Anda di halaman 1dari 1

Kisah seorang janda di suatu pedesaan yang hidup sendiri karena suaminya telah meninggal dunia, dia

pun tidak dikaruniai seorang anak. Dahulu dia adalah mantan penjual minuman-minuman keras serta
obat-obatan terlarang yang sangat terkenal pada masanya. Dia juga memiliki gaya hidup yang sangat
mewah karena mendapatkan banyak penghasilan setiap harinya dari hasil jualannya tersebut. Tetapi
semenjak ditinggal oleh suaminya dia sudah bertaubat dengan meninggalkan pekerjaan haram tersebut.
Hari demi hari dia lewati seorang diri dan merasa tidak tenang karena dia memiliki harta yang banyak.

Kemudian suatu hari dia mulai terketuk hatinya untuk mendalami agama, semakin rajin sholat, rajin
mengikuti pengajian dan kegiatan keagaaman lainnya sehingga dia benar-benar memutuskan untuk
meninggalkan pekerjaannya tersebut.

Dia mulai merasa pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang tidak baik dan berkah untuk
kehidupannya.

Setelah ditinggal oleh suaminya dia pun menjadi ibu rumah tangga biasa, dia gunakan hartanya untuk
membeli beberapa bidang tanah. Dia memanfaatkan tanah tersebut untuk berkebun, yang hasilnya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, dia juga mewakafkan tanah untuk
dibangunkan sebuah masjid di tempat asal suaminya. Dia mulai membiasakan diri untuk hidup sangat
sederhana. Dia memiliki sifat yang tegas terhadap siapapun tetapi sangat penyayang terhadap anak
kecil. Dia memutuskan untuk menjadi donatur di sebuah panti asuhan. Dia adalah orang yang sangat
royal dengan orang lain, siapapun itu entah dia kenal atau tidak. Dia juga lebih sering bersedekah untuk
anak-anak yatim piatu serta orang-orang jompo di desanya. Dia merasa dengan bersedekah dan
berzakat, hidupnya mulai terasa aman, nyaman, dan tenang. Dia sudah tidak merasa hidup sendiri lagi
karena sudah meyakini bahwa dia mempunyai Allah SWT yang selalu menjaganya.

Allah SWT berfirman

Wahai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebahagian daripada rezeki yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang
zalim. (QS Al Baqarah Ayat 254).

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah seperti dengan sebiji / sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai (bulir), pada tiap-tiap
tangkai pula ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah Ayat 261)

Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari kisah diatas ialah;

Dalam hidup didunia ini, kita hendaknya harus memperbanyak bersedekah, walaupun siapapun kita
dimasa lalu dan hendaknya kita tidak boleh mengharapkan balasan apapun dari apa yang telah kita
berikan kepada orang lain walaupun itu hanya sebatas kata “Teimakasih”.

Anda mungkin juga menyukai