dr. Armiyetti
Disahkan oleh:
KOTA PEKANBARU
NIP.19720810200121 1 005
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
dr. Armiyetti
Disahkan oleh:
KOTA PEKANBARU
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengambil dari berbagai sumber bacaan.
Dr. Armiyetti
A. Pengertian .................................................................................................................... 7
B. Epidemiologi ................................................................................................................ 8
C. Fisiologi umum ............................................................................................................. 8
D. Patofisiologi .................................................................................................................. 9
E. Penatalaksanaan ........................................................................................................... 11
F. Penatalaksanaan Diet .................................................................................................... 11
G. Peranan Makanan dan Gizi ........................................................................................... 12
H. Tujuan dan Syarat Diet ................................................................................................. 14
I. Diagnosis Diabetes Mellitus ......................................................................................... 16
J. Klasifikasi Diabetes Mellitus ....................................................................................... 18
K. Faktor Resiko Terjadinya Diabetes Mellitus ................................................................ 22
L. Diabetes Mellitus Sebagai Permasalahan Kesehatan Masyarakat ............................... 25
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 31
B. Saran .............................................................................................................................. 31
Menyatakan bahwa makalah ini benar saya yang membuat untuk melengkapi persyaratan
kenaikan pangkat periode Juli- Desember 2020.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya data yang tidak benar benar, maka saya
akan bertanggung jawab, dan diberi sanksi.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat tanpa tekanan dari pihak manapun.
Dr. Armiyetti
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data
dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun
2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah
menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Internasional diabetes federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka
mengidap DM. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di
asia tenggara (IDF, 2009) jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun
(IDF, 2011) ada beberapa jenis Diabetes Melitus yaitu Diabetes Melitus tipe I, Diabetes
Melitus II, Diabetes Melitus tipe Gestasional dan Diabetes Melitus tipe lainnya. Jenis
Diabetes Melitus yang paling banyak di derita adalah Diabetes Melitus tipe II (DM tipe
II) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan atau gangguan fungsi insulin
(resistensi insulin) (depkes, 2005). Diabetes Melitus biasanya disebut dengan the silence
killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan
mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan
membusuk atau gangrene, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, struk dan
sebagainya. (Depkes, 2005)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan :
1. Untuk mengetahui konsep diabetes mellitus
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus
3. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan dimasyarakat Diabetes Mellitus
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Epidemiologi
C. FISIOLOGI UMUM
Insulin disekresikan oleh sel-sel beta yang merupakan salah satu dari empat 4
tipe sel dalam pulau-pulau Langerhans pankreas. Insulin merupakan hormon anabolik atau
hormon untuk menyimpan kalori (storage hormone). Apabila seseorang makan makanan,
1. Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot ( dalam bentuk glikogen)
2. Meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adiposa
3. Mempercepat pengangkutan asam-asam amino (yang berasal dari protein makanan) ke
dalam sel
Setelah 8 hingga 12 jam tanpa makanan, hati membentuk glukosa dari pemecahan zat-zat
selain karbohidrat yang mencakup asam-asam amino (glukoneogenesis).
D. Patofisiologi diabetes
Diabetes tipe I.
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada perumukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin
dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel
ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
meningkat. Namun, jika sel-sel beta tidak mampu mngimbangi peningkatan kebutuhan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Untuk
sebagian besar pasien (kurang lebih 75%), penyakit diabetes tipe II yang dideritanya
ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan
laboratorium yang rutin). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit diabetes
selama bertahun-tahun adalah bahwa komplikasi diabetes
jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer)
mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan. Penanganan primer diabetes tipe II
adalah dengan menurunkan berat badan, karena resistensi insulin berkaitan dengan
obesitas. Latihan merupakan unsur yang penting pula untuk meningkatkan efektivitas
insulin. Diabetes dan kehamilan. Diabetes yang terjadi selama kehamilan perlu mendapat
4
perhatian khusus. Wanita yang sudah diketahui menderita diabetes sebelum terjadi nya
pembuahan harus mendapatkan penyuluhan atau konseling tentang penatalaksanaan
diabetes selama kehamilan. Pengendalian diabetes yang buruk (hiperglikemia) pada saat
E. Penatalaksanaan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
F. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari 4
penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan
untuk mencapai tujuan berikut ini:
a. Makan makanan secara beragam dan seimbang untuk menjamin kecukupan energi,
protein, vitamin, mineral dan serat makanan yang penting bagi kesehatan yang bik.
