan, setelah dikonfirmasi
kelengkapan dan akurasi datanya, dikompilasi, diolah, dan
didistribusikan secara teratur kepada sekretariat dan semua bidang,
untuk dapat dimanfaatkan.
Upaya untuk memastikan bahwa data yang akan dianalisis
berkualitas adalah: melakukan Logical Check antar Indikator dalam 1
(satu) program, antar Program dan antar sumber. Selanjutnya
dilakukan pengecekan konsistensi internal dan eksternal serta
akurasinya, sehingga dapat terlihat apakah data yang akan dianalisis
ini under reported atau over reported atau akurat. Apabila tahapan
tersebut telah dilakukan maka proses analisis data untuk melihat
situasi awal bisa dilakukan. Selanjutnya Tim Pembina Cluster Binaan
dapat memanfaatkan hasil analisis data diatas untuk menyimpulkan
beberapa masalah kesehatan masyarakat di cluster binaannya.
Atas hasil pemantuan dan analisis berkala yang dilakukan, diperoleh
gambaran tentang:
a) Tingkat pencapaian target program masing-masing puskesmas,
cluster binaan, dan seluruh wilayah kabupaten/kota, masing-
masing akan dibandingkan dengan target yang ditetapkan, dan
dilihat kaitannya dengan:
(1) Ketersediaan sumberdaya (Man, Money, Minutes) untuk
penyelenggaraan pelayanan, terutama SDM pelaksana,
sekaligus tingkat fungsi atau kompetensi sumberdaya
(2) Kesulitan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan
kaitannya dengan kondisi geografi wilayah, luas wilayah
serta musim (kemarau, penghujan, musim angin barat),
(3) Tersedianya pelayanan.
b) Kecenderungan pencapaian target kinerja dari waktu ke waktu,
bulanan, triwulanan, semesteran, dan di akhir tahun (atas hasil
trend analysis),
c) Keterlibatan Lintas Sektor terkait dalam program-program
kesehatan
d) Kepesertaan atau hambatan dari Tokoh Masyarakat, dan
Masyarakat Peduli terhadap program yang dilaksanakan (untuk
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
lebih mendorong peran-serta kelompok Inovator, dan mengelola
kelompok laggard/ penghambat)
e) Adanya faktor lainnya.
4. SIMULASI PEMBINAAN
Melalui forum Kalakarya di dinas kesehatan kabupaten/kota yang
dilaksanakan minimal 3 bulan sekali, masing-masing Tim Pembina
cluster Binaan melakukan exercise keterpaduan dalam pengelolaan
program kesehatan. Exercise dilakukan dengan memanfaatkan hasil
analsis situasi data Puskesmas dan cluster binaan di dinas kesehatan
kabupaten/kota yang ada pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan.
Diharapkan dari exercise dapat dihasilkan tujuan, rencana/strategi
dan taktik pelaksanaan pembinaan.
Pada exercise tim membahas :
1) Data wilayah kabupaten/kota, data cluster binaan dan data
wilayah kerja masing-masing Puskesmas pada tahun
sebelumnya dan tahun berjalan:
a) Kondisi keterpaduan lintas program dalam setiap kelompok
target sasaran sesuai siklus hidup untuk masing-masing
cluster binaan
b) Lakukan trend analysis antara tahun sebelumya dengan
tahun berjalan, untuk mengidentifikasi:
(1) Identifikasi masalah dan kendala implementasi
keterpaduan program dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan pada target sasaran di tingkat
kabupaten/kota dan Cluster Binaan
(2) Identifikasi peluang untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja keterpaduan dalam wilayah kabupaten/kota dan
Cluster Binaan
2) Rumuskan tujuan, rencana/strategi dan langkah-langkah
pelaksanaan pembinaan.
a) Seluruh bidang dan sekretariat dinas kesehatan
kabupaten/kota
b) Semua Tim Pembina Cluster Binaan
c) Semua Puskesmas dalam wilayah kabupaten/kota
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
3) TPCB merancang kegiatan pelayanan secara terintegrasi
berdasar lingkup siklus kehidupan (life cycle) untuk semua
kelompok target sasaran di Cluster Binaan masing-masing.
Forum Kalakarya dapat pula berfungsi untuk pemantauan dan
evaluasi penyelenggaraan pembinaan terpadu yang telah dilaksankan
TPCP dan dampaknya terhadap capaian kinerja program di
puskesmas, cluster binaan dan di tingkat Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, dan tindak-anjutnya berupa tindakan koreksi
(corrective action)
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
2. Menjelaskan kembali tujuan 2. Memahami tujuan pembinaan
pembinaan terpadu dan terpadu
mensiosialisasikan ke anggota tim
3. Memutuskan prioritas dan strategi 3. Menyusun prioritas dan strategi
pembinaan cluster binaan bersama pembinaan cluster sesuai arahan
angota tim ketua tim
4. Mengkoordinasikan anggota tim 4. Menyiapkan bahan pembinaan dan
untuk melaksanakan rencana menyerahkan bahan ke ketua tim.
pembinaan sesuai jadwal yang telah Bahan pembinaan berdasarkan hasil
disepakati berdasarkan urutan analisis data sesuai hasil excersise
prioritas pada forum kalakarya.
5. Memimpin pembinaan ke cluster 5. Melaksanakan pembinaan ke cluster
binaan, baik melalui forum pertemuan binaan bersama ketua tim
pembahasan, mekanisme umpan
balik maupun kunjungan langsung
- Penyelenggaraan UKM
UKM Esensial
UKM Pengembangan
- Penyelenggaraan UKP
- Sumber Daya
Ketenagaan
Keuangan
Sarana
Prasarana
Alat Kesehatan
- Manajemen Puskesmas
- Sistem Informasi Puskesmas
- Pelayanan Kefarmasian
- Perkesmas
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
- Laboratorium
- Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh Puskesmas sebagai
penanggungjawab wilayah (terhadap jaringan, jejaring dan UKBM)
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
a. Tingkat Puskesmas
Pencapaian target kinerja Puskesmas pasca pembinaan.
Adanya peningkatan pencapaian target kinerja Puskesmas
pasca pembinaan dibandingkan dengan kinerja
sebelumnya, khususnya dalam kemampuan berkontribusi
untuk pencapaian SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/kota. Tim Pembina Cluster Binaan dapat:
Menilai kinerjanya per periode waktu
Merumuskan tindakan koreksi yang akan dilakukan
secara lintas program, untuk kelompok sasaran sesuai
siklus hidup,
Pada tingkat Puskesmas, melihat trend hasil kinerja pada
setiap periode pemantauan/ evaluasi di masing-masing
cluster:
Harus dibahas di dalam lokakarya mini Puskesmas,
Keterkaitannya dengan lintas sektor dan masyarakat,
dibahas dalam Lokakarya Mini Lintas sektor
Merumuskan rencana tindak lanjut
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
C. OUTPUT DAN OUTCOME PEMBINAAN
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
c) Pedoman pembinaan Puskesmas bagi dinas kesehatan
kabupaten/kota
d) Pedoman Manajemen Puskesmas
c. Pusat melakukan diseminasi informasi kepada provinsi dalam
melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
melakukan pembinaan kepada Puskesmas
d. Pusat dapat menyediakan dukungan anggaran untuk provinsi
dalam melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota melakukan pembinaan Puskesmas
e. Provinsi melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dalam pelaksanaan pembinaan Puskesmas yang
akan dilaksanakan oleh Tim Pembina Kabupaten/Kota
2. Peran Provinsi
a. Provinsi merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat,
dalam hal ini peran Kementerian Kesehatan akan
dilaksanakan di tingkat provinsi oleh Dinas Kesehatan Provinsi
b. Sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya, Dinas
Kesehatan Provinsi:
1) Melakukan orientasi bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan kepada
Puskesmas yang akan dilakukan oleh Tim Pembina
Cluster Binaan
2) Mendampingi Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
tertentu dalam melaksanakan pembinaan Puskesmas
3) Memberikan dukungan kepada Kabupaten/kota dalam
bentuk:
a) Memberikan umpan balik/feedback, disertai
saran-saran perbaikan, atas informasi yang
diperoleh dari kabupaten/kota dan data profil
kabupaten/kota yang dikompilasi dari laporan
rutin Puskesmas,
b) Membahas bersama Kabupaten/kota dalam
pertemuan rutin di Provinsi, untuk membahas
masalah yang dihadapi dan solusinya
c) Pembinaan langsung ke Kabupaten/kota tertentu
secara lintas program sesuai urutan prioritas,
untuk mendapatkan gambaran masalah di
kabupaten/kota dan sampling ke Puskesmas atas
temuan masalah
4) Tingkat provinsi, juga menjalankan sebagian peran
pemerintah pusat, misalnya dalam:
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
a) Menyediakan SDM yang tidak dapat dihasilkan di
kabupaten/kota, seperti: Dokter/dokter gigi,
Sarjana Keperawatan, Apoteker, Sanitarian,
Tenaga Gizi, Laboratorium, dan lainnya.
