Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PENGUKURAN ALIRAN

II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN

Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang

tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

sifat barang itu tidak berubah ? ubah dalam waktu yang lama, misalnya standar

untuk massa adalah silinder yang terbuat dari platinum ? irridium dan di beri

nama satu kilogram. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktifitas

pengukuran adalah :

1. Standar yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan

standar yang dapat di terima oleh umum.

2. Cara pengukuran dan alat yang digunakan harus sesuai persyaratan.

Umumnya, dalam melakukan pengukuran di butuhkan alat ukur untuk

menentukan besaran. Alat ukur membantu meningkatkan keterampilan manusia

dan dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai besaran

yang tidak diketahui. Tanpa bantuan tersebut manusia tidak dapat

menentukannya, dengan demikian sebuah alat ukur dapat di defenisikan sebagai

alat yang digunakan untuk menentukan kuantitas dari suatu besaran (variabel).

Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah sebagai berikut :

- Ketelitian ( Accuracy ) : Harga suatu pembacaan alat ukur yang mendekati

harga sebenarnya dari variabel yang diukur.

- Ketepatan( Precision ) : Kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran

Universitas Sumatera Utara


yang serupa dengan memberikan harga tertentu

bagi sebuah variabel.

- Kesalahan ( Eror ) : Penyimpangan variabel yang di ukur dari harga

sebenarnya.

-Sensitivitas (Sensitivity) : Perbandingan antara sinyal keluaran terhadap

perubahan masukan atau variabel yang di ukur.

- Resolusi (Resolution) : Perubahan nilai terkecil dalam nilai yang diukur

dimana alat ukur akan memberi respon.

II.2. DASAR PENGUKURAN ALIRAN

II.2.1. Tujuan Pengukuran Aliran

Pada prinsipnya besaran aliran fluida diukur melalui kecepatannya, berat

(massa), volume, serta luas bidang yang dilaluinya. Pengukuran aliran fluida

perlu dilakukan untuk :

- Mencegah Kerusakan Peralatan.

- Mendapatkan Mutu produksi yang diinginkan.

- Pengontrolan Jalannya proses.

II.2.2. Metode Pengukuran Aliran Fluida

Metoda ? metoda aliran fluida perlu dilakukan untuk mendapatkan data

analisa. Pada berbagai proses operasi industri/pembangkit tenaga, misalnya

ketelitian pengukuran aliran fluida berhubungan langsung dengan efisiensi.

Karena itu, kesalahan kecil saja dapat mengakibatkan kerugian yng besar dalam

kurun waktu yang lama. Dalam pengukuran aliran fluida ada banyak cara, mulai

Universitas Sumatera Utara


dari elemen perasa (sensor) sehingga penunjukannya dalam berbagai tampilan.

Elemen dasar dan sistem yang di gunakan untuk pengukuran aliran banyak sekali

ragamnya. Dari ragam tersebut yang dapat digunakan biasanya tergantung pada

proses, kemampuan, dan segi harga. Secara garis besar ada 3 metoda Pengukuran

Aliran Fluida yaitu : Metoda Positive Displacement Meter, Metoda Khusus, dan

Metoda Perbedaan Tekanan.

1. Metoda Positive Displacement Meter

Positive Displacement Meter adalah jenis volumetrik yang secara

berkelanjutan akan membagi aliran uap menjadi beberapa discreat segmen. Alat

ini menjebak fluida (Isolated Volume) yang telah diketahui harganya, kedalam

suatu elemen pengukur dan meneruskan volume tersebut dari masukan ke

keluaran. Dengan menghitung tiap jebakan fluida akan didapatkan jumlah

volume yang telah ditransfer (totalizer). Displacement Meter merupakan alat

ukur yang mengukur volume dan bukan mengukur kecepatan aliran fluida.

Positive Displacement Meter banyak digunakan untuk pengukuran aliran air, gas

alam, dan minyak. Positive Displacement Meter tidak memerlukan catu daya,

adapun yang menjadi energi penggeraknya adalah aliran fluida itu sendiri,

biasanya penunjukan menjadi satu dengan meter bodinya. Meter jenis ini

dirancang dengan menggunakan moving part dengan demikian meter ini

cenderung mudah rusak / aus, sehingga diperlukan perawatan yang teratur.

