Anda di halaman 1dari 55

Obat yang bekerja melalui sistem

SARAF

Ismiyati,S.Si.,M.Sc.,Apt

1
Fungsi sistem saraf
Sistem saraf
merupakan sebuah • Menerima rangsang dari
sistem dengan bagian
dalam tubuh(dari
terkecil adalah neuron
hormon) dan dari
Dalam suatu neuron
lingkungan.
terdapat badan sel,
cabang dendrit(akson), • Mengubah,
inti sel, membran sel, menghantarkan,
plasma, mitokondria. memproses rangsang.
Vesikula(granula).
TETAPI TIDAK
• Koordinasi, mengatur
TERDAPAT SENTRIOLA fungsi tubuh.
2
Sel saraf = neuron
• Karena tidak terdapat sentriola,
maka sel saraf tidak dapat
membelah diri.
• Kemampuan sel saraf
ditentukan oleh mekanisme
BELAJAR.
• Stimulus/rangsang pada sel
saraf diteruskan ke sal saraf
berikutnya sampai mencapai
organ efektor.
• Tempat peralihan antara akson
dengan sel saraf berikutnya
disebut sinaps.

3
• Kumpulan sel-sel saraf yang terletak diluar
sistem saraf pusat disebut sebagai
ganglion. Antara sel saraf yang satu
GANGLION dengan sel saraf yang lain terdapat suatu
hubungan yang disebut sebagai sinaps.
Sinaps merupakan tempat peralihan
rangsang dari akson ke sel saraf.

PRE • Saraf yang meneruskan rangsang dari pusat


GANGLIONER ke ganglia disebut saraf pre ganglioner.

POST • Saraf yang meneruskan rangsang dari ganglia


GANGLIONER ke organ efektor disebut saraf post ganglioner.

4
Jika ditinjau secara anatomi-topografi Sistem saraf
pada manusia dibagi menjadi 2 kelomopok yaitu:

• Sistem saraf • Sistem saraf perifer:


pusat(SSP); terdiri dari • berhubungan secara
otak,sussum tukang langsung ataupun tidak
belakang langsung dengan SSP.

5
Jika ditinjau dari sifat kerjanya, Saraf
terdiri dari:
• sistem saraf • sistem saraf otonom
motorik yaitu saraf yg yaitu sistem saraf yg
bekerja sesuai dengan bekerja sendiri tanpa
kehendak kita. harus manusia.
• Misal : berjalan, lari, • misal: jantung
menggangguk, berdenyut, respirasi
bersalaman, paru, pembuluh darah,
menendang, dll kelenjar dll

6
Bagaimanakah saraf mampu bekerja &
berkoordinasi dalam menghantarkan rangsang?
• Bila ada stimulus/perangsangan pada sel
saraf, maka rangsang akan diteruskan ke
1 badan sel, ke akson, juga ke dendrit.

• Kemudian rangsang diteruskan ke sel saraf yang lain.


Bila sel saraf dirangsang maka akan terjadi ketelapan
membran( membran menjadi lebih permiabel)
2 terhadap ion Na+, Ca++, sehingga menimbulkan
akibat berupa terbukanya vesikel;

• Kemudian dibebaskan neurotransmiter dari granula
3 sel & dibebaskan pada celah sinaps.

7
Apakah NEUROTRANSMITER itu?
Neurotransmiter adalah senyawa yang dihasilkan dari
dalam sel saraf, dan di bebaskan bila saraf mengalami
perangsangan.

Neurotransmiter dari sel saraf dapat berbeda,


tergantung jenis atau fungsi saraf.

Neurotransmiter bekerja sebagai zat yang berfungsi


menghantarkan rangsang dari suatu sel saraf ke sel
saraf berikutnya atau dari sel saraf ke organ yg di
sarafi
8
CONTOH NEUROTRANSMITER:

• Didalam vesikel sel saraf berisi: zat-zat yang


bersifat neurotransmiter.
• Neurotransmiter adalah senyawa yg dapat
menghantarkan perangsangan pada sel saraf.
• Ada berbagai jenis neurotransmiter;
tergantung dari sistem sarafnya; diantaranya
adalah: asetilkolin(Ach), noradrenalin(NA),
norepinefrin(NE), adrenalin, dopamin,
serotonin, dll

9
Bagaimanakah (nasib) Neurotransmiter yang
dibebaskan :
1. Bertugas Meneruskan rangsang ke sel
berikutnya sehingga menimbulkan efek pada
organ efektor yg disarafi.
2. Bertugas Merangsang kembali selnya sendiri,
sehingga perangsangan terus-menerus.
3. Diuraikan oleh enzim pengurai:MAO,COMT
4. Diambil kembali oleh sel pembebasnya.

