Anda di halaman 1dari 22

USULAN PROGRAM

PENELITIAN INTERNAL

PROPOSAL
PENELITIAN

ANALISIS MATERI DARI BAHAN AJAR MATA KULIAH BAHASA INGGRIS


DALAM UPAYA PENERAPAN PENGAJARAN EAP (ENGLISH FOR
ACADEMIC PURPOSES) DI AKADEMI FARMASI SURABAYA

TIM PENGUSUL
Nuria Reny, M.Pd. NIDN 0707028301
Ria Lusiyani, S.Pd., M.A. NUPN 0492011861

AKADEMI FARMASI SURABAYA


SURABAYA
MARET 2019
i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN INTERNAL ..... Error!


Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 2
1.4 Sasaran Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 EAP .............................................................................................................. 3
2.2 Materi EAP .................................................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 7
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................... 7
3.2 Data Penelitian ............................................................................................. 7
3.3 Analisis Data ................................................................................................ 7
3.4 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 7
3.5 Alokasi Dana ................................................................................................ 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 10

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Blanko Penilaian Bahan Ajar ............................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

EAP (English for Academic Purposes) menjadi salah satu disiplin ilmu
Bahasa Inggris yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Menguasai Bahasa
Inggris baik aktif maupun pasif menjadi tuntutan pada hampir seluruh aspek
kehidupan. Keberagaman profesi mencerminkan keberagaman kebutuhan akan
penguasaan Bahasa Inggris. EAP hadir sebagai solusi bagi mereka yang
berkebutuhan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka di luar
pendidikan sekolah.

EAP berbeda dengan pelajaran Bahasa Inggris umum di sekolah. EAP


lebih menekankan pada kebutuhan siswa. Dalam hal ini, profesi siswa menentukan
materi apa yang akan disampaikan di dalam kelas. Penyusunan materi harus
didasarkan pada beberapa hal meliputi, need analysis (analisis kebutuhan), tujuan
belajar siswa dan keberagaman profesi siswa. Dengan demikian perlu diadakan
evaluasi materi EAP sebagai parameter keberhasilan pembelajaran EAP dan
tercapainya upaya membekali siswa dalam mengerjakan tugas maupun pekerjaan
di masa datang.

Dengan latar belakang tersebut, maka penelitian dengan judul “Analisis


Materi dari Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Inggris Dalam Upaya Penerapan
Pengajaran EAP (English for Academic Purposes) di Akademi Farmasi
Surabaya” perlu dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas bahan
ajar mata kuliah Bahasa Inggris di Akademi Farmasi Surabaya. Dimana, diharapkan
luaran penelitian ini membawa perbaikan dan mampu membantu menciptakan
sumber daya manusia dengan kemampuan Bahasa Inggris yang memadai dan
mampu bersaing di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa saja materi pada bahan ajar EAP yang disampaikan pada mahasiswa
di Akademi Farmasi Surabaya?

1
 Bagaimana pengorganisasian materi pada bahan ajar EAP di Akademi
Farmasi Surabaya?
 Apakah materi pada bahan ajar yang digunakan di Akademi Farmasi
Surabaya sudah sesuai dengan kebutuhan kefarmasian?

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian:

 Mengetahui apa saja materi di dalam bahan ajar EAP yang diajarkan di
Akademi Farmasi Surabaya
 Mengetahui pengaturan materi-materi pada modul EAP yang digunakan di
Akademi Farmasi Surabaya.
 Menganalisis apakah materi-materi EAP yang disampaikan sudah sesuai
kebutuhan mahasiswa.

