DIABETES
DIIT
MELITUS
DIABETES
MELITUS
NamaKelompok
Ribkawestinia
Nama Kelompok:
(PO.62,20.1.17.341)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
Ribka westinia
KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAWATAN (PO.62,20.1.17.341)
RikeAgustikaBoldy
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (PO.62.20.1.17.342)
Rike Agustika Boldy
KEPERAWATAN REGULER IV TAHUN 2020
(PO.62.20.1.17.342)
1
DAFTAR ISI
Daftarisi.................................................................................................................................... ii
Pendahuluan........................................................................................................................... 2
I. Kesimpulan.........................................................................................................23
J. Soal ....................................................................................................................24
A. Pendahuluan
Diabetes mellitus atau Penyakit Kencing Manis adalah penyakit menahun, yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah diatas normal. Kadar gula darah normal sebelum makan tidak
melibihi 100 mg/dl, dan 2 jam setelah makan tidak melebihi 140 mg/dl. (American Diabetes
Association /ADA.2017)
Penyakit ini terjadi karena tubuh kekurangan hormon insulin. Insulin ialah hormon yang berfungsi
memasukkan gula dari darah kedalam sel jaringan. Bila insulin tidak mencukupi, maka gula yang
ada didalam darah tersebut tidak dapat dibawa masuk kedalam sel jaringan tadi. Padahal gula
adalah sumber energy yang diperlukan oleh setiap sel yang hidup. Akibatnya, sel mengalami
kekurangan energi, kesehatan jaringan menurun dan terjadi kerusakan sel. Zat gula yang tidak
dapat masuk kedalam sel tersebut menumpuk dalam darah, sehingga kadar gula darah meninggi.
Bila melebihi ambang ginjal, maka zat gula juga dikeluarkan melalui urine sehingga pemerikasaan
glukosa urine positif.
Pada sebagian orang, kadar gula darah yang tinggi ini menimbulkan gejala sering lapar, sering
haus, sering buang air kecil, kesemutan pada kaki dan rasa lemah. Namunpada pasien lainnya,
gejala ini tidak terasa sehingga penyakitnya diketahui secara kebetulan saat pemeriksaan
kesehatan rutin.
Gula darah yang tinggi dalam waktu lama akan menimbulkan kerusakan diberbagai organ, yaitu
otak, saraf, mata, ginjal, jantung dan kaki. Kerusakan ini dapat berakhir dengan kelumpuhan yang
menyedihkan, impotensi yang menimbulkan frustasi, kebutaan yang,cuci darah seumur hidup yang
biayanya mahal, serangan jantung yang mematikan, dan amputasi kaki yang mengakibatkan
kecacatan.
Semua komplikasi ini dapat dicegah atau ditunda timbulnya dengan control gula darah yang baik.
Diabetes Melitus tidak dapat sembuh, namun dengan control gula darah yang baik, diabetisi dapat
hidup sehat sama seperti orang bukan diabetes.
Kerjasama yang baik antara tim (dokter, perawat, ahli gizi) dengan diabetisi sangat diperlukan
untuk dapat mengendalikan diabetes. Peranan pasien sama pentingnya, bahkan lebih besar dari
3
peran dokter, sebab pasien sendirilah yang melaksanankan pengobatannya sehari-hari sesuai
dengan petunjuk dokter. Karena itu, pasien diabetes harus mengenal penyakitnya dengan baik,
dan mengetahui sasaran yang akan dicapai dalam pengobatanbta.
4
TOPIK 1
B. Pengertian Diit Dm
Diit yaitu mengatur pola makan ,namun letak penggunaan dan subyeknya yang
berbeda.Diit yang dilakukan oleh orang-orang yang sedang menderita suatu penyakit. Mereka
akan dianjurkan / disarankan atau bahkan diatur pola makan, jenis makanan , jumlah makanan
yang dikonsumsi, dan lain sebagainya oleh pelayan kesehatan dengan maksud dan tujuan tertentu
pastinya.Dengan alasan pertimbangan kesehatan dari pasien atau orang tersebut (Adyana, 2015).
Diit diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes
mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, 2017).
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh menaikkan gula darah namun perlu diketahui
bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan
Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang
untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan
berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola
makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan
istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar
sepanjang hari.
1. Prinsip Dasar Diit Diabetes
Prinsip dasar diit diabetes ialah pemberian kalori sesuai dengan kebutuhan dasar.
Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah sebagai berikut :
Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori ) ditambah 20% untuk aktifitas
Untuk pria : (Berat Badan Ideal x 30 kalori ) ditambah 20% untuk aktifitas
6
Kebutuhan kalori akan disesuaikan dengan keadaan masing-masing pasien. Namun yang
terpenting, diabetisi perlu menanyakan pada dokter yang mengobatinya berapa kalori sehari
yang ia perlukan. Bila pasien mempunyai berat badan lebih maka jumlah kalori dikurangi dari
kebutuhan dasar. Dengan demikian kegemukannya dapat dikurangi, sebaliknya bila pasien
mempunyai berat badan kurang, maka jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Setelah
berat badan mencapai normal, maka jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan
dasar.
Prinsip kedua ialah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula
didalamnya. Sebaiknya juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang
hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan egala produknya. Pada umumnya hidrat arang
yang demikian ini sudah tidak atau kurang sekali mengandung serat. Hidrat arang olahan ini
akan lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah, oleh sebab itu tidak boleh diberikan
berlebihan.
Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari. Tubuh
penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihan lemak darah. Kelebihan lemak ini berasal
dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi. Yang dimaksud sebagai lemak dalam
makanan disini ialah : lemak binatang (gajih), santan, segala macam jenis minyak goreng,
margarin, butter, serta segala produk olahan susu. Lemak paling banyak menghasilkan kalori,
yakni 9 kalori setiap gramnya. Sebagai perbandingan, hidrat arang dan protein hanya
menghasilkan masing-masing 5 kalori dan 4 kalori setiap gramnya.
Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam makanan. Yang terbaik
adalah serat yang larut air seperti pectin (ada dalam buah apel), segala jenis kacang-
kacangan dan biji-bijian (asal tidak digoreng). Serat larut air ini terbukti dapat menurunkan
7
kadar gula darah. Dapat pula dipilih serat tak larut air, seperti : bekatul, sayur-sayuran, daun-
daunan (lalapan), kulit buah dll. Semua jenis serat akan memperbaiki pencernaan,
mempercapat masa transit (melewati) usus, serta memperlambat penyerapan gula dan lemak.
Pada penyakit ginjal, yang menjadi perhatian khusus ialah jumlah protein yang dikonsumsi
setiap harinya. Umumnya digunakan rumus 0,8 gram protein per kilogram berat
badan.sebagai contoh, pasien yang beratnya 50 kg memerlukan protein 50 x 0,8 gram = 40
gram setiap harinya. Jumlah yang lebih dari itu akan memperberat kerja ginjal. Dalam
keadaan khusus, rumus ini harus dimodifikasi. Dokterlah yang menetapkan kapan seorang
pasien perlu diit protein dan berapa jumlah yang dianjurkan setiap harinya.
Bila ternyata kadar kolesterol dan/atau trigliserida dalam darah meninggi, maka perlu diit
rendah lemak. Bila terdapat asam urat meninggi, dianjurkan menghindari jeroan dan beberapa
jenis sayuran tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian hubungan kepatuhan diit dengan kadar gula darah
sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di rawat inap rsud sukoharjo. Terdapat hubungan
antara kepatuhan diit dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
rawat inap RSUD Sukoharjo. Kepatuhan diit pasien diabetes melitus tipe 2 tergolong tidak
patuh ada 71 orang dan patuh 25 orang. Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square
didapatkan nilai probabilitasnya (p=0,001).
jenis makanan sebagaimana yang tertera dalam table dibawah ini dengan jumlah unit sesuai
jadwal makan. Table ini terdiri dari 5 kelom[pok makanan, yakni : Makanan Pokok, Lauk pauk,
Sayuran, Makanan ringan/Siap santap, Buah-buahan dan Minuman.
Contoh table :
Jenis A B C
Makanan
Makanan Nasi Roti Kentang
pokok goring
Lauk pauk Pepes Sate Rending
ikan
Sayuran Sayur Sayur Buntil
bening lodeh
Siap Ketoprak Hamburger Pizza
santap
Buah- Apel Pisang Anggur
buahan
Makanan Lemper Kroket Lapis
ringan legit
Minuman Teh/kopi Es sampur Softdrink
Setiap kelompok makanan ini terbagi dalam jenis A, B dan C. makanan jenis A adalah
yang terbaik ; umumnya karena mengandung serat, dan/atau rendah hidrat arang olahan,
dan/atau rendah lemak. Makanan yang terburuk ialah jenis C. golongan C tidak dianjurkan
karena salah satu atau lebih criteria berikut : mengandung gula, rendah/tanpa serat, terlalu
banyak lemak. Dianjurkan untuk memilih makanan jenis A atau B. setiap pasien dapat memilih
makanan yang mewakili masing-masing golongan jenis makanan yang ada di tebel tersebut.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa nasi lebih dianjurkan daripada bubur, karena
kandungan serat pada nasi lebih baik dari pada bubur, sehingga lebih lama bertahan di usus.
Sebaliknya bila makanan bubur maka diabetisi akan lebih cepat merasa lapar lagi.
10
Khusus untuk golongan minuman, maka pemanis berupa gula tidak boleh digunakan.
Dianjurkan menggunakan pemanis buatan, seperti EQUAL. Pemanis buatan ini dapat
digunakan untuk minuman dingin, sedangkan pada minuman panas dimasukkan saat suhu
sekitar 80 ºc (sesuai suhu minuman saat diteguk). Penggunaan EQUAL pada suhu 100 ºc
akan menyebabkan rasa manisnya berkurang. Semua minuman yang menggunakan gula
(misalnya softdrink) tidak dianjurkan dan dimasukkan pada golongan C.
Terapi Nutrisi Medis (TNM)/diet merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah
DM, mengelola DM jika sudah terjadi, dan mencegah atau setidaknya memperlambat tingkat
keteraturan dalam hal jumlah energi, jenis makanan dan jadwal makan. Tjokopurwo (dikutip
dalam Suprihatin, 2017) mengatakan bahwa diet diabetes mellitus adalah pengaturan makanan
yang diberikan kepada penderita DM dimana diet yang dilakukan harus tepat jumlah energi yang
dikonsumsi dalam satu hari, tepat jadwal sesuai 3 kali makan utama dan 3 kali makanan selingan
dengan interval waktu 3 jam antara makan utama dan makanan selingan serta tepat jenis yaitu
menghindari makanan yang tinggi kalori. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2015)
dalam Adyana (2016) di Instalasi Rawat Jalan RS Baptis Kediri menunjukkan bahwa ada
hubungan diet tepat dalam jumlah energi dengan peningkatan kadar gula darah puasa
sedangkan pada diet tepat jadwal dan jenis tidak ada hubungan.
Penatalaksanaan diet yang harus dilakukan pada penderita diabetes melitus yaitu sebagai
berikut :
1. Tujuan
ADA (2017) menjelaskan bahwa tujuan penatalaksanaan diet ini antara lain:
a. Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal atau seaman
mungkin.
11
b. Menjaga dan mempertahankan kadar lipid dan profil lipid untukmengurangi resiko penyakit
kardiovaskular.
f. Untuk tetap menjaga kenikmatan makan yaitu dengan cara membatasi makanan pilihan.
2. Kebutuhan kalori
kalori ini dipengaruhi oleh beberapa faktor (Perkeni, 2016), antara lain :
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar 25
b. Usia
Penderita DM usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk dekade antara 40
dan 59 tahun, 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dan 20 % untuk usia di atas 70
tahun.
c. Berat badan
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan dikurangi sekitar 20–30%
(tergantung tingkat kegemukan), sedangkan pada penderita yang kurus ditambah sekitar
20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan berat badan. Makanan sejumlah
12
kalori dengan komposisi tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%),
siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%).
Penderita DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa yang boleh dimakan
secara bebas, makanan yang harus dibatasi dan makanan yang harus dibatasi secara ketat
(Almatsier, 2018). Makanan yang dainjurkan adalah makanan yang mengandung sumber
karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu), mengandung
protein rendah lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit,tempe, tahu dan kacang- kacangan) dan
sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang diolah dengan cara
Makanan yang perlu dihindari yaitu makanan yang mengandung karbohidrat sederhana
(seperti gula pasir, gula jawa, susu kental manis, minuman botol manis, es krim, kue-kue
manis, dodol), mengandung banyak kolesterol, lemak trans, dan lemakjenuh (seperti cake,
makanan siap saji, goreng-gorengan) serta tinggi natrium (seperti ikan asin, telur asin dan
Penderita DM juga harus membatasi makanan dari jenis gula, minyak dan garam. Makanan
untuk diet DM biasanya kurang bervariasi, sehingga banyak penderita DM yang merasa
bosan, sehingga variasi diperlukan agar penderita tidak merasa bosan. Hal itu diperbolehkan
asalkan penggunaan makanan penukar memiliki kandungan gizi yang sama dengan makanan
Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan
sesuai kebutuhannya. Ada 8 jenis standar diet menurut kandungan energi yaitu diet DM 1100,
1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300, dan 2500 kalori. Secara satandar diet untuk penderita
DM yang gemuk adalah 1100-1600 kalori, penderita dengan berat badan normal 1700-1900
a. Energi disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor koreksi umur, jenis kelamin, aktivitas
<7%; lemak tidak jenuh ganda <10%; selebihnya lemak tidak jenuh tunggal; dan
e. Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang banyak mengandung kolesterol,
lemak trans, lemak jenuh serta makanan yang banyak mengandung natrium.
f. Makanan yang dianjurkan adalah sumber karbohidrat kompleks, makanan tinggi serat
g. Gula untuk bumbu diperbolehkan dengan ketentuan <5% dari kebutuhan energi.
dipakai 8 jenis Diet Diabetes Mellitus sebagaimana dapat dilihat dalam abel 2.1.
Penerapan diet ditentukan oleh keadaan pasien, jenis Diabetes Mellitus, dan program
Tabel 2.4 Jenis Diet Diabetes Mellitus berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan
karbohidrat
Energi Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)
Jenis Diet
(kcal)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 55 35 235
IV 1700 55 35 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
Jumlah bahan makanan sehari untuk setiap standar diet Diabetes Mellitus dinyatakan
dalam satuan penukar, dapat dijelaskan sebabagi berikut:
Tabel 2.5 Jurnal bahan makanan sehari menurut standar Diet Diabetes Mellitus (dalam
satuan penukar)
a. Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi, dan sagu.
b. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu,
dan kacang-kacangan.
c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah di cerna.
Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan
dibakar.
b. Mengandung banyak lemak, seperti : cake, makanan siap saji (fast food), goreng-
gorengan.
c. Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan
a. Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa
nyaman untuk seorang diabetes.
b. Jumlah makanan yang konsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi.
2. Jenis
Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuikan dengan konsep piring makan model
T.
3. Jadwal
Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3 kali makanan selingan mengikuti prinsip
porsi kecil.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi
17
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan
makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.
Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan
tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi
ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain
dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering
ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan
kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan
keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam
jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita
disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun
tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang
mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.
Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM.
2) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
18
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari
dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat
badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa
dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood,
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-
tempe.
4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari=""
dibatasi=""energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih="" lemak=""
makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak="" tunggal.="">
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin
diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama
dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan
soda.
6) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat
meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea.
Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang
mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin
19
perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1
minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
BB Normal : bila BB ideal ± 10%
Kurus : < BBI - 10%
Gemuk : > BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b. Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
1) 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
2) 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
3) > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada
orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan
20
Pastikan diet khusus diabetes mencakup kebutuhan kalori Anda konsumsi serta diisi
dengan sumber makanan padat gizi. Idealnya, masukkan setiap makanan ini di semua waktu
makan:
1. Karbohidrat sehat
21
Makanan berserat seperti buah pisang, gandum utuh (biji-bijian, roti gandum, oatmeal)
dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu mengendalikan kadar gula darah. Selain
itu, makanan yang kaya serat lainnya termasuk sayuran, buah-buahan (pisang dan pir) serta
kacang-kacangan (buncis, kacang polong, dan lentil).
Sumber: Thehealthyfish.com
22
Ikan bisa menjadi lauk alternatif yang sehat dibandingkan daging merah. Ikan cod, tuna,
dan halibut memiliki total lemak jenuh dan kolesterol yang lebih sedikit dibandingkan daging dan
unggas.
Selain itu, ikan seperti salmon, mackerel, tuna, sarden, dan bluefish kaya akan asam lemak
omega-3, yang meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan lemak darah yang disebut
trigliserida. Namun, hindarilah ikan goreng dan ikan dengan kadar merkuri yang tinggi, seperti
tilefish, ikan todak, dan king mackerel.
4. Lemak ‘baik’
Ringkasan
Diabetes Melitus atau penyakit kecing manis adalah penyakit menahun yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah diatas normal. Kadar gula darah normal sebelum makan
tidak melebihi 100 mg/dl, dan 2 jam setelahh makan tidakk melebihi 140 mg/dl. (American
Diabetes Association /ADA.2017)
Diit diabetes melitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes
mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan (Sulistyowati, 2017).
Prinsip diet Diabetes Melitus Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan
mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan
gula darah. Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh menaikkan gula darah
namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.
Diet DM 3 J Jumlah (Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai
yaitu BB yang dirasa nyaman untuk seorang diabetes dan Jumlah makanan yang konsumsi
disesuaikan dengan hasil konseling gizi), Jenis (Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat
disesuikan dengan konsep piring makan model T), Jadwal (Jadwal makan terdiri dari 3x makan
utama dan 2-3 kali makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil)
1. Seorang perempuan berusia 52 tahun datang ke dokter praktek umum, Klien mengatakan gagal
dalam menjalankan diet dm nya dank lien mersa kwatir akan hal teresebut berdampak pada
kesehatannya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 130/85 mmHg, RR 21 kali/menit, BB=60 Kg,
TB=155 cm.. Apakah factor gagallnya diet DM?
a. Ketidakmapuan pasien mengurangi jumlah gula yang akan dikonsumsi
b. Ketidakmapuan pasien mengurangi jumlah kalori yang akan dikonsumsi
c. Ketidakmapuan pasien mengurangi jumlah lemak yang akan dikonsumsi
d. Ketidakmapuan pasien mengurangi jumlah asupan yang akan dikonsumsi
e. Ketidakmapuan pasien mengurangi jumlah takaran yang akan dikonsumsi
Pembahasan:
Kegagalan dalam berdiit itu pada umumnya karena pasien kurang berdisiplin dalam
memilih makanannya. Pada umumnya semua orang cendrung untukn makan makanan yang enak.
Makanan enak itu umumnya mengandung gula dan/atau lemak. Oleh sebab itu walaupun
delarang, seringkali pasien curi-curi memakan makanan yang dilarang tersebut.
Namun kegagalan yang paling banyak terjadi ialah pasien tidak mampu mengurangi
jumlah kalori makanan yang dimakannya. Hal ini terjadi karena pasien kurang mampu menaksir
nilai kalori pada makanannya, walaupun telah mendapat penjelasan dari ahligizi
2. Seorang wanita (33 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan selama 3 bulan terakhir
selalu merasa lapar dan makan lebih dari biasanya, tetapi mengalami penurunan berat badan
sebanyak 6.5 kg, tangan gemetar. Pemeriksaan fisik: suhu 38,8 oc, nadi 110 x/menit, RR 24
x/menit dan tekanan darah 160/85 mmHg. Manakah intervesni keperawatan yang paling tepat
untuk mengatasi masalah nutrisi pada kasus diatas?
a. Anjurkan pasiien untuk makan sedikit tapi sering.
b. Anjurkan pasien untuk makan makanan selagi hangat.
c. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori.
d. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak nabati.
e. Anjurkan pasien untuk mmengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa.
25
Pembahsan:
Kebutuhan kalori akan disesuaikan dengan keadaan masing-masing pasien. Namun yang
terpenting, diabetisi perlu menanyakan pada dokter yang mengobatinya berapa kalori sehari yang
ia perlukan. Bila pasien mempunyai berat badan lebih maka jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan
dasar. Dengan demikian kegemukannya dapat dikurangi, sebaliknya bila pasien mempunyai berat
badan kurang, maka jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Setelah berat badan mencapai
normal, maka jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar.
3. Seorang laki-laki (40 tahun) berobat ke poli penyakit dalam dengan diagnose NIDDM, dari hasil
pengkajian didapatkan GDS 270 mg/dL, berat badan 75 kg, tinggi badan 150 cm, kebiasaan
berolahraga 2-3 seminggu, sering mengkosumsi ikan laut dan istrinya (30 tahun) juga menderita
DM . Manakah yang merupakan faktor resiko bagi pasien DM diatas sehingga menderita NIDDM?
a. Pasien dengan obesitas
b. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
c. Pasien dengan kegemaran makan ikan laut.
d. Pasien dengan berat badan ideal
e. Pasien dengan berat badan kurang.
Pembahsan:
Nah, setiap jenis diabetes mellitus memiliki faktor risiko yang berbeda-beda. Berikut ini faktor-
faktor risiko diabetes tipe 1:
3. Orang berkulit putih dipercaya lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain
5. Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi penyakit ini banyak
dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14 tahun.
26
3. Kurang aktif bergerak. Aktivitas fisik bisa membantu seseorang untuk mengontrol berat
badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap
insulin. Itulah mengapa, orang yang kurang beraktivitas fisik akan lebih mudah terkena
diabetes tipe 2.
4. Usia. Risiko terkena diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
6. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal. Orang yang memiliki kadar
kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein) yang rendah, tapi kadar trigliseridanya
tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
7. Mengidap polycystic ovarian syndrome (PCOS). Khusus pada wanita, memiliki riwayat
penyakit PCOS membuat seorang wanita berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2
4. Seorang wanita (25 tahun) berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan selalu merasa gemetar,
lapar dan makan lebih dari biasanya, dan mempunyai kebiasaan makan makanan siap saji serta
jadwal makan tidak teratur dalam sehari. Dari hasil pengkajian didapatkan GDS 180 mg/dL, berat
badan 68 kg, tinggi badan 155 cm, pemeriksaan fisik: suhu 37 oc, nadi 110 x/menit, RR 21 x/menit
dan tekanan darah 140/80 mmHg. Manakah intervesni keperawatan yang paling tepat untuk
mengatasi masalah pada kasus diatas?
a. Pengaturan diet diabetes mellitus 3 J (Jenis, Jumlah, Jam)
b. Pengaturan diet diabetes mellitus 3 J (Jadwal, Jumlah, Jenis))
c. Pengaturan diet diabetes mellitus 3 J (Jumlah, Jenis, Jadwal))
d. Pengaturan diet diabetes mellitus 3 J (Jam, Jumlah, Jenis))
e. Pengaturan diet diabetes mellitus 3 J (Jadwal, Jaga asupan, Jenis))
Pembahasan:
27
1. Jumlah
c. Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa
nyaman untuk seorang diabetes.
d. Jumlah makanan yang konsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi.
2. Jenis
Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuikan dengan konsep piring makan model
T.
3. Jadwal
Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3 kali makanan selingan mengikuti prinsip
porsi kecil.
5. Seorang laki-laki (46 tahun) berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan selama 1 bulan
terakhir sering kencing, dan merasa haus serta air kencing dikerubungin semut. Klien memiliki
kebiasaan minum the 5-6x/ hari. . Dari hasil pengkajian didapatkan GDS 200 mg/dL, berat badan
70 kg, tinggi badan 155 cm, pemeriksaan fisik: suhu 36.9oc, nadi 100 x/menit, RR 20 x/menit dan
tekanan darah 150/100 mmHg. Manakah intervesni keperawatan yang paling tepat untuk
mengatasi masalah pada kasus diatas?
a. Batasi/hindari makanan seperti nasi
b. Batasi/hindari makanan seperti roti
c. Batasi/hindari makanan seperti ubi
d. Batasi/hindari makanan yang mengandung Gula
e. Batasi/hindari makanan yang mengandung penyedap rasa
Pembahasan:
dibakar.
2. Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi / dihindari)
Bahan makanan yang tidak dianjurkan, dibatasi, atau dihindari untuk Diet DM, adalah:
a. Mengandung banyak gula sederhana, seperti :
1) Gula pasir, gula jawa
2) Sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis,
minuman botol ringan, es krim.
3) K ue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis.
b. Mengandung banyak lemak, seperti : cake, makanan siap saji (fast food), goreng-
gorengan.
c. Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan
6. Seorang pasien perempuan berumur 62 tahun dirawat diruang interna. Pasien masuk rumah sakit
dengan riwayat telah menderita diabetes mellitus selama 6 tahun terakhir dan terdapat luka pada
telapak kaki kanan. Setelah 3 minggu perawatan, luka pasien telah sembuh dan sekarang pasien
sedang bersiap-siap untuk pulang. saat ini pasien mengatakan masih sering merasa haus dan
lapar. Hasil pemeriksaan GDS terakhir 345 mg/dl.
Pertanyaan soal : apakah pendidikan kesehatan yang sebaiknya diberikan oleh perawat sebelum
pasien pulang ?
a. Kaji cara mencegah timbulnya luka diabetik
b. Kaji diet pada pasien diabetes
c. Kaji cara melakukan perawatan luka
d. Kaji pengobatan diabetes mellitus
e. Kaji pencegahan diabetes melitus
Pembahasan :
Diet pada pasien diabetes sangat perlu karena diet ini bertujuan untuk mempertahankan atau
mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,
mencegah komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Jadi
perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan tentang diet pada pasien DM supaya pasien
bisa mengetahui diet yang baik dan mengetahui makanan yang dianjurkan dan tidak
29
dianjurkan untuk dikonsumsi supaya gula darahnya bisa terkontrol, Gula darah yang tinggi
dalam waktu lama akan menimbulkan kerusakan diberbagai organ, yaitu otak, saraf, mata,
ginjal, jantung dan kaki.
7. Seorang pria berusia 52 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan utama badan lemas.
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes sejak 5 tahun yang lalu dengan nilai gula darah yang
tidak stabil. Dari hasil pengkajian diperoleh data tekanan darah 135/80 mmHg, nadi 87 kali
permenit, suhu 36,7 0C dan pernafasan 21 kali permenit, nilai HbA1C meningkat.
Apakah materi pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Materi Komplikasi penyakit
b. Materi Patofisiologi penyakit
c. Materi Nutrisi pada pasien DM
d. Materi Perawatan kaki pasien dengan DM
e. Materi Cara memberikan terapi insulin di rumah
pembahasan :
nutrisi pada pasien DM juga sangat penting, terapi Nutrisi Medis (TNM)/diet merupakan hal yang sangat
penting dalam mencegah DM, mengelola DM jika sudah terjadi, dan mencegah atau setidaknya
memperlambat tingkat perkembangan komplikasi DM. Pengaturan makanan yang diberikan kepada
penderita DM dimana diet yang dilakukan harus tepat jumlah energi yang dikonsumsi dalam satu hari, tepat
jadwal sesuai 3 kali makan utama dan 3 kali makanan selingan dengan interval waktu 3 jam antara makan
utama dan makanan selingan serta tepat jenis yaitu menghindari makanan yang tinggi kalori. Dengan
perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada pasien DM, pasien dapat mengetahui
nutrisi yang baik untuk menikatkan kesejahteraan hidupnya dan meningkatkan kesehatannya.
8. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli klinik penyakit dalam dengankeluhan utama luka
pada tumit. Lama luka kurang lebih 2 bulan. Klien menyatakan memiliki riwayat penyakit diabetes
mellitus sudah 10 tahun . apakah pengkajian selanjutnya yang dilakukan oleh perawat ?
a. kaji tipe DM
b. kaji kondisi luka
c. kaji penyebab luka
d. kaji lamanya menderita DM
e. kaji terapi DM yang didapat
30
pembahasan :
mengkaji terapi DM yang didapat itu sangat membantu perawat dalam melakukan tindakan
selanjutnya dan menentukan terapi yang akan diberikan pada pasien, dengan begitu perawat
bisa mengetahui apa saja terapi yang sudah didapat dan bagaimana reaksi dari terapi yang
sudah didapatkan oleh pasien.
9. Seorang laki-laki usia 45 tahun, BB 50 kg, TB 158 cm, yang bekerja sebagai toke sawit
mengeluh sering merasa lapar, sering buang air kecil, sering merasakan haus yang berlebihan,
cepat lelah dan sering kesemutan, ia didiagnosis menderita Diabetes Melitus dengan gula darah
250 mg/dl. Dia memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan dan
minuman manis seperti manisan serta makan gorengan.
Apakah terapi diet yang sesuai dengan penyakitnya?
a. Diet rendah kalori
b. Diet gula murni
c. Diet protein
d. Diet rendah karbohidrat
e. Diet tinggi kalori
Pembahasan :
Bagi penderita diabetes, diet rendah karbohidrat dinilai sebagai salah satu jenis diet yang
sesuai dalam membantu mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Bahkan, seperti
dilansir dari healthline, diet rendah karbohidrat dijadikan salah satu terapi bagi penderita
diabetes sebelum ditemukannya insulin. Penderita diabetes umumnya tidak dapat mengolah
karbohidrat dengan baik karena kegagalan insulin dalam proses memasukkan karbohidrat
yang sudah berbentuk glukosa ke dalam tubuh untuk dipecah menjadi energy.
10. Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan dengan
a. Makan Pagi (07.00), selingan (10.00), makan siang (13.00), selingan (16.00), makan
malam (19.00), selingan (21.00)
31
b. Makan Pagi (06.00), selingan (09.00), makan siang (12.00), selingan (13.00), makan
malam (18.00), selingan (20.00)
c. Makan Pagi (08.00), selingan (11.00), makan siang (14.00), selingan (15.00), makan
malam (20.00), selingan (22.00)
d. Makan Pagi (05.00), selingan (08.00), makan siang (11.00), selingan (14.00), makan
malam (17.00), selingan (19.00)
e. Makan Pagi (04.00), selingan (07.00), makan siang (10.00), selingan (13.00), makan
malam (16.00), selingan (18.00)
Pembahasan :
Selain jenis dan jumlah, anda harus mengatur jam makan anda setiap hari. Buat jadwal
makan,sehingga setiap hari anda akan memiliki jam makan yang sama. Sarapan (06.00-0700),
makan siang (12.00-13.00), makan malam (18.00-19.00),cemilan (10.00, 16.00, 21.00)
32
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association /ADA.(2017). Diagnosis and classification of diabetes mellitus. American
Diabetes Care.
Almatsier, (2018). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arismandan Soegondo. (2015). 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia.
Jakarta : EGC.
Febriana R. (2014). Hubungan kepatuhan diit dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di rawat inap RSUD Sukoharjo. Jurnal. Fakultas kedokteran universitas
Muhammadyah Surakarta
Hasdianah. (2015). Mengenal Diabetes Mellitus pada Orang Dewasa Dan Anak – Anak Dengan Solusi
Herbal. Jakarta : Nuha Medika.
PERKENI. 2016. Konsesus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB.
Jakarta : Perkeni.
Rudini , Dini. Sulistiawan ,Andika. Yusnilawati (2018). Analisis pengaruh kepatuhan pola diet dm
terhadap kadar gula darah dm tipe II. Jurnal. Prodi Keperawatan Universitas Jambi
Rondhianto, (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Hambatan Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari Kabupaten Bondowoso. Jurnal.
Puskesmas Wonosari Kabupaten Bondowoso.
Sulistyowati, (2017). Diabetes, Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Jakarta : Buku Pintar ISBN.
Tjokroprawiro, A. 2017. Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai Pendukung Terapi Diabetes
Melitus. Surabaya : Fakultas Kedokteran Unair.
33
Waspadji (2017). Menu Sehat 30 Hari Untuk Mencegah dan Mengatasi Diabetes. Jakarta : Media
Pustaka.