Anda di halaman 1dari 14

I

TUGAS KULIAH
PEMBELAJARAN IPA SD

“MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA”

Oleh:
Asrilia Kurniasari (20181115064)
Mar’atushsholihah (20181115067)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN IPA

1. Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran dimana


guru mentransformasikan informasi atau ketrampilan secara langsung kepada peserta
didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.
(Depdiknas, 2010: 24)
Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.
Tetapi ada yang perlu diingat dalam penerapan model ini adalah menghindari
penyampaian pengetahuan yang terlalu kompleks.
Pembelajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Berikut ini akan diberikan
sintaks model pembelajaran langsung dan peran yang dijalankan oleh guru pada tiap
sintaksnya.

Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Fase Peran Guru


1. Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
mempersiapkan siswa. informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar.
2. Mendemontrasikan ketrampilan Guru mendemontrasikan ketrampilan
(pengetahuan prosedural) atau dengan benar atau menyajikan informasi
mempresentasikan pengetahuan. tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan. Guru merencanakan dan memberikan
bimbingan pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa telah
memberikan umpan balik. berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk Guru mempersiapkan kesempatan
pelatihan lanjutan dan penerapan. melakukan pelatihan lanjutan, dengan
penerapan kepada situasi lebih kompleks
dan kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran model pembelajaran langsung juga terdapat beberapa


kelebihan dan kelemahannya.
 Kelebihan model pembelajaran langsung
Menurut Depdiknas dalam Sudrajat (2011) kelebihan model pembelajaran
pembelajaran langsung antara lain:
a. Guru langsung guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang
diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
b. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 1


c. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
d. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah.
 Kelemahan model pembelajaran langsung.
a. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati,
dan mencatat.
b. Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal,
tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
c. Sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
d. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan
terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.

2. Model Pembelajaran Kooperatif


Istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahasa asing adalah cooperative
learning. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada hakekatnya, metode
pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong-
royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran
kelompok.
Menurut Isjoni (2009: 5) pada model cooperative learning siswa diberi
kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk
mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan
fasilitator aktivitas siswa.
Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh sintaks tertentu. Berikut ini akan
diberikan sintaks model pembelajaran kooperatif dan peran yang dijalankan oleh
guru pada tiap sintaksnya.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Peran Guru


1. Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan
mempersiapkan siswa. pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jakan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
3. Mengorganisasi siswa ke dalam Guru menjelaskan kepada siswa
kelompok-kelompk belajar bagaimana cara membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok
agar transisi secara efisien.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 2


Fase Peran Guru
4. Membimbing kelompok bekerja dan Guru membimbing kelompok-
belajar kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk
meghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.

Menurut Jarolimek dan Parker di dalam Isjoni (2009: 24) terdapat beberapa
keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:
1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4) Suasana kelas yang rilek dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw


Jigsaw menurut Slavin (2010: 237) yaitu dapat digunakan apabila materi yang
dipelajari adalah yang berbentuk materi tertulis. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok 4-5 orang)
2) Materi pelajaran diberikan ke siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub bab.
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab uang ditugaskan dan
bertanggungjawab untuk mempelajarinya.
4) Anggota dari kelompok lain yang mempelajari sub bab yang sama bertemu
(disebut kelompok ahli) untuk mendiskusikannya.
5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya (kelompok
asal) bertugas mengajar teman-temannya.

Gambar ilustrasi
kelompok Jigsaw

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 3


Menurut Shoimin kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
sebagai berikut:
1) Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan
daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri,
2) Hubungan antara guru dan murid dapat berjalan secara seimbang dan
memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan
harmonis,
3) Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif,
4) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,
kelompok, dan individual (2014:93).

Masih menurut Shoimin, kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw


adalah sebagai berikut:
1) Jika guru tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan
kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi,
2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah,
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum
terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat
menimbulkan kegaduhan (2014:93-94).

