Anda di halaman 1dari 42

Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk Akreditasi

Puskesmas/FKTP
Amrin Madolan 8/18/2016

Pengertian
Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
1. Standar Operating Procedures (SPO) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah, (Kepmenpan
No. 021 tahun 2008).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci dan
bersifat instruktif yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil yang sesuai persyaratan yang telah ditetapkan
(Susilo, 2003). Langkah dalam penyusunan instruksi kerja sama dengan penyusunan
prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang melibatkan suatu
bagian/unit profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses yang melibatkan lebih dari satu
bagian/unit/profesi. Prinsip dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan
yang ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut serta dapat ditelusur hasilnya.
3. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi/langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Istilah ini
digunakan di Undang-undang No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Undang-
undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Beberapa istilah prosedur yang sering digunakan yaitu:


1. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap;
2. Prosedur untuk panduan kerja (Prosedur Kerja disingkat PK);
3. Prosedur untuk melakukan tindakan;
4. Prosedur penatalaksanaan;
5. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak;
6. Petunjuk pelaksanaan secara tehnis, disingkat Juknis;
7. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis, Algoritma/Clinical
Pathway.

Walaupun banyak istilah tentang pengertian prosedur tidak menjadikan salah tapsir maka
yang dipergunakan didalam dokumen akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama didalam pembahasan ini adalah "Standar Prosedur Operasional (SPO)".
Sedangkan pengertian SPO adalah Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang di
bakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

Tujuan Penyusunan SPO


Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SPO
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2. Mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan;
3. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh: SPO Pemberian Informasi, SPO Pemasangan Infus, SPO Pemindahan Pasien dari
tempat tidur ke kereta dorong.

Format SPO
1. Format SPO dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan;
2. Format yang dibahas disini merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi kolom misalnya, nama penyusun SPO, unit yang memeriksa
SPO. Untuk SPO tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-langkahnya dengan
bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-lain, namun tidak boleh mengurangi ite-item
yang ada di SPO.
3. Contoh format SPO sebagai berikut:

Format SPO
Penjelasan: Penulisan SPO yang harus tetap didalam tabel kotak adalah: nama puskesmas
dan logo, judul SPO, nomor dokumen, tanggal diterbitkan, dan tandatangan kepala
puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan
unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.

Petunjuk Pengisian SPO


1. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, nama organisasi adalah
nama Puskesmas, atau logo dan nama dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Kotak Heading: masing-masing kotak (Puskesmas, judul SPO, No. Dokumen, Nomor
Revisi, Halaman SPO, Tanggal Terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas) diisi sebagai berikut:
 Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman-halaman berikutnya kotak heading dapat hanya
memuat: kotak nama puskesmas, judul SPO, No. Dokumen, Nomor Revisi dan Halaman.
 Kotak Puskesmas/Klinik diberi nama puskesmas dan Logo Pemerintah daerah atau
logo dan nama Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
 Judul SPO: diberi Judul/nama SPO sesuai proses kerjanya;
 No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di
Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
 No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh: dokumen
baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga
dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen
revisi pertama diberi 1, dan seterusnya.
 Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya: halaman pertama: 1/5, halaman kedua: 2/5, halaman terakhir 5/5, ini jika
SPO ada memiliki 5 halaman.
 SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah yang digunakan Puskesmas/FKTP,
misalnya SPO, Prosedur, Prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan
sebagainya, namun didalam akreditasi Puskesmas dan FKTP memakai istilah SPO.
 Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya
SPO tersebut.
 Ditetapkan Kepala Puskesmas/FKTP: diberi tandatangan Kepala Puskesmas/FKTP
dan nama jelasnya.

Isi SPO
Isi dari SPO minimal adalah sebagai berikut:
1. Pengertian: yang paling awal diisi adalah Judul SPO adalah, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi;
2. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan secara spesifik. Kata kunci: "Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ....".
3. Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Puskesmas/FKTP yang menjadi dasar dibuatnya
SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut, contoh untuk SPO
imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No. 005/2014
tentang Pelayanan Imunisasi.
4. Referensi: berisikan dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SPO, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5. Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut.
Dari keenam isi SPO sebagaimana diuraikan diatas, dapat ditambahkan antara lain: bagan
alir, dokumen terkait, dan sebagainya menyesuaikan dengan format SPO yang ditentukan
oleh Pemerintah Daerah, yang penting dalam satu organisasi menggunakan satu format yang
seragam.

Diagram Alir/Bagan Alir (Flow Chart)


Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-langkah
kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro.
 Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses
yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol yaitu simbol blok:

Simbol Blok
 Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram
makro, bentuk simbol sebagai berikut:
Awal kegiatan:

Awal Kegiatan

Akhir kegiatan:

Akhir Kegiatan

Simbol keputusan:

Simbol Keputusan
Penghubung:

Simbol Penghubung

Dokumen:

Simbol Dokumen

Arsip:

Simbol Arsip

Tatacara Pengelolaan SPO

1. Agar ditetapkan siapa yang mengelola SPO;


2. Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh SPO Puskesmas/Klinik;
3. Pengelola SPO agar membuat tatacara penyusunan, penomoran, distribusi, penarikan,
penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO.
Tatacara Penyusunan SPO
Hal-hal yang perlu diingat:

1. Siapa yang harus menulis atau menyusun SPO;


2. Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO;
3. Bagaimana SPO dapat dikenali;
4. Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dari unit terkait;
5. Bagaimana pengendalian SPO: penomoran, revisi yang berkala, dan distribusi kepada
siapa.

Syarat Penyusunan SPO

1. Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang dilakukan saat


ini sudah memiliki SPO atau belum, dan bila sudah agar diidentifikasi apakah SPO masih
efektif atau tidak, jika belum apakah kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya.
2. Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan
tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh kepala
Puskesmas/FKTP hanya untuk menanggapi dan mengoreksi SPO tersebut. Hal tersebut
sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO hanya diperoleh dengan
adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan SPO.
3. SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja
agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
4. Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan
dan mengapa.
5. SPO jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan ojek harus jelas.
6. SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa yang dikenal
pemakai;
7. SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan pasien
maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk
SPO profesi harus mengacu kepada standar professi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan
aspek keselamatan pasien.

Proses Penyusunan SPO


 SPO disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan penyusunan
dokumen akreditasi Puskesmas/FKTP.
 Penyusunan SPO dapat dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasi puskesmas/FKTP
dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Pelaksana atau unit kerja/upaya menyusun SPO dengan melibatkan unit terkait;
2. SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim mutu/tim
akreditasi;
3. Fungsi tim mutu/tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan adalah:
 Memberikan tanggapan, mengkoordinir dan memperbaiki SPO yang telah disusun
oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan;
 Mengkoordinir proses pembuatan SPO sehingga tidak terjadi duplikasi SPO/tumpang
tindih SPO antar unit;
 Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas;
 Penyusunan SPO dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan SPO. Untuk SPO
pelayanan dan SPO administrasi, untuk melakukan identifikasi kebutuhan SPO bisa
dilakukan dengan menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur kegiatan dari
kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan untuk SPO klinis, identifikasi kebutuhan
dilakukan dengan mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja tersebut. Dari
identifikasi kebutuhan SPO dapat diketahui berapa banyak dan macam SPO yang harus
dibuat/disusun. Untuk melakukan identifikasi kebutuhan SPO dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi, minimal SPO-SPO apa saja yang
harus ada. SPO yang dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SPO minimal yang harus ada
di Puskesmas/FKTP. Sedangkan identifikasi SPO dengan menggambarkan terlebih dahulu
proses bisnis di unit kerja adalah seluruh SPO secara lengkap yang harus ada di unit kerja
tersebut;
 Mengingat SPO merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai dengan
membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram
kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari seluruh proses. Setelah
dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
 Semua SPO harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas/Kepala Klinik.
 Agar SPO dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi SPO-SPO
tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan
pelatihan.

Hal-Hal yang Memengaruhi Keberhasilan Penyusunan


SPO
 Adanya komitmen dari Kepala Puskesmas/FKTP yang terlihat dengan adanya
dukungan fasilitas dan sumber daya.
 Adanya fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
menyusun SPO;
 Adanya target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati;
 Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO.
 Tatacara penomoran SPO
Penomoran SPO maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan pengendalian dokumen
dengan ketentuan:
1. Semua SPO harus diberi nomor;
2. Puskesmas/FKTP agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO
sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman;
3. Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas/FKTP, atau ketentuan penomoran
yang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistim digit).
Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
 Kode-Kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti contoh berikut:
1. Kode unit kerja: masing-masing unit kerja di Puskesmas/FKTP mempunyai kode
sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau huruf. Sebagai contoh pada Program Bab VI,
dengan VI/SPO/KIAKB, dan lain sebagainya (namun tergantung didalam pedoman tata
naskah yang berlaku);
2. Nomor urut SPO adalah urutan nomor SPO di dalam unit kerja upaya
Puskesmas/FKTP;
3. Satu SPO dipergunakan oleh lebih dari ssatu unit yang berbeda misalnya SPO rujukan
pasien maka diberi kolom unit terkait/unit pemakai SPO.

Tatacara Penyimpanan SPO


1. Penyimpanan adalah bagaimana SPO tersebut disimpan;
2. SPO asli (master dokumen/SPO yang sudah dinomori dan sudah ditandatangani) agar
disimpan di sekretariat Tim Akreditasi Puskesmas/FKTP atau Bagian Tata Usaha
Puskesmas/FKTP, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut tentang tata
cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam tata naskah. Penyimpanan SPO yang asli harus
rapi sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
3. SPO fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas/FKTP dimana SPO
tersebut dipergunakan. Bila SPO tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka
unit kerja wajib mengembalikan SPO sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat mutu atau
Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja hanya ada SPO yang berlaku saja. Sekretariat Tim
Mutu atau bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SPO yang tidak
berlaku tersebut, namun untuk SPO yang asli agar tetap disimkpan, dengan lama
penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang berlaku di
Puskesmas/FKTP;
4. SPO di unit upaya Puskesmas/FKTP harus diletakan ditempat yang mudah dilihat,
mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.

Tatacara Pendistribusian SPO


1. Distribusi adalah kegiatan atau usaha menampaikan SPO kepada unit upaya atau
pelaksana yang memerlukan SPO tersebut agar dapat digunakan sebagaimana panduan dalam
melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha
Puskesmas/FKTP sesuai pedoman tata naskah.
2. Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
3. Distribusii SPO bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit
kerja lainnya.
4. Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi SPO bisa
melalui jejaring area local, dan diatur kewenangan otoritasi disetiap unit kerja, sehingga unit
kerja dapat mengetahui batas kewenangan dalam membuka SPO.

Evaluasi SPO
Evaluasi SPO dilakukan terhadap isi maupun penerapan SPO.
1. Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SPO dapat dilakukan dengan menilai tingkat
kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SPO. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar tilik/check list.
2. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten,
diikuti dalam pelaksanaan suatu rangaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan dan diberi tanda
(check-mark).
3. Daftar tilik merupakan bagian dari sestem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
4. Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SPO yang kompleks;
5. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan memonitor
SPO bukan untuk menggantikan SPO itu sendiri.
Langkah-langkah Menyusun Daftar Tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
 Gambaran flow-chart dari prosedur tersebut;
 Buat daftar kerja yang harus dilakukan;
 Susun urutan kerja yang harus dilakukan;
 Masukan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu;
 Lakukan uji-coba;
 Lakukan perbaikan daftar tilik;
 Standarisasi daftar tilik;
 Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SPO dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut:
Evaluasi Isi SPO
 Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal sekali dalam dua tahun
yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
 Hasil evaluasi: SPO masih tetap bisa dipergunakan, atau SPO tersebut perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/Revisi isi SPO bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
 Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila:
1. Alur SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada;
2. Adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan;
3. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru;
4. Adanya perubahan fasilitas.

 Penggantian Kepala Puskesmas, bila SPO memang masih


sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.

Sumber:
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Tahun 2014
Pengertian, Jenis, dan Contoh Umbi-umbian- Umbi adalah organ tumbuhan
yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk ("pembengkakan") sebagai akibat
perubahan fungsinya. Perubahan ini berakibat pula pada perubahan anatominya.
Organ yang membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya. Hanya
sedikit kelompok tumbuhan yang membentuk umbi dengan melibatkan daunnya.
Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah, meskipun dapat pula
terbentuk jauh di dalam maupun di atas permukaan.

Perbedaan umbi dengan ubi

Penggunaan istilah atau kata umbi dengan ubi masih sering terjadi kerancuan, agar
kerancuan itu hilang, maka kita perlu mengetahui perbedaan antara umbi dengan
ubi. Ubi merupakan salah satu contoh dari jenis umbi. Contoh umbi batang yaitu ubi
kayu/ketela/ketela pohon/singkong dan ubi jalar/ketela rambat/muntul.