b. Makan dengan memperhatikan berat badan yang optimal untuk menghindari
kemungkinan terkena sindrom metabolik, tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
stroke, penyakit kanker tipe tertentu, diabetes (Tipe II) dan dislipidemia.
a. Memilih makanan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol untuk
mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit kanker tipe tertentu.
b. Memilih makanan yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran dan produk sereal
utuh untuk mendapatkan vitamin, mineral, serat makanan serta hidratarang kompleks 4
a. Meningkatkan asupan kalori dan lemak (terutama lemak tidak jenuh) sesuai dengan
kebutuhan. Kelompok masyarakat yang rentan terhadap kekurangan gizi, seperti
anak-anak dan ibu hamil/ menyusui, membutuhkan kalori lebih banyak sehingga perlu
didahulukan pada distribusi makanan dalam keluarga.
b. Memperhatikan adsupan protein, terutama dari sumber protein yang bermutu tetapi
tidak mahal dan mudah diperoleh seperti telur (protein hewani) dan tahu atau tempe
(protein nabati)
Memperhatikan asupan vitamin dan mineral alalmi dengan mengutamakann sayuran yang
harganya lebih murah daripada buah dua hingga tiga porsi sehari. Kebiasaan lalap
sayuran
mentah dan memakan buah segar (jeruk, jambu, pepaya dll). Perlu dianjurkan dengan
memperhatikan kebersihannya. Beberapa jenis vitamin (misalnya, vitamin C) akan
teroksidasi jika dimasak/ dipanaskan sehingga harus diperoleh dari buah segar atau
sayuran mentah.
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang
lebih baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada
penderita diabetes mellitus ini adalah:
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin,
tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya,
yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung
gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai
cernanya tinggi).
d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
4
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
3) Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4) Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,
susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
Standardisasi kriteria bagi penegakan diagnosis dan klasifikasi DM yang diusulkan oleh
The National Diabetes Data Group Of The USA (NDDG) dan komite pakar pada WHO
menghasilkan keseragaman hingga taraf tertentu bagi berbagai penelitian global terhadap
kelainan metabolic tersebut. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan 75 gram glukosa
digunakan untuk membedakan antara DM dan bukan DM. Pada penelitian populasi The
US National Health And Nutrition Examination Survey (NHANES) III, angka prevalensi
DM yang tidak terdiagnostik adalah 6.34% ketika diagnosis ditegakkan dengan kriteria
WHO (yang berdasarkan kadar BSG 2 jam pp), tetapi angka tersebut hanya sebesar 4.4%
jika didasarkan pada nilai cut off kadar glukosa darah puasa (FPG, Fasting Plasma
Glucose) 126 mg/dl (7.0 mmol.I) atau lebih. Kelompok penelitian The Diabetes 4
Epidemiology: Collaborative Analysis Of Diagnostic Criteria In Europa (DECODE)
yang menganalisis data dari 16 negara eropa menemukan adanya angka prevalensi DM
Tabel 20.2 Nilai Laboratorium untuk Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus dan
Kategori Hiperglikemia yang lain
Diabetes Mellitus
puasa atau >6.1 (>110) >6.1(>110) >7.0(>176)
2 jam setelah makan (postglucose
load) >10.0 (>180) >11.1(>200) >11.1(>200)
atau keduanya
a. Gejala DM seperti rasa haus serta poliuria dan hasil pemeriksaan glukosa
sewaktu> 200 mg/dl (11.1 mmol/l)
b. Atau EPG (kadar glukosa puasa )>126 mg/dl (7.0 mmol/l)
c. Atau glukosa plasma 2 jam setelah makan (2 jam pp) >200 mg/dl (11.1 mmol/l)
selama pelaksanaan TTGO.
d. Untuk keperluan skrining pada populasi dapat digunakan kriteria kadar glukosa
4
puasa atau 2 jam pp sesudah pemberian per oral 75 gram glukosa.
1 rasa 95 5,3
Kadar hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) merupakan indeks status glikemik selama 2-3
bulan yang lampau. Pemeriksaan ini dianjurkan sebagai alat untuk memantau
pengendalian glukosa darah.
Klasifikasi yang ada sekarang ini meliputi berbagai stadium klinis dan tipe
etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemia lainnya. Istillah DM yang tergantung
insulin (IDDM, Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dan yang tidak tergantung insulin
(NIDDM, Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) kini sudah tidak digunakan lagi.