Contoh yang sederhana dari penggunaan Positive Displacement Meter ini adalah

meter air rumah tangga seperti yang terlihat pada gambar 2.1, meter ini bekerja

dengan prinsip piring angguk (nutating disk).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1. Skema meter piring angguk

Air masuk pada bagian kiri meter dan menekan piring yang terpasang

secara eksentrik agar zat cair dapat mengalir melalui meter itu. Piring tersebut

akan mengangguk ? angguk di seputar sumbu vertikal karena bagian atas dan

bawah piring selalu melekat dengan ruang piring terpasang. Ruang masuk dan

keluar piring itu terpisah oleh dinding sekat. Volume zat cair yang mengalir

melalui meter itu terlihat dari jumlah anggukan piring. Penunjukan aliran

volumetrik diberikan melalui suatu susunan roda gigi dan pencatat yang

dihubungkan dengan piring angguk. Meter piring angguk dapat digunakan untuk

pengukuran aliran dengan ketelitian 1%.

2. Metoda Khusus

Piranti pengukuran aliran yang dimaksud dengan metoda khusus ini

adalah Turbin Flowmeter, Magnetik Flowmeter, Variable Area Meter

(Rotameter).

a. Turbin Flowmeter

Turbin Flowmeter merupakan alat ukur yang cukup popular, seperti yang

terlihat pada gambar 2.2. Fluida yang mengalir melalui meter ini menyebabkan

roda turbin akan berputar, dalam badan roda turbin itu terdapat magnet permanen

Universitas Sumatera Utara

yang berputar dengan roda turbin. Sebuah pemungut reluktans (reluctance

pickup) yang terpasang pada bagian atas meter mendeteksi setiap putaran roda

turbin. Oleh karena itu aliran volumetrik sebanding dengan jumlah putaran roda,

maka keluaran pulsa total akan memberikan petunjuk tentang total aliran.

Gambar 2.2. Turbin Meter


b. Magnetik Flowmeter

Perhatikan suatu aliran Fluida yang bersifat menghantar melalui medan

magnet seperti yang terlihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Aliran Fluida Pengantar melalui Medan Magnet

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu fluida dianggap sebagai konduktor yang bergerak di dalam

medan magnet, sehingga akan terjadi tegangan induksi sesuai dengan :

E = B L v x 10

-8

???. ( V )

Dimana : B : Densitas fluk magnet (gauss)

L : Panjang Konduktor (cm)

v : Kecepatan Konduktor (cm/s)

E : Tengangan Induksi (Volt)

Panjang konduktor sebanding dengan diameter tabung, dan kecepatannya

sebanding dengan kecepatan aliran. Tegangan induksi di deteksi dengan dua buah

elektroda, dan dapat dianggap sebagai petunjuk langsung mengenai kecepatan

aliran. Konstruksi magnetik flowmeter seperti yang terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Magnetik Flowmeter

Ada dua jenis magnetik flowmeter yang dipergunakan secara komersial,

jenis pertama menggunakan pelapis baja yang bersifat tidak menghantar dan di

gunakan untuk fluida berkonduktivitas rendah, seperti air. Magnetik flowmeter

Universitas Sumatera Utara


jenis kedua adalah digunakan untuk fluida berkonduktivitas tinggi, terutama

logam cair. Keluaran meter jenis ini cukup tinggi sehingga dapat digunakan

untuk memberikan bacaan langsung.

c. Variable Area Meter (Rotameter )

Rotameter merupakan alat ukur aliran yang paling sering digunakan,

rotameter merupakan bentuk khusus dari beda tekanan, bedanya adalah apabila

beda tekanan yang dihasilkan plat orifice dengan mempertahankan adanya piranti

penghalang aliran dan menjadikannya untuk menghasilkan beda tekanan,

sedangkan rota meter mengubah harga dari piranti rintangan aliran untuk

mempertahankan harga beda tekanan terhadap tambahan kenaikan harga aliran

seperti terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Skema Rotameter

Universitas Sumatera Utara

3. Metoda Pebedaan tekanan

Ada beberapa jenis meter aliran yang termasuk dalam kategori

pengukuran perbedaan tekanan, alat ukur yang demikian sering disebut Head

Flowmeter (head meter), alat ini digunakan sebagai petunjuk tentang laju aliran

untuk pengukuran pada sisi sebelum dan sesudah piranti penghalang.

