Anda di halaman 1dari 11

PENGAJARAN BAHASA

Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Psikolinguistik

Oleh Ibu Chairani Astina., M.Pd.

Disusun oleh:

Rahayu Dear Pramudita (2020040020)

Zulfi Irkhamni (2020040032)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)

WONOSOBO JAWA TENGAH

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan
dan kebijaksanaan dan semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah karya tulis ini sebagai pemenuhan salah satu tugas mata
kuliah Psikolinguistik Oleh Chairani Astina., M.Pd. Makalah ini disusun berdasarkan
referensi internet.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca sehingga memberikan kontribusi
yang positif dalam diri pembaca. Sekaligus menabah wawasan tentang Psikolinguistik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan laporan ini.

Wonosobo, 4 Juli 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 4

a. Latar belakang ........................................................................................ 4


b. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
c. Tujuan Makalah ..................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 5

a. Aneka komponen yang meliputi pembelajaran bahasa ....................... 5


b. Beberapa teori belajar bahasa kedua : empiris dan rasionlisme.......... 6
c. Strategi strategi pembelajaran bahasa................................................... 7

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 10

a. Kesimpulan........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran bahasa merupakan sebuah proses. Hal ini berarti bahwa dalam
pembelajaran bahasa terdapat rangkaian perilaku yang menyebabkan terjadinya
berbagai perubahan, yaitu penggantian secara bertahap sebuah kondisi dengan
kondisi lain yang mengarah pada keadaan akhir yang diharapkan. Hal ini berarti
pula bahwa pembelajaran bahasa: (a) memerlukan waktu, tidak terjadi secara tiba-
tiba; dan (b) disengaja atau direncanakan, tidak terjadi secara kebetulan. Dengan
pengertian tersebut, pertanyaan yang muncul adalah komponen apa sajakah yang
harus ada pada sebuah pembelajaran bahasa?

Keberhasilan sebuah pembelajaran bahasa akan sangat bergantung pada


komponen yang terlibat dalam pembelajaran. Komponen tersebut di antaranya
adalah siswa sebagai subjek didik dan materi pembelajaran bahasa yang dipelajari
oleh siswa. Karena itulah, dalam pembelajaran bahasa pemahaman tentang
psikolinguistik dipandang penting. Melalui psikologi dipelajari mengenai siswa dan
melalui linguistik dipelajari mengenai materi bahasa. Melalui interdisiplin ini dapat
dipahami proses yang terjadi dalam diri siswa ketika memahami materi bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja aneka komponen yang meliputi aneka bahasa


2. Apa saja teori belajar bahasa ke dua : empiris dan rasionalisme
3. Apa saja strategi strategi pembelajaran bahasa

C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui aneka komponen yang meliputi aneka bahasa


2. Untuk mengetahui teori belajar bahasa ke dua : empiris dan rasionalisme
3. Untuk mengetahui strategi strategi pembelajaran bahasa

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. ANEKA KOMPONEN YANG MELIPUTINYA

Strevens (1983) mengemukakan bahwa komponen pembelajaran bahasa itu


sangat kompleks. Semua unsur yang mempengaruhi pengajar dan pembelajar dan
relevan dengan pengajaran bahasa, dapat diterima sebagai komponen teori
pembelajaran bahasa. Sebagai abstraksi dari unsur-unsur yang mempengaruhi
pembelajaran bahasa, Strevens mengemukakan dua belas komponen pokok
minimum yang harus ada: (1) kebijakan dan tujuan; (2) administrasi dan organisasi;
(3) disiplin profesional yang relevan; (4) pemilihan jenis atau tipe pengajaran; (5)
pendidikan guru; (6) pendekatan; (7) pedagogi, metodologi, dan pengajaran di
kelas; (8) desain kurikulum; (9) pengembangan bahan pengajaran; (10) kendala
efektivitas pengajaran bahasa; (11) pembelajar; dan (12) evaluasi.