Klasifikasi etiologi DM diperhatikan dalam tabel 20.1.
4
dari gemuk menjadi kurus tanpa dapat dipengaruhi oleh peningkatan asupan kalori dari
makanannya.
Bentuk DM yang paling sering ditemukan dan ditandai oleh gangguan pada
sekresi serta kerja insulin. Kedua efek ini terdapat pada DM klinis. Penyebab yang
jumlahnya banyak dan bervariasi untuk terjadinya kelainan ini telah teridentifikasi. DM
tipe II juga memiliki perubahan multifaktorial. Mayoritas pasien DM yang tidak
terganntung dengan insulin dan kebanyakan di antara mereka menderita diabetes pada
usia dewasa. Pada DM tipe II sering terdapat resistensi insulin dengan insulinopenia
relative yang kadang-kadang pada saat-saat stress memerlukan insulin. Obesitas dan
obesitas pada bagian perut umumnya terlihat pada pasien-pasien DM tipe II.
Ketoasidosis jarang ditemukan dan jika terlihat, keadaan ini berhubungan dengan stress 4
atau penyakiit lain yang menjangkiti pasien DM. pasien DM juga cenderung mengalami
komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Faktor etiologi meliputi faktor genetic,
Intervensi gizi yang bersifat preventif untuk mengurangi risiko terjadinya DM tipe 2
harus berfokus pada:
b. Nutrisi kuratif
Intervensi diet untuk mengendalikan glukosa darah merupakan salah satu intervensi
penting bagi pasien-pasien DM Tipe 2. 4
Menghasilkan kebugaran dan rasa nyaman tubuh karena pengendalian gula dara dapat
menghilankan keluhan mudah lelah, sering pusing atau sakit kepala, kram, kesemutan,
gatal-gatal dan sebagainya.
a. Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dl atau ditambah gejala khaas diabetes
( polyuria, polydipsia, polipagia. )
b. Glukosa darah puasa 126 mg/dl atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat yang
berbeda.
1. Faktor Genetik
sedikit pada lima gen. varian genetic lainnya adalah kehilangan pendengaran yang
diwariskan secara materal pada diabetes mellitus (MIDDM, Maternally Inherited
a. Usia
b. Obesitas dan obesitas bagian perut
c. Resistensi insuin
d. Faktor-faktor makanan atau gizi
e. Jarang melakukan aktivitas fisik
f. Urbanisasi dan modernisasi
1) Usia
Pertambahan usia merupakan faktor risiko yang penting untuk DM. Dalam
semua penelitian epidemiologi pada berbagai populasi, pravelensi Dm memperlihatkan
peningkatan yang spesifik menurut usia.pada populasi eropa,usia pada saat onset DM
umumnya berkisar antara 50-60 tahun,namun usia ini secara signitifkan lebih rendah
pada penduduk asli amerika dan india yang angka prevelensi DM-nya tinggi.
3) Resistensi insulin
Defek pada sekresi dan kerja insulin merupakan dua faktor patogenik yang
utama pada DM. Kerja insulin dibawah normal pada jaringan yang diantarai insulin
mengakibatkan berkurangnya pembuangan glukosa,sekalipun pada mereka yang bukan
diabetes keadaan ini mengakibatkan hiperinsulinemia kompensasi. Karena itu, kita sulit
membedakan secara biologis antara resistensi insulin dan hiperinsulinemia kompensasi
pada orang-orang yang bukan diabetesi. orang india memiliki respons insulin plasma
yang lebih tinggi selama berpuasa dan pada saat bereaksi terhadap stimulasi jika
dibandingkan dengan orang eropa dan kelompok etnis lainnya. Hal tersebut merupakan
indikasi yang menunjukan keadaan resistensi insulin pada orang india. Sejumlah
penelitian prospektif pada beberapa populasi
4) Faktor diet
Pola makan atau diet merupakan determain penting yang menentukan obesitas
dan juga mempengaruhi resistensi insulin dengan demikian,pola makan memainkan
peranan yang penting dalam proses terjadinya DM tipe II.Dengan urbanisasi terjadilah
perubahan gaya hidup dan kebiasan makan.Konsumsi makanan yang tinggi energy dan
tinggi lemak,selain aktivitas fisik yang rendah,akan mengubah keseimbangan energy
dengan disimpannya energy sebagai lemak simpanan yang jarang digunakan.