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)


Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berapasangan berbagi adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Langkah-langkah TPS adalah sebagai berikut:
1) Tahap 1 (Pendahuluan)
Guru akan menjelaskan mengenai aturan main dan juga batas waktu yang
diberikan. Pada tahap ini guru juga harus memberikan motivasi kepada siswa
agar mau terlibat dalam kegiatan tersebut.
2) Tahap 2 (Think atau berpikir)
Guru harus menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan kegiatan
demostrasi. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang
dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir sendiri.
3) Tahap 3 (Pair/ berpasangan)
Siswa diminta untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
pelajari. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban.
4) Tahap 4 (Sharing)
Pasangan atau kelompok yang dipilih akan mempresentasikan hasil dari
jawaban mereka kepada seluruh siswa di kelas.
5) Tahap 5 (Penghargaan)
Siswa akan diberikan penghargaan berupa nilai. Ada dua jenis nilai yaitu
nilai individu yang didasarkan pada tahap think dan nilai kelompok
berdasarkan tahap pair and share.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 4


Setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model
pembelajaran TPS adalah (1) kegiatan pembelajaran terpusat pada siswa bukan
bergantung pada guru. (2) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir dan saling membantu sama lain. (3) meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengungkapkan ide dan belajar untuk menerima pendapat orang lain.
Sedangkan kekurangan model TPS antara lain:
a) Membutuhkan koordinasi.
b) Membutuhkan perhatian khusus.
c) Kesulitan dalam mengubah kebiasaan siswa yang belajar menggunakan
konsep konvensional dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan
gurunya.

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Division


(STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang
jumlah tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen, yang merupakan campuran
tingkat prestasi, jenis kelamin, latar belakang sosial, dan suku.

Adapun langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif type STAD


(Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga
akan diperoleh skor awal.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi
tetap mementingkan kesetaraan jender.
4) Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk
mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya
digunakan untuk penguatan pemahaman materi.
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).

Secara rinci kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini ialah:
a) Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang
substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok adalah setara
Allport (dalam Slavin, 2005:103).
b) Menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota
kelompok menjadi lebih baik (Slavin, 2005:105) dan (Ahmadi, 2011:65).

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 5


c) Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang
lebih banyak (Slavin, 2005:105)
d) Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping
kecakapan kognitif (Isjoni, 2010:72).
e) Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator,
mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62).

6. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok


Investigsi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012).
Langkah-langkah pelaksaan model investigasi kelompok meliputi enam tahapan:
1) Mengidentifikasi topik dan membuat kelompok.
2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
3) Melaksanakan investigasi.
4) Mempresentasikan laporan akhir.
5) Evaluasi.

Adapun rancangan sintaks model investigasi kelompok adalah:

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Mempusatkan a) Memotivasi siswa Menjawab pertanyaan guru
perhatian siswa (memfokuskan perhatian dan memfokuskan pikiran
siswa) dengan cara tanya pada suatu pokok materi/
jawab berkaitan dengan bahasan yang ingin di
materi dalam kehidupan bahas hari ini.
sehari-hari.
b) Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Mengidentifikasi a) Guru memberikan a) Memberikan masukan
topik dan kesempatan bagi siswa terhadap topik yang
membagi siswa ke untuk memberikan akan diteliti dan
dalam kelompok kontribusi apa yang akan diinvestigasi sesuai
mereka selidiki. materi yang dipelajari.
b) Membentuk kelompok
b) Kelompok dibentuk
berdasarkan heterogenitas.
Merencanakan Mempersiapkan dan menata Kelompok membagi
tugas sumber belajar sebagai sarana subtopik kepada seluruh
siswa berfantasi agar dapat anggota. Kemudian
berinvestigasi secara optimal. membuat perencanaan
masalah yang akan diteliti
bagaimana proses dan
sumber apa yang dipakai.
Membuat Memfasilitasi, membimbing Siswa berfantasi
penyelidikan serta mengawasi siswa yang mengumpulkan,