b) Mengatur pendanaan pusat yang diperuntukkan
bagi Provinsi dan kabupaten/kota sesuai
peruntukannya dan ketentuan yang berlaku.
BAB III
INDIKATOR KEBERHASILAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PEMBINAAN PUSKESMAS
A. POLA PIKIR
Penilaian cakupan target kinerja puskesmas akan ditentukan dari
keberhasilan puskesmas menjalankan fungsinya dalam bekontribusi
mewujudkan pencapaian target SPM Kesehatan Kabupaten/kota dan
mendapatkan Status Akreditasi yang tinggi atas hasil penilaian
akreditasi yang dilakukan
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Untuk hal tersebut maka peran Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
dalam pembinaan puskesmas adalah bagaimana Puskesmas secara
maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian target SPM
Kabupaten/kota, dan dalam pendampingan akreditasi, bagaimana
puskesmas mendapatkan status akreditasi setinggi mungkin.
5. Efektif:
Data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang
bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan
biaya yang tersedia.
6. Sensitif
Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap perubahan/
penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan
7. Time specific,
Jelas kapan harus tercapai tujuan yang ditetapkan (target
bulanan, triwulan, tahunan dsb)
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
C. PENETAPAN TARGET PENCAPAIAN KINERJA PUSKESMAS
Mempertimbangkan bahwa kekuatan masing-masing Puskesmas
dalam wilayah kabupaten/kota pada umumnya tidak sama. Target yang
ditetapkan dalam SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/kota adalah
untuk kabupaten/kota, sehingga dengan kondisi dan situasi yang
berbeda di puskesmas untuk kabupaten-kabupaten tertentu, besaran
target kinerja masing-masing puskesmas harus ditetapkan bersama,
sehingga hasil akhir pencapaian target kinerja bagi kabupaten/kota,
akan tercapai dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
yang dihadapi.
Untuk mencapai target kinerja tingkat kabupaten/kota, baik untuk
SPM Bidang Kesehatan, ataupun target-target kinerja lainnya, maka
sesuai dengan pertimbangan kekuatan dan kelemahan Puskesmas
yang ada, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota memfasilitasi Puskesmas-
Puskesmas untuk menyepakati target kinerja masing-masing, agar
kinerja Dinas Kesehatan Kabupate/kota dapat tercapai.
Dalam pelaksanaannya, atas target kinerja yang sudah ditetapkan
berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek bagi masing-masing
Puskesmas yang ada, penilaian keberhasilannya diukur dari target
yang ditetapkan, artinya dikatakan berhasil baik harus tercapai 100%,
cukup adalah (95-99) %, kurang adalah <95%. Perhitungan ini akan
realistik kalau Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk tindak-lanjut
melakukan fungsinya membina Puskesmas dengan baik dan benar.
Cara ini dapat dimanfaatkan untuk lebih mendorong Dinas Kesehatan
dalam memberikan perhatian kepada Puskesmas sebagai binaannya.
Target-target indikator kinerja yang ditetapkan, bukan hanya untuk
pencapaian target-target program semata, melainkan juga untuk
pencapaian target kinerja atas pelayanan yang
komprehensif/menyeluruh secara terpadu antar program kepada
kelompok-kelompok sasaran sesuai dengan tahapan dalam siklus
hidup manusia, yang harus mendapatkan pelayanan lintas program
secara terintegrasi lintas program, bahkan sebaiknya juga dengan
adanya dukungan dari lintas sektor sebagaimana dijelaskan terdahulu.