1.4 Sasaran Kegiatan

Sasaran penelitan ini adalah modul Bahasa Inggris sebagai bahan ajar
utama mata kuliah Bahasa Inggris yang digunakan di Akademi Farmasi Surabaya
pada semester awal (semester satu) perkuliahan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 EAP

EAP, yang merupakan singkatan dari English for Academic Purposes,


telah menjadi bidang khusus dalam pendidikan Bahasa Inggris sejak 20 tahun yang
lalu. Bersama dengan ESP, English for Specific Purposes, EAP membawa
pandangan baru dalam pengajaran bahasa Inggris yang menekankan pada
kebutuhan siswa. Disiplin ilmu ini didefinisikan sebagai penelitian dan instruksi
bahasa yang berfokus pada kebutuhan komunikatif spesifik dan praktik kelompok
tertentu dalam konteks akademik (Hyland & Hamp-Lyons, 2002). Dari definisi ini,
tiga aspek utama, yang membedakan EAP dari bahasa Inggris umum, dapat disorot,
termasuk kebutuhan komunikatif khusus, kelompok tertentu, dan konteks
akademik.

Sehubungan dengan materi EAP, aspek-aspek di atas sangat penting dalam


merancang materi untuk siswa EAP, sedangkan bahasa Inggris umum lebih banyak
mempertimbangkan tingkat kompetensi Bahasa Inggris peserta didik. Hyland &
Hamp-Lyons (2002) menjelaskan bahwa EAP tradisional sering dikaitkan dengan
pembelajaran tingkat universitas. Sejalan dengan itu, salah satu studi EAP yang
dilakukan oleh Terraschke dan Wahid (2011) mengamati program pre-sessional
untuk siswa internasional memperkuat pandangan bahwa EAP dimaksudkan untuk
siswa yang mendaftar pendidikan tersier atau tingkat perguruan tinggi. Lebih jauh,
Hyland & Hamp-Lyons (2002) menjelaskan bahwa anak-anak yang masuk sekolah
dasar maupun menengah mungkin juga dapat berkinerja lebih baik jika mereka
mengikuti kursus EAP. Ini membuktikan bahwa subjek EAP tidak terbatas pada
tingkat siswa, karena tujuan utama EAP adalah untuk meningkatkan tingkat bahasa
Inggris siswa, menyampaikan keterampilan belajar akademis yang bermanfaat, dan
memperkenalkan siswa dengan genre umum dari disiplin ilmu mereka (Terraschke
dan Wahid, 2011). Namun, pada prakteknya ditemukan bahwa program EAP lebih
banyak ditujukan kepada siswa pada tingkat perguruan tinggi, seperti jalur, program
pre-sessional (sebelum perkuliahan dimulai) dan in-sessional (selama perkuliahan
berlangsung).

3
Lebih lanjut, EAP adalah pengembangan lebih lanjut dari ESP (English for
Specific Purposes) yang memiliki beberapa cabang, termasuk ESAP (English for
Specific Academic Purposes) dan EGAP (English for General Academic Purposes).
Namun, pada dasarnya EAP berfungsi sebagai bidang induk dari ESP, karena EAP
mencakup bidang yang lebih besar.

2.2 Materi untuk EAP

Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam konsep pembelajaran EAP dan


Bahasa Inggris umu adalah sama, yaitu berfokus pada empat keterampilan
berbahasa yang meliputi speaking (berbicara), listening (mendengar), reading
(membaca) dan writing (menulis). Namun, sebagaimana yang telah dikemukakan
oleh Zhou (2009), untuk dapat mengekspresikan pemikiran yang kompleks, peserta
didik perlu diajarkan grammar atau tata bahasa untuk dapat menggunakan tingkat
bahasa yang tinggi. Sehubungan dengan masalah ini, beberapa aspek perlu
dipertimbangkan dalam mempersiapkan materi grammar khususnya dalam EAP,
termasuk bagaimana materi-materi tersebut dapat memenuhi kebutuhan siswa.