Jenis atau macam-macam umbi-umbian :

1. Umbi akar
Umbi akar (bahasa Latin: tuber rhizogenum, bahasa Inggris: tuberous root)
merupakan umbi yang terbentuk dari akar. Umbi akar tidak dapat dijadikan bahan
perbanyakan apabila tidak memiliki titik tumbuh untuk tunas. Dilihat dari asalnya,
umbi akar dapat terbentuk dari akar tunggang, seperti umbi wortel atau lobak,
maupun dari akar cabang, seperti umbi ketela pohon/singkong, ketela rambat/ubi
jalar, dan garut.

2. Umbi batang
Umbi batang (bahasa Latin: tuber cauligenum) merupakan umbi yang terbentuk dari
batang atau struktur modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau rimpang
(rhizoma). Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap
kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif oleh manusia. Umbi batang dihasilkan
oleh beberapa spesies Solanaceae (yang paling dikenal adalah umbi kentang) dan
Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur). Rimpang jahe-jahean
(Zingiberaceae) sering dianggap oleh awam sebagai "umbi" atau "akar".

3. Umbi lapis
Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan
(pangkal) daun yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi lapis dipandang
berbeda dari umbi yang lainnya karena tidak mengakumulasi karbohidrat dalam
bentuk polisakarida. Pembesaran terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-selnya.

Umbi jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae
(arti luas, termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae.

Umbi lapis memiliki bagian pangkal yang agak keras yang disebut cakram (discus).
Cakram ini sebnearnya adalah batang. Dari cakram akan tumbuh lapisan-lapisan
daun yang tebal, lunak, dan berair. Karena tebal dan berlapis inilah terbentuk
struktur yang membengkak sehingga disebut "umbi". Apabila lapisan-lapisan ini
besar dan saling menutupi ia disebut tunica, dan apabila lapisan-lapisan ini kecil dan
hanya saling menyirap disebut squama (sisik).

Umbi lapis mudah dikacaukan dengan sejenis umbi asal batang yang dikenal
sebagai cormus atau bulbotuber. Dilihat dari strukturnya, umbi lapis berbeda dari
cormus. Apabila dibelah, umbi lapis memperlihatkan lapisan-lapisan sampai ke
bagian paling pusat. Cormus, karena berasal dari batang, apabila dibelah
memperlihatkan struktur padat, serupa dengan rimpang.

4. Umbi udara
Katak/katibung/umbi udara (tuber caulinare) merupakan umbi yang muncul di batang
dan berada di atas permukaan tanah. Umbi ini dapat pula memunculkan tunas.
Beberapa anggota Dioscoreaceae, seperti uwi dan gembili, dapat memunculkan
umbi semacam ini.
Talas adalah bonggol umbi.

Umbi berpati yang terbentuk dari batang yang memendek pada beberapa kelompok
tumbuhan monokotil dan mungkin ditutupi oleh sisik-sisik disebut sebagai bonggol
umbi (cormus atau bulbotuber) atau bonggol saja. Anggota-anggota Dioscoreaceae
(uwi, gembili, dan semacamnya), Araceae (seperti talas dan suweg), serta
Asparagales (misalnya gladiol) memilikinya. Bonggol umbi sebenarnya adalah
batang sejati bagi jenis tumbuhan yang memilikinya, sedangkan bagian yang muncul
di atas permukaan tanah untuk menyangga daun sebenarnya adalah tangkai daun
majemuk atau pelepah. Bonggol umbi pada monokotil adalah homolog dengan
bonggol pada pisang.

Suatu penampilan batang yang memendek dan membulat, menahun, berada di


dekat permukaan tanah, serta berfungsi sebagai cadangan air sering dimiliki oleh
tumbuhan (terutama dikotil) yang xerofit (tahan kering). Batang semacam ini disebut
sebagai caudex dan dapat dikira awam sebagai umbi. Contohnya adalah batang
pangkal bengkuang (bagian yang dimanfaatkan manusia untuk pangan) dan
Adenium.

Modifikasi daun yang membentuk umbi dikenal sebagai umbi lapis (bulbus) dan
biasanya dalam botani tidak dianggap sekelompok dengan umbi-umbi lainnya
karena pembengkakan bukan akibat akumulasi pati melainkan cairan.

Contoh umbi-umbian:
. Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Di Indonesia, ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz) mempunyai


arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Selain
dapat dikonsumsi dalam bentuk singkong rebus/goreng, tape dan lain-lain, ubi kayu
juga sering diolah menjadi gaplek, tepung gaplek dan tepung tapioka yang
merupakan bahan setengah jadi. Ubi kayu berbentuk seperti silinder yang ujungnya
mengecil dengan diameter rata-rata sekitar 2 - 5 cm dan panjang sekitar 20-30 cm.

Ubi kayu segar banyak mengandung air dan pati. Komposisi kimia ubi kayu
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 32. Ubi kayu mengandung racun yang
disebut asam sianida (HCN). Berdasarkan kandungan asam sianidanya, ubi kayu
dapat digolongkan menjadi empat yaitu (a) golongan yang tidak beracun,
mengandung HCN 50 mg per kg umbi segar yang telah diparut, (b) beracun sedikit
mengandung HCN, yaitu antara 50 dan 80 mg per kg, (c) beracun, mengandung
HCN antara 80 dan 100 mg per kg dan (d) sangat beracun, mengandung HCN lebih
besar dari 100 mg per kg. Ubi kayu yang tidak beracun dikenal sebagai ubi kayu
manis sedangkan ubi kayu yang beracun disebut ubi kayu pahit. Beberapa varietas
ubi kayu manis misalnya Valenca, Gading dan W 78. Sedangkan varietas
SPP, Muara, Bogor dan W 236 termasuk ubi kayu pahit.

Tabel 32. Komposisi kimia ubi kayu per 100 gram bahan

Ubi kayu biasanya diperdagangkan dalam bentuk masih berkulit. Umbinya


mempunyai kulit yang terdiri dari 2 lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging umbi
berwarna putih atau kuning. Di bagian tengah daging umbi terdapat suatu jaringan
yang tersusun dari serat. Antara kulit dalam dan daging umbi terdapat lapisan
kambium.
2. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Kulit ubi jalar (Ipomoea batatas L.) relatif tipis dibanding dengan kulit pada ubi
kayu. Warna daging umbi putih, kuning, jingga kemerah-merahan atau
ungu. Warna kulit luar juga berbeda-beda, biasanya putih kekuningan atau merah
ungu dan tidak selalu sama dengan warna daging umbi. Demikian juga bentuknya
sering tidak seragam (bulat, lonjong, benjol-benjol). Daging umbi biasanya
mengandung serat, ada yang sedikit ada yang banyak.

Komposisi kimia ubi jalar bervariasi tergantung dari jenis, usia, keadaan
tumbuh dan tingkat kematangan. Komposisi kimianya seperti diperlihatkan pada
Tabel 33. Sebagian besar karbohidrat ubi jalar berada dalam bentuk pati.
Tabel 33. Komposisi kimia ubi jalar tiap 100 gram bahan

Ubi jalar mengandung beberapa jenis gula oligosakarida yang dapat


menyebabkan flatulens, yaitu stakiosa, rafinosa dan verbaskosa. Oligosakarida
penyebab flatulens ini tidak dapat dicerna oleh bakteri karena tidak adanya enzim
galaktosidase, tetapi dicerna oleh bakteri pada usus bagian bawah. Hal ini
menyebabkan terbentuknya gas dalam usus besar.

3. Talas (Colocasia esculenta (L.) Schoot)


Talas (Cofocasia esculenta (L.) Schoot) umbinya berbentuk lonjong sampai
agak membulat dengan diameter sekitar 10 cm. Kulit talas berwarna kemerah-
merahan. Kulit talas kasar karena terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Warna
daging talas putih keruh.

Komposisi kimia talas tergantung pada varietas, disamping faktor lain seperti
iklim, kesuburan tanah, umur panen dan lain-lain. Umbi talas segar sebagian besar
terdiri dari air dan karbohidrat. Komposisi kimia selengkapnya dari umbi talas dapat
dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Komposisi kimia umbi talas segar per 100 gram bahan
Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan sebagai produk
sekunder proses metabolisme. Senyawa-senyawa tersebut terdiri dari alkaloid,
glikosida, saponin, essential oils, resin, beberapa gula dan asam-asam organik.
Umbi talas banyak mengandung pati yang mudah dicerna. Kandungan patinya
sekitar 18,2 %, sedangkan sukrosa dan gula pereduksinya sekitar 1,42 %. Talas
mengandung pigmen karotenoid yang berwarna kuning dan anthosianin yang
berwarna merah. Umbi talas mengandung kristal kalsium oksalat yang
menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal dari talas ini dapat dihilangkan dengan
perebusan atau pengukusan yang intensif.

4. Gadung (Dioscorea hispida Dennst)

Umbi gadung berbentuk bulat panjang dengan sisi yang hampir sejajar atau
melebar terhadap puncak, luasnya semakin menyempit di sekeliling alas. Umbi
yang sudah masak berwarna coklat atau kuning kecoklatan, berbulu halus dengan
panjang 5 - 6 cm. Berdasarkan warna daging umbinya, gadung dapat
dikelompokkan menjadi gadung putih dan gadung kuning. Contoh gadung putih
adalah gadung betul, gadung kapur, gadung putih, gadung punel, dan gadung arintil.
Contoh gadung kuning adalah gadung kunyit dan gadung padi. Gadung arintil
merupakan jenis gadung yang memiliki jumlah umbi yang paling banyak pada tiap
gerombolnya.
Tebal satu gerombol umbi berkisar 7 - 15 cm dan diameter 15 - 25 cm,
dengan serabut umbi yang sangat tajam. Gadung kuning umumnya lebih besar dan
padat umbinya dibandingkan gadung putih. Warna kulit luarnya putih keabuan
dengan daging umbi berwarna kuning. Gadung arintil kulit luarnya berwarna
kecoklatan dan warna umbinya putih. Irisan melintang umbi gadung hampir sama
strukturnya dengan kentang.

Umbi gadung mengandung karbohidrat, lemak, serat kasar, dan abu lebih
rendah dibandingkan dengan ketela pohon Kandungan air dan protein umbi gadung
lebih tinggi dibandingkan ketela pohon. Umbi gadung mengandung phosphor
Sebanyak 0,09%, kalsium (CaO) 0,07 &, besi 0,003 %. Komposisi kimia umbi
gadung dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Komposisi kima umbi gadung

Umbi gadung mengandung alkaloid dioscorin yang bersifat racun dan


dioscorin yang tidak beracun. Alkaloid juga dijumpai pada dioscorea lainnya.
Disamping itu umbi gadung juga mengandung sejumlah saponin yang sebagian
besar berupa dioscin yang bersifat racun. Umbi yang dibiarkan tua warnanya akan
berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan bertambah. Efek keracunan gadung
mula-mula terasa tidak enak dikerongkongan, pening, kemudian muntah darah,
terasa tercekik dan kepayahan.
5. Garut (Marantha arundinacea)

Umbi garut (Marantha arundinacea L.) merupakan rhizoma dari tanaman


garut. Umbi garut berwarna putih dan dibungkus dengan sisik-sisik secara teratur.
Sisik-sisik ini berwarna putih sampai coklat pucat. Rhizoma garut mernpunyai
panjang sekitar 20-45 cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Pada rhizoma garut terdapat
rambut- rambut terutama pada sisik umbi.

Komposisi kimia umbi garut bervariasi bergantung pada kultivar, umur panen
dan keadaan tempat tumbuh. Komposisi kimia umbi disajikan pada Tabel 36. Kadar
pati umbi garut berkisar antara 19,4 sampai 21,7 % dan merupakan komponen
terbanyak setelah air. Kadar karbohidrat umbi garut lebih rendah dibandingkan
dengan ubi kayu.
Table 36. Komposis kimia umbi garut dari kultivar pisang dan creole

6. Kimpul (Xanthosoma violaeeum Schott)

Bentuk umbi kimpul (Xanthosoma violaceum Schott) silinder sampai agak


bulat, terdapat internode atau ruas dengan beberapa bakal tunas. Jumlah umbi
anak dapat mencapai 10 buah atau lebih, dengan panjang sekitar 12 - 25 cm dan
diameter 12 - 15 cm dan umbi yang dihasilkan biasanya mempunyai
berat 300 - 1000 gram. Irisan melintang umbi memperlihatkan bahwa
struktur umbi kimpul terdiri dari kulit korteks dan pembuluh floem dan xylem. Kulit
umbi mempunyai tebal sekitar 0,01 – 0,1 cm, sedangkan korteksnya setebal 0,1 cm.
Pada pembuluh floem dan xylem terdapat butir-butir pati.
Umbi kimpul mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral. Komponen terbesar umbi kimpul setelah air adalah karbohidrat. Komposisi
kimia umbi kimpul bergantung pada varietas, iklim, kesuburan tanah dan umur
panen. Komposisi kimia umbi kimpul dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37. Komposisi kimia umbi kimpul per 100 gram bahan

Umbi kimpul seringkali memberikan rasa gatal terutama pada umbi


induknya. Rasa gata1 ini disebabkan karena adanya kristal-kristal kalsium oksalat
yang terbentuk seperti jarum. Kalsium oksalat dapat dikurangi dengan pencucian
menggunakan air yang cukup banyak. Selain itu rasa gatal juga dapat dihilangkan
dengan pengukusan dan perebusan.

7. Gembili (Dioscorea aculeata L.)

Bentuk umbi gembili (Dioscorea aculeata L.) pada umumnya bulat sampai
lonjong, tetapi ada juga bentuk bercabang atau lebar. Permukaan umbi licin. Warna
kulit umbi krem sampai coklat muda, warna korteks kuning kehijauan dan warna
daging umbi putih bening sampai putih keruh. Umbi gembili berukuran diameter
sekitar 4 cm, panjang 4 cm sampai 10 cm tergantung bentuknya bulat atau lonjong.
Tebal kulit umbi sekitar 0,04 cm.
Komposisi kimia umbi gembili disajikan pada Tabel 36. Komponen kimia
terbesar setelah air adalah karbohidrat. Karbohidrat umbi gembili tersusun atas
amilosa dan amilpektin. Umbi gembili juga mengandung gula seperti glukosa dan
fruktosa sehingga menimbulkan rasa manis. Kadar amilosa umbi gembili sekitar 14.2
%, sedangkan kadar gulanya sekitar 7-11 % dihitung berdasarkan berat pati umbi.
Umbi gembili juga mengandung gula sukrosa dan tanin.
Tabel 38. Komposisi kimia umbi gembili

Protein umbi gembili mengandung asam-asam amino sulfur (methionin dan


sistin) yang rendah, demikian juga asam-asam amino lisin dan tirosin serta
triptophan terdapat dalam jumlah yang rendah, tetapi asam-asam amino yang lain
cukup besar. Umbi gembili mengandung kalsium 14 mg, besi sebesar 0.08 mg, dan
phosphor sebesar 49 mg dalam 100 gram umbi gembili segar.

Hasil olahan dari umbi-umbian

Chiffon Ubi
Bahan:

1. 150 gram ubi putih,kukus,haluskan


2. 120 ml air
3. 75 gram minyak goreng
4. 120 gram tepung terigu protein rendah
5. 50 gram gula pasir
6. 7 kuning telur
7. 5 putih telur
8. sdt garam
9. sdt cream of tartar
10. 75 gram gula pasir
11. 100 gram kismis

Cara Membuat:

1. Campur ubi putih yang dihaluskan, air, dan minyak goreng, aduk rata,
sisihkan. Campur tepung terigu dan gula pasir, aduk rata.
2. Tambahkan campuran ubi sambil diaduk perlahan. Masukkan kuning telur,
aduk rata, sisihkan.
3. Kocok putih telur, cream of tartar, dan garam, sampai setengah mengenbang.
Tambahkan gula pasir sedikit-sedikit sambil terus dikocok sampai
mengembang.
4. Masukkan adonan ubi sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan.
Tambahkan kismis ,aduk rata.
5. Tuang adonan ke dalam loyang chiffon cake berdiameter 20 cm dan tinggi 10
cm, lalu kukus selama 50 menit sejak air mendidih. Angkat dan dinginkan.
Potong chiffon sesuai selera, lalu sajikan.
1. Bayam

manfaatkhasiat.com

Siapa yang nggak kenal bayam? Waktu kecil kita sering tuh dibuatin sayur sop yang
bayamnya banyak. Nah tapi apa aja sih sebenernya kandungan dari bayam ini?
Bayam memiliki serat yang tinggi, selain itu bayam marupakan sumber zat besi yang
baik untuk darah. Bayam juga mengandung lutein yang berfungsi menjaga
kesehatan mata kita. Vitamin dalam bayam juga bermacam, ada vitamin A, C, K,
dan juga folat.
2. Sawi

pasarinduk.id

Kalau makan mie ayam biasanya ada sayur yang satu ini, namanya sawi. Kandugan
mineral dan vitamin dalam sawi cukup tinggi. Kandungan vitamin C dan E, serta
karoten dan glukosinolat dalam sawi berfungsi sebagai antioksidan yang baik untuk
tubuh kita. Dalam sawi juga ada kalsium. magnesium dan asam folat yang sangat
baik untuk tulang. Kandungan serat sawi juga tinggi, sehingga sangat baik untuk
pencernaan.
3. Kangkung

id.wikipedia.org

Makan kangkung katanya bisa bikin ngantuk, tapi mungkin itu hanya mitos saja.
Padahal kandungan di dalam kangkung sangat banyak seperti vitamin A, vitamin C
yang cukup tinggi walaupun nggak sebanyak pada bayam dan singkong. Vitamin B
kompleks yang dapat meningkatkan hormon yang dapat menciptakan suasana
nyaman, mungkin ini yang bikin kita jadi ngantuk. Mineral juga ditemukan dalam
kangkung, meliputi kalium, fosfor dan kalsium. Selain itu, ternyata ekstrak dari
sayuran hijau yang satu ini dapat membantu menghambat penyerapan gula,
sehingga cocok bagi penderita diabetes.
4. Timun

exeterengineering.com

Timun sering kita gunakan untuk lalapan. Dalam timun, vitamin C nya cukup banyak,
folat yang berfungsi mengurangi resiko penyakit jantung dan depresi pun juga
lumayan banyak. Selain itu ada juga mangan, serat, magnesium, klorofil dan lutein.
Selain timun dapat menjaga kesehatan penceernaan, dia juga dapat menyegarkan
tubuh karena kandungan airnya yang banyak.
5. Seledri

kirei-pictures.blogspot.com

Seledri adalah sumber mineral, yaitu kalsium, zat besi, kalium. Selain mineral,
seledri juga mengandung vitamin A dan C. Komponen aktif bernama
phthalides dalam seledri berguna untuk menurunkan tekanan darah. Seledri juga
memiliki komponen aktif lain yaitu coumarin dan acetylenics yang bisa mencegah
perkembangan sel kanker.
6. Daun Singkong

puteriwidyasari.blogspot.com

Masakan padang pasti nggak lepas sama sayuran hijau yang satu ini, daun
singkong. Daun singkong ini kalau dimasakan padang cuma direbus aja, yang bikin
enak itu kuah dari masakannya, hmmm. Kandungan protein dan zat besi pada daun
singkong muda cukup tinggi. Selain itu terdapat juga vitamin A dan C. Jika
dibandingkan dengan bayam, daun singkong memiliki kandungan zat besi yang
setara. Bahkan, kandungan protein daun singkong empat kali lipat dan vitamin A dua
kali lipat dari bayam.
7. Pare

flickr.com

Pare ini merupakan sayuran yang rasanya pahit, tapi penggemarnya juga lumayan
banyak. Pare mengandung serat yang tinggi, selain itu juga ada kalsium, kalium, zat
besi, vitamin C dan vitamin A. Manfaat dari pare ini sangat banyak, bisa menurunkan
kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, dan menurunkan tekanan darah.
Komponen aktif dalam pare dapat meningkatkan imunitas tubuh.
8. Brokoli

pelangiflora.com

Brokoli ternyata berasal dari Italia, kandungan vitamin C di dalamnya sangat baik
untuk tubuh kita. Nggak cuma kaya serat, vitamin, dan mineral saja, tapi brokoli juga
mengandung antioksidan yaitu sulforaphane dan lutein yang baik untuk menurunkan
risiko kanker. Brokoli juga dipercaya bermanfaat untuk kesehatan jantung.
9. Pak Choy

magictower.com

Pak choy atau bok choy sering disebut sendok sup, mungkin karena bentuk daunnya
yang mirip seperti sendok sup. Sayuran ini termasuk jenis kubis-kubisan yang kaya
vitamin A, C, D dan folat. Nggak cuma itu, pak coy ternyata juga banyak
mengandung kalium yang baik untuk keseimbangan cairan di dalam tubuh dan untuk
kesehatan jantung. Kandungan glucosinolates dalam pak choy berfungsi sebagai
antioksidan yang mampu mencegah kanker prostat dan payudara.
10. Buncis

dokterkamu.com

Kalau brokoli dari Itali, buncis berasal dari Peru. Buncis merupakan sayuran banyak
mengandung vitamin A, C, dan K, serta mengandung folat, zat besi, kalium,
mangan, dan serat. Buncis juga baik untuk kesehatan jantung karena mengandung
senyawa antioksidan. Serat yang terdapat pada buncis diperkirakan
dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan reaksi inflamasi yang lain.
Aneka Olahan Sayur

1. Sup Sarang Burung


Bahan:
o 15 gr wortel, serut kasar
o 15 gr labu siam, serut kasar
o 1 sdt daun bawang
o 300 cc kaldu ayam
o 1 butir kuning telur, kocok sebentar
o Sedikit garam

Cara membuat:

o Rebus wortel, labu siam dengan air kaldu sampai matang


o Masukkan telur sambil disaring dengan saringan teh dan aduk pelan
o Masukkan bawang daun dan garam
o Angkat dan sajikan dengan nasi
2. Sup Makaroni
Bahan:
o 15 gr kacang polong
o 15 gr wortel, potong dadu kecil
o 25 gr daging cincang, bentuk bulat kecil (menjadi 4-5 bulatan)
o 5 gr makaroni, rebus hingga matang
o 1 sdt daun bawang
o Sedikit garam
o 300 cc air

Cara membuat:

o Rebus semua bahan kecuali makaroni, daun bawang dan garam


hingga mendidih dan matang
o Masukkan daun bawang, garam dan makaroni
o Angkat dan sajikan dengan nasi
3. Sayur Bening
Bahan:
o 15 gr bayam, iris halus
o 15 gr jagung manis, haluskan
o 15 gr oyong/gambas, potong dadu kecil
o 1/2 sdt bawang merah
o 1 cm kunci
o 300 cc air
o Garam dan gula sedikit

Cara membuat:

o Rebus semua bahan menjadi satu sampai matang.


o Angkat dan hidangkan bersama nasi.
4. Sayur Asem
Bahan:
o 15 gr kacang panjang, iris halus
o 15 tomat, potong dadu kecil
o 1/2 sdt bawang merah
o 1 sm lengkuas
o Garam dan gula sedikit
o 300 cc air kaldu sapi

Cara membuat:

o Rebus semua bahan hingga matang


o Angkat dan sajikan bersama nasi

Khasiat dan manfaat buah sirsak :

* Ambeien.
Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali
sehari, pagi dan sore.
* Sakit Kandung Air Seni.
Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak
dibuat kolak. Dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu
berturut-turut.
* Bayi Mencret.
Buah-sirsak yang sudah masak. Buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya,
diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.

* Anyang-anyangen.
Sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya. Sirsak dikupas dan direbus dengan gula
bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas, disaring dan diminum.

* Sakit Pinggang.
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas,
diminum 1 kali sehari ¾ gelas.
*Bisul.
Daun sirsak yang masih muda secukupnya, tempelkan di tempat yang terkena bisul.

Posted 5 years ago

1 note

Khasiat mangga :

 Para ahli meyakini mangga adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu
bahan penumpas kanker yang baik.
 Mangga juga kaya vitamin antioksidan seperti vitamin C dan E. Satu buah mangga
mengandung tujuh gram serat yang dapat membantu sistem pencernaan. Sebagian besar
serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol agar tetap normal.
 Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat
(astringent), peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh
dahak dan antioksidan.
 Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan
kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.
 Mangga pun berkhasiat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya radang
kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, radang
saluran napas, sesak napas dan borok. Selain itu juga bisa mengatasi bisul, kudis, eksim,
perut mulas, diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan
menstruasi, hernia dan rematik.
Posted 5 years ago

2 notes

Strawberry merupakan tanaman buah berupa herba yang rata-rata memiliki 200 biji kecil per
satu buahnya. Ada 700-an macam jenis strawberry. Salah satu jenis spesiesnya bernama
Fragaria chiloensis L. Jenis ini yang menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia.
Spesies yang lainnya yaitu F. vesca L. Yang satu ini lebih menyebar luas dibandingkan
spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Warna
merah pada strawberry matang sangat beralasan. Warna merah itu disebabkan karena buah ini
kaya pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan tinggi. Mendengar kata
antioksidan, anda tentu sudah tahu bahwa itu artinya, khasiatnya sangat banyak. Dan anda
benar! Buah strawberry menyimpan nutrisi yang luar biasa. Selain antioksidan tersebut, ia
juga kaya serat, rendah kalori, dan mengandung vitamin C, folat, potassium, serta asam
ellagic.

Mau tahu khasiat strawberry?

1. Strawberry mampu menyusutkan kadar kolestrol.


2. Strawberry dapat membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam ellagic yang
dikandungnya tersebut.
3. Strawberry dapat meredam gejala stroke.
4. Strawberry mengandung zat anti alergi dan anti radang.
5. Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang ada pada strawberry lebih tinggi dibandingkan buah
atau sayuran lain, sehingga strawberry merupakan buah yang efektif mencegah proses
oksidasi pada tubuh (Oksidasi ialah hancurnya jaringan tubuh karena radikal bebas. Oksidasi
juga bertanggung jawab pada proses penuaan).
6. Strawberry yang kaya vitamin C sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak.
7. Strawberry yang hanya sedikit mengandung gula juga cocok untuk diet bagi pengidap
diabetes.
8. Strawberry yang dimakan teratur dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit
terlihat lebih cerah dan bersih. Khasiat yang terkenal lainnya adalah anti keriput!
9. Strawberry dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi.
10. Strawberry ampuh melawan encok dan radang sendi.
11. Daun strawberry juga berkhasiat karena memiliki zat astringent. Tiga hingga empat
cangkir air hasil rebusan daun strawberry per hari, dapat efektif menghentikan serangan diare.
12. Kebutuhan vitamin C orang dewasa perharinya dapat dicukupi oleh 8 buah strawberry (98
mg). Kebutuhan serat juga sekaligus bisa terpenuhi.

Khasiat-khasiat sampingan juga masih banyak terdapat pada buah ini. Untuk kesehatan,
strawberry paling bagus dimakan dalam keadaan segar, baik utuh atau dibuat juice.
Khasiatnya jika sudah dibuat selai atau bagian dari makanan olahan, akan sangat berkurang.
Karena itu, usahakan mengkonsumsi strawberry segar.

Posted 5 years ago

2 notes

Berikut ini adalah beberapa khasiat dari buah dan daun belimbing wuluh untuk tanaman obat:

1. Sakit Gondongan
Ambil setengah genggam daun belimbing wuluh dan tumbuk bersama dengan 3 bawang
putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan.
2. Obat Batuk
Di sini ada dua cara. Yang pertama, rebus daun, bunga, dan buah belimbing wuluh dalam
jumlah yang sama dalam air yang mendidih selama setengah jam. Minum airnya. Sedang
untuk cara kedua, ambil segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunganya, serta dua
buah belimbing wuluh. Rebus dengan 2 gelas air bersama gula batu hingga airnya sisa
setengah. Saring dan minum 2 kali sehari.
3. Diabetes
6 buah belimbing wuluh dilumatkan lalu direbus dengan segelas air hingga sisa separuhnya.
Saring dan minum dua kali sehari.
4. Rematik
Cuci segenggam daun belimbing wuluh. Tumbuk sampai halus dan tambahkan kapur sirih
lalu gosokkan ke bagian yang sakit.
5. Sariawan
Rebus 10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, dan gula aren dengan 3 gelas air
hingga airnya tersisa ¾ bagian. Saring lalu minum dua kali sehari.
6. Sakit Gigi
Cuci 5 buah belimbing wuluh lalu kunyah dengan garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang
rasa sakitnya.
Sekedar tambahan, bagi penderita sakit maag sebaiknya TIDAK mengkonsumsi belimbing
wuluh.

Posted 5 years ago

1 note

Berikut ini beberapa manfaat buah kiwi untuk kesehatan.

 Memiliki kandungan vitamin C yang sangat besar

Kiwi mengandung 100 mg vitamin C dalam 100 gram beratnya. Sedangkan jeruk hanya
memiliki kandungan vitamin C sebanyak 54 mg per 100 gram. Ini berarti kandungan vitamin
C pada sebutir kiwi sama dengan 2 buah jeruk.

 Kaya Antioksidan

Kandungan polifenol, karotenoid dan enzim-enzim lain membentuk antioksidan yang akan
menangkal radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Hasilnya tubuh lebih sehat dan dapat
terhindar dari banyak penyakit.

 Mengandung Lutein dan Beta Karoten

Manfaat dari lutein dan beta karoten (vitamin A) adalah menjaga kesehatan mata. Maka
dengan mengkonsumsi kiwi, fungsi penglihatan dapat terpelihara dengan baik.
 Mengandung Kalium

Kalium berfungsi menjaga kesehatan jantung. Kiwi juga dapat membantu mengurangi risiko
penggumpalan darah yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Mengontrol
kolesterol dan kadar gula dalam darah.

 Menghilangkan Masalah Pencernaan

Kiwi dapat membantu bagi Anda yang memiliki masalah pencernaan. Buang air besar tidak
teratur atau kembung dapat diatasi dengan mengkonsumsinya secara teratur.

Manfaat Buah Apel

Penampilan apel yang merah dan ranum mengundang imajinasi dan selera orang yang
memandangnya. Apel dijuluki buah terlarang yang sensual dan memiliki daya tarik tersendiri.
Lebih dari itu, buah ini punya banyak manfaat untuk kesehatan, yaitu:

1. Menurunkan kadar kolesterol


Apel dikenal mengandung fitokimia, zat antioksidan yang efektif melawan kolesterol jahat
(LDL). Life Science tahun 1999 menulis, selain menurunkan kolesterol jahat, apel juga
meningkatkan kolesterol baik (HDL). Kandungan pektin dan asam D-glucaric dalam apel
berjasa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

2. Mencegah kanker dan menyehatkan paru-paru


National Cancer Institute di AS melaporkan, zat flavonoid dalam apel terbukti dapat
menurunkan risiko kanker paru-paru sampai 50 persen. Penelitian dari Cornell University di
AS juga menemukan bahwa zat fitokimia dalam kulit apel menghambat pertumbuhan kanker
usus sebesar 43 persen.
3. Mencegah penyakit jantung dan stroke
British Medical Journal (1996) mencatat, apel terbukti mencegah serangan stroke. Publikasi
penelitian di Finlandia (1996) menunjukkan, orang berpola makan kaya flavonoid mengalami
insiden penyakit jantung lebih rendah.

4. Menurunkan berat badan


Sebagai sumber serat yang baik, apel baik untuk pencernaan dan membantu menurunkan
berat badan. Apel merupakan camilan yang sangat baik untuk orang yang sedang
menurunkan berat badan karena kadar seratnya tinggi sehingga mencegah rasa lapar datang
lebih cepat.

5. Menjaga kesehatan gigi


Apel juga mengandung tanin, zat yang bermanfaat mencegah kerusakan gigi periodontal.
Penyakit gusi itu disebabkan saling menempelnya bakteri pembentuk plak. Itu menurut
Journal of American Dental Association (1998).

6. Membuat perempuan tetap cantik


Kandungan boron dalam apel terbukti membantu wanita mempertahankan kadar hormon
estrogen saat menopause. Mempertahankan estrogen berarti mengurangi gangguan yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon di kala menopause, misalnya semburan panas,
nyeri, depresi, penyakit jantung, dan osteoporosis.

7. Melindungi tubuh dari virus flu


Konowalchuck pada 1978 mengeluarkan publikasi mengenai efek antivirus dalam minuman
sari buah apel. Menurutnya, sari apel sangat baik untuk melawan serangan infeksi virus
karena stamina dan kekebalan tubuh meningkat berkat konsumsi sari apel itu

Posted 5 years ago

4 notes
Manfaat Alpukat :

Berbagai manfaat bisa didapat dari alpukat,baik buah maupun daunya. Para peneliti dari Shizuoka
University, Jepang. Misalnya, menemukan manfaat buah alpukat dalam mengurangi kerusakan hati,
termasuk juga kerusakan akibat virus hepatitis. Berikut beberapa manfaatnya.

 Mengatasi batu ginjal: Minum air seduhan tujuh helai daun alpukat dengan ½ gelas air
panas setiap pagi dan sore.

 Untuk sakit punggung: Rebus 5 helai daun alpukat dan 500 cc air hangat tinggal 250 cc.
Embunkan semalaman dan minum keesokan harinya. Lakukan seminggu berturut-turut.

 Untuk Sariawan: Aduk sebuah alpukat matang dengan dua sendok madu dan makan tiga kali
sehari.

 Menghaluskan kulit: Haluskan buah alpukat dan setelah itu balurkan merata selama 30
menit pada wajah dan tangan yang sudah dibersihkan dengan air hangat

1. Membuat kripik pisang

 Buah pisang ambon (terbaik) yang telah cukup tua tetapi masih mentah

dikupas dengan menggunakan pisau stainless yang tajam

 Supaya tetap berwarna putih bersih, pisang tersebut segera dimasukkan

kedalam larutan Kalium Metabisulfit 0,05 %

 Buah pisang diiris tipis-tipis ( 3 mm) menggunakan serutan

 Setelah ditiriskan sebentar, buah pisang dicelupkan kedalam sirup kental

yang terbuat dari gula pasir (50%), garam dapur (1%), asam sitrat (0,1%) dan

air

 Buah pisang selanjutnya segera digoreng dengan minyak yang bermutu baik

(jernih, tidak tengik dan mengandung antioksidan yang diinginkan)


 Setelah berwarna kuning kecoklatan dan kering, keripik pisang tersebut
diangkat, dibiarkan menjadi dingin kemudian dikemas dalam palastik yang
tertutup rapat.

2. Membuat dodol pisang

Bahan : pisang matang = 1 kg

Vanili = 1 bungkus

Santan kelapa = 500 cc ( 1 butir kelapa)

Tepung ketan = 200 gram

Gula merah = 350 gram

Gula pasir = 200 gram

Proses pembuatan

Gula direbus dengan sanatan lalu disaring, kemudian dimasak lagi bersama bahan
yang lain diaduk-aduk sampai matang,

3. Tepung pisang

Bahan : pisang kepok tua tetapi masih hijau sebanyak 2 sisir.

Proses pembuatan :

 Pisang direbus setengah masak.

 Pisang dikupas lalu diris tipis masukkan larutan Natrium metabisulfit 2 gram/lt
air.

 Kemudian dikeringkan dengan sinar matahari dalam tampah sampai kadar air
11-13%

 Irisan pisang yang sudah kering digiling sampai halus dengan ditumbuk atau
diblender.

 Hasil gilingan diayak, hasil ayakan berupa tepung dapat dikemas

4. Pembuatan Jenang Mangga

 Bahan yang digunakan antara lain : Buah mangga (2 Kg), gula pasir (1 ons),

gula merah (3 ons), tepung ketan (1 ons), Kelapa (1 butir) dan panili (1

bungkus)
 Kupas buah mangga, lalu dipotong kecil-kecil kemudian dihancurkan

menggunakan blender

 Kupas kelapa lalu diparut dan dicampur dengan air dan diambil santannya

 Campurkan semua bahan tersebut sambil diremas-remas hingga adonan rata

 Panaskan adonan dengan nyala api sedang dan diaduk secara merata sampai

adonan kental

 Tuangkan adonan yang telah kental tersebut kedalam cetakan dan biarkan

jenang dodol tersebut dingin

 Potong-potong jenang dodol dengan ukuran 5 x 3 cm

 Kemas jenang dodol dengan kertas minyak atau plastik dan dimasukkan

kedalam dus / kotak kemasan.

5. Pembuatan Selai Mangga

 Buah mangga yang masak dikupas kulitnya dan diambil dagingnya

 Kemudian dihaluskan (diblender) dan ditambahkan gula pasir

 Setelah tercampur dimasukkan dalam kemasan plastik

6. Pembuatan Sirup Mangga

 Bahan yang digunakan adalah buah mangga yang sudah matang (tua)

 Mangga dikupas kulitnya kemudian dicuci bersih dan diambil dagingnya

 Setelah daging buah dipotong-potong, dimasukkan kedalam air yang dudah


direbus dengan gula sampai buah tersebut mencair

 Setelah dingin dimasukkan kedalam botol.


7. Pembuatan Aneka Coktail

 Bahan yang digunakan adalah beraneka macam buah misalnya mangga,


Jambu, nanas dsb

 Buah dikupas kulitnya kemudian dicuci bersih dan diambil dagingnya

 Setelah daging buah dipotong-potong, dimasukkan kedalam air yang sudah


direbus dengan gula sampai buah tersebut tercampur dan mencair

 Setelah dingin dimasukkan kedalam botol.

8. Pembuatan Keripik Buah Mangga

 Buah mangga yang telah cukup tua tetapi masih mentah dikupas dengan

menggunakan pisau stainless yang tajam

 Buah Mangga diiris tipis-tipis ( 3 mm) menggunakan serutan

 Setelah ditiriskan sebentar, dicelupkan kedalam sirup kental yang terbuat dari

gula pasir (50%), garam dapur (1%), asam sitrat (0,1%) dan air

 Buah mangga selanjutnya segera digoreng dengan minyak yang bermutu

baik (jernih, tidak tengik dan mengandung antioksidan yang diinginkan)

 Setelah berwarna kuning kecoklatan dan kering, keripik buah mangga tersebut
diangkat, dibiarkan menjadi dingin kemudian dikemas dalam palstik yang
tertutup rapat

9. Pembuatan Manisan Mangga

Cara 1

 Bahan baku yang digunakan yaitu buah mangga yang masih mentah atau

mengkal

 Kulit dikupas kemudian dipotong kecil-kecil dan dipanaskan dalam air mendidih

selama 1 – 3 menit.
 Irisan buah dimasukkan kedalam wadah secara berlapis, tiap lapisan ditaburi

gula pasir (setiap 10 kg irisan diberi gula 3,7 - 5 kg), dan dibiarkan selama 24

jam

 Cairan yang keluar dari irisan buah yang tercampur gula akan menjadi sirop

 Irisan buah mangga direndam selama seminggu agar menjadi manisan basah

Anda mungkin juga menyukai