Untuk mengukur aliran fluida dalam pipa dengan head flowmeter, maka

pada fluida itu di pasang suatu piranti penghalang dengan diameter lubang yang

lebih kecil dari diameter pipa sehingga baik tekanan maupun kecepatannya

berubah, dengan mengukur beda tekanan antara sebelum dan sesudah piranti

penghalang tersebut dapat di tentukan besarnya aliran. Untuk mengukur

perbedaan tekanan dapat di pakai pengukur ? pengukur beda tekanan. Beberapa


flowmeter di bawah ini merupakan pengukuran aliran jenis head flowmeter yaitu

1. Plat Orifice.

2. Flow Nozzle.

3. Tabung Venturi.

II.3. JENIS DAN KARAKTERISTIK ALIRAN

Hal yang berhubungan dengan jenis dan karesteristik aliran fluida yang di

maksud di sini adalah profil dalam wadah tertutup (pipa umumnya). Profil aliran

dari fluida yang melalui pipa akan dipengaruhi oleh gaya momentum fluida yang

membuat fluida bergerak di dalam pipa, gaya gesek yang menahan aliran pada

dinding pipa dan fluidanya sendiri dan juga dipengaruhi oleh belokan pipa,

katub, dan sebagainya. Jenis aliran fluida terbagi atas 3 bagian yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Aliran Laminer.

2. Aliran Turbulen.

3. Aliran Transisi.

Seperti yang terlihat pada gambar 2.6 di bawah ini akan di perlihatkan

profil aliran fluida.

Gambar 2.6. Jenis Aliran Fluida

Laminer berasal dari bahasa latin ?Thin Plate? yang berarti aliran yang

sangat halus. Pada aliran laminer, gesekan relatif besar mempengaruhi

kecepatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk parabola dengan bagian tengah

mempunyai kecepatan yang besar karena bagian yang paling pinggir mempunyai
kecepatan yang paling rendah akibat adanya gesekan.

Aliran turbulen merupakan kebalikan dari aliran laminer. Aliran turbulen

ini kasar dan tidak menentu, ini yang membuat arus menjadi lambat,

bergelombang pada semua arah dan sering terbentuk pusaran yang kecil. Pada

aliran turbulen gaya momentum aliran lebih besar dibandingkan dengan gaya

gesekan dan pengaruh dinding pipa kecil. Karenanya aliran turbulen memberikan

kecepatan yang lebih seragam di bandingkan aliran laminer, walaupun pada

lapisan fluida dekat dinding pipa tetap laminer, pada beberapa tempat aliran

turbulen dibutuhkan untuk pencampuran zat. Sedangkan gabungan antara laminer

dengan aliran turbulen disebut dengan aliran transisi.

Universitas Sumatera Utara

Secara empiris bahwa ada 4 faktor yang menentukan apakah aliran fluida

tersebut bersifat laminer atau turbulen, ke empat faktor tersebut dikenal sebagai

bilangan Reynold (R

).

eD

= vD

Dimana : R

eD

: Bilangan Reynold

D : Diameter Pipa (m)


v : Kecepatan rata ? rata Aliran (m/ s)

? : Kekentalan Fluida (Poise)

Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suatu aliran dalam pipa

dapat menunjukkan apakah jenis aliran itu turbulen atau aliran laminer. Biasanya

angka R

eD

< 2000 maka aliran itu jenis aliran laminer, dan bila angka R

eD

>

2000 maka aliran itu jenis turbulen. Antara ke dua nilai tersebut aliran tidak stabil

dan dapat berubah dari turbulen menjadi laminer dan sebaliknya. Dalam

pengukuran aliran dengan menggunakan metode head flowmeter aliran yang

diharapkan dalam keadaan turbulen.

II.4. UAP AIR

Uap air adalah sejenis fluida yang merupakan fase gas dari air, bila

mengalami pemanasan sampai temperatur didih di bawah tekanan tertentu. Uap

air tidak berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam keadaan murni kering. Uap

air tidak mengikuti hukum ? hukum gas sempurna, sampai uap air tersebut benar

? benar kering (kadar uap 100 %). Bila uap kering di panaskan lebuh lanjut maka

di anggap sebagai gas sempurna. Uap air terbentuk dalam 3 jenis, yaitu : Uap

Universitas Sumatera Utara

saturasi basah (kadar Air < 1), Uap saturasi kering (kadar Uap = 1) yang di

gunakan pada head flowmeter karena uap ini tidak mengandung air lagi, dan uap

panas (kadar uap = 1).


II.4.1. Diagram Enthalpi ? Entrhopi (Diagram H-S)

Diagram H-S diciptakan oleh Mollier yang terlihat pada gambar 2.7. Pada

diagram Mollier ini garis ordinat menunjukkan skala enthalpi sedangkan garis

absis menunjukkan skala entrophi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7. Diagram Mollier

Universitas Sumatera Utara

II.5. DASAR PENGUKURAN FLOWMETER

Pengukuran aliran sangat penting dalam proses produksi. Alat untuk

mengukur aliran tersebut disebut dengan flowmeter. Alat ini berfungsi untuk

menentukan berapa jumlah fluida yang dibutuhkan dalam proses continiu dan

bagaimana suatu fluida di distribusikan, metode pengukuran aliran dari fluida

yang berbeda jenisnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar yaitu :

1. Metode pengukuran langsung dari volume cairan dengan suatu tangki yang

diketahui kapasitasnya.

2. Metode pengukuran tidak langsung oleh aksi pengukuran yang diakibatkan

oleh aliran energi, misalnya perputaran turbin atau membuat selisih tekanan.
Contoh dari pengukuran metode langsung adalah flowmeter volumetrik.

Flowmeter tersebut memberi ketelitian yang lebih tinggi, karena pengukuran

tidak dipengaruhi oleh densitas, viskositas dan sifat ? sifat fisik lainnya dari

fluida yang di ukur. Namun flowmeter jenis tersebut jarang digunakan di dalam

Industri, karena sangat sulit untuk di operasikan.

Contoh pengukuran metode tidak langsung adalah head flowmeter, yang

mana menggunakan teorema Bernoulli, yaitu ada hubungan antara kecepatan

aliran dengan tekanan static ( static pressure ), flowmeter model kawat panas

(hot wire), bila sebuah kawat panas di tempatkan di dalam aliran maka akan di

dinginkan oleh fluida tersebut, flowmeter magnetik menggunakan Hukum

Induksi Faraday dan lain ? lain.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8. Grafik ketelitian (%) Vs Range Flow (%)

untuk masing ? masing model Flowmeter

Yang dimaksud dengan 0% - 100 % pada persen flow range di atas

merupakan batas pengukuran tekanan di dalam pengukuran aliran. Misalnya

tekanan yang di ukur adalah 0 ? 3000 mmH

O maka dapat diketahui tekanan

untuk 0% = 0, 10% = 300, 25 % = 750, 50 % = 1500, 75 % = 2250, dan 100% =

3000 mmH

2
O.

Dilihat dari segi ketelitian, maka metode pengukuran langsung lebih teliti

di bandingkan dengan metode tidak langsung. Namun flowmeter tidak langsung

mempunyai suatu keuntungan besar, karena aliran yang di ukur di ubah menjadi

sinyal listrik, sehingga flowmeter tidak langsung sesuai untuk memonitoring dan

pengendali proses dalam industri. Pembagian model ? model flowmeter yang di

berikan di atas memiliki ketelitian dan keuntungan tersendiri. Namun flowmeter

yang paling banyak di gunakan dalam proses industri adalah head flowmeter,

Universitas Sumatera Utara

karena flowmeter ini memiliki keuntungan yang lebih besar di bandingkan

dengan yang lain.

