13 Gabena Indrayani Dalimunthe
13 Gabena Indrayani Dalimunthe
1 Maret 2011
Abstrak
Telah dilakukan penetapan kadar famotidin dalam sediaan tablet yang beredar di
pasaran dengan nama dagang dan generik secara spektrofotometri ultraviolet menggunakan
pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N. Hasil uji linieritas kurva kalibrasi dalam pelarut HCl 0,1 N
koefisien korelasi r = 0,9999 dan dari perhitungan diperoleh persamaan regresi Y =
0,030743569X + 0,00104983 dengan nilai A 11= 307,5 dan dalam pelarut NaOH 0,1 N dengan
koefisien korelasi r = 0,9996 dengan persamaan regresi Y = 0,043190X + 0,001638 dengan
nilai
A 11 = 434,3.
Hasil penetapan kadar dari kelima tablet diperoleh kadar masing-masing untuk tablet
Famotidin generik (PT.Indofarma), Famicid (PT. Sanbe), Ulcerid (PT. Lapi), Interfam
(PT.Interbat). Semua kadar yang diperoleh memenuhi persyaratan USP 30 (2007) yaitu tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110%.
1
Dosen Yayasan UMN Al Washliyah
1
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
No.085/Menkes/per/I/1989, tanggal 28 Januari 1989, Tentang kewajiban menulis resep dan atau
menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan pemerintah.
Salah satu parameter yang digunakan untuk menguji kualitas suatu obat yaitu kadar zat
khasiat yang dikandung obat tersebut harus memenuhi persyaratan kadar yang ditentukan dalam
Farmakope Indonesia.
Monografi famotidin baik sebagai bahan baku maupun dalam bentuk sediaannya masih
belum tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi IV (1995) . Dalam USP 30 (2007) penetapan
kadar Famotidin tablet ditentukan secara KCKT menggunakan kolom L1 (4,6 x 15 cm) dengan
fasa gerak larutan buffer – asetonitril (93 : 7) Metode ini membutuhkan biaya yang mahal dan
juga waktu analisisnya relatif lebih lama. Dalam Moffat (2004), Famotidin diidentifikasi secara
spektrofotometri dalam pelarut HCl 0,1 N pada panjang gelombang 265 nm dan dalam pelarut
NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 286 nm, dan dari ke dua pelarut tersebut tidak
dicantumkan harga A11 dari Famotidin.
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti mencoba menggunakan metoda spektrofotometri
uv untuk menentukan kadar famotidin dalam sediaan tablet karena metode ini memiliki
beberapa keuntungan antara lain, dapat digunakan untuk analisis suatu zat dalam jumlah kecil,
biayanya relatif murah dan pengerjaannya lebih cepat.
1. Pada konsentrasi berapakah pengukuran famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N
yang memenuhi batas – batas pengukuran serapan yang memenuhi Hukum Lambert Beer
(Harga A11?)
2. Apakah metode spektrofotometri ultraviolet menggunakan pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1
N dapat digunakan untuk penetapan kadar famotidin dalam beberapa sediaan tablet yang
beredar di pasaran dengan nama dagang dan generik.
3. Apakah kadar Famotidin dalam sediaan tablet yang beredar dipasaran dengan nama dagang
dan generik memenuhi persyaratan kadar tablet yang terdapat dalam USP 30 (2007).
1.3. Hipotesis
2
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
1. Konsentrasi pengukuran famotidin dengan metode spektrofotometri dalam pelarut HCl 0,1 N
dan NaOH 0,1 N memberikan serapan dalam batas-batas pengukuran serapan dari hukum
Lambert-Beer.
2. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penentuan kadar famotidin tablet yang
beredar di pasaran dengan nama dagang dan generik.
3. Kadar famotidin dalam sediaan tablet generik dan nama dagang yang diperoleh dari
pasaran memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan USP 30 (2007).
1.4. Tujuan
1. Menentukan harga A11 famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N yang dapat
memberikan serapan yang memenuhi batas-batas pengukuran serapan menurut Lambert-
Beer.
2. Menetapkan kadar famotidin dalam beberapa sediaan tablet yang beredar di pasaran dengan
nama generik dan dagang secara spektrofotometri UV.
3. Mengetahui kadar Famotidin dalam tablet generik dan nama dagang dilihat dari persyaratan
kadar menurut USP 30 (2007).
Tinjauan Pustaka
2.1. Uraian Umun
Rumus bangun :
Sinonim : 3-[[[2.[Anlinoiminomethyl)amino-4-thiazolyllmethyllthioj-N-
3
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
Kelarutan : Mudah larut dalam dimetilformamida dan asam asetat glasial; sukar larut
dalam metanol; sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam aseton,
etanol, etil asetat dan kloroform (Budavari,1989).
Kandungan : Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% C8H15N7O2S3 dari jumlah yang tertera pada etiket (USP 30, 2007).
4
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
5
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
sunyi seperti –OH; -OCH3; -NH2 yang dapat mengabsorpsi radiasi uv jauh dan tidak
mengabsorpsi di daerah uv dekat, tetapi bila gugus auksokrom diikat oleh gugus kromofor maka
intensitas absorpsi radiasi oleh kromofor akan meningkat dan energi radiasi untuk eksitasinya
bisa menaik atau menurun dan geserannya bisa bersifat batokromik atau hipokromik (Noerdin,
1985, Dachriyanus, 2004).
6
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
C = konsentrasi
Serapan pada suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu bertambah dengan
banyaknya molekul yang mengalami transisi. Oleh karena itu serapan bergantung pada struktur
elektronik senyawa dan juga pada kepekatan contoh dan panjang sel contoh (Fessenden, 1989).
Hukum Lambert – Beer dapat digunakan untuk larutan jernih yang berwarna. Analisa
secara spektrofotometri sinar tampak dalam suatu senyawa diubah menjadi senyawa yang
berwarna dengan penambahan pereaksi tertentu.
Analisa kuantitatif spektrofotometri dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu : metode regresi,
pendekatan dan Analisa kuantitatif campuran dua macam komponen atau lebih (Day and
Underwood, 1999).
Metode Penelitian
3.1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, spektrofotometri
ultraviolet (UV mini 1240 Shimadzu) dan neraca listrik (Vibra AJ).
3.2. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu : Famotidin baku (Medefarma Est)), HCl 0,1 N,
NaOH 0,1 N , tablet Famotidin generik (Indofarma), Famocid 20 mg (PT Sanbe), Ulcerid 40 mg
(PT Lapi), Interfam 40 mg (PT Interbat).
7
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
Pipet 3,5 ml larutan baku pembanding (100 mcg/ml) masukkan ke dalam labu tentukur 25
ml, tambahkan HCI 0,1 N sampai garis tanda (14 mcg/ml).
Kemudian ukur serapan pada λ rentang 200—400 nm.
8
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
SD = ∑ ( x − x) 2
n −1
−
x− x
t = SD
n
9
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99% dengan derajat kebebasan dk =
n-1, digunakan rumus :α
−
( )
μ = x ± t 1 − 1 2 α dk × SD
n
(Sudjana, 1992).
10
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
Hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi famotidin BP dalam larutan HC1 0,1 N
dengan rentang konsentrasi 0.00 mcg/ml - 20 mcg/m1 pada panjang gelombang maksimum 266
nm dan dalam pelarut NaOH 0,1 N pada rentang konsentrasi 0,00- 14 mcg/ml pada panjang
gelombang maksimum 287 nm, diperoleh hubungan yang linear antara serapan dan konsentrasi
dengan koefisien korelasi (r) = 0,9999 dalam pelarut HCl 0,1 N dan 0,9996 dalam pelarut NaOH
0,1 N. Koefisien korelasi ini dapat diterima karena batas penerimaan korelasi = 0,9950 (Badan
POM, 2003). Dari perhitungan didapatkan persamaan regresi Y = 0,030743569 X +
0,00104983 dalam HCl 0,1 N dan Y = 0,043190 X + 0,001638 dalam NaOH 0,1 N. Kurva
Kalibrasi dalam HCl 0,1 N dapat dilihat pada gambar 5 dan dalam NaOH 0,1 N pada gambar 6
11
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
4.2. Penentuan harga A11 Famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N
Karena harga A11 famotidin baik dalam pelarut HCl 0,1 N maupun dalam NaOH 0,1 N
tidak terdapat dalam literatur, maka untuk memudahkan menentukan konsentrasi yang terbaik
yang memberikan serapan dalam batas-batas yang diperkenankan oleh hukum Lambert-Beer,
perlu ditentukan harga A11 dari famotidin. Setelah dilakukan orientasi dan perhitungan dari data
kurva kalibrasi diperoleh harga rata-rata A 11 famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N pada panjang
12
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
gelombang 266 nm dengan A11 307,5 dan dalam NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 287 nm
dengan A11 434,3. Data perhitungan dapat dilihat pada hal 29, 30 lampiran 2 dan 3.
4.3. Hasil Penetapan Kadar Tablet Famotidin Generik Dan Nama Dagang
Dari tabel 1 dan 2 diatas menunjukan baik tablet generik maupun nama dagang dapat
ditentukan kadarnya secara spektrofotometri UV dalam pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N dan
semua sampel yang ditentukan memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan USP 30 (2007)
yaitu mengandung Famotidin tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan diperoleh harga A 11 famotidin masing-masing 307,5 pada
pelarut HCl 0,1 N pada panjang gelombang 266 nm dan 434,3 pada pelarut NaOH
0,1 N pada panjang gelombang 287 nm.
2. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk menentukan kadar Famotidin tablet
dalam pelarut HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N.
3. Semua sampel yang ditentukan memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan dalam
USP 30 (2007).
13
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
5.2. Saran.
Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk menetapkan kadar Famotidin dalam sediaan
lain dengan metode KCKT.
Daftar Pustaka
………2007). USP XXX NFX VII The United States Pharmacopeia The National Formulas.
Mack Printing Company, Easton, PA, 8042: P. 559.
Budavari, S. et al. (1989). The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals Drugs And
Biological. Eleventh edition. Merck & Co., Inc. Rahway. N.J., USA: p. 3882.
Day, R.A and Underwood, AL. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Ke V. Penerjemah:
Pudjaatmaka., Penerbit Erlangga. Jakarta: hal. 39 1-393.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Ke IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta:
hal: 45, 974-977, 1061-1067, 1130, 1134, 1172, 1213.
Fessenden dan Fessenden. (1989). Kimia Organik. Edisi III. Jilid 2. Jakarta. Erlangga. Hal: 435-
440
Ganiswara, S.G., editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke IV. Jakarta: UI Press: hal.
258—259.
Harjono, S. (2000). Hubungan struktur Aktifitas Obat Histamin. Dalam : Kimia Medisinal,
Editor Oleh Siswandono dan Sukarjo B. Edisi Kedua, Airlangga. University Press.
Surabaya. Hal : 203.
Moffat, A.C., et al. (2004). Clarke’s Isolation and Identification of Drugs. Second dition.
London. The Pharmaceutical Press. P. 348-349.
Sudjana. (1992). Metoda Statistik. Edisi ke V. Penerbit Tarsito. Bandung: hal. 145-147, 238—
240 & 491.
14
Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011
Sjamsudin U, dan Dewoto HR. (1995). Histamin dan Antialergi. Dalam Ganiswara, SG. Editor.
Farmakologi Dan Terapi. Edisi Ke IV. UI Press. Jakarta. Hal : 258-259.
Tjay, T.H. dan Raharja, K. (1998). Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Edisi Ke IV. Cetakan I. Penerbit Gramedia. Jakarta: hal. 256.
15