Sejalan dengan Zhou, Gardiner (2012) menyoroti pentingnya


kontekstualisasi pengajaran grammar di kelas EAP. Disamping itu, instruktur EAP
sebaiknya juga mampu memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
berlatih dan mempraktekkan grammar yang sudah mereka pelajari, baik dalam
kegiatan menulis maupun berbicara (Gardiner, 2012). Disamping itu, hasil studinya
juga menunjukkan preferensi umpan balik guru lebih dominan daripada peer editing
(Gardiner, 2012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa materi EAP
seharusnya mensajikan bagian khusus untuk membahas grammar berdasarkan
konteks dan kebutuhan siswa.

Disamping itu, materi EAP juga sebaiknya memfasilitasi siswa untuk


mengembangkan penguasaan vocabulary (kosa kata Bahasa Inggris) mereka.
Tetapi masih menjadi perdebatan mengenai perlunya menyediakan kolom khusus
untuk vocabulary. Seperti yang dikemukakan oleh Coxhead & Byrd (2007) bahwa
sudah menjadi tradisi di bidang ESL / EFL bahwa mengajar vocabulary menjadi
tanggung jawab pelajaran reading. Sebagai hasilnya, peserta didik hanya mampu
mencapai tingkat “mengetahui” dari beberapa item kosa kata tertentu, daripada

4
dapat menggunakannya baik dalam praktek speaking maupun writing. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa mengajar kosa kata melalui kegiatan membaca
(reading) tampaknya menjadi cara yang baik dalam menyediakan siswa model /
contoh dari kata-kata (vocabulary) yang digunakan dalam konteks. Sejalan dengan
ini, banyak pendapat yang menyatakan bahwa pengajaran aspek Bahasa, seperti
grammar dan vocabulary, lebih baik secara implisit. Dengan kata lain pengajaran
dua komponen linguistik tersebut sebaiknya digabung dengan pengajaran empat
keterampilan berbahasa, yang meliputi speaking, listening, writing, dan reading.

Berkaitan dengan pengajaran reading, dalam EAP mengetahui alasan


siswa membaca adalah merupakan hal penting. Seperti yang telah dijelaskan di atas
bahwa EAP lebih menekankan pada desain materi berdasarkan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, desain pengajaran dan materi reading pada EAP akan
mempermudah siswa mengerjakan tugasnya di masa datang. Untuk mahasiswa
misalnya, kebutuhan membaca pada kelompok ini pada umumnya untuk membantu
tugas menulis analisis suatu produk. Dalm hal ini, mengajari siswa bagaimana cara
mengidentifikasi informasi-informasi penting dari teks (scanning) menjadi sangat
penting. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ascención (2008) bahwa membaca
untuk belajar memungkinkan pembaca untuk memilih informasi dari teks. dan
menggunakannya dalam tulisan mereka. Dengan demikian, materi EAP sebaiknya
menyediakan materi reading yang nantinya dapat menunjang kebutuhan siswa di
masa datang yang melibatkan kegiatan membaca.

Sama halnya dengan materi reading, materi listening selayaknya


mempertimbangkan kebutuhan keterampilan listening siswa. Dalam konteks
kefarmasian, sebagai contoh adalah komunikasi dua arah dengan pasien asing yang
secara langsung melibatkan keterampilan mendengarkan siswa. Dengan melibatkan
konteks dan kebutuhan siswa dalam pertimbangan menentukan materi EAP,
keterampilan siswa dapat terasah, dalam hal ini listening. Ada beberapa poin
penting yang disampaikan oleh De Chazal (2014), termasuk tantangan yang
mungkin dihadapi oleh siswa dalam mendengarkan dan juga beberapa tugas untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam mendengarkan. Lebih lanjut, ia
menjelaskan beberapa tantangan yang mungkin dihadapi siswa dalam kegiatan

5
mendengarkan meliputi fitur linguistik, seperti kosa kata, pelafalan
(pronunciation), tata bahasa (grammar), dan faktor-faktor lain termasuk aspek
budaya dan tantangan visual (De Chazal, 2014). Sehingga factor-faktor tersebut
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi EAP.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rumusan Masalah

Penelitian ini akan terfokus untuk menjawab tiga rumusan masalah di


bawah ini:

1. Materi apa saja yang disajikan dalam mata kuliah Bahasa Inggris di
Akademi Farmasi Surabaya?
2. Bagaimana organisasi materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah
Bahasa Inggris di Akademi Farmasi Surabaya?
3. Apakah materi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa
farmasi?

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yang berdasarkan pada


teori-teori evaluasi materi bahan ajar. Prosedur penelitian mencakup analisis modul
mata kuliah Bahasa Inggris semester satu oleh dua peneliti. Evaluasi materi
didasarkan teori material evaluation yang dikemukakan oleh McGrath (2016). Di
samping itu, untuk mendapatkan analisis yang mendalam, beberapa informasi juga
akan didapat dengan cara mewawancari beberapa mahasiswa yang telah menempuh
mata kuliah Bahasa Inggris semester satu di Akademi Farmasi Surabaya.

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul (bahan ajar) mata
kuliah Bahasa Inggris yang disampaikan kepada mahasiswa semester awal
perkuliahan Akademi Farmasi Surabaya. Selain itu, data pendukung dalam
penelitian ini didapatkan dengan informasi-informasi yang terdapat dalam RPS
(Rencana Pembelajaran Semester) mata kuliah Bahasa Inggris dan hasil wawancara
mahasiswa yang menempuh mata kuliah Bahasa Inggris pada semester satu.

3.3 Analisis Data

7
Analisis data akan menggunakan blanko evaluasi materi yang terlampir
pada lampiran. Penilaian dilakukan oleh dua orang peneliti sehingga dapat
mengontrol subjektifitas hasil penilaian. Dari hasil penilaian blanko, maka akan
dibahas lebih lanjut berdasarkan teori evaluasi materi yang dijelaskan pada Bab II
(Tinjauan Pustaka).

3.4 Jadwal Penelitian

April
NAMA Februari Maret Mei
Minggu
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
KEGIATAN ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
proposal
Revisi proposal
Penelitian
Pengumpulan
laporan penelitian
Pengumpulan LPJ

3.5 Alokasi dana

Harga
Keterangan Jumlah satuan Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
A. Biaya Habis Pakai
Pembuatan proposal 3 jilid 15.000 45.000
Pembuatan laporan akhir 3 jilid 15.000 45.000
kertas A4 1 rim 55.000 55.000
klip 6 buah 700 4.200
B. Biaya Penelitian
Foto Copy modul 1 buah 50.000 50.000
Konsumsi narasumber 1 porsi 20.000 20.000
Transportasi narasumber 1 orang 40.000 40.000
Honorarium narasumber 1 orang 100.000 100.000

B. Biaya Penunjang

8
Akomodasi 2 orang 200.000 400.000
Honorarium 2 orang 200.000 400.000
C. Biaya Seminar
Registrasi Seminar 2 orang 500.000 1.000.000
JUMLAH 2.159.200,00

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Materi Bahan Ajar

Table 1 Hasil Analisis Materi Bahan Ajar


Description 1 2 3 4

Subjek dan isi buku relevan dengan kebutuhan siswa sebagai 67% 33%
pembelajar bahasa Inggris

Subjek dan isi buku umumnya realistis 33% 67%

Subjek dan isi buku menarik, menantang dan memotivasi 33% 67%

Ada cukup variasi dalam subjek dan isi buku 67% 33%

Average=2.25 SD=2.06

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis dari kuesioner yang terfokus materi


pelajaran. Sekitar 67% guru setuju bahwa mata pelajaran dan konten yang disajikan
dalam buku pelajaran tidak relevan dengan kebutuhan siswa. Sebaliknya, 33% dari
responden setuju bahwa materi sangat memiliki relevansi dengan apa yang
dibutuhkan siswa. Mengenai aspek relevansi ini, penyelidikan lebih lanjut
dilakukan. Ada dua belas bab yang disajikan dalam buku pelajaran, termasuk
finding part of speech, introduction, filling medication records, explaining
medication, writing formal letter dan writing curriculum vitae. Data yang
dilaporkan di sini nampaknya mendukung asumsi bahwa materi pelajaran dianggap
memiliki relevansi rendah dengan kebutuhan siswa. Hanya dua bab yang
melibatkan tema yang berkaitan dengan farmasi dan sedikit teks terkait farmasi
yang digunakan dalam buku pelajaran. Sementara itu, disepakati bahwa kelas yang
menjadi objek penelitian melibatkan siswa dari disiplin yang sama (ESAP)
(deChazal, 2012; BALEAP, 2008) yang dalam hal ini adalah farmasi. Dengan
demikian, diharapkan bahwa siswa disajikan materi-materi yang berkaitan dengan
bidang farmasi daripada topik umum yang biasanya ditawarkan di kelas EGAP
(kelas yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda dalam satu kelasnya).
Dengan mempertimbangkan fakta ini, materi sebenarnya dapat lebih fokus pada
aspek bahasa dan konten. Seperti yang dikemukakan oleh De Chazal (2012), satu
keuntungan dari kelas ESAP adalah bahwa materi yang ditawarkan dapat dikelola
untuk mencapai pemahaman pengetahuan disiplin siswa dan membantu siswa untuk

10
memahami aspek bahasa. Selain itu, ini bisa menjadi kesempatan baik bagi siswa
untuk lebih terpapar dengan berbagai macam input terkait farmasi melalui kedua
genre dan analisis wacana dari materi. Materi mata pelajaran terkait dianggap
sebagai investasi berharga yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan
kepercayaan pada kompetensi mereka karena mereka disiapkan oleh materi yang
mereka dapatkan dari kursus (Tomlinson, 2013).
Pernyataan kedua menunjukkan hasil evaluasi materi bahan ajar dalam hal
kepraktisannya. Yang mengejutkan tentang hasil pada tabel 1 adalah bahwa para
guru sepakat bahwa materi memiliki tingkat kepraktisan yang rendah. Sekitar 67%
dari guru setuju untuk memberikan nilai 2 yang menunjukkan bahwa subjek dan isi
buku bahan ajar umumnya tidak realistis. Selain itu, 33% guru sangat tidak setuju
bahwa subjek dan konten yang disajikan dalam buku pelajaran itu realistis, yang
juga mencerminkan tingkat kepraktisannya yang rendah. Penjelasan yang mungkin
untuk hasil ini adalah kurangnya porsi yang memadai antara jumlah bahan dan
durasi kelas. Alokasi waktu yang diharapkan adalah satu pertemuan, yaitu satu jam
dan empat puluh menit, mampu membahas satu bab dalam bahan ajar tersebut.
Sebagai contoh bab dua dimana ada empat jenis macam tenses yang disajikan
meliputi present present tense, present continuous tense, present perfect tense, dan
present perfect tense. Secara eksplisit, para siswa cenderung dipaksa untuk
memahami empat bentuk tenses tersebut dalam satu pertemuan, dimana hal tersebut
dapat dikatakan terlalu ambisius dan tidak realistis. Sehubungan dengan hal ini,
hasil pernyataan keempat menunjukkan bahwa 67% guru setuju bahwa buku
tersebut kurang memiliki variasi yang cukup dalam hal topik dan konten. Meskipun
ada enam bab yang disajikan dalam bahan ajar tersebut, terlihat jelas bahwa tenses
menjadi materi yang ada hampir di setiap bab yang disajikan. Tampaknya buku ini
terlalu fokus pada tenses dan aspect dalam Bahasa Inggris dan sangat sedikit
perhatian diberikan pada kemampuan komunikatif yang secara substansial lebih
dibutuhkan para siswa di masa depan. Singkatnya, terlalu banyak materi yang
diberikan cenderung mengabaikan aspek lain yang lebih penting dalam proses
pembelajaran, seperti kehikmatan, motivasi, dan tingkat pemahaman siswa
(Tomlinson, 2013; Richrds, 2001). Akibatnya, akuisisi jangka panjang sebagai

11
parameter dari pengalaman belajar baru hampir mustahil untuk dicapai (Tomlinson,
2013).
Terlepas dari poin di atas, terdapat poin plus diperoleh bahan ajar
mengenai subjek dan konten yang tersajikan dalam bahan ajar. Sebanyak 67% guru
setuju bahwa materi dari bahan ajar mampu dan berpotensi untuk meningkatkan
minat dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut, para guru
berpendapat bahwa siswa lebih termotivasi ketika mereka terlibat dalam kegiatan
yang melibatkan keterampilan komunikasi mereka seperti dalam permainan peran.
Sehingg, dalam hal ini, kreativitas guru dalam menentukan kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan guna membuat materi lebih menarik dan memotivasi,
(Tomlinson, 2013). Dengan kata lain, seberapa besar dampak materi tergantung
pada bagaimana guru mengelolanya.

4.2 Organisasi Materi

Table 2 Hasil Analisis dalam hal Organisasi Materi


Description 1 2 3 4

Materi menyajikan empat keterampilan dalam Bahasa Inggris dengan 67% 33%
seimbang.

Bahan ajar memperhatikan sub-keterampilan. Misalnya listening for 67% 33%


gist, note-taking, skimming dan scanning

Tugas- tugas yang disajikan mendorong siswa untuk melakukan 67% 33%
kegiatan praktik yang komunikatif dan bermakna

Bagian tata bahasa (grammar) dan kosakata diperkenalkan dalam 67% 33%
konteks yang memotivasi dan realistis

Rata2=2.1 SD=2.68

Dapat dilihat bahwa 67% guru menjawab bahwa materi dalam buku
pelajaran tidak memberikan porsi yang seimbang untuk empat keterampilan
pengajaran bahasa. Sementara itu, 33% dari guru percaya bahwa materi memiliki
keseimbangan yang buruk dalam menyediakan empat keterampilan. Bagian
ketidakseimbangan dari empat keterampilan yang disediakan dalam buku pelajaran
disebabkan oleh besarnya aspek tata bahasa (grammar) yang muncul, dimana
hampir di enam bab yang disajikan dalam buku ini grammar menjadi materi yang
sering dibahas. Tragisnya, tugas yang digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa dalam tata Bahasa sebagian besar didominasi oleh tugas menulis yang kurang
kontekstual. Poin baiknya adalah contoh dan latihan yang diberikan adalah topik

12
berkaitan dengan farmasi. Penggunaan topik Farmasi yang dicantumkan dalam
contoh dan latihan dalam bahan ajar ini memiliki relevansi dengan bidang siswa.
Ini menunjukkan bahwa buku pelajaran sedikit bermanfaat, namun peningkatan
sangat dianjurkan dalam kaitannya penyajian empat keterampilan berkomunikasi
yang meliputi listening, reading, speaking, dan writing. Disamping itu, enurut 67%
guru, bahan ajar ini kurang memperhatikan sub-keterampilan seperti listening for
gist, note-taking, skimming, dan scanning. Sebaliknya, 33% guru setuju bahwa
buku pelajaran memiliki perhatian yang cukup terhadap sub-keterampilan.
Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran pada dasarnya
memberikan perhatian yang cukup baik untuk sub-keterampilan yang disediakan di
setiap bab. Adapun sub-keterampilan yang ditunjukkan dalam bahan ajar ini seperti
mencatat (note-taking) di kata benda (topik 1 dalam bab 1). Sub-keterampilan yang
terkait dengan keterampilan menyimak dan berbicara tidak cukup tersedia dalam
buku pelajaran ini. Karena keempat keterampilan tersebut tidak tercakup dalam
proporsi yang seimbng, perhatian terhadap sub-keterampilan, tidak dapat disangkal,
memiliki beberapa keterbatasan.
Mengenai hal ini, Ellis (1997) telah mengusulkan bahwa pengajaran tata
bahasa harus diintegrasikan dalam kegiatan komunikatif. Namun, buku pelajaran
ini memiliki bagian kecil dari tugas berbasis komunikatif yang dibuktikan oleh
hanya 33% guru yang percaya bahwa poin tata bahasa (grammar) dan kosakata
berhasil diperkenalkan dalam konteks yang memotivasi dan realistis. Sebaliknya,
67% guru percaya bahwa poin tata bahasa dan kosakata kurang diperkenalkan
dalam konteks yang memotivasi dan realistis. Kurangnya jumlah tugas mengenai
tata bahasa yang terintegrasi dan kontekstual dalam buku ajar ini dapat
menyebabkan masalah besar bagi siswa farmasi dalam memahami penggunaan dan
mengaplikasikan tata bahasa (grammar) berbasis kehidupan nyata. Selain itu, tugas
mengenai kosakata (vocabulary) yang ada dalam buku ajar disajikan dengan cara
tradisional. Penggunaan buku ajar ini untuk pengajaran vocabulary yang
kontekstual membutuhkan kerja ekstra untuk mengadaptasi sekaligus mencari
materi tambahan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Peningkatan yang
signifikan diperlukan mengingat ditemukannya beberapa ketimpangan dari empat
keterampilan yang disajikan dalam buku ajar serta pengajaran tata bahasa dan

13
kosakata yang belum terintegrasi. Tidak dapat disangkal lagi, sub-keterampilan
juga harus dipertimbangkan dalam cakupan empat keterampilan dalam buku ini.
Selain itu, para siswa juga membutuhkan praktik yang lebih bermakna dan
komunikatif untuk mendorong kompetensi komunikasi siswa. Sebagaimana yang
diusulkan oleh Hyland dan Hamp-Lyons (2002) menyatakan bahwa EAP
menawarkan kemungkinan kontribusi yang lebih besar untuk memahami beragam
bahasa yang digunakan dalam komunitas akademik untuk membangun fondasi
yang lebih kuat untuk bahan pedagogik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa buku ini, sekali lagi, tidak berhasil dalam hal menyediakan bahan pengajaran
bahasa yang komunikatif.

4.3 Materi dan Kebutuhan Mahasiswa

14
DAFTAR PUSTAKA

Ascención, D., Y. (2008). Investigating the reading to write construct. Journal of


English for Academic Purposes 7: 140-150.
Coxhead, A. and Byrd, P. (2007) Preparing writing teachers to teach the
vocabulary and grammar of academic prose. Journal of Second Language
Writing 16: 129-147.
De Chazal, E. (2014). Prepare English language students for academic listening.
https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/prepare-english-language-
students-academic-listening [diakses pada 28/02/2019]

Gardiner, J. (2012). Student attitudes to EAP grammar instruction. ISSN 1756-


509X, p.11.
Hyland, K. & Hamp-Lyons, L. (2002). EAP: issues and directions. Journal of
English for Academic Purposes, 1(1), 1-12.
McGrath. (2016). Materials Evaluation and Design for Language Teaching.
Edinburgh: Edinburgh University Press.
Terraschke, A. & Wahid, R. (2011). The Impact of EAP Study on the Academic
Experiences of International Postgraduate Students in Australia. Journal of
English for Academic Purposes, 10(3), 173-182.
Zhou, A. A. (2009). What adult ESL learners say about improving grammar and
vocabulary in their writing for academic purposes. Language Awareness,
18(1), 31-46.

15
LAMPIRAN

Lampiran I Blanko Penilaian Bahan Ajar

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai