ABSTRACT
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) is a common oral disorder. RAS is seen worldwide and may
affect 25% of the population. Characteristised by single or multiple, recurrent, small, around or ovoid
ulcer with circumscribed margins, eritemathous, and yellow or greys floors. It has three clinical
presentations-minor(MiRAS), major (MaRAS), and herpetiform (HU). The etiology of RAS remains
unknown, but psychological stress have been implicated in the pathogenesis of RAS although remains
controvertial. The study was to survey that the prevalence of RAS that may presdiposed by psychological
stress using Holmes and Rahe Stress Scale. The study found that the prevalence of RAS that may
presdiposed by psychological stress is 67%. Psychological stress may be a significant predisposing factor
of RAS in Oral Medicine Clinic at Dentistry Airlangga University September-Oktober 2009.
Key words: recurrent aphthous stomatitis, psychological stress, Holmes and Rahe Stress Scale
Korespondensi (correspondence): Aida Rosarina, Student of Faculty of Dentistry Airlangga University, Jl.
Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia
______________________________________________________________________
42
Oral Medicine Dental Journal Vol. 1 No. 2 Juli-Desember 2009: 42-45
dasar mulut, dan sembuh setelah 7-14 penelitian untuk menggambarkan suatu
hari1. kejadian tanpa meneliti faktor penyebab
Penyebab SAR tidak diketahui terjadinya dengan cara observasi yaitu
dengan pasti tetapi kemungkinan adalah mengamati kejadian tanpa memberikan
multifaktorial1. Beberapa faktor yang perlakuan terhadap sampel penelitian.
dianggap sebagai penyebab timbulnya Penelitian ini menggunakan pasien yang
SAR antara lain adalah : Faktor bawaan, datang ke klinik Penyakit Mulut RSGM
trauma, infeksi, berhubungan dengan FKG UNAIR dan terdiagnosis SAR
gangguan gastrointestinal, Pengaruh (Stomatitis Aftosa Rekuren) sebagai
hormon, faktor emosi, auto-immunitas, sampel. Dengan kriteria SAR : ulser
faktor hematologi,dll 4. ditemukan di rongga mulut, kambuhan
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) (minimal 1 tahun 2x), single atau
merupakan manifestasi stres yang sering multiple dan memenuhi kriteria
dijumpai pada pasien dengan latar penelitian yaitu: tidak mempunyai
belakang emosi yang jelas. Orang yang kelainan sistemik, usia 10-49 tahun,
mempunyai tingkat sosial yang lebih wanita tidak sedang hamil dan
tinggi sering terkena daripada orang menstruasi. Setelah dilakukan pemilihan
yang hidup dengan tingkat sosial yang sampel, kemudian sampel diberi
rendah6. Stres disebut sebagai penyakit penjelasan maksud dan tujuan penelitian
peradaban, yang berarti semakin maju dan diberikan kuisioner yaitu Holmes
suatu peradaban, maka semakin banyak and Rahe Stress Scale yang digunakan
orang yang menderita stres. Kepadatan sebagai indikator seseorang menderita
penduduk, lalu lintas, mobilitas stres psikologis. Holmes and Rahe Stress
penduduk yang tinggi, terlalu banyaknya Scale mempunyai 2 jenis kuisoner yaitu
kebutuhan yang harus dipenuhi dan bagi yang menikah dan belum
masih banyak hal yang bisa menikah.Tiap kuisoner mempunyai 39
7
menyebabkan terjadinya stres . Stres item pernyataan yang digunakan
dapat mempengaruhi personalitas, sebagai indikator stresor psikologis
persepsi, perasaan, tindakan, dan tingkah sehingga seseorang terkena stres
laku. Lebih jauh lagi, stres berpengaruh psikologis. Data yang diperoleh dari
terhadap fisik dan psikologis8. Peranan pengisian kuisoner dianalisa berapa
stres psikologis sebagai faktor risiko banyak sampel yang menderita stres
pada Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) psikologis dan dilakukan pengkategorian
adalah kontroversial. Individu dengan stres ringan, sedang, dan berat menurut
SAR terlihat mempunyai skor jumlah pernyataan yang sesuai dengan
kecemasan dan level kortisol yang lebih kondisi pasien yang diindikasikan
tinggi dari rata-rata6. Penelitian sebagai stresor psikologis oleh Holmes
sebelumnya menyatakan adanya dan Rahe Stress Scale. Stres Ringan bila
hubungan antara SAR dengan berbagai nilai yang didapakan < 150, sedang bila
jenis kondisi psikologi seperti didapatkan nilai 150-300, dan berat bila
kecemasan, permusuhan, masalah nilainya > 300.
pekerjaan, dan stresor lain9.
HASIL
METODE Pada penelitian ini didapatkan 43
Penelitian ini merupakan pasien SAR dan hanya 31 pasien yang
penelitian deskriptif observasional, yaitu memenuhi kriteria sampel sampel. Dari
43
Oral Medicine Dental Journal Vol. 1 No. 2 Juli-Desember 2009: 42-45
44
Oral Medicine Dental Journal Vol. 1 No. 2 Juli-Desember 2009: 42-45
kortisol dalam saliva atau darah sampel 10. Anonima. Holmes and Rahe Stress
penelitian. Scale. Available at
www.wikipedia.com. diakses 4
DAFTAR PUSTAKA Desember 2008.
1. Field dan Longman. Tyldesley's
Oral Medicine Fifth Edition. New
York : Oxford University Press;
2003.p. 52-8.
2. Scully dan Stephen. Oral mucosa
disease: reccurent aphthous
stomatitis. British Journal of Oral
and Maxillofacial Surgery
2008;46: 198-206.
3. Greenberg. Burket’s Oral
Medicine Diagnosis and Treatment
Tenth Edition . USA: JB.
Lippincott Company; 2003.p. 63-
7.
4. Haskell R.. Penyakit Mulut:
Clinical Oral Medicine. Jakarta:
EGC; 1990.p.1-18.
5. Scully C, M Gorsky, dan F
Lozada-Nur. The Diagnosis and
Management of Reccurent
Aphthous Stomatitis. Journal
America Dental Association
2003;134:23: 200-7.
6. Lubis S. Stomatitis Aftosa
Rekuren dan Liken Planus Mulut:
Kasus yang berhubungan dengan
stres. Dentika Dental Journal
2005;10:2:102-7.
7. Zimbardo. Psycology and Life,
Elevent Ed. London: Scott,
Foresman and Co; 1985. p. 456-
63.
8. Myers DG. Psycology. 6th edition.
New York: Worth Publ;
2001.p.602-5, 609-11, 616-24.
9. Andrews, Vivian dan Howard. The
Effect of Relaxation/Imagery
Training on Reccurent Aphthous
Stomatitis: A Preliminary Studi.
Psycosomatic Medicine 1990;52:
526-35.
45