Kelompok 3 HDR
Kelompok 3 HDR
PENDAHULUAN
1
2
1.4.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah situasional.
2.2 Etiologi
1. Faktor predisposisi
a). Faktor yang mempengaruhi harga diri
3
4
2. Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stresor
dapat mempengaruhi komponen. Stresor yang dapat mempengaruhi
gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses
patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh
kembang, prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stresor yang
dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh
yang tidak tepat misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
sodara, kesalahan dan kegagalan berulang, citacita tidak terpenuhi dan
kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stresor pencetus dapat berasal dari
sumber internal atau eksternal:
a) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan pristiwa yang mengancam kehidupan.
b) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
perunit waktu. Terapi sinar berlangsung dalam waktu yang tidak lama .
Namun cepat menimbulkan efek terapi. Kebanyakan klien merasa
sembuh 3-5 hari tetapi klien dapat kembali kambuh jika terapi dihentikan.
Terapi ini dapat menurunkan 75% gejala depresi yang dialami klien
depresi minum dingin atau gangguan afektif
musiman. Efek samping yang terjadi setelah dilakukan terapi dapat
berupa nyeri kepala, insomnia, kelelahan, mual, mata kering, keluar
sekresi dari hidung dan rasa lelah pada mata.
3. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi
diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan ( Stuart &
Gail, 2017 ).
a. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :
1) Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas
diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi
secara obsesif )
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara (
misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok,
gerakan atau genk )
3) Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas )
4) Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat
identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya,
penyalahgunaan obat )
4. Sumber Koping
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan prilakunya, mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi : Aktifitas olah raga
dan aktifitas diluar rumah, hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif,
kesehatan dan perwatan diri, pendidikan atau pelatihan, pekerjaan, vokasi
atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan kreatifitas,
hubungan interpersonal. ( Stuart & Gail,2016 ).
Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat
digunakan adalah:
1) Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak.
2) CT Scan, untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
3) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), melihat
wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak dan
menggambarkan perubahan-perubahan aliran darah yang terjadi.
4) Magnetic Resonance Imaging (MRI), suatu tehnik radiologi dengan
menggunakan magnet, gelombang radio dan komputer untuk
mendapatkan gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi
perubahan yang kecil sekalipun dalam struktur tubuh atau otak.
d. Performa Peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran
yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang di ambil adalah peran terpilih atau
dipilih oleh individu.
e. Identitas Pribadi
prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertangguang jawab
terhadap kesatuan, kesinambungan,konsisten dan keunikan
individu.prinsip tersebut sama artinya dengan otonomi dan mencakup
persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada
masa bayi dan terus berlanjut sepanjang kehidupan,tetapi merupakan
tugas utama pada masa remaja.
13
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negative mengenai
diri dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah
situasional tidak ditangani segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga
diri rendah kronik. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah:
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis.
d. Penurunan produktivitas.
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan
seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani
menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk dan bicara lambat dengan nada
suara lemah.
4.2 Saran
a. Bagi Perawat
Dalam proses keperawatan hendaknya selalu menerapkan ilmu dan
kiat keperawatan sehingga pada saat menerapkan tindakan keperawatan
secara professional dan hendaknya meningkatkan komunikasi terapeutik
terhadap klien sehingga asuhan keperawatan dapat tercapai.
b. Bagi Keluarga
Bagi para anggota keluarga nya yang pernah megalami gangguan
kejiwaan khususnya harga diri rendah untuk selalu memberikan
pengawasan dan contoh secara rutin setelah dilakukan perawatan di rumah
sakit.
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-
apa, mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri, klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas
menurun, cemas dan takut
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional
3. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan
Mas? Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswi
STIKes Yatsi Tangerang, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama
Mas siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih
satu kegiatan untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang
tamu Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring
……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang
kedua………sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan).Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas ya. Coba lihat ,sudah rapikah tempat
tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal
dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir masukkan
.Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita
lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan
T ( tidak) melakukan .
3. Terminasi :
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? iyaa?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya , merapikan tempat tidur
, yang sudah Mas praktekkan dengan baik sekali Coba ulangi bagaimana
cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..