Jika dicermati, kedua belas komponen yang dikemukakan Strevens tersebut


pada dasamya dapat dikelompokkan menjadi lima komponen umum pembelajaran
bahasa. Kelima komponen itu adalah:

1. Tujuan dan kebijakan

Komponen ini berkaitan dengan pertanyaan ke manakah arah pembelajaran


bahasa? Arah pembelajaran bahasa dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat dan
pemerintah, misalnya suatu bahasa ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa
negara, atau bahasa asing. Unsur ini memberikan kekuatan motivasi bagi
pembelajaran bahasa. Tanpa kebijakan ini barangkali pembinaan dan
pengembangan bahasa tidak akan terjadi. Kekhawatiran terhadap punahnya bahasa-
bahasa daerah jika pembinaan bahasa Indonesia digalakkan merupakan hambatan
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Akan tetapi, kebijakan pemerintah yang
didukung oleh masyarakat yang telah mendudukkan fungsi bahasa daerah dan
bahasa Indonesia menguatkan motivasi pembelajaran bahasa Indonesia pada semua
tingkatan.

Komponen kebijakan dan tujuan inilah yang menentukan kedudukan bahasa


Indonesia sebagai bahasa nasional di Indonesia, sehingga bahasa tersebut wajib
diajarkan mulai dari jenjang pendidikan terendah hingga perguruan tinggi.

2. Materi

Komponen ini berhubungan dengan pertanyaan apa yang diberikan kepada


pembelajar pada proses pembelajaran? Jika dikaitkan dengan klasifikasi Strevens,
komponen ini berhubungan dengan komponen desain kurikulum (8) dan
pengembangan bahan pengajaran (9).Desain kurikulum biasanya membicarakan
unsur seleksi dan gradasi bahan. Saat ini, yang banyak dibicarakan adalah hal yang
melatari seleksi dan gradasi materi pengajaran bahasa. Kurikulurn yang berdasarkan

5
aspek kebahasaan (yaitu yang butir pengajarannya terdiri atas butir kebahasaan:
tatabahasa, kosakata, fonologi), sudah mulai disusul dengan kurikulum yang
berdasarkan situasi (yaitu yang bahan pengajarannya diseleksi dan digradasi
menurut topik, tema, dan situasi).

3. Metodologi

Komponen ini berkaitan dengan pertanyaan bagaimanakah cara


melaksanakan pembelajaran? Secara lebih rinci, Strevens mengemukakan bahwa
untuk melaksanakan pembelajaran, perlu diperhatikan komponen pemilihan
jenis/tipe pengajaran yang relevan, pendekatan, dan pedagogi, metodologi,
Pengajaran di dalam kelas. Memilih jenis, tipe, model, atau teknik pengajaran bagi
pengajar yang telah berpengalaman sering dilakukan secara intuitif.

4. Manusia

Faktor ini berkaitan dengan pertanyaan siapa yang terlibat dalam


pembelajaran? Sebagaimana dikemukakan oleh Baradja (1994) pembelajar
merupakan faktor utama dalam. pembelajaran bahasa. Hal senada dikemukakan oleh
Brown (1987), bahwa faktor manusia yang terdiri atas pembelajar dan pengajar
merupakan faktor yang harus mendapatkan perhatian serius dalam proses
pembelajaran bahasa. Strevens membagi komponen manusia ini ke dalam
komponen pendidikan guru dan pembelajar.

Efektivitas pembelajaran bahasa, sampai pada batas-batas tertentu, bergantung pada


guru. Karena ini pendidikan guru baik secara in service training maupun on service
training menjadi faktor penting pula. Untuk dapat berperan maksimal, guru harus
memiliki keterampilan, informasi, dan teori.

5. Evaluasi

Komponen ini berkaitan dengan pertanyaan bagaimana dapat mengetahui


bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai? Evaluasi merupakan unsur yang
mempunyai berbagai manfaat yaitu; untuk memberi balikan yang sangat penting
untuk penilaian proses belajar, kemajuan perubahan kondisi, dan untuk memberi
informasi kepada semua pihak yang terlibat dalam. proses belajar mengajar, yaitu
pembelajar, pengajar, dan pihak lain yang ikut serta dalam penilaian tingkat
keberhasilan proses tersebut; dan untuk kepentingan administrasi lembaga
penyelenggara proses pengajaran, seleksi untuk kepentingan pendidikan lanjutan,
pemberian ijazah atau sertifikat, dan sebagainya.

B. BEBERAPA TEORI BELAJAR BAHASA KE DUA : EMPIRIS DAN RASIONALISME

1. Empirisme Dalam Teori Belajar Bahasa ke dua 1

a. Teori belajar behavioris bersifat empiris, didasarkan atas data yang dapat diamati.

1
Jurnal Ilmiah pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia VOL. 4, No. (1) Mei 2018

6
b. Kaum behavioris berpendapat bahwa proses belajar pada manusia sama dengan proses
belajar pada binatang.

c. Kaum behavioris menganggap bahwa proses belajar bahasa adalah sebagian saja dari
proses belajar pada umumnya.

d. Menurut kaum behavioris manusia tidak memiliki potensi bawaan untuk belajar bahasa.

e. Kaum behavioris berpendapat bahwa pikiran anak merupakan tabula rasa (kertas kosong)
yang akan diisi dengan asosiasi antara S dan R.

f. Menurut pandangan mereka semua perilaku merupakan respons terhadap stimulus.


Perilaku terbentuk dalam rangkaian asosiatif.

g. Belajar adalah proses pembentukan hubungan asosiatif antara stimulus dan respons yang
berulang-ulang. Pembentukan kebiasaan ini disebut pengkondisian.

h. Pengkondisian selalu disertai ganjaran sebagai penguatan asosiasi antara S dan R.

i. Bahasa manusia merupakan suatu sistem respons yang canggih yang terbentuk melalui
pengkondisian operant/belajar verbal (bahasa).

2. Rasionalisme dalam Teori Belajar Bahasa ke dua

a. Teori belajar bahasa yang termasuk aliran rasionalisme ialah teori tata bahasa universal,
teori monitor dan teori kognitif.

b. Teori tata bahasa universal mencakup seperangkat elemen gramatikal atau prinsip-prinsip
yang secara alami ada pada semua bahasa manusia.

c. Prinsip-prinsip di atas merupakan hasil perangkat pemerolehan bahasa (LAD) yang


mencakup prinsip-prinsip universal substantif dan prinsip universal formal.

d. Menurut Chomsky prinsip universal “ditemukan” oleh anak membentuk “tata bahasa
inti” yang sama dalam semua bahasa. Di samping tata bahasa inti di dalam bahasa, ada tata
bahasa “periferal” yang tidak ditentukan oleh tata bahasa universal.

e. Krashen mengemukakan model belajar yang disebut “model monitor” yang mencakup 5
hipotesis, yaitu hipotesis perbedaan pemerolehan dan proses belajar bahasa, hipotesis
tentang urutan alamiah pemerolehan struktur gramatikal, hipotesis monitor, hipotesis
masukan, dan hipotesis saringan.

f. Menurut Krashen, belajar hanya dapat berfungsi sebagai monitor bila disertai dengan
kondisi yang memadai.

g. Melalui pemerolehan yang terjadi di bawah sadar anak-anak mendapatkan intuisi bahasa
(rasa bahasa), yang tidak diperoleh melalui proses belajar terutama pada tahap awal.

C. STRATEGI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan tentang jenis Strategi. Belajar
Bahasa yang mencakup enam jenis strategi.Enam jenis Strategi Belajar Bahasa tersebut
dipaparkan sebagai berikut:

7
1. Strategi memori,

Strategi memori yaitu strategi yang menekankan pada upaya mengingat


(menyimpan dan memanggil kembali) materi kebahasaan. Jenis strategi memori yang
digunakan terdiri atas empatsubstrategi, yaitu (a) menciptakan hubungan mental, (b)
menggunakan kesan visual dan bunyi, (c) mereviu dengan baik, dan (d) melakukan aksi
tindak. Substrategi menciptakan hubungan mental diterapkan dalam bentuk
menghubungkan antarkata, menghubungkan kata dengan tempat, dan memasukkan kata ke
dalam konteks. Substrategi menggunakan kesan visual dan bunyi, diterapkan dalam bentuk
menggunakan imageri, merepresentasikan bunyi, dan memadukan keduanya. Sub-strategi
mereviu dengan baik diterapkan dalam bentuk mereviu secara teratur. Substrategi aksi-
tindak diterapkan dalam bentuk kegiatan teknismekanis.

2. Strategi Kognitif

Strategi kognitif, yaitu strategi yang menekankan pada upaya manipulasi dan
transformasi bahasa sasaran oleh pelajar. Jenis strategi kognitif yang digunakan terdiri atas
4 (empat) substrategi, yaitu (a) mempraktikkan bahasa, (b) menerima dan mengirim pesan,
(c) menganalisis dan menalar, dan (d) membuat struktur untuk masukan dan luaran.
Substrategi mempraktikkan bahasa diterapkan dalam bentuk mempraktikkan secara formal,
mempraktikkan secara alami, mengulang-ulang kegiatan, dan menggunakan formula dan
pola kebahasaan yang sudah baku. Substrategi menerima dan mengirim pesan diterapkan
dalam bentuk mendapatkan ide secara cepat dan menggunakan berbagai sumber.
Substrategi menganalisis dan menalar diterapkan dalam bentuk menganalisis ungkapan,
menerjemahkan, dan mentransfer. Substrategi membuat struktur untuk masukan dan luaran
diterapkan dalam bentuk menandai, membuat catatan, meringkas/merangkum,
menstrukturkan gagasan, mengkonsep, dan membuat bagan.

3. Strategi Kompensasi.

Strategi kompensasi , yaitu strategi yang dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan


dan ketidak mampuan dalam berbahasa. Strategi kompensasi yang digunakan mahasiswa
meliputi dua substrategi, yaitu (a) menerka secara cerdik dan (b) mengatasi keterbatasan.
Substrategi menerka secara cerdik diterapkan dalam bentuk menggunakan petunjuk
linguistik. Substrategi mengatasi keterbatasan diterapkan dalam bentuk campur kode,
meminta bantuan, menggunakan gestur, menghindari komunikasi, memilih topik,
memodifikasi pesan, dan menggunakan sinonim. Tiga jenis yang pertama tersebut
merupakan strategi langsung. 4. Strategi Metakognitif Strategi metakognitif, yaitu strategi
yang menyertai atau mendampingi strategi kognitif. Strategi metakognitif memberikanjalan
bagi pelajar untuk mengkoordinasikan proses belajar. Sementara yang digunakan meliputi
dua substrategi, yaitu (a) mengatur dan merencanakan kegiatan belajar dan (b)
mengevaluasi kegiatan belajar. Substrategi mengatur dan merencanakan kegiatan belajar
diterapkan dalam bentukmencari dan mencipta kesempatan, mengorganisasikan,
mengidentifikasi/menentukan tujuan atau tugas berbahasa. Adapun substrategi
mengevaluasi diterapkan dalam bentuk memonitor diri sendiri.

5. Strategi Afektif

Strategi afektif, yaitu strategi yang digunakan untuk menghadirkan unsur


kesantaian, kesenangan, ketenangan, semangat, dan aspek emosional lainnya. Strategi

8
afektif yang digunakan meliputi dua substrategi, yaitu (a) menurunkan kecemasan dan (b)
mendorong diri sendiri. Substrategi menurunkan kecemasan diterapkan dalam bentuk
menggunakan musik, relaksasi dan pernapasan dalam, dan bersikap cuek, berbicara
keras-keras, dan berbicara di cermin. Adapun substrategi mendorong diri diterapkan dalam
bentuk membuat pernyataan positif, menghargai keberhasilan diri, danberani mengambil
resiko.

6. Strategi Sosial

Strategi sosial, yaitu strategi belajar dengan cara melibatkan orang lain. Strategi
sosial yang digunakan siswa juga terdiri atas dua substrategi, yaitu (a) menanyakan kepada
pihak lain dan (b) bekerjasama.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa, baik


prilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak: resepsi, persepsi,
pemerolehan bahasa, dan pemproduksian bahasa serta proses yang terjadi di
dalamnya. Contoh perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia
ketika berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan
contoh prilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang
disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses
sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya atau ketika di amemahami bahasa.

Peran Psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa sangat penting karena


dengan memamahami psikolinguistik seorang guru memahami proses yang terjadi
dalam diri siswa ketika siswa menyimak, berbicara, membaca, ataupun menulis
sehingga manakala kemampuan dalam keterampilan berbahasa bermasalah, garu
dapat melihat dari sudut pandang psikologi sebagai alternative solusinya.

Pembelajaran bahasa memiliki fungsi sebagai proses dalam belajar


khususnya kebahasaan. Proses belajar yang di tampilkan harus efektif yakni
memiliki dampak yang positif terhadap terjadinya perubahan ke arah yang lebih
baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/article/komponen-pembelajaran-bahasa-psikolinguistik-dasar-dasar-
diterbitkan-kerja.zg90l56q

https://amans4putra.wordpress.com/2014/04/16/empirisme-dalam-teori-belajar-bahasa-ke-2/

http://ejurnal.unisda.ac.id/index.php/pentas/article/download/817/481/#:~:text=Secara%20le
bih%20spesifik%20Oxford%20(1990,dapat%20dialihkan%20kepada%20situasi%20
baru

https://lakubijakbajik.wordpress.com/dirasat/psikolingusitika/psikolinguistik-dalam-
pembelajaran-bahasa/

11

Anda mungkin juga menyukai