Bahanajarmatematikadasar 140419005542 Phpapp02 PDF
Bahanajarmatematikadasar 140419005542 Phpapp02 PDF
BAHAN AJAR
Matematika Dasar
Disusun oleh
Tim Dosen
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Mata kuliah ini membahas tentang sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, akar
kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, sistem persamaan linear, fungsi
dan limit, turunan, aplikasi turunan, integral, serta penerapan integral.
B. Prasyarat
-
C. Petunjuk Belajar
Dalam perkuliahan ini, beberapa metode akan digunakan yaitu ceramah, tanya jawab,
dan diskusi. Metode ceramah dan tanya jawab akan digunakan dalam penyajian materi.
Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman materi mahasiswa dibentuk kelompok.
Mahasiswa diberikan soal-soal latihan untuk diselesaikan dan ada soal yang dikerjakan
secara individu dan ada pula soal yang dikerjakan dengan berdiskusi bersama teman dalam
kelompoknya.
2
i. Mahasiswa memahami materi limit dan kekontinuan fungsi
j. Mahasiswa memahami materi turunan
k. Mahasiswa memahami materi aplikasi turunan
l. Mahasiswa memahami materi integral
m. Mahasiswa memahami materi penggunaan integral
3
BAB II
SISTEM BILANGAN REAL
B. Uraian Materi
BILANGAN REAL
Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan
bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional
Bilangan Rasional
p
Adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk di mana p, q Z, dengan q
q
p
0.
q
Notasinya: Q = {x|x = dengan p, q Z, dengan q 0}
contoh : 1 4 57
, ,
3 9 1
Himpunan-himpunan berikut ada di dalam himpunan bilangan rasional :
Himpunan bilangan asli, N = {1,2,3,….}
Himpunan bilangan bulat, Z = {…-2,-1,0,1,2,……}
4
Jika Bilangan Real dinyatakan dalam suatu diagram dapat berbentuk sebagai berikut:
Z
Q
R
Desimal Berulang dan Tak Berulang
Desimal bilangan rasional adalah berakhir atau berulang dengan pola yang sama.
contohnya : 3/8 = 0.375, atau 0.3750000000….
13/11 =1.1818181818…
Setiap bilangan rasional dapat ditulis sebagai desimal berulang dan sebaliknya
contoh : x = 0.136136136….
y = 0.271271271…..
Buktikan x dan y merepresentasikan bilangan rasional !
Desimal bilangan irrasional tidak berulang dan sebaliknya,
contoh : 0.101001000100001….
Garis Bilangan
Setiap bilangan real berkorespondensi dengan satu dan hanya satu titik pada sebuah garis
bilangan, yang disebut garis bilangan real.
3
5
-4 2 -1 0 1 2 2 5
5
Sifat-sifat Aljabar Bilangan Real
Sifat – sifat aljabar menyatakan bahwa 2 bilangan real dapat ditambahkan, dikurangkan,
dikalikan, dibagi (kecuali dengan 0) untuk memperoleh bilangan real yang baru.
contoh:
2 + 5⅛ = 7⅛
5-0,4 = 4,6
4 x ¾= 3
3:4=¾
Sifat-sifat Lapangan (field) :
Hukum Komutatif :
x+y = y+x ; xy=yx
Hukum Assosiatif :
x+(y+z) = (x+y)+z, x(yz)=(xy)z
Hukum Distributif :
x(y+z) = xy+xz
Elemen-elemen identitas :
x + 0 = x ; x ·1 = x
Balikan (Invers) :
x+(-x) = 0 ; x·x-1 = 1
Sifat-sifat Urutan Bilangan Real
Bilangan real a disebut bilangan positif, jika a nilainya lebih dari 0, ditulis a > 0.
Contoh : 5 adalah bilangan positif, karena 5 > 0
Bilangan real a kurang dari b, ditulis a < b, jika b – a positif
Contoh : 2 < 5 karena 5 – 2 = 3 > 0
Untuk setiap bilangan real a, b, c berlaku sifat-sifat sebagai berikut
Trikotomi :
x < y atau x = y atau x > y
Ketransitifan :
Jika x < y dan y < z maka x < z
Penambahan :
x < y jika dan hanya jika x + z < y + z
Perkalian :
Bila z positif, x < y jhj xz < yz
Bila z negatif, x < y jhj xz > yz
6
Sifat-sifat Kelengkapan Bilangan Real
Sifat kelengkapan dari himpunan bilangan real secara garis besar menyatakan bahwa terdapat
cukup banyak bilangan – bilangan real untuk mengisi garis bilangan real secara lengkap
sehingga tidak ada setitikpun celah diantaranya
Contoh :
Nyatakanlah apakah masing-masing yang berikut benar atau salah!
a. -2 < -5
6 34
b.
7 39
Untuk setiap x, a, b R,
1. [a, b] = {x | a ≤ x ≤ b} disebut interval tutup
2. [a, b) = {x | a ≤ x < b} disebut interval setengah tertutup atau terbuka
3. (a, b] = {x | a < x ≤ b} disebut interval setengah terbuka atau tertutup
4. (a, b) = {x | a < x < b} disebut interval terbuka
Selain interval-interval di atas juga terdapat interval-interval tak hingga
1. (–∞, b] = {x | x ≤ b}
2. (–∞, b) = {x | x < b}
3. [a, ∞) = {x | x ≥ a}
4. (a, ∞) = {x | x > a}
5. (–∞, ∞) = {x | x R}
PERTIDAKSAMAAN
Menyelesaikan pertidaksamaan dalam x berarti mencari interval atau interval-interval dari
bilangan yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
Cara menyelesaikan pertidaksamaan:
1. tambahkan kedua sisi dengan bilangan yang sama
2. kalikan kedua sisi dengan bilangan positif
3. kalikan kedua sisi dengan bilangan negatif, tapi tanda ketidaksaman berubah
7
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan berikut dan gambarkanlah kumpulan solusinya pada garis bilangan
real!
a. 5x – 3 ≤ 7 - 3x
x2
2
b. x 4
c. (x – 1)2 ≤ 4
NILAI MUTLAK
x ,x 0
Definisi nilai mutlak : x
x,x 0
Jadi |x|≥ 0 untuk setiap bilangan real x dan
|x| = 0 jika dan hanya jika x = 0.
|x| dapat juga didefinisikan sebagai: x x2
Secara Geometri:
|x| menyatakan jarak dari x ke titik asal.
|x – y| = jarak diantara x dan y
Contoh:
1. |x+5| < 6
8
1. x 5 2 x 6
2. 2 x 11 x 1
3. Berapakah nilai a dan t yang memenuhi persamaan
t a a t?
Sistem koordinat adalah suatu metode untuk menentukan letak suatu titik dalam grafik. Ada
beberapa macam sistem koordinat yaitu:
9
Letak sembarang titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan variable berurutan (x,y). Titik
P(x,y) berarti bahwa jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y masing-masing adalah |y| dan |x|.
Apabila x < 0 (atau y < 0) maka titik P berada di sebelah kiri (atau sebelah bawah) titik asal O
dan apabila x > 0 (atau y > 0) maka titik P terletak di sebelah kanan (atau sebelah atas) titik
asal O. Dalam hal ini, x disebut absis titik P sedangkan y disebut ordinat titik P.
r
O
Definisi
Lingkaran adalah tempat titik-titik pada bidang datar yang berjarak sama terhadap titik tetap.
Titik tetap itu disebut titik pusat lingkaran, dan jarak titik-pada lingkaran ke pusat adalah jari-
jari lingkaran.
Y Perhatikan di samping.
A(x,y) Gambar di samping adalah sebuah
r
lingkaran pada bidang Cartesius yang
O(0,0)
X berpusat di O(0,0) dan barjari-jari r
satuan. Titik A(x,y) adalah sebarang
titik yang terletak pada lingkaran.
10
Berdasarkan Definisi 1, titik A(x,y) berjarak r satuan dari titik O(0,0).
Jarak A(x,y) ke O(0,0) adalah
|AO| = r
( x 0) 2 ( y 0) 2 = r
x2 y2 = r
x2 y2 = r 2 .
Contoh 1:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan pusatnya O(0,0).
Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan berjarijari 5 adalah
x 2 y 2 = 5 2 atau x 2 y 2 = 25.
Contoh 2.
Contoh 3
Y Tulislah persamaan lingkaran yang
A(12,5) berpusat di titik O(0,0) dan melalui titik
A(12,5)
O X
11
Jawab:
Jarak AO sama dengan jari-jari lingkaran, sebut r.
r= (12 0) 2 (5 0) 2
= 12 2 5 2
= 144 25
= 169
= 13 satuan.
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari-jari 13 satuan adalah
x 2 y 2 = 13 2 atau x 2 y 2 = 169.
Berdasarkan Definisi 1, pada Gambar 4, sebarang titik A(x,y) pada lingkaran berjarak r satuan
dari titik tetap P(a,b). Jarak A(x,y) ke P(a,b) adalah
r= ( a x ) 2 (b y ) 2
= ( x a ) 2 ( y b) 2
r 2 = ( x a ) 2 ( y b) 2 .
12
Catatan: Untuk a = 0 dan b = 0, titik P(a,b) adalah titik P(0,0). Persamaan lingkarannya
menjadi x 2 + y 2 = r 2 , yakni persamaan lingkaran yang berpusat di titik O(0,0) dan
berjari-jari r.
Contoh:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan berpusat di titik (2,4).
Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan berjari-jari 5 adalah
( x 2) 2 ( y 4) 2 = 5 2 atau ( x 2) 2 ( y 4) 2 = 25.
Persamaan Lingkaran x 2 + y 2 + A x + B y + C = 0.
Perhatikan persamaan
x 2 + y2 + A x + B y + C = 0
x 2 + A x + y2 + B y = - C
x2 + A x + 1
4 A 2 + y2 + B y + 1
4 B2 = 1
4 A2 + 1
4 B2 - C
( x 12 A) 2 ( y 12 B ) 2 = 1
4 A2 + 1
4 B 2 - C.
Contoh:
Carilah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya
x 2 + y 2 - 6 x + 4 y - 12 = 0.
Jawab:
Pada persamaan x 2 + y 2 - 6 x + 4 y - 12 = 0, nilai A = -6, B = 4 dan C = -12.
Misalkan pusat lingkarannya P dan jari-jarinya r.
Pusat lingkaran : P(- 12 A, - 12 B) atau P(3,-2)
Jari-jari : r = 1
4 A 2 14 B 2 C = 1
4 .36 14 .16 12 = 25 = 5 satuan.
13
Latihan
1. Lingkaran L1 = x2 + y2 + 2x -4y – 4, lingkaran L2 mempunyai pusat di (3,5) serta
menyinggung lingkaran L1. Tentukan persamaan lingkaran L2.
Garis Lurus
KOORDINAT KUTUB
Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu titik dengan menggunakan
koordinat kutub.
Koordinat kutub menunjukkan posisi relatif terhadap titik kutub O dan sumbu polar (ray)
yang diberikan dan berpangkal pada O.
Titik P dengan koordinat kutub (r, ) berarti berada diposisi:
- derajat dari sumbu-x (sb. polar)
( diukur berlawanan arah jarum-jam)
- berjarak sejauh r dari titik asal kutub O.
14
Perhatian:
jika r < 0, maka P berada di posisi yang
berlawanan arah.
r: koordinat radial
: koordinat sudut
Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam koordinat kutub
(r, ) = (- r, + n ), untuk n bil. bulat ganjil
= ( r, + n ) , untuk n bil. bulat genap
Example:
the following polar coordinates represent the same point
(2, /3), (-2, 4/3), (2, 7/3), (-2, -2/3).
Konversi koordinat kutub kedalam koordinat kartesius. Gunakan relasi:
x = r cos , y = r sin
Maka r2 = x2 + y2,
tan = y/x, jika x 0
Catt. menentukan
Jika x > 0, maka x berada di kuadran 1 atau 4
jadi -/2 < < /2 = arctan(y/x).
Jika x < 0, x berada di kuadran 2 atau 3,
= + arctan(y/x).
Pers. polar dari lingkaran berjari-jari a: r = a
Untuk lingkaran berjari a,
- berpusat di (0,a): r = 2a sin
- berpusat di (a,0): r = 2a cos
15
Konversikan persamaan kutub r = 2 sin kedalam sistem koordinat kartesius:
Kalikan kedua sisi dengan r:
r2 = 2r sin
x2 + y2 = 2y
x2 + y2 - 2y = 0
Jadi persamaan tsb. dalam koordinat kartesius adalah x2 + (y -1)2 = 1
Cari titik potong antara 2 persamaan kutub berikut:
r = 1 + sin and r2 = 4 sin .
Solusi:
(1 + sin )2 = 4 sin
1 + 2 sin + sin2 - 4 sin = 0
sin2 - 2 sin + 1 = 0
(sin - 1)2 = 0 sin = 1
Jadi sudut = /2 + 2n, dimana n = 0,1,…
Jadi salah satu titik potong: (2, /2)
Limaçon:
r = a + b cos , r = a + b sin
contoh : r = 3 – 5 sin θ
16
Mawar (Rose)
Persamaan berbentuk r = cos (n ) atau r = sin(n )
mempunyai grafik berbentuk mawar (rose);
dengan jumlah kelopak = n jika n ganjil,
2n jika n genap
Contoh : r = cos θ
Lemniscate:
r 2 a cos(2 ) atau r 2 a sin( 2 )
Contoh: untuk r 2 4 sin(2 )
17
Spiral:
Persamaan berbentuk r = n
Contoh : r =
18
19
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Bentuk umum:
Masing-masing pers berupa garis lurus. Penyelesaiannya adalah titik potong kedua garis ini.
20
Tiga Operasi Yang Mempertahankan Penyelesaian SPL
SPL
1. Mengalikan suatu persamaan dengan konstanta tak nol.
2. Menukar posisi dua persamaan sebarang.
3. Menambahkan kelipatan suatu persamaan ke persamaan lainnya.
MATRIKS
1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol.
2. Menukar posisi dua baris sebarang.
3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya.
Contoh:
…………(i)
…………(ii)
DIKETAHUI …………(iii)
21
…………(i)
…………(ii)
DIKETAHUI …………(iii)
Bentuk Echelon-Baris
Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:
22
maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.
Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:
1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen
tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.
2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.
3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading
1 baris berikut.
4. Setiap kolom yang memuat leading 1, elemen lain semuanya 0.
23
Bentuk Umum Echelon-Baris Tereduksi
Latihan:
Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb:
Metoda Gauss-Jordan
Ide pada metoda eliminasi Gauss adalah mengubah matriks ke dalam bentuk echelon-baris
tereduksi.
CONTOH: Diberikan SPL berikut.
24
-2B1 + B2B2
B2B2
5B2+B3 B3
B4 B4+4B2 1 3 -2 0 2 0 0
0 0 -1 -2 0 - 3 - 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 4 8 0 18 6
B3 ⇄ B4 B3 B3/3
-3B3+B2B2
2B2+B1B1
Akhirnya diperoleh:
Akhirnya, dengan mengambil x2:= r, x4:= s dan x5:= t maka diperoleh penyelesaian:
Di mana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak berhingga banyak
penyelesaian.
25
Bentuk ini ekuivalen dengan:
Eliminasi Gaussian
Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian menggunakan
substitusi mundur.
CONTOH:
Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian
26
PENYELESAIAN:
Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:
27
BAB III
FUNGSI DAN LIMIT
B. Uraian Materi
FUNGSI DAN OPERASI PADA FUNGSI
Dalam matematika, yang dimaksud dengan fungsi adalah aturan yang memetakan setiap objek
x di suatuhimpunan D (daerah asal) ke sebuah objek tunggal y di himpunan E (daerah hasil).
Fungsi yang akan dibahas di sini adalah fungsi dengan daerah asal D R dan daerah hasil
E R, yang sering dinyatakan dalam bentuk persamaan seperti
y = x2 atau f(x) = x2, x є R.
Contoh 1.
Fungsi f(x) = x2 memetakan setiap bilangan real x ke kuadratnya, yakni x2. Daerah asalnya
adalah R dan daerah hasilnya adalah [0,∞).
Contoh 2.
Fungsi g(x) = 1/x memetakan setiap bilangan real x ≠ 0 ke kebalikannya, yakni 1/x. Daerah
asalnya sama dengan daerah hasilnya, yaitu {x є R | x ≠ 0 }.
28
Operasi pada Fungsi
Seperti halnya pada bilangan, kita definisikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian pada fungsi, sebagai berikut:
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f – g)(x) = f(x) – g(x)
(f.g)(x) = f(x).g(x)
(f/g)(x) = f(x)/g(x)
asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi. Daerah asal f + g adalah irisan dari daerah asal f dan
daerah asal g, yakni {x є R | x ≠ 0 }.
Contoh
jika f(x) = x2 dan g(x) = 1/x, maka f + g
adalah fungsi yang memetakan x ke x2 + 1/x, yakni (f + g)(x) = x2 + 1/x.
Selain keempat operasi tadi, kita dapat pula mendefinisikan pangkat p dari fungsi f, yakni
f p(x) = [f(x)]p, asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi.
KOMPOSISI FUNGSI
Aturan fungsi komposisi
Fungsi g : A B dan h : B C dua fungsi dengan Dh = Rf. Pada gambar berikut
mengilustrasikan fungsi g bekerja lebih dulu baru dilanjutkan fungsi h. Fungsi g memetakan
x ke y dan h memetakan y ke z. Fungsi f memetakan x langsung ke z. Fungsi f : A C
adalah komposisi dari fungsi g dan h, yakni f = h g.
A B C
g h
x
y z
Perhatikan ilustrasi di atas, y = g(x) dan z = h(y). Fungsi f : A C ditentukan oleh rumus
f(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.
29
adalah fungsi komposisi g dan h, dan dinotasikan dengan f = h g.
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.
Perhatikan bahwa h g g h.
(h g)(x) = h(g(x)) g(h(x)) (g h)(x).
h g merupakan fungsi komposisi dengan g bekerja lebih dulu baru kemudian h, tetapi g
h merupakan fungsi komposisi dengan h bekerja lebih dulu baru g.
Contoh :
Misalkan dua fungsi g : R R dan h : R R, keduanya berturut-turut ditentukan oleh
rumus:
g(x) = 2x + 1 dan h(x) = x 2
a. Carilah (i) (h g)(3); (ii) (h g)(-5); dan (iii) daerah hasil f = h g.
b. Carilah x R, sehingga f(x) = 100, jika f = h g.
Jawab:
a. (i) (h g)(3) = h(g(3)) = h(2.3 + 1) = h(7) = 7 2 = 49.
(ii) (h g)(-5) = h(g(-5)) = h(2(-5) + 1) = h(-9) = (-9) 2 = 81.
(iii) Misalkan f = h g.
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) = h(2x + 1) = (2x + 1) 2 untuk semua x R.
Jadi Rf = {x R/ x 1}.
b. f(x) = 100, jika f = h g. Berarti f(x) = (h g)(x) = 100.
Berdarkan a(iii);
(2x + 1) 2 = 100
2x + 1 = 10 atau 2x + 1 = -10
x = 4 12 atau x = - 5 12 .
FUNGSI TRIGONOMETRI
Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut
1. Menentukan Rumus untuk cos (α ± β)
Titik A dan B pada lingkaran. OA = OB = 1 satuan. OA dengan sumbu x positif
membentuk sudut α . OB dengan sumbu x positif membentuk sudut β.
AOC = α dan BOC = β.
30
Dengan demikian koordiant titik A (cos α , sin α) dan B (cos β, sin β).
Y
A
B
α
X
β
O C
Jadi :
cos (α – β) = cos α cos β + sin α sin β
Jadi:
cos (α + β) = cos α cos β – sin α sin β
31
Contoh:
Tuliskan rumus cosinus sudut jumlah atau selisih berikut ini!
a. cos (2a – b)
b. cos (2p + 3q)
Jawab:
a. cos (2a – b) = cos 2a cos b + sin 2a sin b
b. cos (2p + 3q) = cos 2p cos 3q - sin 2p sin 3q
Buktikan bahwa:
a. cos( - A) = sin A
2
5 1 5 1 1
b. cos cos - sin sin = 2
8 8 8 8 2
1
c. cos p cos p + sin p sin p =
2 6 2 6 2
d. cos A cos A - sin A sin A = cos 2
Bukti:
a. cos( - A) = cos . cos A + sin . sin A
2 2 2
= 0. cos A + 1 . sin A
= sin A (terbukti)
5 1 5 1 5 1
b. cos cos - sin sin = cos
8 8 8 8 8 8
3
= cos
4
1
= 2 (terbukti)
2
c. cos p cos p + sin p sin p = cos p p
2 6 2 6 2 6
= cos
3
1
= (terbukti)
2
d. cos A cos A - sin A sin A = cos { A + A }
= cos 2 (terbukti)
32
2. Menentukan rumus sin
Rumus sinus jumlah dua sudut dapat ditentukan sebagai berikut ini.
sin = cos 90 0
= cos 90
0 Ingat !!
sin 90 0 = cos
= cos 90 cos + sin 90
sin
0 0
cos 90 0 = sin
= sin cos + cos sin
Jadi:
Sin = sin cos + cos sin
Setelah kita memperoleh sinus jumlah, yaitu sin kita dapat menentukan rumus selisih
dua sudut sebagi berikut:
sin = sin
Jadi:
sin = sin cos - cos sin
33
sin sin
cos cos
=
sin sin
1 .
cos cos
tan tan
=
1 tan tan
Jadi:
tan tan
tan (α+β) =
1 tan tan
Jadi:
cos 2α = cos2α – sin2α
34
Jadi:
cos 2α = 2cos2α – 1
2. Identitas Trigonometri
Rumus – rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan cosinus bersama-sama
dengan rumus- rumus yang terdahulu dapat digunakan untuk menunjukkan kebenaran dari
suatu identitas trigonometri
Contoh:
Buktikan identitas berikut!
a. (sin α + cos α)2 = 1 + sin 2α
b. sin 3α = 3 sinα – 4 sin3 α
cos 4 sin 4
c. cos 4
1 tan
4
Bukti:
a. (sin α + cos α)2 = sin2 α + 2 sin α cos α + cos2 α
= sin2 α + cos2 α + 2sin αcos α
= 1 + sin2 α
(terbukti)
b. 3 α dapat dinyatakan 2 α + α, sehingga :
sin 3 α = sin (2 α + α)
= sin 2 α cos α + cos 2 α sin α
= (2 sin α cos α)cos α + (1 – 2 sin2 α)sin α
= 2 sin α cos2 α + sin α – 2 sin3 α
= 2 sin α (1 – sin2 α) + sin α – 2 sin3α
= 2sin α – 2 sin3 α + sin α – 2sin3 α
= 3 sin α – 4 sin3 α
(terbukti)
35
cos 4 sin 4 (cos 2 sin 2 )(cos 2 sin 2 )
c. =
1 tan 4 (1 tan 2 )(1 tan 2 )
1.(cos 2 sin 2 )
=
1 cos 2 sin 2
( )
cos 2 cos 2
cos 2 sin 2
=
1 cos 2 sin 2
( )
cos 2 cos 2
cos 2 sin 2
=
1
(cos 2 sin 2 )
cos
4
1
=
1
cos 4
= cos4 α
(terbukti)
Latihan
a. Jika sin x cos x = a untuk 0 x , tentukan tan 2x.
4
m
b. Nilai maksimum dari adalah 25. Tentukan nilai m
15 sin x 8 cos x 25
36
LIMIT FUNGSI
Konsep Limit
Misalkan I = (a,b) suatu interval buka di R dan c I. Fungsi f(x) dikatakan terdefinisi di I
kecuali mungkin di c, artinya f(x) terdefinisi di semua titik pada I/{c} dan di c boleh
terdefinisi boleh juga tidak
.
Nilai bergantung pada pada sebarang x sehingga f(x) terdefinisi. Namun pada
nilai x = a tidak dipersoalkan.
Misalnya pada fungsi f(x) = 3x – 4, = 0,1 untuk = 0,3; dan = 0,001 untuk =
0,003. Karena |(3x – 4) – 5| = |3x – 9| = 3|x – 3|, maka relasi antara dan pada kasus ini
adalah = untuk nilai fungsi di sekitar x = 3.
3
Jika tidak ada nilai L yang memenuhi definisi limit, maka kita katakan lim f(x) = L
x a
tidak ada.
37
38
LIMIT SEPIHAK
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa fungsi f(x) mengalami loncatan pada x = 1
Sekarang coba lengkapi implikasi berikut:
39
Hasil terakhir menunjukkan bahwa limit kiri dari f(x) untuk x menuju 1 dari kiri bukan 1,5
limf x L ε 0, δ 0 c - x δ f x L ε
x c
40
KEKONTINUAN FUNGSI
Kekontinuan Sepihak
Fungsi f dikatakan kontinu kiri di x = c bila
Fungsi f dikatakan kontinu kanan di x = c bila
41
2. Periksa kekontinuan fungsi f yang diberikan oleh
sin x x 0
f x x ,
1 x 0
x sin x
4. Hitunglah lim
x 0
2x tan x
42
BAB IV
TURUNAN
Jika benda tersebut bergerak sepanjang lintasan y = f(x), maka perbandingan di atas
menunjukkan perubahan nilai rata-rata:
43
Misalkan fungsi f : R R ditentukan oleh rumus f: x f(x).
Y y = f(x) Gambar di samping adalah
f(a+h) B sketsa suatu kurva y = f(x).
Titik A(a,f(a)) dan B(a+h,f(a+h))
f(a) A adalah dua titik yang terletak pada
kurva.
Apa yang terjadi jika h mendekati
O a a+h X nilai nol?
f (a h) f (a )
Laju perubahan nilai fungsi (pada x = a) = lim .
h0 h
Lambang turunan fungsi yang rumusnya f(x) di titik x = a, adalah f(a) (dibaca: f aksen a).
f (a h) f (a )
f(a) = lim .
h0 h
f (a h) f (a )
Jika lim ada, maka dikatakan f terturunkan (terdiferensialkan) di a.
h0 h
f(a) adalah turunan fungsi f di x = a.
Contoh :
Misalkan f(x) = 18x 2 + 19. Carilah turunan fungsi f di x = 4.
Jawab:
Turunan fungsi f(x) = 18x 2 + 19x di x = 4 adalah f(4).
44
f ( 4 h ) f ( 4)
f(4) = lim
h0 h
(18(4 h) 2 19(4 h)) (18.4 2 19.4)
= lim
h0 h
(18.4 2 18.2.4h 18h 2 19.4 19h) (18.4 2 19.4)
= lim
h0 h
163h 18h 2
= lim
h0 h
= lim (163 + 18h)
h0
= 163.
Perhatikan untuk setiap anggota A kita memperoleh nilai baru di bawah f. Jadi kita
memperoleh fungsi baru yang diturunkan dari f, yaitu.
f : A R dengan A R.
Fungsi f ini disebut turunan f pada A, dan ditentukan oleh rumus:
f ( x h) f ( x)
f(x) = lim .
h0 h
Contoh:
Carilah turunan fungsi f yang ditentukan oleh rumus f(x) = 3x 3 .
Jawab:
Turunan fungsi f yang ditentukan oleh rumus f(x) = 3x 3 adalah
f ( x h) f ( x)
f(x) = lim
h0 h
3( x h) 3 3x 3
= lim
h0 h
3( x 3 3x 2 h 3xh 2 h 3 ) 3x 3
= lim
h0 h
45
3x 3 9 x 2 h 9 xh 2 3h 3 3x 3
= lim
h0 h
9 x 2 h 9 xh 2 3h 3
= lim
h0 h
= lim (9x 2 + 9xh + 3h 2 )
h0
= 9x 2 .
Perhatikan baik-baik tabel di atas, apakah kamu menemukan pola sehingga kamu
dapat mengisi …… di bawah x n ?
Jika f(x) = x n , maka f(x) = nx n 1 .
46
1
(4) Turunan pangkat negatif dari x, yaitu f(x) =
xn
Jika kita lihat kembali Latihan 7, nomor 7 dan dimasukkan ke table, akan terlihat
polanya turunannya, yaitu:
1 n
Jika f(x) = n
, maka f(x) = - n 1 .
x x
1
Karena = x n , maka pernyataan di atas setara dengan:
xn
Jika f(x) = x n , maka f(x) = -nx ( n1) .
Turunan f(x) yaitu f(x) dalam proses pencariannya menggunakan konsep limit, yakni
f ( x h) f ( x)
f(x) = lim .
h0 h
47
Latihan
1. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal kurva x3 – y3 =2xy di titik (-1,1)
2. Akan dibuat persegi panjang ABCD dengan titik sudut A(0,0), B di sumbu X, D di
sumbu Y dan C pada kurva y = a2 – x2. Tentukan ukuran-ukuran persegi panjang
tersebut agar luasnya maksimum
1
3. Tentukan titik-titik ekstrim dari fungsi f(x) = -2x3 + 3x2 pada [- ,2]
2
4. Kawat sepanjang 16 cm dipotong menjadi 2 bagian. Salah satu potongan dibentuk jadi
bujur sangkar dan potongan lainnya dibuat jadi lingkaran. Berapa ukuran potongan
tersebut agar :
- jumlah seluruh luasnya minimum
- jumlah seluruh luasnya maksimum
5. Carilah dua buah bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya maksimum
48
BAB V
INTEGRAL
Teorema 1.2
Dipunyai fungsi f dan g mempunyai turunan pada selang buka I. Jika f ' ( x ) g ' ( x ) pada
selang I, maka
f(x) = g(x) + k untuk suatu konstanta k.
Definisi 1.1
Dipunyai fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I. Fungsi F yang memenuhi F’(x) = f(x) pada
selang I disebut anti turunan
Definisi 1.2
Anti diferensial adalah bentuk paling umum dari suatu anti turunan atau primitif fungsi. Jika
F’(x) = f(x) pada selang buka I, maka anti diferensial dari fungsi f pada selang I adalah
y F ( x ) C untuk sembarang konstanta C.
Definisi 1.3
Dipunyai fungsi f terdefinisi pada selang buka I dan F adalah suatu anti turunan f pada selang
I. Proses menentukan anti diferensial dari fungsi f dinamakan integral tak tentu f pada I,
ditulis dengan lambang
f ( x) dx F ( x) C
dengan C sembarang konstanta dan dibaca integral tak tentu dari f terhadap variabel x.
Contoh 1.1
Dipunyai f ( x ) sin 2 x , F1 ( x) 12 cos 2 x , F2 ( x) sin 2 x , dan F3 ( x ) cos 2 x .
Periksa apakah F1 ( x) , F2 ( x) , dan F3 ( x) semuanya merupakan suatu anti turunan dari f(x).
Pemeriksaan:
d [ F1 ( x )] d [ 12 cos 2 x ] 1 d (cos 2 x ) d ( 2 x ) 1
( sin 2 x ) 2 sin 2 x f ( x )
dx dx 2 d (2 x) dx 2
49
d [ F2 ( x)] d [sin 2 x] d (sin 2 x) d (sin x)
2 sin x cos x sin 2 x f ( x) , dan
dx dx d (sin x) dx
d [ F3 ( x)] d [ cos 2 x] d (cos 2 x) d (cos x)
2. cos x ( sin x) sin 2 x f ( x)
dx dx d (cos x) dx
Jadi F1 ( x) , F2 ( x) , dan F3 ( x) semuanya merupakan suatu anti turunan dari f(x).
Contoh 1.2
Tentukan 2 x dx .
Penyelesaian:
Tulis f ( x ) 2 x dan F ( x) x 2 .
d [ F ( x)] d ( x 2 )
Jelas F ' ( x) 2 x f ( x) .
dx dx
Jadi F (x ) adalah suatu anti turunan f(x).
Jadi 2 x dx x 2 C .
c. Rangkuman
1. Fungsi F yang memenuhi F’(x) = f(x) pada selang terbuka I disebut anti turunan.
2. Anti diferensial adalah bentuk paling umum dari suatu anti turunan atau primitif fungsi.
3. Proses menentukan anti diferensial dari fungsi f dinamakan integral tak tentu f pada selang
buka I, ditulis dengan lambang f ( x ) dx F ( x ) C , dengan C
konstanta.
d. Latihan
Periksa kebenaran pernyataan berikut.
1. F0 ( x ) x 2 adalah anti turunan dari f ( x ) 2 x .
1
2. F ( x ) 1 x merupakan anti turunan dari f ( x)
2 1 x
3. F ( x ) x cos 2 x merupakan anti turunan dari f ( x ) cos 2 x 2 x sin 2 x
4. F ( x) x x merupakan anti turunan dari f ( x) x x .
50
Teorema 2.2 (Penggantian)
Dipunyai y g (x ) mempunyai turunan pada Dg dan Rg I dengan I adalah suatu selang. Jika
y f (x ) terdefinisi pada selang I sehingga F’(x) = f(x), maka
f [ g ( x)] g ' ( x) dx F [ g ( x)] C
Teorema 2.3 (Integral Parsial)
Jika u u (x ) dan v v (x ) adalah fungsi-fungsi yang mempunyai turunan pada selang buka I,
maka
u dv uv v du .
x n 1
3. x n dx C , n 1
n 1
4. sin x dx cos x C
5. cos x dx sin x C
6. sec 2 x dx tan x C
7. csc 2 x dx cot x dx
8. sec x tan x dx sec x C
9. csc x cot x dx csc x C
dx
10. 1 x 2
sin 1 x C cos 1 x C
dx
11. tan 1 x C cot 1 x C
1 x 2
dx
12. sec 1 x C csc 1 x C
x x 12
du u u
13. sin 1 C cos 1 C
a2 u2 a a
du 1 u 1 u
14. 2 tan 1 C cot 1 C .
a u 2
a a a a
du 1 u 1 u
15. sec 1 C csc 1 C
u u2 a2 a a a a
51
Contoh 2.1
Tentukan
(a) ( 2 x cos x ) dx
(b) ( x 3 2 x 6) 6 (3 x 2 2) dx
x
2
(c) sin x dx
Penyelesaian:
(a) ( 2 x cos x ) dx 2 x dx cos x dx
= ( x 2 C1 ) (sin x C 2 )
= x 2 sin x (C1 C 2 )
= x 2 sin x C .
(b) ( x 3 2 x 6) 6 (3 x 2 2) dx ( x 3 2 x 6) 6 d ( x 3 2 x 6)
(( x 3 2 x 6) 7
= C .
7
x sin x dx = x 2 sin x dx
2
(c)
= [ x 2 cos x cos x d ( x 2 )]
= x 2 cos x 2 x cos x dx
= x 2 cos x 2 x d (sin x )
= x 2 cos x 2( x sin x sin x dx )
= x 2 cos x 2 x sin x 2 cos x C .
Contoh 2.2
Tentukan
dx dx
(a) x 2
2x 5
(b) 4x x 2
Penyelesaian:
dx dx
(a) 2 = (x 1)
x 2x 5 222
1 x 1
= tan 1 C.
2 2
dx dx
(b) 4x x 2
= 2 2 ( x 2) 2
x2
= sin 1 C .
2
52
c. Rangkuman
Teorema kelinearan, teorema penggantian, dan teorema integral parsial merupakan teorema
integral yang mendasar dan harus dikuasai. Banyak soal integral yang bisa dibawa ke dalam
bentuk integral seperti yang tercantum dalam beberapa rumus teknis integral.
d. Latihan
Tentukan integral berikut.
1. x x 4 dx
2. cos x 1 sin x dx
x2
3. 1 x
dx
dx
4. 2
x 4x 9
5. x 2 cos x dx
Notasi Sigma
Perhatikan jumlah 10 bilangan asli pertama: 1 + 2 + 3 + …+ 10. Bentuk ini dapat ditulis
dengan
10
1 2 3 10 i
i 1
yang dibaca “sigma i, i dari 1 sampai 10”. Dengan cara serupa, dapat dinyatakan:
40
(a) 12 2 2 3 2 40 2 s 2
s 1
n
1 1 1 1 1
(b)
2 3 1 2 4 1 2 5 1 2 n 1 j 1 2 j 1
Teorema
n
(a) c nc untuk sembarang konstanta c,
i 1
n n
(b) c ai c ai , dan
i 1 i 1
n n n
(c) (c ai d bi ) c ai d bi
i 1 i 1 i 1
53
Induksi Matematika
Induksi matematika merupakan pembuktian kebenaran suatu pernyataan P(n) benar untuk
setiap bilangan asli atau bilangan cacah n. Dua langkah baku dalam induksi matematika,
yaitu:
(i) pertama P(1) benar dan
(ii) kedua P(k+1) benar apabila P(k) benar.
Jumlah Riemann
Pada bagian ini akan disajikan pengertian jumlah Riemann suatu fungsi yang merupakan
dasar pendefinisian integral tentu.
Definisi
Dipunyai [a,b] suatu selang tutup. Suatu partisi Pn untuk selang [a,b] adalah sembarang
himpunan yang terdiri (n+1) bilangan
{ x 0 , x1 , x 2 , , x n }
dengan a x0 x1 x 2 x n b .
Catatan:
Panjang subselang ke-i, dinyatakan dengan i x , yaitu i x xi xi 1 , i = 1, 2, 3, …, n
Panjang subselang terbesar dari partisi Pn dinyatakan dengan Pn dibaca dengan “norm Pn”.
Definisi
Dipunyai f : [ a, b] suatu fungsi, Pn suatu partisi untuk selang [a,b], dan titik sampel
t i [ xi 1 , xi ] . Bangun
n
R n f (t i ) i x .
i 1
Bangun Rn disebut Jumlah Riemann untuk f pada selang [a,b].
Integral Tertentu
Pada bagian ini didefinisikan pengertian integral tertentu sebagai limit jumlah Riemann.
Definisi
Dipunyai fungsi f : [ a, b] .
n
Jika lim
P o
f (t ) x
i 1
i i ada, maka dikatakan fungsi f terintegralkan secara Riemann pada
selang [a,b].
Selanjutnya ditulis
n b
lim f (t i ) i x f ( x) dx
P o
i 1 a
disebut integral tertentu (integral Riemann) fungsi f dari a ke b.
54
Catatan:
1) Definisi formal integral tertentu diberikan dengan - .
2) Dalam kasus selang [a,b] dibagi menjadi n bagian sama panjang, maka
P 0 n .
b
3) Pada bentuk f ( x) dx , f disebut integran, a disebut batas bawah, dan b disebut batas
a
atas.
b
4) Dalam kasus fungsi f kontinu pada selang [a,b] dan f ( x ) 0 pada [a,b], f ( x) dx
a
menyatakan luas daerah yang dibatasi oleh grafik f, garis x = a, garis x = b, dan sumbu
X.
5) Integral tertentu adalah suatu bilangan riil yang dapat bernilai positif, nol, dan negatif.
Teorema
Jika fungsi f kontinu pada selang [a,b], maka f terintegral secara Riemann pada selang [a,b].
Teorema
b n
(a) dx lim i x b a .
P 0
a i 1
b n
(b) K dx lim K i x K (b a) .
a
P 0
i 1
Teorema
Jika fungsi-fungsi f dan g terintegral pada selang [a,b], maka fungsi-fungsi (f+g) dan Kf
dengan K konstanta teintegralkan, yaitu:
b b b
(1) [ f ( x) g ( x)] dx f ( x) dx g ( x) dx dan
a a a
b b
(2) K f ( x) dx K f ( x) dx .
a a
55
Teorema
Jika D adalah daerah tertutup yang dibatasi grafik fungsi f, garis x = a, x = b, dan sumbu X,
maka
b
L f ( x) dx .
a
Teorema
Jika fungsi f kontinu pada suatu selang yang memuat a, b, dan c, maka
b c b
a
f ( x) dx f ( x) dx f ( x) dx
a c
tanpa memperhatikan urutan a, b, dan c.
Teorema
Jika f terintegral pada selang [a,b] dan f ( x ) 0 pada [a,b], maka
b
f ( x) dx 0 .
a
Teorema
Jika f dan g terintegral pada selang [a,b] dan f ( x ) g ( x ) pada [a,b], maka
b b
a
f ( x ) dx g ( x ) dx
a
.
Teorema
Jika f kontinu pada selang [a,b], m min f ( x ) , dan M maks f (x ) , maka
a x b a x b
b
m(b a) f ( x) dx M (b a) .
a
4. APLIKASI INTEGRAL TERTENTU
Luas Daerah
Pada bagian ini dibicarakan tentang penggunaan integral tertentu untuk menghitung luas
daerah pada bidang datar.
Definisi
Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi f dengan f ( x ) 0 untuk semua
x[a,b], x = a, x = b, dan sumbu X. Jika A adalah luas daerah D, maka
b
A f ( x) dx .
a
Definisi
Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi dua grafik fungsi f dan g dengan f ( x ) g ( x ) untuk
semua x[a,b], x = a, dan x = b. Jika A adalah luas daerah D, maka
b
A [ f ( x) g ( x)] dx .
a
56
Teorema
Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi f yang kontinu pada [a,b]
dan f ( x ) 0 untuk semua x[a,b], sumbu X, x = a, dan x = b. Jika A adalah luas daerah D,
maka
b
A f ( x) dx .
a
n b
Jadi V lim f (t i ) i x f ( x) dx .
2 2
P 0
i 1 a
2) Metode Cincin
Misalkan daerah D dibatasi oleh grafik fungsi g dan h dengan g ( x ) h ( x ) pada [a,b],
x = a, dan x = b. Akan ditentukan volum benda yang terjadi jika daerah D diputar
terhadap sumbu X.
Gambar??
Buat partisi untuk selang [a,b] pada sumbu X.
Pilih titik sampel t i [ xi 1 , xi ] .
Tulis Vi : volum cincin ke-i
Jelas Vi g (t i ) i x h(t i ) i x
2 2
= g (t i ) h(t i ) i x
2 2
g (t ) h(t ) x
n
Jadi V lim
2 2
i i i
P 0
i 1
b
= g ( x) h( x) dx
2 2
57
Bangun partisi untuk selang [a,b].
Pilih titik sampel t i [ xi 1 , xi ] dengan ti berada tepat di tengah sub selang [ xi 1 , xi ] .
xi xi 1
Jadi t i atau 2t i xi xi 1 .
2
Tulis Vi : volum silinder ke-i.
Jelas Vi x i2 f (t i ) x i21 f (t i )
= f (t i )( xi2 xi21 )
= f (t i )( xi xi 1 )( xi xi 1 )
= 2 t f (t i ) i x
n
Jadi V 2 lim
P 0
t f (t ) x
i 1
i i
b
= 2 x f ( x) dx
a
5. TEKNIK PENGINTEGRALAN
Pada bab ini disajikan beberapa teknik pengintegralan yang penting. Strategi yang ditekankan
di sini adalah dalam setiap menyelesaikan masalah integral perlu keterampilan dalam
menentukan teorema yang akan dipakai.
n 1
6 dx
x ln x C ln C x
7
e dx e C
x x
8 ax
a dx C dengan a>0, dan a 1
x
ln a
9
sin x dx cos x C
10
cos x dx sin x C
11
sec x dx tan x C
2
12
csc x dx cot x C
2
13
sec x tan x dx sec x C
58
14
csc x cot x dx csc x C
15
tan x dx ln cos x C ln sec x C
16
cot x dx ln sin x C
17
sec x dx ln sec x tan x C
18
csc x dx ln csc x cot x C
59
DAFTAR PUSTAKA
60