PENDAHULUAN
1
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kereng Bangkirai
b. Luas Wilayah
Secara administrasi pemerintahan, Luas wilayah kerja Puskesmas
Kereng Bangkirai terbagi menjadi dua yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai
dengan luas wilayah sebesar 27.050 Ha dan Kelurahan Sabaru dengan luas
wilayah sebesar 1.772 Ha. Wilayah setingkat kelurahan/desa yaitu :
1. Kelurahan Kereng Bangkirai
2. Kelurahan Sabaru
2
kelembaban udara adalah 88,0 (%). Besarnya suhu atau temperatur udara
rata-rata adalah 26,5 (0C). Besarnya kecepatan angina rata-rata 2,9 (knots)
dan persentase lamanya penyinaran matahari rata-rata 45,0 (%).
1.1.4.Distribusi Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan dari Kelurahan/Desa dan Kecamatan,
jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai pada tahun
2018 berjumlah 14.867 jiwa.
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelurahan Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
1 Kereng 0 - 12 bulan 235 321
Bangkirai > 1 - 5 tahun 891 724
> 5 - < 7 tahun 1023 874
> 7 - < 15 tahun 1247 379
> 15 – 56 tahun 1344 1874
> 56 tahun 371 525
2 Sabaru 0 – 12 bulan 13 32
> 1 – 5 tahun 211 178
> 5 - < 7 tahun 43 47
> 7 - < 15 tahun 1079 907
> 15 – 56 tahun 1056 1090
> 56 tahun 213 190
3
Dari keterangan Tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa
distribusi penduduk di kelurahan Kereng Bangkirai dan kelurahan sabaru
berdasarkan kelompok umur lebih banyak usia produktif.
4
No Jenis Pekerjaan Kereng Sabaru
Bangkirai
1 Petani 512 931
2 Buruh tani - 145
3 Pertukangan 214 25
4 Pedagang 165 50
5 Pegawai negeri 321 87
6 Pengrajin industri 45 10
7 Peternak 47 23
8 Nelayan 390 123
9 Montir 23 25
10 Asisten rumah tangga 14 -
11 POLRI 16 -
12 Pensiunan 199 -
13 Pengusaha kecil dan menengah 6 -
14 Jasa pengobatan alternative 3 -
15 Dosen swasta 11 -
16 Tukang batu 52 -
17 Tukang kayu 25 -
18 Karyawan 3 -
5
No Kelurahan Luas Jumlah Kepadatan
(Ha) Penduduk (jiwa)
1. Kereng 27050 9808 0,36 jiwa/km2
bangkirai
2. Sabaru 1772 5059 2,8 jiwa/km2
Jumlah 28822 14867 1,94 jiwa/km2
Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Diwilayah UPT Puskesmas Kereng
Bangkirai Tahun 2018
Sabaru dengan kepadatan 2,8 jiwa/km2. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kedua kelurahan tersebut termasuk dalam kategori tidak padat. Hal ini
sangat berdampak kepada tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran
penyakit di wilayah Puskesmas Kereng Bangkirai.
6
adalah musim penghujan dan musim kemarau faktor keadaan iklim ini sangat
berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti Diare, dan ISPA yang
cenderung akan menjadi semakin banyak apabila pada musim kemarau.
7
A: Aman ( Adanya jaminan keselamatan pasien dalam pelayanan, adanya
keamanan petugas dalam melakukan pelayanan baik dalam gedung
maupun luar gedung )
S: Sopan ( Memberikan pelayanan dengan ramah tamah dan menghargai
sasaran, menyesuaikan budaya lokal )
I: Inovatif ( Senantiasa memunculkan hal-hal baru dalam menciptakan
pelayanan bermutu bagi masyarakat )
N: Nyaman ( Memprehatikan tempat pelayanan agar nyaman bagi pasien,
memberikan pelayanan yang menimbulkan kenyamanan bagi pasien )
T: Tanggung Jawab ( Mengetahui dan menjalankan keseimbangan antara
hak dan kewajiban )
A: Aktif ( Bekerja giat, penuh dedikasi dan mempunyai gagasan/ide yang
mendukung perbaikan kinerja )
8
D. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
1. Posyandu
Dengan jumlah posyandu 16 tempat terdiri dari Posyandu Balita
13 tempat dan Posyandu Lansia 3 tempat.
Tabel 1.5 Posyandu Balita
No Kriteria Jumlah Nama Posyandu
1 Mandiri - -
2 Purrnama - -
3 Pratama 6 Permata Ibu, Harapan Bunda,
Sehat Bahagia, Kenanga,
Cempaka
4 Madya 7 Abadi, Kuntum Mekar,
Harapan Kita, Permata Hati,
Panenga, Kasih Bunda, Mawar
9
E. Ketenagakerjaan
Puskesmas Kereng Bangkirai memerlukan jenis ketenagaan
bidang Kesehatan Lingkungan (Sanitarian), Apoteker, dan tenaga non
medis dibidang administrasi, yang berbasis keuangan teknik
informatika dan rekam medis. Berikut data ketenagaan berdasarkan
pendidikan dan status kepegawaian.
10
G. Struktur Organisasi
c) Program KIA - KB
11
e) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Program UKS/UKGS.
a) Rawat jalan
b) Farmasi
c) Laboratorium
d) PONED
12
3.1.2 Sepuluh obat dengan penggunaan terbanyak diwilayah kerja Puskesmas
Kereng Bangkirai tahun 2018
13
Kalimantan Timur. Saat ini, MOU telah berakhir pada bulan juni
2019 dan saat ini sedang dalam proses pembaharun MOU.
2. Limbah medis cair
Untuk proses pembuangan limbah cair pada awal tahun 2019,
direncanakan untuk penggunaan IPAL dan dapat direalisasikan oleh
Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya pada akhir tahun 2019, untuk
saat ini pengolahann limbah cair menggunakan metode biofil.
Pomosi Kesehatan
Tabel 1.12 Capaian Program Promosi Kesehatan
No Kegiatan Program Satuan Sasaran Capaian Target Kinerja
1 Rumah Tangga berPHBS 65% 500 401 80,2% +15,2%
2 Institusi Pendidikan (Sekolah) 80% 13 11 84,6% + 4,6%
3 Kader Aktif 100% 1 1 100% 0
UpayaKesehatan Lingkungan
Tabel 1.13 Hasil program kegiatan kesehatan lingkungan puskesmas kereng
bangkirai tahun 2018
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 Inspesksi Sanitasi TTU 65% 7 6 85,7% +20,3%
2 Inspesksi Sanitasi Sarana Air 80% 25 22 88% +8%
Minum
3 Advokasi pada lintas Sektor 95% 7 7 100% +5%
4 Inspeksi Sanitasi Rumah 100% 200 180 90% -10%
5 Inspeksi Sanitasi TPM 100% 16 15 93,7% -6,3%
6 Penyuluhan Kesehatan 100% 10 9 90% -10%
Lingkungan Pada Masyarakat
14
Upaya Kesehatan Ibu-Anak serta Keluarga Berencana
Tabel 1.14 Hasil Target dan Pencapaian Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan
Anak
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 Akseptor KB aktif 70% 1.463 1.383 94,5% +24,5%
2 Deteksi Bumil Resiko Tinggi 100% 41 44 107,3% +7,3%
3 Kunjungan Ibu Nifas 90% 196 182 92,8% +2,8%
4 Persalinan oleh Bidan 90 % 196 180 91,8% +1,8%
5 Fe(90) 1 Ibu Hamil 90% 205 199 97% +7%
6 Fe(90) 3 Ibu Hamil 90% 205 188 91,7% +1,7%
7 Kunjungan K4 95% 205 188 91,7% -3,3%
8 Deteksi dan Stimulasi Tumbuh 90% 685 364 53% -37%
Kembang Balita dan Pra-Sekolah
15
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tabel 1. 16 Hasil Target dan Pencapaian Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular
Kegiatan Program Satuan Sasaran Capain Target Kinerja
No
1 PE DBD 100% 16 21 131,2% +31,2%
2 Pengobatan TB 100% 12 12 100% 0
3 Penemuan Kasus PMS 100% 3 3 100% 0
4 Kunjungan Pneumonia 100% 8 8 100% 0
5 Pelaksanaan BIAS 100% 2 2 100% 0
6 Angka Bebas Jentik 95% 187 101 54% -41%
7 Imunisasi Campak 90% 197 162 82,4% -7,6%
8 Imunisasi Hbo 90% 197 163 83,3% -6,7%
9 Imunisasi DPT-Hb-Hib 90% 197 136 69% -21%
16
dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi
nyamuk penular karena banyak tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi
pada musim penghujan.4
Kegagalan distribusi pestisida telah meningkatkan minat dalam
pendekatan perawatan kesehatan primer, dengan keterlibatan masyarakat untuk
mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk (Andersson et al., 2015). Oleh
karena itu progam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus
perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim
penghujan. Progam PSN yaitu; 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang
sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat
penampungan air minum, tempat penampungan lemari es dll, 2) Menutup, yaitu
menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan
lain sebagainya, 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang
memiliki yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan sarang
nyamuk.4
Upaya PSN dan penyuluhan perlu disempurnakan dengan gerakan yang
mengikutsertakan masyarakat didalamnya secara langsung dalam menanggulangi
kasus DBD yang terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Azam, Azinar, &
Fibriana) diketahui bahwa 69 (54,8 %) dari 126 rumah yang diperiksa masih
ditemukan jentik nyamuk, selain itu 59 keluarga (46,8 %) belum melaksanakan
PSN dengan baik, dan sebanyak 65 keluarga (51,6%) masih memiliki sikap
negatif terhadap kegiatan PSN. Dorongan dan dukungan untuk melakukan PSN
perlu dilakukan sebagaimana dalam penelitian (Nuryanti) bahwa ketersediaan
informasi mengenai PSN dan peran petugas kesehatan menentukan perilaku PSN
masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya PSN juga perlu digalakkan
sebagaimana dalam penelitian (Masruroh & Santik) yang menyatakan bahwa
tingkat pengetahuan mempengaruhi konsistensi perilaku PSN.4
Berdasarkan analisis data dari Puskesmas Kereng Bangkirai yang
didasarkan kriteria target pada tabel menunjukkan bahwa rumah yang terdapat
17
jentik masih cukup banyak, yaitu 101 yang tercapai dari target 187 rumah sebesar
54% dan menjadi program dengan capaian angka paling rendah. Rendah nya
angka capaian mengenai angka bebas jentik disebabkan karena beberapa faktor,
yaitu petugas memiliki tugas rangkap, kurang nya inovasi metode serta
optimalisasi di wilayah kerja puskesmas kereng bangkirai, tidak pernah dilakukan
penyuluhan pada saat inspeksi, terbatasnya fasilitas, terbatasnya biaya
operasional. Hal tersebut menjadi masalah yang memerlukan alternatif pemecahan
masalah untuk mendapatkan solusi yang baik agar angka capaian angka bebas
jentik meningkat untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan dan
meningkatkan kulitas hidup yang berada di lingkungan sekitar.1,2
18