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 6


Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
sedang berfantasi agar setiap menganalisi dan
kelompok dapat bekerja mengevaluasi informasi
optimal membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian
mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam
mencapai sebuah masalah
kelompok.
Mempresentasikan a) Memberikan Siswa memprentasikan
tugas akhir reinforcement pada hasil kerjanya. Kelompok
kelompok yang lain memberikan
penampilannya baik dan tanggapan.
memberikan motivasi pada
kelompok yang kurang
baik.
b) Memberikan penegasan
terhadap masing-masing
bahasan dari setiap
kelompok.
Evaluasi a) Membantu siswa a) Menyimpulkan materi
pembelajaran melakukan refleksi pembelajaran yang
terhadap pembelajaran telah dipelajari.
yang telah dipelajari. b) Menjawab teori yang
b) Bersama siswa diberikan guru.
menyimpulkan
pembelajaran.
c) Mengevaluasi
pembelajaran yang telah
dilakukan dengan
menggunakan tes hasil
belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok ini juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan seperti model-model pembelajaran yang lain.
a) Kelebihan dari metode kerja kelompok ini adalah:
 Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya.
 Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
 Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran
keterampilan berdiskusi dan proses kelompok.
b) Kekurangan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah:
 Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta yang aktif dan
mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak terbuat
apa-apa.
 Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan
maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 7


7. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran numbered head together (NHT) dikembangkan oleh
Spencer Kagan pada tahun 1993 dengan melibatkan para siswa dalam mereview
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa
pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.
Sintaks pembelajaran tipe numbered head together yang dikembangkan oleh
Ibrahim (2000: 29) adalah:
1) Langkah 1. Persiapan.
Guru mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan membuat membuat
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2) Langkah 2 Pembentukan kelompok
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan
3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok
dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin
dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok
digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-
masing kelompok.
3) Langkah 3 Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau
masalah yang diberikan oleh guru.
4) Langkah 4 Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai
bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5) Langkah 5 Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Guru menyebut satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor
yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di
kelas.
6) Langkah 6 Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Sama seperti halnya model-model yang lain, model pembelajaran NHT juga
terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan model pembelajaran NHT antara
lain: setiapsiswamenjadisiapsemua,dapatmelakukandiskusidengansungguh-sungguh,
siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Sedangkan kelemahannya adalah: kemungkinan nomor yang dipanggil,
dipanggil lagi oleh guru atau tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 8


8. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match.
Make a match menurut Suprijono (2011: 94): merupakan tipe yang menggunakan
kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-
kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
 Langkah-langkah pembelajaran make a match.
Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe make a match sebagai
berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic
yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan
kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi
sebagai penilai.
3) Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau
jawaban.
4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya
(Pasangan pertanyaan-jawaban)
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin oleh penilai.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7) Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa yang
berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang kartu
pertanyaan dan sebagian memegang kartu jawaban. Sedangkan siswa pada
kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti peran sebagai penilai.
8) Kemudian lakukan kegiatan seperti langkah pada nomor 4 dan 5.
9) Kesimpulan dan penutup.
 Kelebihan pembelajaran model kooperatif tipe make a match.
Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. (Lie, 2010: 55).

 Kekurangan pembelajaran model kooperatif tipe make a match.


Tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu
pertanyaan, pemegang kartu jawaban, maupun penilai mengetahui dan
memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka
pasangkan sudah cocok. Demikian halnya bagi peserta didik kelompok penilai.
Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar atas
pasangan pertanyaan-jawaban. (Sandjana, 2011: 95)

9. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning/ PBL)


Model pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai ciri umum yaitu
menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik (masalah yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung jika ditemukan
penyelesaiannya) dan bermakna yang akan memberikan kemudahan kepada para
siswa untuk penyelidikan dan inkuiri.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 9


Model ini juga mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan
pertanyaan atau masalah, berfokus pada ketertarikan antar disiplin ilmu,
penyelidikan autentik, menghasilkan produ/ karya dan memamerkan produk tersebut
serta adanya kerjasama.
Model pembelajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks tertentu yang
merupakan ciri khas dari model ini.
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa kepada masalah menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasi tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tertentu.
Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan informasi yang sesuai, melaksanakan
individual maupun kelompok eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
Tahap 4 Guru membantu siswa dalam merencanakan
Mengembangkan dan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
menyajikan hasil karya laporan, video, dan model yang membantu
mereka untuk berbagi dengan temannya.
Tahap 5 Guru membantu siswa untuk melakukan
Menganalisis dan mengevaluasi refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
proses pemecahan masalah mereka dan proses yang mereka gunakan.

 Keunggulan model pembelajaran berbasis masalah


1) Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2) Dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan
untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
4) Membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
peserta didik.
7) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
8) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9) Mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 10


 Kelemahan model pembelajaran berbasis masalah
1) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.

