1. Herba 1
rimpang. Susunan daun tunggal, bentuk daun perisai, tepi daun berombak,
permukaan daun mengkilat, warna daun hijau kemerahan, tekstur seperti selaput,
pangkal daun berlekuk, ujung daun membulat, panjang daun 21 cm, lebar daun 16
cm, daun mengapung di permukaan air. Bunga tunggal, terletak di ujung batang,
mahkota bunga berjumlah 20 dengan warna putih, benang sari tak hingga, tangkai
sari dan kepala sari tak hingga, putik berjumlah 1 dan memiliki buah. Herba 1
40
41
bunga yang cantik dengan tenda bunga yang berwarna putih serta dapat
tumbuhan dengan ciri-ciri berakar rimpang di dalam tanah. Helaian daun lebar
bawah daun berwarna ungu tua. Bunga menutup pada siang hari, daun kelopak
melekat pada dasar bunga, daun mahkota berjumlah 13-28, bisa berwarna putih,
kadang-kadang ros atau merah, benang sari kurang dari 100, mahkota di pisah
oleh ruang yang kosong, tangkai sari lebar dan pipih, buah berupa spons yang
masak di dalam air. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan
2. Herba 2
rimpang dengan warna akar kecoklatan, bentuk batang bulat dengan warna hijau
kekuningan, susunan daun tunggal, bentuk daun bulat telur, tepi daun rata,
permukaan daun licin, berwarna hijau, tekstur agak tebal, pangkal daun bulat,
ujung daun membulat, panjang daun 19 cm, lebar daun 27,5 cm, macam
perbungaan tunggal dengan letak bunga di ujung batang, tenda bunga berjumlah
23 dengan keadaan tersusun berseling berwarna merah muda, benang sari dan
tangkai sari tak terhingga dan putik berjumlah 1. Herba 2 merupakan tumbuhan
yang berpotensi sebagai tanaman hias karena memiliki tenda bunga yang
tumbuhan dengan ciri-ciri berakar rimpang di dalam tanah. Helaian daun lebar
bawah daun berwarna ungu tua. Bunga menutup pada siang hari, daun kelopak
melekat pada dasar bunga, daun mahkota berjumlah 13-28, bisa berwarna putih,
kadang-kadang ros atau merah, benang sari kurang dari 100, mahkota di pisah
oleh ruang yang kosong, tangkai sari lebar dan pipih, buah berupa spons yang
masak di dalam air. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan
3. Herba 3
dengan warna kecoklatan, ciri khusus memiliki akar seperti gabus yang berwarna
putih sehingga dapat mengapung di permukaan air. Arah tumbuh batang tegak
lurus, benuk bulat, percabangan monopodial dengan warna hijau muda dan tinggi
batang 54-72 cm. Bentuk daun lanset dengan susunan daun tersebar, tepi daun
bergerigi, permukaan daun licin, warna daun hijau, tekstur seperti kertas, pangkal
daun runcing, ujung daun runcing, panjang daun 8 cm, lebar daun 1 cm , ciri
letak bunga di ketiak daun, jumlah mahkota 5 dengan warna kuning, keadaan
dengan ciri-ciri berhabitus herba dengan arah tumbuh tegak dengan tinggi 15-150
cm, susunan daun tersebar, bentuk memanjang atau lanset dengan panjang 1-10
cm. Mahkota berjumlah 4-5, berwarna kuning cerah, kelopak berjumlah 4, benang
sari banyak dan kepala sari 2. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil
hyssopifolia.
4. Herba 4
dengan warna putih. Tumbuh merayap dengan panjang 40 cm, bentuk batang
bulat, warna hijau muda batang memiliki alat pengapung untuk dapat mengapung
diatas permukaan air. Susunan daun tersebar dengan bentuk daun bulat telur, tepi
rata, permukaan licin, berwana hijau, pangkal daun membulat, ujung daun
45
runcing, panjang daun 5 cm dan lebar 3 cm. Bunga majemuk, terletak diujung
batang, mahkota berjumlah 5 berwarna putih dan bagian dasar bunga brwarna
kuning, tangkai sari berjumlah 10, jumlah putik 1. Herba 4 merupakan tumbuhan
yang berpotensi sebagai tanaman hias karena bunga ini memiliki warna mahkota
yang cukup menarik mata yaitu mahkota berwarna putih dengan warna kuning
50 cm. Akar menggantung kebawah, panjang dan tipis berwarna putih dan kenyal.