10
Neurotransmiter yang dibebaskan
merangsang saraf berikutnya :

2
3

1
4

11
Bagaimanakah proses perangsangan saraf ke sel
berikutnya sehingga menimbulkan efek pada organ ?

• Bila pada suatu neuron terjadi rangsang maka rangsang


tersebut akan menjalar ke sinaps; pada saat itu neuron
akan membebaskan neurotransmiter yang dapat
menghantarkan rangsang pada neuron berikutnya.
1 Proses ini terjadi terus-menerus sampai rangsang
diterima oleh organ efektor.

• Neurotransmiter yang dibebaskan berdifusi dengan


cepat melalui celah sinaps dan berinteraksi dengan
2 reseptor pada membran post sinaps.

12
• Agar saraf tidak terangsang terus-menerus
maka neurotransmiter yang dihasilkan
harus dikurangi sehingga tidak terjadi
3 penumpukan(kumulasi) neurotransmiter

• Yang diharapkan adalah rangsang


secukupnya, tidak terus-menerus sehingga
4 efek tidak berlebihan.

13
Untuk mengurangi jumlah neurotransmiter ini
ada mekanisme inaktivasi/deaktivasi. Yaitu:

1 • Sebagian besar neurotransmiter(90%) dengan


proses pengambilan kembali ke dalam aksoplasma.

2 • Dengan metilasi OH(hidroksi) fenolik posisi meta


oleh enzim katekolamin-O-metil transfrase (COMT)

3 • Dengan deaminasi oksidatif menjadi aldehida oleh


enzim monoaminoksidase (MAO)

14
2. SISTEM SARAF OTONOM

15
Saraf otonom
Disebut juga sistem saraf vegatif. Tersebar diseluruh
tubuh,fungsinya mengatur secara otomatis keadaan
fisiologi yang tetap(homeostasis);seperti suhu badan,
takanan darah, peredaran darah, pernapasan dll.
Sistem saraf otonom dibedakan menjadi 2 cabang:

terdiri dari:
Sistem saraf simpatik = Sistem saraf adrenergik
Sistem saraf parasimpatik = Sistem saraf
kolinergik

Saraf simpatik & parasimpatik bekerja


dalam keseimbangan fungsi

16
Efek perangsangan Sistem saraf
otonom
Perangsangan Sistem saraf Perangsangan Sistem saraf
adrenergik=simpatik kolinergik = parasimpatik

menimbulkan reaksi menghasilkan efek


mempertinggi penggunaan menghemat penggunaan
zat-zat oleh tubuh, tubuh zat-zat dan mengumpulkan
menjadi aktif, dan energi, tubuh berada dalam
memerlukan energi. keadaan istirahat atau
tidur.

Kedua Sistem saraf ini bila dalam kondisi sehat berada dalam
fungsi yang seimbang
17
3. OBAT-OBAT GOLONGAN
ADRENERGIKA

Adrenergika: adalah zat yang dapat menimbulkan efek


seperti efek yang dihasilkan bila Sistem saraf simpatik
dirangsang. Pada perangsangan Sistem saraf simpatik tubuh
disiapkan untuk siap: fight(bertarung), fright(takut), flihgt
(berlari), atau dengan kata lain tubuh disiapkan untuk
waspada.

18
Rangsang Dari batang otak serabut saraf simpatik akan
berjalan ke pra ganglioner simpatik atau medula adrenal.
Rangsang ini akan menyebabkan pembebasan acetilkholin.
Kemudian acetilkholin berdifusi melalui celah cinap
kemudian di dalam ganglion noradrenalin akan meneruskan
rangsang tersebut ke neuron post ganglioner. dan akan
merangsang reseptor simpatik organ efektor, sehingga timbul
efek.

Jika keseluruhan organisme memerlukan reaksi cepat


misalnya pada situasi darurat maka dengan bantuan
acetilkholin akan dihasilkan adrenalin dan noradrenalin
(sedikit).

19
Perangsangan & pembebasan
neurotransmiter Pada saraf simpatik

20
Sistem saraf simpatik=adrenergik
dapat dipengaruhi oleh:
• Noradrenalin dan adrenalin:
sebenarnya merupakan
• adrenalin, senyawa endogen yaitu
senyawa yang secara alamiah
• noradrenalin
dihasilkan oleh tubuh untuk
• dopamin. proses fisiologis yang normal.
• Simpatomimetik
• Simpatolitika

21
Adrenalin
Adrenalin memiliki efek adrenergik  dan  dengan efek  relatif lebih kuat.
Terutama digunakan sebagai analeptikum (penyegar) yang efektif pada keadaan
kolaps, shock, atau jantung berhenti. Karena cepat terurai maka durasi kerjanya
singkat, sehingga dalam penggunaannya dikombinasi dengan prokain.

Adrenalin berperan dalam pengaturan distribusi darah, menyebabkan konstriksi


pembuluh darah kulit, mukosa, dan organ dalam; mendilatasi pembuluh darah
otot rangka dan jantung. Pada otot polos usus menyebabkan peristaltik
berkurang dan pada bronkhus menyebabkan dilatasi; pengambilan oxigen
diperbaiki. Menyebabkan dilatasi pupil digunakan sebagai midriatika(tetapi pada
penderita DM pupil mEnciut). Adrenalin tidak dapat menembus
sawar/membran otak.

22
Noradrenalin
• Noradrenalin menyebabkan
• Noradrenalin memberikan vasokontriksi secara
reaksi kuat pada reseptor umum(kecuali arteri
, dan 1 koronaria) berperan
• Noradrenalin bekerja menjaga tonus pembuluh
vasokontriksi dan digunakan darah,
pada: • Efek samping Noradrenalin
• lokal peredarahan difus, dan adrenalin pada
umumnya sama yaitu:
• tambahan anestetika lokal,
• Rasa takut, rasa lemah,
• pertolongan pada syok tremor, gangguan jantung
neurogen. aritmia dan angina pektoris.

23
Menurut Ahlquist(1948)dalam sistem saraf simpatik terdapat
reseptor yang dinamakan reseptor  dan reseptor .penyelidikan
selanjutnya menunjukkan bahwa kedua jenis reseptor ini masih
dibagi lagi menjadi 2 sub tipe.yaitu:1, 2, dan 1, 2 . akibat dari
stimulasi reseptor tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

1 : mengaktifkan organ efektor: otot polos (vasokontriksi,


menciut, mengkerut) dan sel kelenjar (produksi ludah sekresi
ludah, keringat)
2 : menghambat pembebasan noradrenalin(adrenergik)
1 : memperkuat daya dan frekuensi jantung.
2 : bronkhodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan
lemak.
24
Adrenergika

Adrenergika adalah senyawa yang mempunyai


kerja yang mirip dengan efek yang dihasilkan
bila saraf simpatik dirangsang oleh adrenalin
dan/atau noradenalin.

25
Menurut selektivitasnya
Adrenergika dibagi menjadi:

1.Adrenergika yang 3. Adrenergika yang


langsung bekerja pada langsung bekerja pada
reseptor , reseptor 
=adrenoseptor  =adrenoseptor 

2. Adrenergika yang
langsung bekerja pada
reseptor , 
=adrenoseptor ,
26
1. Adrenergika yang langsung bekerja pada
reseptor , =adrenoseptor 

fenilefrrin
adalah  simpatomimetik yang digunakan lokal pada:
radang mukosa misalnya conjuntivitis non spesifik dan
conjuntivitis alergi juga sinusitis ,
nasovaringitis.

balita dan bayi.


diberikan dalam bentuk obat tetes yang diencerkan. tidak boleh
diberikan dalam bentuk semplot karena menimbulkan gangguan
pernafasan dan keadaan koma akibat terjadinya absorpsi.

27
2. Adrenergika  

Contonya: etilefrin.
pemakaiannya secara oral, bekerja
untuk waktu yang lama menaikkan
tekanan darah. Kenaikan tekanan
darah karena
1. efek  adrenergik menyebabkan
vasokonstriksi. Ketidakselekfifan
2. efek  adrenergik menyebabkan etilefrin
kerja inotrop kronotrop positif
pada jantung

28
3. Adrenergik yang bekerja pada reseptor 
=adrenoseptor 

• Kerja pada reseptor 1 (di jantung) menyebabkan


kenaikan frekuensi jantung , kekuatan kontraksi,
bertambahnya laju hantaran rangsang.
• Kerja pada resptor 2 menyebabkan relaksasi
otot bronkus dan uterus. Dilatasi pembuluh
sehingga  simpatomimetik digunakan pada
bradikardia, gangguan hantaran rangsang,
bronkolitika ,tokolitika, vasodilatansia.

29
Kontraindikasi : hypertensi, arterosklerosis jantung koroner
gangguan ritme takhikardi, hypertireosis, narkosis.

2 adrenergika berguna untuk terapi asma bronkus


senyawa ini terdiri dari salbutamol, terbutanil, fenoterol,
klenbuterol, reproterol, heksopenalin.

Efek samping dan kontra indikasi sama dengan


adrenalin dan isoprenalin.
30
SIMPATOLITIKA = ADRENOLITIKA

• Adalah senyawa yang melawan efek perangsangan simpatik


sebagian atau seluruhnya.
Terdiri senyawa:
• Pemblok  adenoreseptor=  simpatolitika
•  pemblok adenoreseptor =  bloker

1.Pemblok  adenoreseptor =  bloker


=  bloker bekerja melawan pada  adenoreseptor
Efek utamanya adalah dilatasi perifer, digunakan untuk
memperlancar peredaran darah dibagian perifer, misalnya
kulit.

31
Contoh adrenolitika
Alkaloid secale meliputi kelompok senyawa ergotamin (
ergotamin, ergosin) kelompok senyawa
ergotoksin(ergokristin, ergokronin, ergokriptin)

mempunyai efek:
Stimulasi otot polos, terutama diperifer dan rahim. Dengan efek:
vasokontriksi dan kenaikan tekanan darah, oksitosik(kenaikan kontraksi
rahim)

Ergometrin, efek vasokonstriksinya lebih lemah dari


pada ergotamin, tapi efek oksitoksiknya kuat

32
• Ergometrin secara khusus digunakan untuk
menghentikan perdarahan berlebih pada haid dan
melahirkan.
• Ergotamin: Daya vasokonstriksinya digunakan pada
pengobatan migren tetapi dengan dosis yang lebih
kecil.
• Efek samping ergotamin pada penggunaan lama
adalah matinya jaringan perifer karena efek
vasokontriksi dan timbul ganggren pada jari-jari.
Efek samping lain adalah mual,muntah, sakit
perut, kejang pembuluh dan otot.

33
2.pemblok adenoreseptor =  bloker
apabila reseptor  diblok akan mengakibatkan:
menghentikan kerja inotropik & kronotropik positif jantung
menghentikan kerja relaksasi katekolamin pada otot polos

 Bloker ada yang selektif dan ada yang non selektif terhadap
reseptor  1 dan  2

 bloker non selektif: menghilangkan efek tokolitik 2


adrenergik, juga memperkecil sirkulasi utero plasenta.
34
1 bloker =  bloker yang selektif terhadap reseptor 1
= kardioselektif, selektif hanya memberikan efek
terhadap jantung.

1 bloker tipe ini dipilih untuk pasien hipertensi dengan


gangguan toleransi glukosa terganggu(DM). Karena
penggaruhnya pada glikogenolisis dan lipolisis lebih
kecil.

35
CONTOH OBAT-OBAT YANG TERMASUK  BLOKER:

• Alprenolol • Propanolol
• Oksprenolol • Nadolol
• Penbutolol • Pindolol
• Bupranolol • Mepindolol
• Metoprolol • Karteolol
• Betaksolol • Karazolol
• ATenolol • Timolol
• Asebutolol • Satalol
• Metilpranolol

36
• penyakit jantung koroner
 bloker digunakan • ganguan fungsi kardiovaskuler
pada: • gangguan ritme jantung
• hipertensi

Penyakit
Asma, • bronkhospasme terapi dengan 2 lebih mudah
dengan dilaksanakan kerena kerja 2 lebih selektif pada bronkhus.
adrenergika

Cara Putus • pada akhir terapi dengan  bloker harus dilakukan


obat reduksi/pengurangan dosis secara perlahan

37
Mengapa demikian

• karena pada pemakaian  bloker jangka panjang


mengakibatkan tubuh akan menaikkan jumlah reseptor
β
• Dengan demikian noradrenalin juga lebih banyak
dibebaskan. Padahal noradrenalin adalah
neurotranmiter penting dalam penjalaran rangsang
pada saraf.
• Bila bloker terhadap reseptor dikurang dengan tiba-tiba
maka terjadi efek perangsangan oleh noradrenalin yang
berlebihan(rebound). Efek rebound ini berupa keluhan
angina pektoris ataupun infak jantung.

38
Kontra indikasi  bloker

Penderita insufisiensi jantung yang belum mendapat digitalis


Gangguan ritme bradikardi.
blokade atrioventikular(dijantung)
DM yang cenderung mengalami hipoglikemia spontan.
Gangguan ventilasi obstruktif.

Pembahasan tentang 
bloker akan sangat erat
kaitannya
dengan obat-obat anti
hipertensi.

39
Efek Samping  bloker:

Nausea, muntah, keluhan lambung, diare, lelah,


gangguan sistem saraf pusat.putus asa,
linglung,alergi, pruritis.

Pengurangan kontraksi jantung, bradikardi,


hipotonik,gangguan sirkulasi perifer.

40
Obat-obat lain yang mempengaruhi simpatik;

Klonidin;dan analognya =guanfasin


Efeknya:
menurunkan tekanan darah,
mengurangi frekuensi dan curah
Dosis:Klonidin jantung
antihipertensi 0,025 mg mekanisme kerjanya:
Guanfasin:1 – 2 mg/hari obat ini bersifat lipofilik sehingga
dengan cepat menembus sistem saraf
pusat,merangsang 2
Efek samping: adrenoreseptor. Mengakibatkan
sedasi:mengantuk,Sekresi ludah rangsang simpatik ditekan dan
berkurang, aktivitas parasimpatik menonjol.
Disregulasi orthostatik. Karena efek noradrenalin berkurang.

41
Reserpin
Mekanisme Kerjanya:
menghilangan kemampuan granula menyimpan noradrenalin nurotransmiter.
Memblok transpor aktif neradrenalin dan dopaminke dalam granula
cadangan.
Akibatnya dalam waktu singkat granula tidak menerima neurotransmiter pra
zat noradrenalin= dengan kata lain dopamin tidak dapat masuk kedalam
granula. Noradrenalin yang masuk ke sitoplasma diuraikan oleh MAO(mono
amine oksidase)

Efek samping:
Dosis: Keluhan orthostatik, pusing,
0,05 – 0,1 mg bradikardia.
digunakan terutama pada penderita Kontra indikasi:
hipertensi, reserpin akan menurunkan tekanan Ulkus ventrikuli, ulkus duodeni,
darah cukup lama. asma bronkhus.
42
Seperti telah diketahui bahwa senyawa katekolamin (noradrenalin,
adrenalin, dopamin) merupakan neurotransmiter pada
penghantaran saraf. Agar perangsangan saraf tidak berlangsung
terus-menerus maka oleh tubuh terjadi suatu mekanisme
deaktivasi/inaktivasi neurotransmiter. Deaktivasi dapat berupa
pengambilan kembali neurotransmiter ke aksoplasma, metilasi
oleh enzim COMT, dan deaminasi oksidatif oleh enzim MAO.

Kerja enzim COMT dan MAO dapat berkurang akibat kerja


suatu senyawa obat. Akibatnya adalah saraf mengalami
perangsangan oleh noradrenalin, adrenalin, atau dopamin
secara berlebihan. Hal ini kadang merupakan efek yang tak
disenangi pada terapi.

43
Efek yang timbul adalah perangsangan sistem saraf simpatik
diantaranya berupa: meningkatnya frekuensi, dan kekuatan
kontraksi jantung(naiknya tensi), vasokontriksi otot polos,
pengaktivan sel kelenjar, bronkodilatasi, peningkatan metabolisme
glikogen, dan lemak, serta efek lain.

Jadi hati-hati dalam pemberian obat kepada orang yang


sensitif terhadap obat-obat yang mempengaruhi saraf
simpatik(simpatomimetika) juga pada orang yang sedang
mendapat terapi dengan antidepresan trisiklik tipe
penghambat MAO. Waspadai efek sampingnya!!

44
fenoterol

terbutalin
klonidin

salbutamol

AGONIS
isoprenalin
Fenilefrin, ppa

noradrenalin = norepinefrin

Adrenalin = epinefrin

Alfa 2 Alfa 1 Beta 1 Beta 2

Propanolol

ANTAGONIS
metoprolol

Atenolol, bisoprolol

Hubungan reseptor-respons agonis dan antagonis adrenergik


( disalin dari : DINAMIKA OBAT – Ernst Mushler )
45
5. SENYAWA YANG MEMPENGARUHI
SARAF PARASIMPATIK

46
Saraf parasimpatik berasal dari susunan saraf pusat menuju ganglion
parasimpatik. Rangsang kemudian diteruskan oleh neurotransmiter
asetilkholin(achetilkholin=Ach) ke post ganglioner. Achetilkholin
kemudian berdifusi melalui celah sinaptik, asetilkholin akan
merangsang reseptor parasimpatik dari organ reseptor. Akhirnya
timbul efek. Sel saraf yang memiliki reseptor yang peka terhadap
perangsangan asetilkholin disebut saraf kholinergik.

Didalam organisme asetilkholin dibentuk dari asam amino kolin


dan asetil ko-A dengan bantuan kolinasetiltranferase dan disimpan
dalam suatu vesikel. Akibat stimulasi/rangsang maka asetilkholin
akan dibebaskan dari vesikel tersebut dan berdifusi pada celah
sinap lalu menimbulkan rangsang pada saraf berikutnya atau
memberikan rangsang pada organ efektor.
47
48
Efek perangsangan asetilkholin
=kolinergika
ADALAH:
Frekuensi dan kontraktilitas jantung turun
Tahanan pembuluh perifer turun
Sekresi ludah, getah lambung, sekret bronkus, keringat
bertambah
Tonus otot saluran cerna, saluran urin, otot bronkhus
meningkat
Pupil menyempit
Mata terakomodasi ke titik dekat(miotik=miosis)
Jadi secara umum efek parangsangan parasimpatik
berlawanan dengan efek perangsangan saraf simpatik
49
Efek yang timbul dari kerja antikolinergika adalah:

• frekensi jantung dipercepat


• pembuluh darah kulit dilatasi(tampak
kemerahan)
• sekresi air mata, ludah, keringat, sekresi kelenjar
saluaran cerna berkurang.
• pembentukan lendir saluan nafas bagian atas
dan bawah berkurang.
• pupil dilatasi: karena kelumpuhan otot sfingter
pupillae.akibatnya adalah fotofobia dan tekana
intra okuler naik.
• akomodasi terganggu karena kelumpuhan otot
siliaris.

50
antiKOLiNERGIKA

antiKolinergika adalah senyawa yang kerjanya


memblok penghantaran rangsang dari serabut
saraf parasimpatik post ganglioner ke organ
efektor. Sehingga perangsangan parasimpatik
menjadi turun. Karena yang di hambat adalah
kerja neurotrnasmiter berupa kholinergik maka
senyawa ini disebut anti kholinergik.

51
antiKolinergika digunakan pada(indikasi):

• Spasme otot polos saluran cerna, • Pada hiperhydrosis: yaitu


saluran empedu, didaerah organ menekan keringat yang berlebih.
kelamin wanita(spasmolitikum) • Menekan sekresi getah lambung
• Gangguan ritme jantung dan mengurangi peristaltikpada
bradikardi borok lambung
• Pada pembiusan untuk • Terapi penyakit parkinson
menghentikan reflek vagus dan • Parasimpatilika kontra indikasi
mengurangi sekresi lendir dalam pada
saluran napas. • Glaukoma
• Midriatikum untuk melebarkan • Adenoma prostat
pupil tetapi melumpuhkan
akomodasi mata.sehingga • Hati-hati pada sklerosis
digunakan fenilefrin koroner(bisa menaikkan frekuensi
jantung)

52
hyoscine butylbromide
Adalah antikolinergik, antimuskarinik
• Butylscopolamine digunakan pd penanganan
nyeri & tidak nyaman akibat cram abdominal,
menstruasi, atau spasme pd sistem
pencernaan. It is also effective at preventing
bladder spasms.
• Bukan obat pereda nyeri. Karena
mekanismenya bukan pada reseptor nyeri
• Nama dagang: Buscopan

53
Papaverin:
Adalah spasmolitika yang merelaksasi semua otot polos;
yaitu:
otot pembuluh darah,
 otot bronkus,
otot usus.

Papaverin digunakan pada gangguan akibat spasme
bronkus, saluran urin dan uterus, gangguan pasokan
darah perifer.
Route pemberian secara oral, rektal, ataupun parenteral.

54
Ipratropium bromida

•berdaya bronchodilatasi dan khusus digunakan


pada asma dalam bentuk inhalasi (spray ).
•Mulai kerjanya dalam 3-5 menit dan bertahan 5-
6 jam.
•efek samping tercatat mulut kering, nyeri kepala,
pusing, dan mual.
•Sama efektifnya dengan inhalasi b2-adrenergika
(salbutamolfenoterol, dsb) dan dapat
dikombinasi dengannya bila perlu. Dosis: inhalasi
3 kali sehari 2 dosis.
55

Anda mungkin juga menyukai