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
Tabel 3
Indikator Keberhasilan Pembinaan Puskesmas tingkat Kab/Kota
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
N SASARAN STANDAR PENGUKURAN
INDIKATOR
o STRATEGIS BAIK CUKUP KURANG
Dasar) di wilayah
Kabupaten / Kota
Layak : masing-masing bab
hasil penilaian > 10% angka
yang diperlu-kan untuk lulus
INDIKATOR OUTCOME Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
Tercapainya 1. Indikator SPM Bidang 100% (95- 99) % < 95%
seluruh target Kesehatan Kabupaten/Kota Untuk Untuk Untuk
indikator SPM semua semua semua
Bidang indikator indikator indikator
Kesehatan Kab. /
kota yang berlaku
Terakreditasinya 2. Jumlah Puskesmas ter- 75-100% 50 - 75% <50%
Puskesmas akreditasi (Dasar, Ma-dya, PKM di PKM di PKM di
sesuai target Utama, Paripurna) di wilayah wilayahnya wilayah wilayah
yang ditetapkan Kabupaten/ Kota, sesuai nya nya
dalam Renstra yang direncanakan/
Kemenkes tahun ditetapkan oleh masing-
2015-2019 masing Dinkes Kab/kota
dengan status
akreditasi yang
ditetapkan
Interpretasi Nilai Mutu Pembinaan:
Baik = nilai rata-rata > 8,5
Sedang = nilai rata-rata 5,5 8,4
Kurang = nilai rata-rata <5,5
Tabel 4
Indikator Keberhasilan Pembinaan tingkat Provinsi
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
SASARAN STANDAR PENGUKURAN
No INDIKATOR
STRATEGIS
BAIK CUKUP KURANG
1. Roadmap penguatan Yankes >75% 50%-75% <50%
primer di tingkat Kab/Kota Kab/Kota
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
SASARAN STANDAR PENGUKURAN
No INDIKATOR
STRATEGIS
BAIK CUKUP KURANG
2. Kab/Kota yang memi-liki >75% 50%-75% <50%
Puskesmas terakreditasi minimal
50%
P E D O M A N D I N A S K E S E H ATA N D A L A M P E M B I N A A N 29
PUSKESMAS
BAB IV
PENUTUP
Telah diuraikan hal-hal yang sangat mendasar untuk memberikan acuan dalam
melaksanakan pembinaan Puskesmas yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, sekaligus pula dijelaskan secara singkat peran provinsi dan pusat.
LAMPIRAN
30
Indikator Sasaran Program dan Pelayanan di Puskesmas
(Indikator Output, Proses, dan Input)
Tabel 5
Indikator Output Puskesmas
A. ADMEN
No. Indikator Skor 10 Skor 5 Skor 0 Nilai
A.1 Penyedia Informasi Kesehatan
1 Profil Tahunan Ada, Ada, tidak Tidak ada
Kesehatan wilayah dipublikasikan dipublikasikan
Puskesmas
2 PWS- KIA Ada, Ada, tidak Tidak ada
dipublikasikan dipublikasikan
3 PWS Gizi, SKDN Ada, Ada, tidak Tidak ada
dipublikasikan dipublikasikan
4 PWS Imunisasi Ada, Ada, tidak Tidak ada
dipublikasikan dipublikasikan
5 Monitoring dan Ada, Ada, tidak Tidak ada
evaluasi pencapaian dipublikasikan dipublikasikan
kinerja TERPADU
6 Tenaga pengolah dan Ada, dengan Ada, tanpa Tidak ada
analisis data reward system reward system
Puskesmas dari Kab/Kota, di dari Kab/Kota,
SK kan diSK kan
B. UKM ESENSIAL
No. Indikator Skor 10 Skor 5 Skor 0 Nilai
B.1 Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
31
10 Cakupan neonatal dengan komplikasi 75% 50-75 % <50%
yang ditangani (untuk PONED)
11 Cakupan Kunjungan Bayi 87% 70-87% <70%
12 Cakupan pelayanan anak balita sakit 87% 80-87% <80%
dengan MTBS
13 Skrining kesehatan pada siswa SD >80% 70-80% <70%
yang meliputi
keadaan kesehatan umum (higiene
perorangan, gangguan kesehatan pd
mata, telinga, kulit dll),
penilaian status gizi gigi dan mulut
(karies), pemeriksaan indera,
gangguan mental, pubertas
14 Cakupan peserta Keluarga Berencana >70% 65-70% <65%
aktif
B.2 Promosi Kesehatan
1 Jumlah keluarga dengan masalah 80% 30-79% <30%
kesehatan yang mendapatkan target target
kunjungan rumah oleh tenaga
Puskesmas (minimal D3)
Dilakukan pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (ada
dokumen nursing proses)
2 Puskesmas sebagai model institusi 6 3-5 <3
kesehatan yang ber PHBS: program program program
- Puskesmas bebas asap
rokok
- Lingkungan bersih
- Bebas jentik
- Jamban sehat
- Persalinan ditolong nakes
- Penimbangan balita
3 Jumlah SD dan SMP yang dilakukan >80% 50-80% <50%
promosi kesehatan jiwa minimal satu
kali dalam setahun
32
7 Jumlah SD dan SMP yang dilakukan
Promosi Kesehatan PHBS minimal 1 >80% 5080% <50%
kali dalam setahun
8 Jumlah SD dan SMP yang dilakukan
Promosi Kesehatan penyakit
berpotensi wabah yang dapat >80% 5080% <50%
dicegah minimal 1 kali dalam
setahun
9 Jumlah SD dan SMP yang dilakukan
Promosi penyakit menular HIV AIDS,
>80% 5080% <50%
TB, malaria, DBD, Napza minimal 1
kali dalam setahun
10 Jumlah promosi kesehatan pada
kelompok masyarakat peduli
kesehatan yang aktif (Jumantik, >5 kali 35 kali <3 kali
kader posyandu, SBH, TOGA,
TOMA, UKS) dalam 1 tahun
B.3 Kesehatan Lingkungan
1 Sarana air bersih/minum yang >80% 70-80% <70%
memenuhi syarat
2 Sarana sanitasi dasar (jamban >80% 70-80% <70%
sehat)
3 Cakupan rumah sehat >80% 70-80% <70%
34
2. Jumlah kunjungan rawat jalan non
spesialistik yang dirujuk
<5% 5 10% >10%
- 80% penyakit non spesialistik
tuntas di pelayanan primer
3. Jumlah tenaga medis (Rasio jumlah
dokter berbanding dengan waktu
pelayanan dan jumlah pasien)
a. Dokter 1:>
1 : 5.000 5000 1 : > 6.000
6.000
b. Dokter gigi ada Tidak ada
4. Program Rujuk Balik
a. Melaksanakan atau tidak Ya Tidak
b. Jumlah peserta <70% -
>70% <50%
>50%
5 Program Pengelolaan Penyakit Kronis
a. Memiliki Klub Prolanis Ada Tidak
b. Rasio peserta BPJS prolanis rutin
>50% <50%
berkunjung ke klinik
6 Angka perpindahan peserta BPJS ke
<5 % 55,5% >5,5%
Faskes lain per tahun
7 Persentase kepuasan pasien 50% -
>80% < 50%
79%
8 Pemanfaatan Pcare Ya Tidak
Tabel 6
Indikator Proses Puskesmas
35
2 Terlaksananya Mana-jemen 2. Menyusun RUK, sesuai
Puskesmas: RUK, RPK, analisis kebutuhan
Wasdal, PKP, dlm forum masyarakat (tahun
Lokmin N+1), mulai dlm forum
Lokmin I
3. Menyusun RPK sesuai
usulan yg disetujui pd
tahun berjalan (N)
4. Melaksanakan Wasdal
melalui forum Lokmin
(12 X LP; 4 X LS)
5. Melaksanakan PKP,
melalui forum Lokmin
terakhir
3 Kepala Puskesmas terlatih 6. Kepala Puskesmas ter-
manajemen Puskesmas latih Manajemen
Puskesmas
Tabel 7
Indikator Input Puskesmas
No SASARAN INDIKATOR STANDAR PENGUKURAN
STRATEGIS
C VARIABEL INPUT1 BAIK CUKUP KURANG
37
TIM PENYUSUN :
39