Daun berbentuk bulat telur terbalik lonjong 0,5-7 cm dan lebar 0,7-4 cm,
berwarna krim putih dan kuning gelap di dasar, Kelopak bunga berjumlah 5 dan
berbulu, benang sari berjumlah 10. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan
5. Herba 5
berwarna coklat. Arah tumbuh batang tegak lurus, bentuk bulat beruas, tinggi 29
cm, warna hijau muda dan memiliki selaput bumbung. Susunan daun berseling,
bentuk daun lanset, tepi daun rata, warna hijau, tekstur seperti kertas, permukaan
daun kasap, pangkal dan ujung daun runcing. Panjang daun 7-11 cm, lebar 4 cm,
daun bertangkai pendek. Bunga majemuk dan letaknya terminal. Tenda bunga
sari dan tangkai sari berjumlah 5, kepala sari berjumlah 2, tangkai putik berjumlah
merupakan bunga majemuk berbentuk bulir dengan tenda bunga yang berwarna
putih.
dengan ciri-ciri herba menahun dengan tinggi 0,4-0,8 m, pada batang ada selaput
bentuk lanset, pangkal dan ujung daun runcing dengan noda coklat sekitar 1,5-3
cm. Berbunga 3-5 bunga, bunga berbentuk bulir semu silindris panjang 2-6 cm,
tenda bunga berjumlah 5, berwarna putih, putih kehijauan atau ros. Benang sari
berjumlah 4-9, tangkai putik kerapkali berjumlah 3. Ciri-ciri pada deskripsi diatas
sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan bahwa herba 5 adalah
Polygonum barbatum L.
6. Herba 6
dengan warna coklat dengan ciri menjulur ke dalam air. Bentuk daun bulat, tepi
rata, permukaan berbulu halus dan rapat, warna hijau muda, tekstur berdaging dan
tanaman hias dilihat dari segi daunnya karena tumbuhan ini memiliki daun yang
dapat mengapung mendatar diatas air dan memiliki rambut sangat rapat pada
pangkal daun.
48
bercabang sedikit atau tidak bercabang. Daun bersatu menjadi tiga karangan yang
rapat, dua daun dari tiap karangan mengapung, tangkai pendek dan berambut, tepi
rata dan daun yang ketiga menggantung di dalam air, dengan tajuk berbentuk
rambut dan juga berfungsi sebagai akar. Helaian daun berbentuk lonjong
memanjang dan ujung membulat dengan ukuran 5-7 mm, warna hijau muda. Ciri-
ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat
7. Herba 7
dengan warna coklat kehitaman. Tinggi batang 0,4 cm, arah tumbuh tegak lurus,
bentuk bulat, warna coklat ciri kususnya batang sangat pendek. Susunan daun
49
berupa roset, daun tunggal, bentuk daun bulat, tepi daun rata, permukaan daun
berambut, warna daun hijau muda, berdaging, pangkal daun bulat, ujung daun
membulat panjang daun 3-5, lebar daun 2-4 cm. Herba 7 merupakan tumbuhan
yang berpotensi sebagai tanaman hias yang dilihat dari segi daun karena memiliki
ciri khusus pada pangkal daun terdapat berupa rambut sehingga daun tidak mudah
ciri-ciri herba, tinggi 5-10 cm. Akar menggantung di air. Batang pendek dan tebal,
tegak lurus, dengan tunas menjalar. Daun berjejal rapat menjadi roset, berbentuk
taji sampai persegi tiga terbalik, ujung daun membulat lebar dan sedikit melekuk
ke dalam, dengan pangkal daun yang serupa spons dan berambut, kerapkali
keriting, bunga terdapat jantan dan betina hanya memiliki 1 benang sari, tangkai
sati berbetuk kerucut dan pendek, kepala putik lebar, buah buni berwarna merah
dengan musim pada bulan Maret-Agustus. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai
dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan bahwa herba 7 adalah Pistia
stratiotes L.
50
8. Herba 8
coklat dengan ciri khusus dapat mengapung di air. Batang tidak ada. Daun
tunggal, tersusun berjejal di atas akar (roset akar), warna hijau, panjang daun 7,4
cm, lebar daun 7,5 cm bentuk bulat telur, ujung meruncing, pangkal meruncing,
tepi rata, permukaan mengkilat dengan ciri khusus tangkai daun menggelembung
yang memiliki rongga udara. Bunga majemuk terletak di ujung tangkai berbentuk
bulir, mahkota berjumlah 5, mahkota daun tidak berlekatan, warna ungu muda,
tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias karena bunganya menarik yang
berumpun.
tumbuhan dengan ciri-ciri berhabitus herba yang mengapung, daun dalam roset,
helaian daun bulat telur, bunga berbentuk bulir, bertangkai panjang, berbunga 10-
51
35, tangkai dengan 2 daun pelindung dengan helaian kecil dan pelepah yang
berbentuk tabung. Poros bulir berbentuk persegi. Panjang tabung tenda 1,5-2 cm
dengan warna pangkal hijau dan ujung pucat, memiliki 6 tajuk panjang 2-3 cm
dengan keadaan membengkok. bakal buah beruang 3 dengan banyak biji. Ciri-ciri
pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan
9. Herba 9
berwarna coklat. Batang membentuk pelepah, dengan arah tumbuh tegak lurus,
tinggi 40 cm berwarna hijau. Daun tunggal berbentuk bulat telur, pangkal daun
bertoreh dengan bangun jantung, ujung daun runcing, tepi daun rata berwarna
hijau, tekstur seperti kertas, permukaan daun mengkilat, panjang daun 23 cm dan
lebar 12 cm. Bunga majemuk, letak di ujung pelepah daun, tenda bunga berjumlah
52
6 berwarna biru terang, benang sari berjumlah 6 dan kepala sari berjumlah 5
tumbuhan dengan ciri-ciri berhabitus herba, akar rimpang dan pendek. Tinggi 30-
125 cm. Batang berdiri tegak membentuk pelepah. Helaian daun berbentuk bulat
telur memanjang sampai bulat telur melebar dan muncul di luar air. Pangkal
berbentuk jantung dan taju berbentuk membulat lebar. Bunga berada di dalam
pelepah daun yang duduk di ujung. Bunga berbentuk tandak atau bentuk payung,
tidak bertangkai berbunga 15-60 bunga. Tenda bunga berwarna biru ungu,
panjang taju 1-1,5 cm. Benang sari berjumlah 6, kepala sari berjumlah 5 berwrna
kuning dan 1 kepala sari lebih besar berwarna biru. Buah kotak, bulat memanjang
dan berkatup 3. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan
sehingga dapat dinyatakan bahwa herba 9 adalah Monochoria hastata (L.) Solms.
10. Herba 10
warna putih kecoklatan. Arah tumbuh batang menjalar, bentuk bulat, warna hijau
dan panjang 89 cm. Susunan daun tersebar, daun tunggal, bentuk daun bulat telur,
tepi daun rata, permukaan licin, warna daun hijau, tekstur seperti kertas, pangkal
daun membulat dan ujung daun meruncing, panjang daun 8 cm dan lebar daun 6
cm. Bunga majemuk, letak bunga di ketiak daun, mahkota berjumlah 5 dengan
keadaan menyatu, berwarna merah muda, benang sari berjumlah 5 berwarna putih,
tangkai sari berjumlah 3, kepala sari berjumlah 2 dan putik berjumlah 1. Herba 10
merupakan tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias karena bentuk bunga
ciri-ciri herba melilit atau menjalar dengan panjang 1-3 m. Batang gundul atau
hampir jadi. Daun tersebar, bentuk bulat telur, panjang 6-12 cm dan lebar 5-10
cm. Tangkai daun berbentuk silinder dan ramping dengan panjang 3,5-12 cm.
