Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Data Umum


1.1.1 Keadaan Geografis
a. Batas Wilayah
Berdasarkan posisinya, Puskesmas Kereng Bangkirai berlokasi di Jalan
Mangku Raya No. 10 Kelurahan Kereng BangkiraiKecamatan Sebangau
Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah kerja UPT
Puskesmas Kereng Bangkirai meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan
Kereng Bangkirai dengan luas wilayah sebesar 27.050 Ha, yang terdiri dari
3 RW dan 19 RT serta Kelurahan Sabaru dengan luas wilayah sebesar 1.772
Ha, yang terdiri dari 3 RW dan 14 RT. Adapun batas wilayah kerja UPT
Puskesmas Kereng Bangkirai adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Pahandut
2. Sebelah Timur : Kabupaten Pulang Pisau
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau
4. Sebelah Barat : Kecamatan Jekan Raya

Gambar 1.1 Peta Wilayah UPT. Puskesmas Kereng Bangkirai

1
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kereng Bangkirai

b. Luas Wilayah
Secara administrasi pemerintahan, Luas wilayah kerja Puskesmas
Kereng Bangkirai terbagi menjadi dua yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai
dengan luas wilayah sebesar 27.050 Ha dan Kelurahan Sabaru dengan luas
wilayah sebesar 1.772 Ha. Wilayah setingkat kelurahan/desa yaitu :
1. Kelurahan Kereng Bangkirai
2. Kelurahan Sabaru

1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim


Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai dan
kelurahan sabaru berada pinggir jalan raya. Iklim yang berpengaruh adalah
iklim tropis dengan musim penghujan dan musim kemarau. Pada bulan
Juni sampai September, arus angin berasal dari Australia dan tidak
banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau di
Indonesia. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret, arus
angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera
Pasifik, sehingga pada bulan tersebut terjadi musim hujan. Rata-rata curah
hujan di kota Palangkaraya dan sekitarnya tercatat 282,4 mm dengan
jumlah terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada bulan
Desember. Tekanan udara rata-rata adalah 1012,0 (milibar). Persentase

2
kelembaban udara adalah 88,0 (%). Besarnya suhu atau temperatur udara

rata-rata adalah 26,5 (0C). Besarnya kecepatan angina rata-rata 2,9 (knots)
dan persentase lamanya penyinaran matahari rata-rata 45,0 (%).

1.1.3. Jangkauan Transportasi


Wilayah kerja UPT Puskesmas Kereng Bangkirai masih dalam
wilayah perkotaan, dengan kondisi jalanan poros beraspal, semua pusat
pemerintahan kelurahan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dan
dua. Jalan menuju Puskesmas tergolong cukup nyaman karena sebagian
besar sudah diaspal, namun karena terletak di dalam jalan yang cukup
sempit d a n cukup padat penduduk sehingga pengunjung agak sulit
untuk menempatkan transportasi khususnya kendaraan roda 4.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa transfortasi menuju
puskesmas kereng bangkirai cukup mudah untuk dijangkau.

1.1.4.Distribusi Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan dari Kelurahan/Desa dan Kecamatan,
jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai pada tahun
2018 berjumlah 14.867 jiwa.
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelurahan Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
1 Kereng 0 - 12 bulan 235 321
Bangkirai > 1 - 5 tahun 891 724
> 5 - < 7 tahun 1023 874
> 7 - < 15 tahun 1247 379
> 15 – 56 tahun 1344 1874
> 56 tahun 371 525
2 Sabaru 0 – 12 bulan 13 32
> 1 – 5 tahun 211 178
> 5 - < 7 tahun 43 47
> 7 - < 15 tahun 1079 907
> 15 – 56 tahun 1056 1090
> 56 tahun 213 190

3
Dari keterangan Tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa
distribusi penduduk di kelurahan Kereng Bangkirai dan kelurahan sabaru
berdasarkan kelompok umur lebih banyak usia produktif.

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Kelurahan Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
1 Kereng Buta huruf 45 54
Bangkirai Tidak tamat SD 121 98
Tamat SD 987 679
Tidak tamat SLTP 89 89
Tamat SLTP 712 812
Tidak tamat SLTA 615 623
Tamat SLTA 1521 1492
Tamat D-1 189 91
Tamat D-3 121 126
Tamat S-1 198 171
Tamat S-2 91 39
2 Sabaru Buta huruf 3 -
Tidak tamat SD 262 271
Tamat SD 598 351
Tidak tamat SLTP - 3
Tamat SLTP 567 812
Tidak tamat SLTA 41 623
Tamat SLTA 989 1492
Tamat D-1 18 91
Tamat D-3 20 126
Tamat S-1 96 171
Tamat S-2 21 39

Dari keterangan Tabel 1.2 diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi


penduduk di kelurahan Kereng Bangkirai dan kelurahan sabaru berdasarkan
tingkat pendidikan lebih banyak yang masih tamat sekolah lanjutan tingkat
atas sederajat.

4
No Jenis Pekerjaan Kereng Sabaru
Bangkirai
1 Petani 512 931
2 Buruh tani - 145
3 Pertukangan 214 25
4 Pedagang 165 50
5 Pegawai negeri 321 87
6 Pengrajin industri 45 10
7 Peternak 47 23
8 Nelayan 390 123
9 Montir 23 25
10 Asisten rumah tangga 14 -
11 POLRI 16 -
12 Pensiunan 199 -
13 Pengusaha kecil dan menengah 6 -
14 Jasa pengobatan alternative 3 -
15 Dosen swasta 11 -
16 Tukang batu 52 -
17 Tukang kayu 25 -
18 Karyawan 3 -

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Dari keterangan Tabel 1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi


penduduk di kelurahan Kereng Bangkirai dan kelurahan sabaru berdasarkan
profesi pekerjaannya lebih menjadi seorang petani.

1.1.5 Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk diwilayah kerja UPT Puskesmas Kereng
bangkirai tahun 2018 adalah sebesar 14.867 jiwa dengan laki-laki sebesar
2.615 jiwa dan perempuan 2.444 jiwa dalam luas daerah 28.822 Ha,
sehingga termasuk dalam kategori tidak padat. Berdasarkan Undang-
undang No.5 tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk.

5
No Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan
(Ha) Penduduk (jiwa)
1. Kereng 27050 9808 0,36 jiwa/km2
bangkirai
2. Sabaru 1772 5059 2,8 jiwa/km2
Jumlah 28822 14867 1,94 jiwa/km2

Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Diwilayah UPT Puskesmas Kereng
Bangkirai Tahun 2018

Dari keterangan tabel 2.4 diatas dapat dilihat distribusi penduduk


diwilayah kerja UPT Puskesmas Kereng Bangkirai bahwa distribusi terbanyak
terdapat pada wilayah kelurahan Kereng Bangkirai.
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang
dibagi atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 km2.
Menurut undang-undang No 5 tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di
suatu daerah dapat dikelompokan menjadi empat katagori yaitu:
Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km 2
Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2
Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2
Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2
Berdasarkan undang-undang di atas, daerah Kelurahan Kereng

Bangkirai dengan kepadatan penduduk 0,36 jiwa/km2 dan Kelurahan

Sabaru dengan kepadatan 2,8 jiwa/km2. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kedua kelurahan tersebut termasuk dalam kategori tidak padat. Hal ini
sangat berdampak kepada tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran
penyakit di wilayah Puskesmas Kereng Bangkirai.

1.1.6 Lingkungan Perumahan


Lingkungan perumahan pada wilayah kerja Kereng Bangkirai terdiri
dari 2 kelurahan dengan kondisi daerahnya yang dekat dengan perairan sungai.
Di wilayah kerja Puskesmas kereng bangkirai ini, iklim yang berpengaruh

6
adalah musim penghujan dan musim kemarau faktor keadaan iklim ini sangat
berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti Diare, dan ISPA yang
cenderung akan menjadi semakin banyak apabila pada musim kemarau.

1.2 Gambaran Puskesmas Kereng Bangkirai


1.2.1. Arsitektur bangunan dan desain
Bangunan Puskesmas Kereng Bengkirai memiliki luas 1672 m2. Bangunan
puskesmas memiliki beberapa zona :
A. Area Publik, memiliki akses langsung dengan lingkungan luar puskesmas
yaitu pada tempat pendaftaran.
B. Area semi-publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar puskesmas yaitu, pada laboratorium.
C. Are privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung puskesmas yaitu
ruang Pojok Laktasi dan Unit TB.

1.2.2 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Kereng Bangkirai


Visi Puskesmas Kereng Bangkirai
“Terwujudnya Puskesmas Kereng Bangkirai dengan Pelayanan Bemutu
Dalam Rangka Mendukung Kecamatan Sebangau Sehat”
Misi Puskesmas Kereng Bangkirai
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standard
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Ber-PHBS
3. Membina Kerjasama Tim dan Menerapkan Manajemen yang Akuntabel
4. Menggalang Kemitraan dengan Lintas Sektoral untuk Memperoleh
Dukungan dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Motto Puskesmas Kereng Bangkirai adalah “HASINTA”


H: Harmonis (Adanya Keselarasan, kerjasama antara sesama staf di dalam
lingkup puskesmas, kerjasama dengan lintas sektor, kerjasama dengan
masyarakat )

7
A: Aman ( Adanya jaminan keselamatan pasien dalam pelayanan, adanya
keamanan petugas dalam melakukan pelayanan baik dalam gedung
maupun luar gedung )
S: Sopan ( Memberikan pelayanan dengan ramah tamah dan menghargai
sasaran, menyesuaikan budaya lokal )
I: Inovatif ( Senantiasa memunculkan hal-hal baru dalam menciptakan
pelayanan bermutu bagi masyarakat )
N: Nyaman ( Memprehatikan tempat pelayanan agar nyaman bagi pasien,
memberikan pelayanan yang menimbulkan kenyamanan bagi pasien )
T: Tanggung Jawab ( Mengetahui dan menjalankan keseimbangan antara
hak dan kewajiban )
A: Aktif ( Bekerja giat, penuh dedikasi dan mempunyai gagasan/ide yang
mendukung perbaikan kinerja )

1.2.3 Sarana Kesehatan


A. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar tahun 2018 relatif
cukup baik dalam hal jenis maupun jumlahnya. Sumber dana pengadaan
obat berasal dari APBD Kota Palangka Raya, BPJS/JKN, APBD Provinsi
Kalimantan Tengah untuk buffer stok.
B. Jaringan Puskesmas
Sejak ditingkatkan menjadi UPT. Puskesmas Kereng Bangkirai pada
tahun 2011, Puskesmas Kereng Bangkirai tidak mempunyai Puskesmas
Pembantu maupun Polindes.
C. Jejaring Puskesmas
Pada wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai terdapat enam Bidan
Praktek Mandiri. Pihak-pihak yang terkait sebagai berikut merupakan
mitra Puskesmas Kereng Bangkirai dalam pelaksanaan kegiatan program
Puskesmas.

8
D. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
1. Posyandu
Dengan jumlah posyandu 16 tempat terdiri dari Posyandu Balita
13 tempat dan Posyandu Lansia 3 tempat.
Tabel 1.5 Posyandu Balita
No Kriteria Jumlah Nama Posyandu
1 Mandiri - -
2 Purrnama - -
3 Pratama 6 Permata Ibu, Harapan Bunda,
Sehat Bahagia, Kenanga,
Cempaka
4 Madya 7 Abadi, Kuntum Mekar,
Harapan Kita, Permata Hati,
Panenga, Kasih Bunda, Mawar

Terdapat 6 posyandu dengan kriteria Pratama dan 7 Posyandu


Kriteria Madya.

Tabel 1.6 Posyandu Lansia

No Kriteria Jumlah Nama Posyandu


1 Mandiri - -
2 Purrnama - -
3 Pratama 3 Sejahtera, Mentari, Sri Rejeki
4 Madya - -

Terdapat 3 Posyandu lansia kriteria Pratama

Tabel 1.7 Posbindu

No Kriteria Jumlah Nama Posyandu


1 Mandiri - -
2 Purrnama - -
3 Pratama 1 Nusa Indah
4 Madya - -

Terdapat 1 Posbindu, tetapi bersifat mobile

9
E. Ketenagakerjaan
Puskesmas Kereng Bangkirai memerlukan jenis ketenagaan
bidang Kesehatan Lingkungan (Sanitarian), Apoteker, dan tenaga non
medis dibidang administrasi, yang berbasis keuangan teknik
informatika dan rekam medis. Berikut data ketenagaan berdasarkan
pendidikan dan status kepegawaian.

Tabel 1.8 Jumlah Karyawan Puskesmas Kereng Bangkirai


No Jenis Ketenagaan Jumlah
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 9
4 Bidan 8
5 Penyuluhan Kesehatan 1
6 Nutrisionist 2
7 Analis kesehatan 1
8 Asisten apoteker 1
9 Tata usaha 4
10 Perawat Gigi 3
11 Petugas Kebersihan 1
12 Pengemudi Ambulance 1
13 Petugas Keamanan 1

F. Sarana Transportasi, Komunikasi dan Promosi Kesehatan


Tabel 1.9 Sarana Transportasi, Komunikasi dan Promosi Kesehatan
No Sarana Jumlah
1 Ambulance 1
2 Sepeda motor 2
3 Telepon 1
4 Komputer 2
5 Laptop 7
6 LCD Proyektor 1
7 Screen 1
8 Sound system & Tape recorder 2
9 Strerilitator 4
10 Incenerator -

10
G. Struktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kereng Bangkirai

1.2.4 Sumber Dana

UPT Puskesmas Kereng Bangkirai memperoleh anggaran yang


bersumber dari APBD yaitu berupa anggaran opersional Puskesmas, DAK
Non Fisik berupa dana BOK serta Dana Kapitasi JKN.

1.2.5 Program Kerja Puskesmas

Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Kereng Bangkirai


melaksanakan program kerja Puskesmas secara terpadu, artinya dalam
melaksanakan kegiatan yang ada di Puskesmas dilaksanakan secara
bersama-sama dengan program lain yang terkait yang ada di Puskesmas.
Program kerja Puskesmas tersebut meliputi:

1) Program Upaya kesehatan Masyarakat Essensial berdasarkan PMK No.


44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas hal 69 :

a) Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes )

b) Program Kesehatan Lingkungan ( Kesling )

c) Program KIA - KB

d) Program Perbaikan Gizi

11
e) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat :

a) Program UKS/UKGS.

b) Program kesehatan olahraga.

c) Program kesehatan kerja

d) Program kesehatan lansia.

e) Program kesehatan tradisional.

f) Program kesehatan jiwa.

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat :

a) Rawat jalan
b) Farmasi
c) Laboratorium
d) PONED

1.3 Data Khusus

3.1.1 Sepuluh penyakit terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai


tahun 2018

Tabel 1.10 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Kereng Bangkirai 2018

No Nama Penyakit Jumlah


1 Infeksi akut lainnya pada system pernafasan 1924
2 Hipertensi Essensial 725
3 Gastritis 571
4 Gastroenteritis, tidak spesifik 241
5 Dermatitis kontak alergi 165
6 Diabetes mellitus 93
7 Dermatitis lainnya 68
8 Arthritis rheumatoid 65
9 Influenza 64
10 Myalgia 62
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa Indeksi akut lainnya pada
sistem pernafasan adalah penyakit pertama terbanyak yang didapati pada
puskesmas Kereng Bangkiraipada tahun 2018 sebanyak 1924 kasus.

12
3.1.2 Sepuluh obat dengan penggunaan terbanyak diwilayah kerja Puskesmas
Kereng Bangkirai tahun 2018

Tabel 1.10 10 Obat Penggunaan Terbanyak Puskesmas Kereng Bangkirai


2018

No Nama Penyakit Jumlah


1 Paracetamol 500mg 35.172
2 Antasid DOEN 17.188
3 Vitamin C 50mg 13.534
4 CTM 4 mg 11.794
5 Vitaamin B Complex 11.750
6 Guaifenisin 10.700
7 Captopril 25mg 8.665
8 Dexamethasone 0,5mg 8.180
9 Amoxicilin 500mg 8.096
10 Thiamin 50mg 6.896

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa obat paracetamol adalah


obat tersering digunakan di puskesmas Kereng Bangkirai pada tahun 2018
sebanyak 35.172.

3.1.3 Pengelolaan limbah Puskesmas Kereng Bangkirai


Di UPT Kereng Bangkirai dalam pengelolaan limbah medis, hal pertama
yang dilalukan adalah pemilahan sampah medis dan non medis, untuk
sampah medis diletakkan pada tempat sampah berwarna kuning,
sedangkan untuk sampah non medis di tempatkan pada kantong plastik
berwarna hitam, sedangkan untuk jarum diletakkan pada safety box
Limbah medis di UPT Kereng Bengkirai dibagi menjadi 2 :
1. Limbah medis padat
Untuk proses pengangkutan dan pembuangan limbah medis padat di
lakukan di TPS 1 (Puskesmas Kereng Bengkirai) yang akan dibawa
2 kali seminggu menuju TPS 2 ( Puskesmas Menteng), selanjutnya
akan dibawa menuju TPS 3 ( RSU PKU Muhammadiyah
Palangkaraya), selanjutnya untuk proses terakhir limbah akan
diangkut menggunakan kontainer untuk dilakukan proses akhir di

13
Kalimantan Timur. Saat ini, MOU telah berakhir pada bulan juni
2019 dan saat ini sedang dalam proses pembaharun MOU.
2. Limbah medis cair
Untuk proses pembuangan limbah cair pada awal tahun 2019,
direncanakan untuk penggunaan IPAL dan dapat direalisasikan oleh
Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya pada akhir tahun 2019, untuk
saat ini pengolahann limbah cair menggunakan metode biofil.

1.4 Pencapaian Upaya Kesehatan

Pomosi Kesehatan
Tabel 1.12 Capaian Program Promosi Kesehatan
No Kegiatan Program Satuan Sasaran Capaian Target Kinerja
1 Rumah Tangga berPHBS 65% 500 401 80,2% +15,2%
2 Institusi Pendidikan (Sekolah) 80% 13 11 84,6% + 4,6%
3 Kader Aktif 100% 1 1 100% 0

UpayaKesehatan Lingkungan
Tabel 1.13 Hasil program kegiatan kesehatan lingkungan puskesmas kereng
bangkirai tahun 2018
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 Inspesksi Sanitasi TTU 65% 7 6 85,7% +20,3%
2 Inspesksi Sanitasi Sarana Air 80% 25 22 88% +8%
Minum
3 Advokasi pada lintas Sektor 95% 7 7 100% +5%
4 Inspeksi Sanitasi Rumah 100% 200 180 90% -10%
5 Inspeksi Sanitasi TPM 100% 16 15 93,7% -6,3%
6 Penyuluhan Kesehatan 100% 10 9 90% -10%
Lingkungan Pada Masyarakat

14
Upaya Kesehatan Ibu-Anak serta Keluarga Berencana
Tabel 1.14 Hasil Target dan Pencapaian Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan
Anak
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 Akseptor KB aktif 70% 1.463 1.383 94,5% +24,5%
2 Deteksi Bumil Resiko Tinggi 100% 41 44 107,3% +7,3%
3 Kunjungan Ibu Nifas 90% 196 182 92,8% +2,8%
4 Persalinan oleh Bidan 90 % 196 180 91,8% +1,8%
5 Fe(90) 1 Ibu Hamil 90% 205 199 97% +7%
6 Fe(90) 3 Ibu Hamil 90% 205 188 91,7% +1,7%
7 Kunjungan K4 95% 205 188 91,7% -3,3%
8 Deteksi dan Stimulasi Tumbuh 90% 685 364 53% -37%
Kembang Balita dan Pra-Sekolah

Upaya Pelayanan Gizi Masyarakat


Tabel 1.15 Hasil kegiatan dan indikator upaya perbaikan gizi masyarakat
Puskesmas Kereng Bangkirai tahun 2018 yang memiliki kinerja terendah
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 Distribusi Vit.A Balita 90 % 685 673 98,3% +8,3%
2 Pemberian PMT pada Balita BGM 100% 8 8 100% 0
kurang mampu
3 Distribusi Vit. A pada Bayi 6-11 90% 380 310 81,6% -8,4%
bulan
4 Balita Naik Berat Badannya 80% 882 614 69,6% -10,4%

15
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tabel 1. 16 Hasil Target dan Pencapaian Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 PE DBD 100% 16 21 131,2% +31,2%
2 Pengobatan TB 100% 12 12 100% 0
3 Penemuan Kasus PMS 100% 3 3 100% 0
4 Kunjungan Pneumonia 100% 8 8 100% 0
5 Pelaksanaan BIAS 100% 2 2 100% 0
6 Angka Bebas Jentik 95% 187 101 54% -41%
7 Imunisasi Campak 90% 197 162 82,4% -7,6%
8 Imunisasi Hbo 90% 197 163 83,3% -6,7%
9 Imunisasi DPT-Hb-Hib 90% 197 136 69% -21%

Hasil analisis yang didasarkan kriteria target pada Tabel menunjukkan


bahwa rumah yang terdapat jentik masih cukup banyak, dan menjadi program
dengan capaian angka paling rendah. Cakupan/Kinerja dapat dihitung dengan
rumus 3

Jumlah capaian di wilayah kerja


puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
cakupan = jumlah sasaran di wilayah kerja x 100%
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

1.5 Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.Albopictus juga dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini
terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak

16
dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi
nyamuk penular karena banyak tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi
pada musim penghujan.4
Kegagalan distribusi pestisida telah meningkatkan minat dalam
pendekatan perawatan kesehatan primer, dengan keterlibatan masyarakat untuk
mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk (Andersson et al., 2015). Oleh
karena itu progam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus
perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim
penghujan. Progam PSN yaitu; 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang
sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, tempat penampungan lemari es dll, 2) Menutup, yaitu
menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan
lain sebagainya, 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang
memiliki yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan sarang
nyamuk.4
Upaya PSN dan penyuluhan perlu disempurnakan dengan gerakan yang
mengikutsertakan masyarakat didalamnya secara langsung dalam menanggulangi
kasus DBD yang terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Azam, Azinar, &
Fibriana) diketahui bahwa 69 (54,8 %) dari 126 rumah yang diperiksa masih
ditemukan jentik nyamuk, selain itu 59 keluarga (46,8 %) belum melaksanakan
PSN dengan baik, dan sebanyak 65 keluarga (51,6%) masih memiliki sikap
negatif terhadap kegiatan PSN. Dorongan dan dukungan untuk melakukan PSN
perlu dilakukan sebagaimana dalam penelitian (Nuryanti) bahwa ketersediaan
informasi mengenai PSN dan peran petugas kesehatan menentukan perilaku PSN
masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya PSN juga perlu digalakkan
sebagaimana dalam penelitian (Masruroh & Santik) yang menyatakan bahwa
tingkat pengetahuan mempengaruhi konsistensi perilaku PSN.4
Berdasarkan analisis data dari Puskesmas Kereng Bangkirai yang
didasarkan kriteria target pada tabel menunjukkan bahwa rumah yang terdapat

17
jentik masih cukup banyak, yaitu 101 yang tercapai dari target 187 rumah sebesar
54% dan menjadi program dengan capaian angka paling rendah. Rendah nya
angka capaian mengenai angka bebas jentik disebabkan karena beberapa faktor,
yaitu petugas memiliki tugas rangkap, kurang nya inovasi metode serta
optimalisasi di wilayah kerja puskesmas kereng bangkirai, tidak pernah dilakukan
penyuluhan pada saat inspeksi, terbatasnya fasilitas, terbatasnya biaya
operasional. Hal tersebut menjadi masalah yang memerlukan alternatif pemecahan
masalah untuk mendapatkan solusi yang baik agar angka capaian angka bebas
jentik meningkat untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan dan
meningkatkan kulitas hidup yang berada di lingkungan sekitar.1,2

1.6 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan status IKM ini adalah menentukan alternatif pemecahan
masalah agar capaian program rumah yang terdapat jentik berkurang (rumah
bebas jentik) di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai meningkat.

18

Anda mungkin juga menyukai