4
1. Diabetes Tipe I
DM tipe I terjadi tiba-tiba dengan hiperglikemia yang berat dan biasanya tipe
ini terdapat ketonuria atau ketosis ketika diagnosis ditegakkan. Onset DM tipe I pada
umumnya terjadi pada usia kanak-kanak dan dewasa muda, kendati dapat pula terjadi
pada segala usia. Penderita DM tipe I juga biasanya mengalami ketergantungan seumur
hidup pada insulin. Meskipun DM tipe I merupakan bentuk penyakit diabetes yang
paling ekstrem, namun penyakit ini tidak dapat dicegah dengan intervensi diet.
2. Diabetes Tipe II
4. Komplikasi Diabetes
lemak MUFA bagi asupan energy harus ditentukan bagi masing-masing pasien dengan
didasarkan pada hasil pengkajian gizi, profil metabolic dan tujuan penangannya.
c. Indeks glikemik
d. Serat
e. Protein
f. Lemak
Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan lemak makanan pada
penyandang DM adalah membatasi asupan lemak jenuh dan kolestrol dari makanan.
Lemak jenuh merupakan determainan diet yang penting untuk menentukan kadar LDL-
kolestrol di dalam plasma. Lebih lajut, penyandang DM tampaknya lebih senditif
terhadap kolestrol dalam makanan ketimbang populasi yang bukan diabetisi.
Pengikutsertaan latihan fisik dalam manajemen DM akan menghasilkan penurunan kadar
total kolestrol, LDL-kolestrol serta trigliserida yang lebih besar dan mencegah penurunan
kadar HDL-kolestrasi yang
menyertain diet rendah lemak. Untuk mendapatkan manfaat asam-asam lemak n-3 yang
kardioprotektif dapat dianjurkan dua atau ketiga kali menu ikan per minggu. Asupan
asam lemak tak jenuh Trans (yang terbentuk ketika minyak nabati menjalani
hidrogenasi) harus dikurangi karena jenis lemak ini memberikan efek yang merugikan
pada kadar LDL-kolestrol plasma.
g. Alkohol
Latihan fisik dalam manajemen DM sama pentingnya seperti modifikasi diet. Ketika
kita menilai aktivitas fisik seseorang. Aktivitasnnya ditempat kerja, aktivitasnya selama
perjalanan dari dan tempat kerja dan aktivitasnya dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
di rumah harus turut diperhitungkan. Latihan fisik tambahan dapat dianjurkan kepada
orang-orang dengan gaya hidup sendetari (tidak banyak melakukan aktivitas fisik).
Latihan fisik akan meningkatkan asupan glukosa oleh otot sebagai sumber oksidasi
glukosa yang maksimal. Latihan secara teratur akan memperbaiki metabolisme glukosa
dan sensitivitas insulin, selain memperbaiki pula tekanaan darah dan profil lipid darah.
latihan fisik akan mempercepat penurunan berat badan pada orang-orang yang berat
adanya berlebih dan membantu mempertahankan berat badan yang normal jika upaya ini
dilakukan bersama dengan modifikasi diet atau pola makan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akiat kekurangan hormone
insulin baik absolute maupun relative.
Ada dua jenis diabetes mellitus yaitus diabetes mellitus tipe I dan Diabetes
Mellitus tipe II. Diabetes tipe I diakibatkan karena terjadiya kerusakan pancreas sehingga
insulin harus didatangkan dari luar, sedangkan diabetes tipe II atau disebut dengan DM
yang tidak tergantung pada insulin yang disebabkan karena insulin yang tidak dapat
bekerja dengan baik. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa terbentuk dari makanan
yang dikonsumsi insulin yaitu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar
glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada diabetes,
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat
menghentikan sama sekali produksi insulin.Sebelum membicarakan pedoman diet, ada
beberapa istilah dalam bidang gizi dan diet yang perlu didefinisikan. Dalam bidang
kesehatan, istilah gizi (sering disebut pula nutrisi) diartikan sebagai sebuah proses dalam
tubuh makhluk hidup untuk memanfaatkan makanan guna pembentukan energi, tumbuh-
tumbuh dan pemeliharaan tubuh. Ilmu gizi mempelajari proses tersebut.
B. Saran
Bagi penderita Diabetes Mellitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola
makan dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain menjaga
pola makan dan diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes
seperti melformain dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya terhadap
kadar gula darah.
4
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi Dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC