DI PELABUHAN MAKASSAR
SKRIPSI
D311 10 268
GOWA
2017
ANALISIS PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT GENERAL CARGO
DI PELABUHAN MAKASSAR
OLEH
AHMAD ZULFIKAR ZUHDY
PembimbingI : Dr. Ir. Syarifuddin Dewa, M.Si
ABSTRAK
Produktivitas bongkar muat di dermaga kapal barang general cargo dalam kurun waktu 5
tahun terakhir mengalami penurunan dimana rata-rata bongkar muat pada tahun 2012 sebesar
17,84 t/g/j dan tahun 2016 sebesar 17,39 t/g/j. tapi pada sisi lain justru arus barang yang
mengalami peningkatan , dari data yang ada bahwa untuk realisasi arus barang pada tahun 2012
sebesar 3.200.552 Ton sedang untuk tahun 2016 sebesar 4.303.801 Ton. Sedangkan untuk
realisasi arus kunjungan kapal general cargo pada tahun 2012 sebanyak 5.625 unit, untuk tahun
2016 sebanyak 5.487 unit. Dari data tersebut seharusnya tingkat produktivitas kapal general
cargo mengalami kenaikan, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar tingkat produktivitas bongkar
muat di terminal kapal general cargo pada pelabuhan Makassar dalam melayani kegiatan
bongkar muat barang untuk tahun sekarang sampai sepuluh tahun ke depan (tahun 2018-2027)
sehingga dapat diketahui apakah tingkat produktivitas bongkar muatnya sudah optimal atau
belum.
Dengan menggunakan analisa regresi berganda dengan variable bebas berapa jumlah
bongkar dan muat barang, diperoleh proyeksi persamaan untuk produktivitas bongkar muat, hasil
proyeksi ini kemudian menjadi input dalam penentuan tingkat produktivitas bongkar muat.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bongkar muat pada tahun 2027 di
dermaga (THSB) sebesar37,29 t/k/j, sedangkan produktivitas di pelabuhan (THSP) sebesar 33,58
t/k/j. berdasarkan standar produktivitas dari pelabuhan Indonesia IV Cab. Makassar untuk kapal
general cargo sebesar 20-24 t/k/j, maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas bongkar muat
tidak optimal.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang ditulis dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
terkhusus kepada baginda teladan sampai akhir zaman, Rasulullah SAW. Didasari bahwa apa
yang disajikan pada tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Muh. Zuhdy dan ibunda tercinta Hj. Erna
Durahman serta kakakku yakni H. Fadly Zuhdy dan adikku Fawzy, Fauzan, Fiki, Rani,
atas segala doa, dukugan, dan kasih sayang yang tak terkira.
2. Bapak Dr. Ir. Syarifuddin Dewa, M.Si., selaku pembimbing I yang penuh ide-ide dalam
3. Bapak Abdul Haris Djalante, ST. MT., selaku pembimbing II yang senantiasa
4. Bapak Dr. Eng. Suandar Baso, ST, MT., selaku Ketua Departeman Perkapalan Fakultas
Teknik.
5. Ibu Dr. Ir. Misliah Idrus, M.STr., selaku ketua Labo Transportasi dengan kebijaksanaanya
6. Bapak Wahyuddin, ST. MT., selaku penasehat akedemik yang selalu memberikan arahan,
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
8. Bapak Emil, Bapak Ahmad, dan Ibu Tuti selaku karyawan PT Pelindo IV Cabang
Makassar atas segala bantuan dan kerjasamanya yang telah diberikan dalam proses
9. Saudari Anugrah Insani, S.Ked. yang telah senantiasa memberikan dukungan, semangat,
dan motivasi sehingga penulis mampu berjuang kembali untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudara dan saudariku tercinta Ir. M. Nurcholis Laminula S.T, Drg. Ratna Hadrizaini
Booy, Skg., A. Remi Aprillya Sari, S.Ip., Adhitya Muhammad S.E beserta istri Disfy
Filazaty S.E., Ahmad Akmaltu Mapet S.sos., Hidayat Akbar S.kom., Akp. Erik Saputra
11. Saudara dan saudariku tercinta Ir. M. Nurcholis Laminula, A. Remi Aprillya sari, Drg.
Ratna Hadrizaini Booy, skg., Adhitya Muhammad beserta istri, Ahmad Akmaltu S.sos,
12. Saudara Ahmad Resky Satria atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
13. Saudara – Saudaraku Angkatan 2010 (Vortside Crew) atas segala motivasi, bantuan serta
arahan disetiap ruang dan waktu yang tanpa batas yang tiada hentinya diberikan bagi
penulis.
14. Kepada kakak - kakak senior dan adik - adik angkatan yang sudah memberikan
bantuannya
15. Kepada teman angkatan SD, SMP, SMA dan teman – teman yang lainnya atas segala
16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudah banyak memberi
dukungan dan bantuan selama penulis kuliah di Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa
membimbing kita menuju jalan-Nya dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya bagi kita
semua.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………… 3
1.3 Batasan Masalah …………………………………………….. 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 4
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………… 5
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
tombak jalur perekonomian di kawasan Indonesia timur maka sudah sepantasnya kalau
menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mengembangkan pelabuhan tersebut. Hal ini
merupakan tuntutan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam menghadapi era
menjadikan pelabuhan Makassar sebagai pelabuhan induk dengan tingkat pelayanan yang
lebih baik.
provinsi Sulawesi Selatan adalah pelabuhan kelas utama dalam wilayah kerja pelabuhan
Indonesia terletak pada 05° 08° 00° Lintang selatan dan 119° 24° 02° Bujur Timur.
Pelabuhan Soekarno – Hatta merupakan pintu gerbang bagi kawasan Indonesia bagian timur
dimana aktifitasnya tidak pernah berhenti seiring dengan berjalannya waktu, pelabuhan
Makassar ini juga merupakan alternative bagi daerah lain yang ada di Sul-Sel dalam
bongkar muat di terminal kapal barang (general cargo) dalam kurung waktu 5 tahun terakhir
mengalami penurunan dimana rata-rata bongkar muat pada tahun 2012 sebesar 17,84 t/g/j
dan tahun 2016 sebesar 17,39 t/g/j, tapi pada sisi lain justru arus bongkar muat barang yang
mengalami peningkatan, dari data yang ada bahwa untuk realisasi arus barang pada tahun
2012 sebesar 3.200.552 ton, sedang untuk tahun 2016 sebesar 4.303.801 ton. Sedangkan
untuk realisasi arus kunjungan kapal general cargo pada tahun 2012 sebanyak 5.625 unit
untuk tahun 2016 sebanyak 5.487 unit. berdasarkan kondisi tersebut diatas sudah sepatutnya
Salah satu pendekatan yang lazim digunakan untuk mengetahui seberapa baik
suatu pelabuhan dapat memberikan jasa-jasa pelayanan pelabuhan yang bermutu kepada para
pelanggannya baik terhadap kapal maupun barang adalah mengetahui besarnya indikator
performance pelabuhan atau kinerja pelabuhan. Apabila kinerja pelabuhan membaik, dapat
dikatakan bahwa pelabuhan yang bersangkutan dapat memberikan tingkat pelayanan yang
Dari peningkatan kinerja pelabuhan ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan
diantaranya adalah kinerja pelabuhan tersebut khususnya kinerja fasilitas bongkar muat
Salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai suatu ukuran tingkat kinerja
fasilitas bongkat muat dari suatu pelabuhan adalah standar kineja yang ditetapkan oleh PT.
Pelindo IV Cabang Makassar yang menjadi acuan dalam mencapai target kinerja tersebut,
maka sudah seharusnya pihak pengelola peabuhan melakukan pengkajian dan penelitian
dalam mengukur sudah sejauh mana tingkat kinerja fasilitas B/M yang telah dicapai selama
ini apakah sudah maksimal atau belum, karena semakin baik kinerja suatu pelabuhan maka
akan semakin memiliki nilai kompetitif terhadap pelabuhan yang lain. Tapi jika sebaliknya
maka dapat dipastikan bahwa suatu pelabuhan akan jauh tertinggal dari para kompetitornya.
Melihat kondisi tersebut diatas sebagai langkah awal untuk mengetahui kinerja
Fasilitas Bongkar Muat penulis tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian mengenai;
“Analisis Produktivitas Bongkar Muat General Cargo Di Pelabuhan Makassar”
2. Bagaimana tingkat produktivitas bongkar muat terminal general kargo 10 tahun yang akan
datang ?
Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan untuk memberikan arah yang terfokus
serta mempermudah penyelesaian masalah dengan baik sesuai dengan tujuan yang dicapai,
1. Yang akan diteliti adalah produktivitas kapal barang dalam hal ini proses bongkar muat
2. Penanganan barang yang diteliti hanya dari kapal ke dermaga (cargo during)
1. Sebagai bahan acuan laporan bagi pihak pengelola pelabuhan dalam mengetahui kinerja
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola pelabuhan mengenai besarnya tingkat
Secara garis besar penulis membagi kerangka masalah dalam beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
Bab ini berisi tentang teori – teori yang berhubungan dan dapat menyelesaikan masalah
penulisan.
Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,
Merupakan bab yang berisi pembahasan tentang kinerja fasilitas bongkar muat barang
utamanya pada kapal general cargo dengan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh
BAB V PENUTUP
LANDASAN TEORI
pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu baerbagai pulau, daerah dan kawasan
Indonesia. Hanya melalui perhubungan antar pulau, antar pantai, kesatuan Indonesia dapat
tewujud. Pelayaran yang menghubungan pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus
pemersatu bangsa dan negara Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit
menjadi bukti nyata bahwa kejayaan suatu negara di nusantara hanya bisa dicapai melalui
strategis, perlu diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global
kawasan (antara kawasan timur Indonesia dan barat) demi kesatuan Indonesia, karena
daerah terpencil dan kurang berkembang (yang mayoritas berada di kawasan Indonesia
timur yang kaya sumber daya alam) membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan,
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800 pulau.
Pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat sehingga untuk menghubungkan antara pulau satu
dengan yang lainnya dibutuhkan sarana transportasi yang memadai. Kapal laut merupakan
sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan antara masyarakat dari pulau yang satu
dengan pulau yang lainnya, hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat
julukan sebagai bangsa pelaut karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah
nusantara.
sebagai sarana penting dalam transportasi laut, seperti yang tergambar pada relief-relief
candi Borobudur dalam bentuk perahu pinisi yang dilakukan oleh bangsa makassar di
sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah Indonesia
Industri perkapalan berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian
bengkel itu berkembang menjadi industry yang merancang dan membangun kapal sebagai
sarana transportasi laut, dan dioperasikan oleh PT.Pelayaran laut nasional Indonesia
(PT.PELNI). industry kapal Indonesia dimonitori oleh PT.PAL Indonesia. Perusahaan ini
merupakan sebuah BUMN. Pendiri peusahaan kapala ini telah dirintis sejak tahun 1823,
yaitu pada masa pemerintahan hindia belanda. Ide pendiri pengkel reparasi kapal laut ini
dimunculkan oleh gubernur General Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu
aalah NV. Nederlandsch Indische Industrie. Pada tahun 1849, saran perbaikan dan
pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah ujung Surabaya. Namun pada tahun 1893
berfungsi sebagai sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan
jepang. ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi mengkel reparasi dan perbaikan kapal-
kapal angkatan laut tentara jepang dibawah pengawasan Kaigun. Tetapi pada masa perang
kemerdekaan, ME Kembali dikuasai belanda dan baru diserahkan pada Indonesia tanggal 27
Desember 1949. Sejak saat itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi
penataran angkatan laut (PAL). Pada tahun 1978, status PT.PAL diubah menjadi perusahaan
umum (Perum) PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha perum
PAL diubah menjadi peseroan dengan pimpinan Prof.Dr. Ing. B.J. Habibie (saat menjabat
sebagai menriste). PT.PAL memproduksi bebagai jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal
niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang dan kapal riset. Kapal riset buatan
Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang transortasi laut
antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada, seperti
pengadaan kapal feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan pelabuhan-pelabuhan laut,
terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. Hal itu bertujuan untuk lebih memperlancar
Perkembangan transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi
tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang
yaitu Palindo jaya 500. Kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995.
Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.
Dengan demikian, kegiatan transportasi laut akan berdampak dalam kehidupan
dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan / atau perairan
dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan / atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanaan pelayaran dan kegiatan penunjang serta
A. Jenis Pelabuhan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau, sehingga Indonesia disebut
negara maritime (kepulauan). Untuk berhubungan antara satu pulau dengan pulau lain
diperlukan sarana transportasi. Salah satunya adalah transportasi air, khususnya laut.
Transportasi laut maksudnya transportasi yang melewati wilayah perairan atau lautan. Dan
pelabuhan tertutup.
2. Dari sudut teknisnya, pelabuhan terdiri atas pelabuhan alam, pelabuhan buatan, dan
4. Dari Lingkup pelayarannya, pelabuhan terdiri dari pelabuhan internasional Hub, pelabuhan
5. Berdasarkan tujuan pelayaran perdagangan luar negeri, pelabuhan terbagi atas pelabuhan
6. Berdasarkan kapal yang diperbolehkan singgah, pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan
pelabuhan pantai.
8. Dan berdasarkan peranannya, pelabuhan terdiri dari pelabuhan transit dan pelabuhan ferry.
Pelabuhan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pemerintah dan pengusahaan. Jenis
pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan laut
1. Pelabuhan Utama Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional
dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan / atau barang, serta
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/ atau barang, serta angkutan penyeberangan
angkutan dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,
merupakan pengumpan bagi pelabuhan uta dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat
asal tujuan penumpang dan / atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan
Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan dan / atau pelayanan jasa
kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan yang meliputi penyediaan dan / atau
pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang. Penyediaan dan / atau pelayanan jasa kapal,
1. Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan dan / atau pelayanan jasa
meliputi penyediaan dan / atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
3. Penyediaan dan / atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang sebagaimana
b) Penyediaan dan / atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih.
c) Penyediaan dan / atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan / atau kendaraan.
d) Penyediaan dan / atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar
e) Penyediaan dan / atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat
f) Penyediaan dan / atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah air, curah kering, dan
Ro – Ro.
h) Penyediaan dan / atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang; dan / atau
yang menunjang kelancaran operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.
Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan
tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik
turun penumpang, dan / atau tempat bongkar muat barang. Adapun jenis dari terminal
a) Terminal Khusus Adalah terminal yang terletak diluar Daerah Lingkungan Kerja dan
b) Terminal untuk kepentingan sendiri Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah
bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesusai dengan usaha
pokoknya.
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan
Pertambangan
Energi
Kehutanan
Pertanian
Perikanan
Industri
Pariwisata
Dilihat dari penempatan lokasi terdapat perbedaan yang mendasar dari Terminal
Khusus dan TUSK. Terminal Khusus terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan laut / sungai dan danau, sehingga untuk itu
Perlu diperhatikan bahwa sebagai akibat dari dibuatnya Terminal Khusus, maka terdapat
kapal, Olah gerak kapal, Keperluan darurat, dan Tempat labuh kapal.
apabila:
pelayaran.
Untuk mendukung operasi bongkat muat barang pada kapal barang maka perlu
dilengkapi peralatan bongkar muat (cargo handling). Instlasai cargo handling terdiri dari
beberapa peralatan yang saling mendukung. Pada kapal barang, sangat penting untuk
menyediakan peralatan bongkar muat karena akan mempercepat proses bongkar muat
barang dan akan mengurangi biaya tambat di pelabuhan. Alat angkat yang akan digunakan
di kapal direncanakan berdasarkan beban yang akan diangkat guna menentukan SWL alat
palka. Konstruksi tutup palka ini harus dibuat kedap air untuk melindungi muatan yang ada
diruang muat. Sedangkan bentuk konstruksi tutup palka harus direncakan dengan tidak
Instalasi cargo handling adalah instalasi memuat dan membongkar muatan dikapal seperti
muatan peti kemas, curah atau cair dan muatan yang dikemasi dalam unit kecil.
1. Derrick boom adalah salah satu instalasi cargo handling yang terdiri dari komponen tiang
agung (mast), batang muat (boom) yang ujung – ujungnya dilengkapi peralatan yang
disebut heel fitting dan head fitting yang dipergunakan untuk tempat menempelnya
batang muat dengan mast dan pada ujung lainnya untuk tempat pemasangan tali span dan
tali muat.
Goose neck bracket adalah tempat pemasangan pena yang berhubungan dengan
heel fitting
Topping bracket adalah tempat pemasangan span block yang berhubungan dengan
Perlengkapan lainnya yang harus dipasang pada saat kegiatan bongkar muat adalah
hanya satu pada setiap lubang palka sedangkan tipe lain lain union purchase dimana
Material batang muat (boom) terbuat dari pipa baja dan panjang boom harus sependek
c. Pencapain ujung boom yang keluar dari sisi lambung kapal pada kondisi sudut
elevasi diatas berjarak 3 – 5 meter dari tepi lambung kapal agar muatan yang
d. Posisi ekstrim dari ujung boom pada kondisi kerja harus tidak boleh kurang dari
2. Deck crane merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini dapat melayani dua
lubang palka. Peralatan ini mempunyai perbedaan dengan derrick boom yaitu tidak
muatan minyak.
5. Pintu ramp merupakan fasilitas bongkar muat untuk muatan kendarann yang mengangkut
Pada umumnya proses kerja di Pelabuhan Kontainer dimulai ketika container dari luar
pelabuhan datang diangkut dengan truck, kemudian truck akan menuju Container Yard, di CY,
kontainer akan diturunkan dari truck menggunakan alat bongkar yang ada di CY (Alat :
RTGC, RMGC, Reach stacker, atau Straddle Carrier). Setelah itu truck keluar pelabuhan.
Tahap berikutnya adalah pemuatan kontainer ke kapal laut. Ketika kapal laut yang akan
membawa kontainer tersebut telah bersandar, maka kontainer akan dinaikkan ke truck dengan
alat bongkar yang ada di CY (truck yang digunakan adalah truck khusus yang sudah
disediakan di dalam pelabuhan) kemudian truck akan membawa kontainer menuju Quayside
1. Container Yard (CY), fungsinya adalah sebagai tempat penumpukan sementara kontainer
yang datang dari luar pelabuhan untuk menunggu muat ke kapal, atau sebaliknya tempat
penumpuk sementara kontainer yang baru dibongkar dari kapal untuk menunggu diambil
2. Quayside, fungsinya adalah sebagai tempat bongkar muat kontainer ke kapal laut atau
sebaliknya.
Alat yang digunakan di bagian Container Yard :
1. Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), alat yang khusus digunakan di Container Yard,
yang fungsinya bongkar muat dari truck ke container yard atau sebaliknya.
2. Rail Mounted Gantry Crane (RMGC), alat ini hampir mirip dengan RTGC namu yang
menggunakan ban.
3. Straddle Carrier, alat ini lebih mirip dengan RTGC hanya yang membedakan ukurannya
lebih kecil dan bisa bergerak kemana saja dibandingkan dengan RTGC yang geraknya
4. Reach Stalker, alat ini seperti mobil tapi memiliki lengan yang panjang yang bisa
1. Container Crane, sebuah alat yang biasanya dimensinya paling besar yang berada di
pelabuhan kontainer, mempunyai lengan yang panjangnya bisa selebar bahkan melebihi
2. Harbour Mobile Crane (HMC), bentuknya seperti crane biasanya hanya saja sudah
dirancang khusus supaya memiliki kecepatan bongkar muat kontainer yang tinggi jika
3. Crane, alat yang sudah menjadi jarang digunakan di pelabuhan kontainer karena
Alat bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat di pakai untuk
kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. Dengan
adanya alat bantu bongkar – muat yang sesuai dengan jenis barang yang akan di bongkar
Kapal dilengkapi dengan beberapa alat yang berfungsi untuk membantu dalam
mempermudah kegiatan bongkar – muat dan juga menjamin keselamatan dari barang
a. Ramp door
Alat ini umumnya terdapat pada jenis kapal RORO ( roll on, roll out), merupakan
Letaknya dibagian tengah kapal dan berfungsi untuk mengangkat kargo dari palka
kapal kemudian di pindahka ke dermaga. Lengan dari crane harus panjang guna
kapal serupa dengan crane pada umumnya yaitu menggunakan kapal baja, motor
Hook crane terletak pada ujung kabel crane, fungsinya dikaitkan pada beban atau
muatan.
Berfungsi dalam kegiatan bongkar – muat Bag cargo, Box Cargo, dan sebagainya.
Jala tersebut di hamparkan kemudian kargo di letakkan di atas jala – jala. Laju
e. Spreader
berbagai kegunaan yaitu spreader untuk petikemas, spreader beam untuk general
cargo, dan clamp untuk curah kering. Dengan menggunakan spreader kecepatan
Mobile crane
Adalah alat bongkar – muat yang berbentuk truck yang menggendong crane pada
punggungnya, alat ini di gunakan untuk melakukan kegiata bongkar – muat barang
Craine kapal
Craine kapal dapat di gunakan dalam melakukan kegiatan stevedoring baik untuk
barang berjenis container maupun bagi cargo, (dengan menggunakan jala – jala).
Gantry crane
Kegiatan bongkar muat akan lebih cepat di banding menggunakan mobile crane
maupun crane kapal, karena gantry crane sanggup untuk mengangkut 2 s/d container
Alat ini berbentuk seperti crane kapal, namun terletak di dermaga. Beberapa
menggunakan rel atau roda sebagai sarana berpindah tempat, alat ini digunakan untuk
berbagai jenis kargo seperti kontainer, bag cargo maupun crane kering (dengan
Forklift
Merupakan alat angkat barang maupun umum / general cargo dengan kapasitas
Top leader
Tronton
Adalah truck yang di modifikasi untuk dapat mengangkut petikemas 20 feet dan
kerja suatu Pelabuhan dari suatu periode tertentu atau apa yang dicapai dan sebagai dasar
Costumer, tingkat efesiensi operasi pelayanan yang dapat dihasilkan, tingkat produktivitas
bongkar – muat dan tingkat utilitasi Fasilitas dan Peralatan, sehingga merupakan dasar bagi
dalam menentukan berbagai kebijakan baik pada tingkat operasional maupu pada tingkat
Pada tingkat operasional dapat dilihat perhatian terhadap kinerja operasional ini hampir
tidak ada. Berdasarkan Temuan Audit, data kinerja ini dianggap sebagai barang yang tidak
bermanfaat, tidak dievaluasi dan tidak ada langkah – langkah yang diprogramkan untuk
memperbaikinya, dan jika tidak Waiting Time menunjukkan angka yang tinggi maka
Padahal kinerja pelayanan yang baik merupakan prasyarat bagi berperannya Pelabuhan
sebagai basik logistik sebagaimana yang dicita-citakan dalam Visi Perusahaan. Oleh karena
dalam kinerja yang buruk sulit ada kepastian yang dibutuhkan alam prinsip Just in time
1) Service Time
Service Time adalah lamanya kapal di Pelabuhan yang dibuat dalam ukuran rata – rata
jam per kapal per periode tertentu (Kpl/jam) dan dirinci untuk berbagai aktivitas baik
Kinerja ini menunjukkan lamanya suatu kapal di pelabuhan, tingkat pelayanan yang dapat
Idle Time (IT) = waktu yang idle selama kegiatan bongkar muat
misalkan, karena keadaan cuaca, malam hari untuk pelabuhan kecil, dll.
c. Total butir a dan b disebut Turn Round Time (TRT) yaitu kapal di pelabuhan
dimulai semenjak kapal tiba di pintu masuk pelabuhan sampai keluar kembali dari
pelabuhan.
2) Productivity
Produktivitas bongkar muat yang dihasilkan yang diukur dengan rata – rata tonase barang
3) Utilitasi
Tingkat pengguanaan fasilitas dan peralatan pelabuhan yang diukur dengan persentase
adalah tingkat penggunaan dermaga yang disebut Berth Occupancy Ratio (BOR), dimana
menurut hasil kajian UNCTAD, BOR 60% untuk non peti kemas dan 45% untuk
Dermaga Peti Kemas, sudah merupakan lampu kuning untuk penambahan dermaga
a) Indikator Output
Kinerja Pelayanan Kapal dan Barang dan Produktivitas B/M Barang, indikator
yang erat kaitannya dengan informasi mengenai besarnya throughout lalu lintas
barang (daya lalu) yang melalui suatu peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam
pelabuhan.
Dipakai untuk mengukur sejauh mana fasilitas dermaga dan sarana penunjang
Adalah hasi kerja terukur yang dicapai pelabuhan dalam melaksanakan pelayanan
kapal, barang, dan utilisasi fasilitas dan alat, dalam periode waktu satuan tertentu.
pelabuhan.
Adalah standar hasil kerja dari tiap – tiap pelayanan yang harus dicapai oleh
Adalah jumlah waktu sejak pengajuan permohonan tambat setelah kapal tiba
Adalah jumlah jam suatu kapal yang benar – benar di gunakan untuk bongkar
Adalah jumlah barang dalam ton atau M3 yang dibongkar/dimuat dalam periode
9. Receiving/Delivery
dihitung sejak alat angkut masuk hingga keluar yang tercatat dipintu masuk /
keluar.
penumpukan yang tersedia yang dihitung dengan satuan ton hari atau satuan M3.
12. Yard Occupacy Ratio (YOR) atau Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan
penumpukan yang tersedia (siap operasi) yang dihitung dalam satuan ton hari atau
M3.
Didalam menangani kegiatan bongkar / muat yang perlu diperhatikan adalah jenis barang
yang akan di bongkar / muat. Hal ini perlu untuk menetukan peralatan apa yang harus
digunakan dan bagaimana cara menanganinya agar diperoleh produktivitas yang tinggi.
Beberapa pengelompokkan barang kita bedakan sesuai cara penangan masing – masing
a. Jenis kemasan
1) BreakBulk Cargo merupakan jenis barang yang mempunyai bentuk, berat, maupun
ukuran yang tidak menentu. Sehingga penangannya bisa beberapa macam cara sesuai
2) Container Container merupakan alat kemasan barang yang mempunyai bentuk, berat,
Merupakan pembagian dari jenis kemasan break bulk cargo yang terdiri dari beberapa
jenis, jenis – jenis ini yang dijadikan patokan dalam menentukan tariff.
1. General cargo mempunyai bentuk, ukuran, maupun kemasan yang tidak tentu
2. Bag cargo merupakan muatan yang dipadatkan dalam karung atau kantong yang
biasanya mempunyai berat tertentu. Bisa digunakan pallet atau sling atau sling
karung, bisa juga digunakan jala – jala. Untuk karung yang berukuran besar
biasanya digunakan sling dengan ganco. Penanganan Bag cargo biasanya tidak
3. Dry bulk cargo pada umumnya muatan ini dibongkar / dimuat dengan
tetapi beberapa jenis masih memakai decade konvensional yang biasanya bongkar
4. Liquid bulk cargo merupakan muatan curah yang berbentuk cair, dimana carar
pompa. Muatan ini biasanya di dalam tangki khusus di dalam kapal, dan
Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa
depan, dimana hal ini dilakukan dengan melibatkan pengambilan data di masa lalu dan
menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis atau
bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif atau bisa juga dengan
baik dari seorang manajer. Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan merupakan basis
Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat diberikan dari peramalan jangka
sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, semakin tipis pula ketepatan
untuk menjaga nilai integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan
Organisasi pada umumnya menggunakan tiga jenis peramalan yang utmana dalam
Peramalan kualitatif
Analisis time series merupakan hubungan antara variabel yang dicari
Peramalan kuantitatif
1. Pendekatan naïf
4. Proyeksi tren
5. Analisa regresi
Analisis regresi linier adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk mempelajari
hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Metode analisis regresi linier dapat
Analisis regresi linier sederhana ini merupakan model dua variabel, dimana salah satu
variabel bebas sudah diketahui dan dianggap memberi akibat terhadap variabel lainnya
Menurut Ofyar Z. Tamni ( 2000: 118), Persamaan regresi linear sederhana ialah :
Y=A+BX
Dimana :
X = Peubah bebas
B = Koefisien regresi
Σ −Σ
2
2
Regresi linier berganda adalah tujuan praktis dari model regresi sederhana. Regresi
berganda merupakan metode peramalan sebab akibat dengan lebih dari satu variabel
bebas.
Dimana :
A = Konstanta regresi