PENELITIAN INTERNAL
PROPOSAL
PENELITIAN
TIM PENGUSUL
Nuria Reny, M.Pd. NIDN 0707028301
Ria Lusiyani, S.Pd., M.A. NUPN 0492011861
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
EAP (English for Academic Purposes) menjadi salah satu disiplin ilmu
Bahasa Inggris yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Menguasai Bahasa
Inggris baik aktif maupun pasif menjadi tuntutan pada hampir seluruh aspek
kehidupan. Keberagaman profesi mencerminkan keberagaman kebutuhan akan
penguasaan Bahasa Inggris. EAP hadir sebagai solusi bagi mereka yang
berkebutuhan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka di luar
pendidikan sekolah.
Apa saja materi pada bahan ajar EAP yang disampaikan pada mahasiswa
di Akademi Farmasi Surabaya?
1
Bagaimana pengorganisasian materi pada bahan ajar EAP di Akademi
Farmasi Surabaya?
Apakah materi pada bahan ajar yang digunakan di Akademi Farmasi
Surabaya sudah sesuai dengan kebutuhan kefarmasian?
Mengetahui apa saja materi di dalam bahan ajar EAP yang diajarkan di
Akademi Farmasi Surabaya
Mengetahui pengaturan materi-materi pada modul EAP yang digunakan di
Akademi Farmasi Surabaya.
Menganalisis apakah materi-materi EAP yang disampaikan sudah sesuai
kebutuhan mahasiswa.
Sasaran penelitan ini adalah modul Bahasa Inggris sebagai bahan ajar
utama mata kuliah Bahasa Inggris yang digunakan di Akademi Farmasi Surabaya
pada semester awal (semester satu) perkuliahan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EAP
3
Lebih lanjut, EAP adalah pengembangan lebih lanjut dari ESP (English for
Specific Purposes) yang memiliki beberapa cabang, termasuk ESAP (English for
Specific Academic Purposes) dan EGAP (English for General Academic Purposes).
Namun, pada dasarnya EAP berfungsi sebagai bidang induk dari ESP, karena EAP
mencakup bidang yang lebih besar.
4
dapat menggunakannya baik dalam praktek speaking maupun writing. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa mengajar kosa kata melalui kegiatan membaca
(reading) tampaknya menjadi cara yang baik dalam menyediakan siswa model /
contoh dari kata-kata (vocabulary) yang digunakan dalam konteks. Sejalan dengan
ini, banyak pendapat yang menyatakan bahwa pengajaran aspek Bahasa, seperti
grammar dan vocabulary, lebih baik secara implisit. Dengan kata lain pengajaran
dua komponen linguistik tersebut sebaiknya digabung dengan pengajaran empat
keterampilan berbahasa, yang meliputi speaking, listening, writing, dan reading.
5
mendengarkan meliputi fitur linguistik, seperti kosa kata, pelafalan
(pronunciation), tata bahasa (grammar), dan faktor-faktor lain termasuk aspek
budaya dan tantangan visual (De Chazal, 2014). Sehingga factor-faktor tersebut
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi EAP.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Materi apa saja yang disajikan dalam mata kuliah Bahasa Inggris di
Akademi Farmasi Surabaya?
2. Bagaimana organisasi materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah
Bahasa Inggris di Akademi Farmasi Surabaya?
3. Apakah materi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa
farmasi?
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul (bahan ajar) mata
kuliah Bahasa Inggris yang disampaikan kepada mahasiswa semester awal
perkuliahan Akademi Farmasi Surabaya. Selain itu, data pendukung dalam
penelitian ini didapatkan dengan informasi-informasi yang terdapat dalam RPS
(Rencana Pembelajaran Semester) mata kuliah Bahasa Inggris dan hasil wawancara
mahasiswa yang menempuh mata kuliah Bahasa Inggris pada semester satu.
7
Analisis data akan menggunakan blanko evaluasi materi yang terlampir
pada lampiran. Penilaian dilakukan oleh dua orang peneliti sehingga dapat
mengontrol subjektifitas hasil penilaian. Dari hasil penilaian blanko, maka akan
dibahas lebih lanjut berdasarkan teori evaluasi materi yang dijelaskan pada Bab II
(Tinjauan Pustaka).
April
NAMA Februari Maret Mei
Minggu
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
KEGIATAN ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
proposal
Revisi proposal
Penelitian
Pengumpulan
laporan penelitian
Pengumpulan LPJ
Harga
Keterangan Jumlah satuan Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
A. Biaya Habis Pakai
Pembuatan proposal 3 jilid 15.000 45.000
Pembuatan laporan akhir 3 jilid 15.000 45.000
kertas A4 1 rim 55.000 55.000
klip 6 buah 700 4.200
B. Biaya Penelitian
Foto Copy modul 1 buah 50.000 50.000
Konsumsi narasumber 1 porsi 20.000 20.000
Transportasi narasumber 1 orang 40.000 40.000
Honorarium narasumber 1 orang 100.000 100.000
B. Biaya Penunjang
8
Akomodasi 2 orang 200.000 400.000
Honorarium 2 orang 200.000 400.000
C. Biaya Seminar
Registrasi Seminar 2 orang 500.000 1.000.000
JUMLAH 2.159.200,00
9
BAB IV
Subjek dan isi buku relevan dengan kebutuhan siswa sebagai 67% 33%
pembelajar bahasa Inggris
Subjek dan isi buku menarik, menantang dan memotivasi 33% 67%
Ada cukup variasi dalam subjek dan isi buku 67% 33%
Average=2.25 SD=2.06
10
memahami aspek bahasa. Selain itu, ini bisa menjadi kesempatan baik bagi siswa
untuk lebih terpapar dengan berbagai macam input terkait farmasi melalui kedua
genre dan analisis wacana dari materi. Materi mata pelajaran terkait dianggap
sebagai investasi berharga yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan
kepercayaan pada kompetensi mereka karena mereka disiapkan oleh materi yang
mereka dapatkan dari kursus (Tomlinson, 2013).
Pernyataan kedua menunjukkan hasil evaluasi materi bahan ajar dalam hal
kepraktisannya. Yang mengejutkan tentang hasil pada tabel 1 adalah bahwa para
guru sepakat bahwa materi memiliki tingkat kepraktisan yang rendah. Sekitar 67%
dari guru setuju untuk memberikan nilai 2 yang menunjukkan bahwa subjek dan isi
buku bahan ajar umumnya tidak realistis. Selain itu, 33% guru sangat tidak setuju
bahwa subjek dan konten yang disajikan dalam buku pelajaran itu realistis, yang
juga mencerminkan tingkat kepraktisannya yang rendah. Penjelasan yang mungkin
untuk hasil ini adalah kurangnya porsi yang memadai antara jumlah bahan dan
durasi kelas. Alokasi waktu yang diharapkan adalah satu pertemuan, yaitu satu jam
dan empat puluh menit, mampu membahas satu bab dalam bahan ajar tersebut.
Sebagai contoh bab dua dimana ada empat jenis macam tenses yang disajikan
meliputi present present tense, present continuous tense, present perfect tense, dan
present perfect tense. Secara eksplisit, para siswa cenderung dipaksa untuk
memahami empat bentuk tenses tersebut dalam satu pertemuan, dimana hal tersebut
dapat dikatakan terlalu ambisius dan tidak realistis. Sehubungan dengan hal ini,
hasil pernyataan keempat menunjukkan bahwa 67% guru setuju bahwa buku
tersebut kurang memiliki variasi yang cukup dalam hal topik dan konten. Meskipun
ada enam bab yang disajikan dalam bahan ajar tersebut, terlihat jelas bahwa tenses
menjadi materi yang ada hampir di setiap bab yang disajikan. Tampaknya buku ini
terlalu fokus pada tenses dan aspect dalam Bahasa Inggris dan sangat sedikit
perhatian diberikan pada kemampuan komunikatif yang secara substansial lebih
dibutuhkan para siswa di masa depan. Singkatnya, terlalu banyak materi yang
diberikan cenderung mengabaikan aspek lain yang lebih penting dalam proses
pembelajaran, seperti kehikmatan, motivasi, dan tingkat pemahaman siswa
(Tomlinson, 2013; Richrds, 2001). Akibatnya, akuisisi jangka panjang sebagai
11
parameter dari pengalaman belajar baru hampir mustahil untuk dicapai (Tomlinson,
2013).
Terlepas dari poin di atas, terdapat poin plus diperoleh bahan ajar
mengenai subjek dan konten yang tersajikan dalam bahan ajar. Sebanyak 67% guru
setuju bahwa materi dari bahan ajar mampu dan berpotensi untuk meningkatkan
minat dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut, para guru
berpendapat bahwa siswa lebih termotivasi ketika mereka terlibat dalam kegiatan
yang melibatkan keterampilan komunikasi mereka seperti dalam permainan peran.
Sehingg, dalam hal ini, kreativitas guru dalam menentukan kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan guna membuat materi lebih menarik dan memotivasi,
(Tomlinson, 2013). Dengan kata lain, seberapa besar dampak materi tergantung
pada bagaimana guru mengelolanya.
Materi menyajikan empat keterampilan dalam Bahasa Inggris dengan 67% 33%
seimbang.
Tugas- tugas yang disajikan mendorong siswa untuk melakukan 67% 33%
kegiatan praktik yang komunikatif dan bermakna
Bagian tata bahasa (grammar) dan kosakata diperkenalkan dalam 67% 33%
konteks yang memotivasi dan realistis
Rata2=2.1 SD=2.68
Dapat dilihat bahwa 67% guru menjawab bahwa materi dalam buku
pelajaran tidak memberikan porsi yang seimbang untuk empat keterampilan
pengajaran bahasa. Sementara itu, 33% dari guru percaya bahwa materi memiliki
keseimbangan yang buruk dalam menyediakan empat keterampilan. Bagian
ketidakseimbangan dari empat keterampilan yang disediakan dalam buku pelajaran
disebabkan oleh besarnya aspek tata bahasa (grammar) yang muncul, dimana
hampir di enam bab yang disajikan dalam buku ini grammar menjadi materi yang
sering dibahas. Tragisnya, tugas yang digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa dalam tata Bahasa sebagian besar didominasi oleh tugas menulis yang kurang
kontekstual. Poin baiknya adalah contoh dan latihan yang diberikan adalah topik
12
berkaitan dengan farmasi. Penggunaan topik Farmasi yang dicantumkan dalam
contoh dan latihan dalam bahan ajar ini memiliki relevansi dengan bidang siswa.
Ini menunjukkan bahwa buku pelajaran sedikit bermanfaat, namun peningkatan
sangat dianjurkan dalam kaitannya penyajian empat keterampilan berkomunikasi
yang meliputi listening, reading, speaking, dan writing. Disamping itu, enurut 67%
guru, bahan ajar ini kurang memperhatikan sub-keterampilan seperti listening for
gist, note-taking, skimming, dan scanning. Sebaliknya, 33% guru setuju bahwa
buku pelajaran memiliki perhatian yang cukup terhadap sub-keterampilan.
Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran pada dasarnya
memberikan perhatian yang cukup baik untuk sub-keterampilan yang disediakan di
setiap bab. Adapun sub-keterampilan yang ditunjukkan dalam bahan ajar ini seperti
mencatat (note-taking) di kata benda (topik 1 dalam bab 1). Sub-keterampilan yang
terkait dengan keterampilan menyimak dan berbicara tidak cukup tersedia dalam
buku pelajaran ini. Karena keempat keterampilan tersebut tidak tercakup dalam
proporsi yang seimbng, perhatian terhadap sub-keterampilan, tidak dapat disangkal,
memiliki beberapa keterbatasan.
Mengenai hal ini, Ellis (1997) telah mengusulkan bahwa pengajaran tata
bahasa harus diintegrasikan dalam kegiatan komunikatif. Namun, buku pelajaran
ini memiliki bagian kecil dari tugas berbasis komunikatif yang dibuktikan oleh
hanya 33% guru yang percaya bahwa poin tata bahasa (grammar) dan kosakata
berhasil diperkenalkan dalam konteks yang memotivasi dan realistis. Sebaliknya,
67% guru percaya bahwa poin tata bahasa dan kosakata kurang diperkenalkan
dalam konteks yang memotivasi dan realistis. Kurangnya jumlah tugas mengenai
tata bahasa yang terintegrasi dan kontekstual dalam buku ajar ini dapat
menyebabkan masalah besar bagi siswa farmasi dalam memahami penggunaan dan
mengaplikasikan tata bahasa (grammar) berbasis kehidupan nyata. Selain itu, tugas
mengenai kosakata (vocabulary) yang ada dalam buku ajar disajikan dengan cara
tradisional. Penggunaan buku ajar ini untuk pengajaran vocabulary yang
kontekstual membutuhkan kerja ekstra untuk mengadaptasi sekaligus mencari
materi tambahan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Peningkatan yang
signifikan diperlukan mengingat ditemukannya beberapa ketimpangan dari empat
keterampilan yang disajikan dalam buku ajar serta pengajaran tata bahasa dan
13
kosakata yang belum terintegrasi. Tidak dapat disangkal lagi, sub-keterampilan
juga harus dipertimbangkan dalam cakupan empat keterampilan dalam buku ini.
Selain itu, para siswa juga membutuhkan praktik yang lebih bermakna dan
komunikatif untuk mendorong kompetensi komunikasi siswa. Sebagaimana yang
diusulkan oleh Hyland dan Hamp-Lyons (2002) menyatakan bahwa EAP
menawarkan kemungkinan kontribusi yang lebih besar untuk memahami beragam
bahasa yang digunakan dalam komunitas akademik untuk membangun fondasi
yang lebih kuat untuk bahan pedagogik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa buku ini, sekali lagi, tidak berhasil dalam hal menyediakan bahan pengajaran
bahasa yang komunikatif.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
17
18