10. Model PembelajaranMelalui Penemuan atau Inkuiri.


Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang intinya dalah
penemuan atau siswa yang menemukan sendiri tentang konsep materi yang sedang
dipelajari. Penemuan ini bisa dilakukan melalui cara diskusi, penelitian, pengamatan
lapangan serta kolaborasi antara guru dan siswa.

Dalam pembelajaran model inkuiri, guru harus memahami dengan detail sintaks
model pembelajaran tersebut.

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadan atau
Observasi untuk menemukan masalah fenomena yang memungkinkan siswa
menemukan masalah.
Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan
Merumuskan masalah masalah penelitian berdasarkan
kejadian dan fenomena yang disajikan.
Tahap3 Guru membimbing siswa untuk
Mengajukan hipotesis mengajukan hipotesis terhadap masalah
yang telah dirumuskan.
Tahap 4 Guru membimbing siswa untuk
Merencanakan pemecahan masalah merencanakan pemecahan masalah,
(melalui eksperimen atau cara lain) membantu menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan dan menyusun
prosedur kerja yang tepat.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 11


Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 5 Selama siswa bekerja guru
Melaksanakan eksperimen (atau cara membimbing dan memfasilitasi.
pemecahan yang lain)
Tahap 6 Guru membantu siswa melakukan
Melakukan pengamatan dan pengamatan tentang hal-hal yang
pengumpulan data penting dan membantu mengumpulkan
mengorganisasi data.
Tahap 7 Guru membantu siswa menganalisis
Analisis data data supaya menemukan sesuatu
konsep
Tahap 8 Guru membimbing siswa mengambil
Penarikan kesimpulan atau penemuan kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin
ditanamkan.

 Kelebihan model pembelajaran inkuiri.


1) Terjadi peningkatan kemampuan ingatan dan pemahaman terhadap materi
pembelajaran oleh siswa
2) Meningkatkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah pada situasi-
situasi baru dan berbeda yang mungkin mereka dapati pada saat-saat lain
(mendatang).
3) Membantu guru secara simultan meningkatkan motivasi belajar siswa.
4) Siswa dalam model pembelajaran inkuiri akan belajar bagaimana mengatur
diri mereka sendiri untuk belajar.
5) Konsep-konsep dasar suatu materi pembelajaran akan dapat diingat dan
mengendap dengan baik dalam memori siswa.
6) Memberikan dorongan secara tidak langsung kepada siswa untuk bekerja
sama, bersikap objektif, jujur, percaya diri, penuh tanggung jawab, berbagi
tugas dan sebagainya.
 Kelemahan model pembelajaran inkuiri.
1) Apabila guru dan siswa belum begitu terbiasa melaksanakan model
pembelajaran inkuri, maka ada kemungkinan yang besar waktu tidak dapat
dimanajemen dengan baik.
2) Pembelajaran inkuri yang dilakukan oleh siswa dapat melenceng arahnya
dari tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya.
3) Pada akhir suatu pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran
inkuri, bisa saja setelah segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh
siswa dan kelompoknya ternyata membuahkan hasil yang salah, keliru,
kurang lengkap, atau kurang bagus.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 12


REFERENSI

Ahmadi , I.K, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu “Pengaruhnya


Terhadap Konsep, Mekanisme, dan Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan
Negeri”. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Depdiknas.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas. Tersedia:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_
DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf (27 Oktober 2018 pukul
04.00)
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Isjoni.2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara
Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Tersedia:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_
DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf(27 Oktober 2018 pukul
04.00)
_____ 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta.
Lie, A. 2010. Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-
ruang Kelas ). Jakarta : Gramedia. Tersedia:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_
DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf (27 Oktober 2018 pukul
09.00)
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta:
Kencana.Tersedia:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_
DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf (27 Oktober 2018 pukul
09.00)
Saputra, Y. M dan Ridyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Ketrampilan Anak TK. Jakarta: Depdikbud. Tersedia:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_
DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf
(27 Oktober 2018 pukul 04.00)
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Tersedia:
http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/20/model-pembelajaran-
jigsaw/ (27 Oktober 2018 pukul 07.47)
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA 13

Anda mungkin juga menyukai