Bunga terletak diketiak, tegak melekat pada batang yang kuat. Daun kelopak
muda. Benang sari berjumlah 5 berwrna putih, berbulu di dasar bagian bawah dan
kepala sari berjumlah 2. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil
11. Herba 11
Gambar 23. Hasil Pengamatan Gambar 24. Ottelia alismoides (L.) Pers
Koley (2013)
coklat, tertancap di dalam tanah. Susunan daun berupa roset akar, bentuk bulat
telur, tepi daun bergelombang, permukaan daun licin, warna hijau muda, tekstur
tipis lunak, pangkal daun berlekuk, ujung daun tumpul, panjang 5 cm, lebar 3,5
cm, daun tenggelam di dalam air. Bunga tunggal, mahkota berjumlah 3, warna
putih dengan bagian dasar berwarna kuning, kelopak berjumlah 3, warna hijau
muda, benang sari berjumlah 7, warna kuning, putik 6, bunga tunggal berwarna
dalam roset akar, bulat telur panjang 5 cm. Panjang tangkai daun 8-50 cm,
55
panjang 2,5-6 cm, biasanya 3-5 sayap membujur, dimana 2 yang lebar keriting,
tidak rontok, panjang ±1,5 cm. Daun mahkota berwarna putih cerah dengan
pangkal kuning, bulat telur terbalik, benang sari 6-8, tangkai putik 5-10 berbelah,
diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan bahwa herba
12. Herba 12
dengan warna coklat. Arah batang tegak lurus dengan tinggi 50 cm, bentuk batang
bulat berwarna hijau muda, batang berongga dan bertikoma. Susunan daun
berseling, bentuk daun pita, tepi daun rata, permukaan daun kasap, berwarna
hijau, tekstur perkamen, pangkal daun membulat, dan ujung daun meruncing,
56
panjang 11 cm dan lebar 4 cm. Bunga majemuk tak terbatas, berbentuk bulir,
yang berpotensi sebagai tanaman hias karena bunga yang berbentuk bulir.
tumbuh tegak dengan tinggi 50-100 cm, batang berongga berwrna merah sering
keunguan. Daun berwarna hijau kebiruan, permukaan kasar, panjang daun 10-13
cm, bagian belakang daun berbulu halus. Bunga berbentuk malai, benang sari
berjunlah 3 dan kepala sari berwrna ungu. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai
13. Herba 13
di dalam tanah. Arah tumbuh batang tegak lurus, warna hijau tua, tinggi 100 cm,
57
batang memiliki duri yang tumpul dan muncul jauh kepermukaan air. Daun
tunggal, bentuk bulat, tepi berombak, permukaan licin, warna hijau, tekstur tipis
seperti selaput, pangkal dan ujung daun bulat, panjang daun 26 cm dan lebar 43
cm, daun muncul jauh kepermukaan air dan permukaan daun mengandung lapisan
lilin. Macam perbungaan tunggal, letak bunga ujung batang, kelopak berjumlah 2,
mahkota berjumlah 15 warna merah jambu, benang sari banyak berwana kuning,
putik banyak berwarna kuning, buah ada. Herba 13 merupakan tumbuhan yang
berpotensi sebagai tanaman hias karena bunga berwarna merah jambu yang
berbunga tanpa mengenal musim dan tumbuh menyembul jauh diatas permukaan
air.
ciri-ciri memiliki akar rimpang. Daun kelopak dua, daun mahkota banyak, benang
sari sangat banyak, kepala sari kuning, dasar bunga berbentuk kerucut terbalik.
Bunga muncul jauh kepermukaan air. Bakal buah banyak, buah semu. Panjang
tangkai bunga 75-200 cm, panjang tangkai daun 75-150 cm. Tangkai daun dan
tangkai bunga terdapat jerawat. Menurut Redaksi Agromedia (2007) bentuk daun
bulat, tepi berlekuk, daun bagian atas berwarna hijau keabu-abuan dan bawahnya
berwarna lebih muda, permukaan daun licin, tekstur kenyal. Ciri-ciri pada
deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan bahwa
14. Herba 14
warna kecoklatan. Arah tumbuh batang tegak lurus, berbentuk bulat, berwarna
bentuk lanset, permukaan daun kasap, warna daun hijau, tekstur seperti kertas,
tepi daun bergerigi, pangakal dan ujung daun runcing, panjang daun 7 cm dan
lebar 0,3 cm. Bunga majemuk, mahkota berjumlah 5 berwarna merah, kelopak
berpotensi sebagai tanaman hias karena memiliki mahkota yang unik dengan
dengan ciri-ciri arah tumbuh batang tegak, tinggi 0,3-1 m. Bentuk daun lanset,
pangkal daun ujung daun runcing, tepi daun bergerigi tajam. Bunga terkumpul 1-
3, daun kelopak berjumlah 2, daun mahkota berjumlah 5, warna ada merah, ungu,
putih atau berwarna-warni, kepala sari bersatu dan kepala putik berjumlah 5. Buah
59
berbentuk telur eliptis. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil
balsamina.
15. Herba 15
yang berwarna coklat. Arah tumbuh batang menjalar, dengan tinggi 30 cm, warna
hijau muda. Daun tunggal, berbentuk lanset, tepi daun rata, permukaan daun licin,
warna daun hijau, pangkal daun dan ujung daun meruncing, tekstur seperti kertas,
panjang daun 3 cm dan lebar 0,5 cm. Bunga tunggal, letak bunga diketiak daun,
tanaman hias karena memiliki bunga yang kecil dengan mahkota yang berwarna
biru.
60
dengan ciri-ciri berhabitus herba. Arah tumbuh menjalar dengan tinggi 0,2-0,6 m.
Helaian daun duduk, bulat telur memanjang atau bentuk lanset, dengan pangkal
yang tidak sama sisi. Bunga terdiri sendiri, berupa cabang berseling, berbunga 1-3
bunga. Daun pelindung berbentuk jantung dengan tepi bebas dan ujung
meruncing, panjang 1-3 cm. Daun kelopak berjumlah 3, daun mahkota berjumlah
3 bebas. berwana biru cerah. Bakal buah beruang 3, buah berbentuk kotak,
memanjang, biji berjumlah 3-5 biji dan biji bertonjolan bentuk jala. Ciri-ciri pada
deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga dapat dinyatakan bahwa
16. Herba 16
rhizoid Batang berwarna hijau dengan panjang 8 cm. Daun berbentuk seberkas
berwarna hijau. Bunga berbentuk tandan, terletak pada ujung batang. Mahkota
61
2 yang melekat pada dasar bunga dan kepala sari berjumlah 2. Herba 16
Merupakan tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias karena dari segi
bunganya yang berwarna kuning menarik, dan dapat dijadikan tumbuhan hias di
dalam aquarium.
dengan panjang 12-50 cm. Daun muda berbentuk seberkas, berwarna hijau pucat.
Bunga tegak, berbentuk tandan berjumlah 2-8 bunga, kelopak berjumlah 2, bulat
telur dan tumpul, berwarna hijau, bergaris. Mahkota bunga berjumlah 2 berwarna
kuning. Benang sari berjumlah 2 melekat pada dasar mahkota bunga dengan
kuning kecoklatan, sempit dan bersayap di sudut. Ciri-ciri pada deskripsi diatas
17. Herba 17
warna coklat kekuningan. Arah tumbuh batang tegak dengan tinggi 30 cm, bentuk
batang bulat, dengan warna hijau kekuningan. Daun berbentuk roset akar,
berbentuk bulat, tepi daun rata, permukaan daun licin, warna hijau kekuningan,
tekstur berdaging, pangkal daun berbentuk jantung dan ujung daun membulat,
panjang daun 16 cm dan lebar daun 3,9 cm, permukaan daun ada kutikula dan
berwarna putih, benang sari melekat pada dasar bunga yang berwarna kuning,
tanaman hias karena bunga yang berwana putih dan pada permukaan mahkota di
penuhi dengan bulu-bulu panjang, tegak dan berwarna putih sama dengan warna
mahkotanya.
tumbuhan dengan ciri-ciri perakaran geragih yang berakar di tanah. Tinggi 0,3-1
roset akar yang tenggelam, helaian daun bulat memanjang sampai jorong
melintang, dengan pangkal berbentuk jantung, panjang 6-30 cm, bertepata, sangat
tebal, sisi bawah merah atau hijau dan dengan bintik cekung. Bunga dalam berkas
yang berbunga banyak, bertangkai, putik tidak sama, berbilang 5(6). Tangkai
bunga 4-12 cm. Tabung mahkota kuning sebelah dalam dengan 5 tonjolan yang
berambut kuning. Taju mahkota putih penuh bulu serupa umbai yang panjang.
Benang sari tertancap pada pangkal mahkota, kepala putik berjumlah 2. Bakal
buah berbentuk botol, beruang 1. Buah bulat memanjang, tidak membuka, biji
63
banyak. Ciri-ciri pada deskripsi diatas sesuai dengan hasil pengamatan sehingga
jenis herba yang berpotensi sebagai tanaman hias. Dari data tersebut dapat
46 11 19 56
1 Batang Tanding
Nymphaea pubescens Willd
Nymphaceae
18 4 24 43
2 Talipuk
Nymphaea nouchali Burm F
37 78 16 31
3 Ludwigia hyssopifolia Papisangan
Onagraceae
Ludwigia adescendens (L.) 69 41 30 59
4 Gagabusan
Hara
Babatung/Nasi- 76 67 54 52
5 Polygonaceae Polygonum barbatum L.
nasi
Kayambang/ 111 95 56 110
6 Salviniaceae Salvinia molesta D.S.
Mitchell Kayapu
134 78 54 114
7 Araceae Pistia stratiotes L. Kayapu
Eichhornia crassipes 40 64 8 30
8 Ilung
(Mart.) Solms
Pontederiaceae
Monochoria hastata (L.) 10 23 25 22
9 Eceng
Solms
59 36 35 21
10 Convolvulaceae Ipomoea triloba L Balaran
9 10 5 24
11 Hydrocharitaceae Ottelia alismoides (L.) Pers. Eceng
Sacciolepis interrupta Kumpai 31 8 13 12
12 Poaceae
(Willd.) Stapf. Minyak
Kambang 24 12 20 3
13 Nelumbonaceae Nelumbo nucifera
Palilak
16 42 9 34
14 Balsaminaceae Impatiens balsamina Pacar Air
64
Lanjutan Tabel 1.
11 4 6 5
15 Commelinaceae Commelina nudiflora L. Rumput
18 12 20 5
16 Lentibulariaceae Utricularia aurea Lour. Ganggang
Tanding
Nymphoides indica (L.) 17 20 28 16
17 Gentianaceae Bidawang
O.K
yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias dan 14 famili. Famili terbesar yang
memiliki lebih dari satu jenis herba yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias.
Hias
Dalam Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan luas area
total seluas 125 x 125m x 4 stasiun (6,25 Ha) terhadap jenis tumbuhan herba yang
Jumlah
No Nama Ilmiah Nama Daerah Pi Ln Pi
Total
1 Nymphaea pubescens Willd Batang Tanding 132 -0,159
2 Nymphaea nouchali Burm F Talipuk 89 -0,122
3 Ludwigia hyssopifolia Papisangan 162 -0,181
4 Ludwigia adescendens (L.) Hara Gagabusan 199 -0,206
5 Polygonum barbatum L. Babatung/Nasi-nasi 249 -0,234
6 Salvinia molesta D.S. Mitchell Kayambang/ Kayapu 372 -0,288
7 Pistia stratiotes L. Kayapu 380 -0,291
8 Eichhornia crassipes (Mart.) Solms Ilung 142 -0,167
9 Monochoria hastata (L.) Solms Eceng 80 -0,113
10 Ipomoea triloba L Balaran 64 -0,096
11 Ottelia alisamoides (L.) Pers. Eceng 48 -0,078
12 Sacciolepis interrupta (Willd.) Stapf. Kumpai Minyak 151 -0,173
13 Nelumbo nucifera Kambang Palilak 87 -0,120
14 Impatiens balsamina Pacar air 101 -0,133
15 Commelina nudiflora L Rumput 26 -0,049
16 Utricularia aurea Lour. Ganggang 55 -0,086
17 Nymphoides indica (L.) O.K Tanding Bidawang 78 -0,111
2415 H’= 2,606
Jenis herba yang berpotensi sebagai tanaman hias dari Tabel 2 di dapat
kisaran yaitu, suhu udara 34-39oC, suhu air 28-30oC, pH air 7-7,3, kelembaban
66
udara 55-70%, intensitas cahaya 11712-19270 Lux, kecepatan angin 0-1,4 m/s,
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jenis Tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman hias di Rawa Tanpa
Hutan Desa Hakurung Dalam Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
dominasi oleh Herba. Rawa tanpa hutan merupakan rawa yang di dominasi oleh
penelitian di daerah rawa tanpa hutan Desa Hakurung Dalam Kecamatan Daha
penelitian rawa tanpa hutan yang dijadikan tempat penelitian didapatkan 17 jenis
tumbuhan herba yang berpotensi sebagai tanaman hias. Adapun tumbuhan herba
Hara, Polygonum barbatum L., Salvinia molesta D.S. Mitchell, Pistia stratiotes
L., Eichhornia crassipes (Mart.) Solms, Monochoria hastata (L.) Solms, Ipomoea
Lour, dan Nymphoides indica (L.) O.K. 17 jenis herba yang berpotensi sebagai
tanaman hias didapatkan jumlah total individu pada tiap jenis berbeda-beda
sedangkan pada famili yang lain hanya terdapat 1 jenis tumbuhan saja. Ketiga
famili tersebut habitatnya tumbuh di daerah rawa. Rawa merupakan air tergenang
dengan kecepatan arus yang kecil, hal ini dapat dilihat dari parameter lingkungan
kecepatan arus yang ukuran parameternya berkisar antara 0,04-0,25 m/s. Menururt
Menurut Steenis (2006) ketiga famili terbesar ini memiliki bentuk dan
warna bunga yang berbeda. Karakter bunga pada famili Nymphaeaceae menutup
pada siang hari, daun kelopak melekat pada dasar bunga, daun mahkota berjumlah
13-28, bisa berwarna putih, kadang-kadang ros atau merah. Famili Pontederiaceae
memiliki bentuk bunga tandan atau bentuk payung dan berbentuk bulir dengan
tenda bunga yang berwarna biru ungu dengan noda di tengah-tengah berwarna
memiliki bunga yang berwarna kuning cerah dan krim putih dengan kuning gelap
Dalam jenis tumbuhan yang berbunga, hal ini dikarenakan bahwa jenis tanaman
hias dapat dilihat dari segi bunganya dimana ketiga famili ini memiliki daya tarik
berupa bunga yang dilihat dari bentuk dan warnanya. Menurut Ratnasati (2007)
daya tarik tanaman hias bunga terletak pada bentuk, warna dan aroma.
68
hias dilihat dari segi daun dimana kedua tumbuhan ini memiliki daya tarik dari
bentuk dan warna. Salvinia molesta D.S. Mitchell memiliki daun yang bersatu
menjadi karangan yang rapat, dua daun dari tiap karangan mengapung dan daun
ketiga dari karangan menggantung di dalam air dengan warna daun hijau muda.
Pistia stratiotes L memiliki daun yang berjejal rapat menjadi roset berbentuk taji
sampai persegi tiga terbalik, ujung daun membulat lebar dan sedikit melekuk
kedalam, dengan pangkal daun yang berupa spons dan berambut (Steenis, 2006).
Menurut Ratnasari (2007) tanaman hias daun yaitu tanaman hias yang memiliki
bentuk dan warna yang unik. Tanaman hias daun adalah tanaman yang memiliki
warna-warni daun yang indah dengan bentuk daun atau tajuk bervariasi, unik dan
eksotik (Endah, 2007) sedangkan menurut Hasim (2009) keindahan tanaman hias
daun relatif lebih lama dari tanaman hias bunga karena masa vegetatif umumnya
pertama adalah jenis Pistia stratiotes L. dan jumlah terbesar kedua adalah jenis
Salvinia molesta D.S. Mitchell, hal ini dikarenakan jenis tumbuhan ini cocok di
habitat berupa rawa. Salvinia molesta D.S. Mitchell dan Pistia stratiotes L. dapat
sehingga lebih tumbuh dominan dari jenis tumbuhan yang lain. Menurut Ni’ma,
et. al. (2014) tanaman apu-apu (Pistia stratiotes L.) merupakan tanaman air yang
merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya
untuk menyerap unsur-unsur toksik pada air limbah. Tumbuhan ini hidup dari
menyerap udara dan unsur hara yang terkandung dalam air namun tumbuhan ini
dibandingkan jenis-jenis tumbuhan herba yang lainnya, tumbuhan ini dapat juga
terbawa oleh kerbau rawa yang melakukan aktivitas makan disekitar kalang
maupun yang jauh dari kalang. Menurut Rivers (2002) dalam Azim, et. al. (2014)
Pistia stratiotes L dapat bertahan hidup selama beberapa minggu ketika air surut.
Menurut Pieterse, et. al. (1981) dalam Neuenschwander, et. al. (2009) yang
tumbuhan. Kelembaban dan suhu udara merupakan komponen iklim mikro yang
meningkat dan kelembaban menurun (Fitriany, et. al. 2013). Kelembaban dan
suhu udara di rawa tanpa hutan Desa Hakurung Dalam berkisar antara 34-39oC
dan 54-70%.
suhu yang tepat untuk pertumbuhan Pistia stratiotes L berkisar antara 22-30°C
(Johnson, 2006) sedangkan pengukuran suhu air pada saat penelitian berkisar
antara 28-30°C, Menurut Neuenschwander, et. al. (2009) benih Pistia stratiotes L
dapat berkecambah dengan mudah pada suhu hangat (>20oC) pada air dangakal di
bawah intensitas cahaya tinggi, biji tidak berkecambah pada suhu <20 oC, tapi
dapat bertahan hidup setidaknya selama dua bulan di air dingin dengan suhu 4oC
dan beberapa minggu di es -5oC, hal ini menujukkan bahwa suhu air di daerah
Pistia stratiotes L. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik pada pH 4 dan tidak dapat
hidup pada pH 3 (Soerjani, 1987), Pistia stratiotes L dapat tumbuh optimal pada
pH 7 sedangkan air di rawa tanpa hutan Desa Hakurung Dalam berkisar antara
6,9-7,3. Tingkat keasaman (pH) air yang ada di tempat penelititan tidak
kedua, hal ini dikarenakan jenis tumbuhan ini dapat tumbuh dan berkembangbiak
secara cepat dan di pengaruhi oleh kondisi lingkungan (abiotik). Suhu berperan
71
dalam perkembangan Salvinia molesta D.S. Mitchell baik itu suhu udara maupun
suhu air. Menurut Dono (2013) Salvinia molesta lebih menyukai daerah tropis,
sub-tropis atau hangat dan dapat tumbuh optimal pada suhu air antara 20-30°C.
Suhu air yang diukur pada derah rawa tanpa hutan Desa Hakurung Dalam berkisar
antara 28-30°C, Tunas mengalami kematian setelah terpapar selama lebih dari
dua jam untuk suhu di bawah -3°C atau di atas 43°C. Salvinia molesta mampu
molesta untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan, hal ini yang menyebabkan
pertumbuhannya.
di badan air yang diam atau bergerak lambat. Kecepatan arus di daerah rawa tanpa
hutan berkisar antara 0,04-0,25 dimana kecepatan arus ini tergolong lambat. hal
ini bukan merupakan faktor yang menghambat tumbuhan tersebut. Menurut Sari
dan Usman (2012) kecepatan arus dapat dibedakan dalam 4 kategori yakni
kecepatan arus 0-0,25 m/s yang disebut arus lambat, kecepatan arus 0,25-0,50 m/s
yang disebut arus sedang, kecepatan arus 50 -1 m/s yang disebut arus cepat, dan
pada pH 6,0-7,5 sedangkan air di rawa tanpa hutan Desa Hakurung Dalam
berkisar antara 6,9-7,3. Menurut Barus (1999) dalam Luthfiana (2012) organisme
akuatik dapat hidup dalam suatu perairan nilai pH netral dengan kisaran toleransi
72
antara asam lemah dan basa lemah. pH yang ideal untuk organisme akuatik
54-70%.
baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhannya (Omon, 2007 dalam
Wijayanto & Nurunnajah, 2012) dalam (Fitriany, et. al. 2013). Berdasarkan
adaptasinya terhadap cahaya, ada tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh, dan
tidak memerlukan cahaya penuh (Tjitrosomo, 1985) dalam (Fitriany, et. al. 2013).
penting juga selain faktor lingkungan yang lain. Aktvitas kerbau rawa yang
larut didalam air, hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan
et. al (2013) Limbah kerbau merupakan bahan organik yang mudah terurai. Pupuk
organik mengandung unsur hara lengkap untuk pertumbuhan tanaman yang terdiri
berada di tepi rawa, pada saat penelitian rawa yang berada di Desa Hakurung
tenggelam, hal ini lah yang menyebabkan sedikitnya jumlah individu tumbuhan
jenis Commelina nudiflora L. Menurut Panda dan Misra (2011) dalam Swapna