Dalam mengukur aliran dengan head flowmeter di dalam pipa di pasang

suatu piranti penghalang, piranti penghalang ini dapat berupa tabung venturi, plat

orifice, atau flow nozzle. Plat orifice mudah di produksi dan di pasang, di

samping harganya juga lebih murah, sedangkan tabung venturi atau aliran nozzle

pemasangannya lebih susah dan harganya mahal dan konstruksinya lebih rumit.

Head Flowmeter ini terdiri dari piranti penghalang, dan dapat di

hubungkan dengan meter differensial pressure, transmitter differensial pressure

dan penerima. Flowmeter ini digunakan untuk aliran yang stabil. Aliran rata- rata

dari suatu fluida di dalam pipa berhubungan dengan perbedaan tekanan antara

piranti penghalang di dalam pipa. Fluida yang di alirkan melalui suatu luasan

yang diperkecil akan menyebabkan tekanan pada sisi sebelum plat orifice

(upstream) lebih besar dari pada tekanan di bagian sisi setelah plat orifice

(downstream).
II.6. PENGUKURAN ALIRAN STEAM

Dalam proses industri pengukuran aliran steam mempunyai peranan yang

sangat penting. Pengukuran aliran dapat dilakukan antara lain :

1. Untuk mengetahui banyaknya steam yang di perlukan pada saat proses

berlangsung.

2. Untuk mengetahui laju aliran dalam satuan waktu.

Universitas Sumatera Utara

Faktor ? faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam

memilih pengukuran aliran antara lain :

1. Alat ukur yang di pakai hanya baik bila di pakai untuk zat cair saja.

2. Alat ukur yang hanya bisa di pakai untuk uap dan gas.

3. Alat ukur yang bisa di pakai untuk ketiga ? tiganya.

KETEL UAP

Ketel uap adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah air

menjadi uap (steam) dengan sejumlah panas yang diberikan kepada ketel yang

didapat dari hasil pembakaran bahan bakar, panas tersebut akan dialirkan melalui

bidang-bidang pemanas.

Fluida kerja yang digunakan adalah air, sehingga air yang ada pada pipa-

pipa tersebut akan mendapatkan panas karena air yang ada pada ketel uap

tersebut akan mengalami perubahan fasa, yaitu dari fasa cair menjadi fasa uap

dan uap tersebut akan diproses lagi menjadi uap kering agar sesuai yang

diinginkan dan dapat digunakan untuk turbin.


Pada umumnya ketel uap terdiri atas beberapa komponen ? komponen

utama yaitu :

- Dapur (Furnace) yaitu sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi

energi panas.

- Alat penguap (Evaporator) yaitu yang mengubah energi pembakaran (Energi

panas) menjadi energi potensial.

Universitas Sumatera Utara

Kedua komponen tersebut diatas telah dapat memungkinkan sebuah ketel

uap untuk dapat berfungsi, sedangkan komponen ? komponen yang dipakai untuk

meningkatkan efisiensi ketel uap adalah sebagai berikut :

1. Alat Pemanas Udara (Air Heater)

2. Alat Pemanas Mula (Dearator)

3. Alat Pemanas Lanjut (Super Heater)

4. Alat Pemanas Air Pengisi Ketel (Economizer)

5. Alat Pengaman (Apendasi)

6. Cerobong Asap (Chimney)

Ketel uap yang berbahan bakar berupa minyak tanah sangat penting

dikontrol/dikendalikan, dikarenakan besar tekanan bahan bakar dan tekanan

pembakaran bahan bakar dapat termanfaatkan. Pemanfaatan bahan bakar yang

digunakan dapat semaksimal mungkin dan bahan bakar yang terbuang akibat

pembakaran awal dapat dikurangi. Sumber panas yang dihasilkan dari

pembakaran bahan bakar ini terjadi karena terdapat tiga faktor penting, yaitu :

1. Adanya supply oksigen

2. Bahan yang mudah terbakar

3. Energi panas atau pengapian


Perpindahan panas dalam dapur ketel tergantung pada :

1. Massa bahan bakar

2. Massa gas asap yang mengalir

3. Temperatur

Universitas Sumatera Utara

22

Pengontrolan pembakaran bahan bakar ini adalah jumlah udara yang

dibutuhkan bahan bakar untuk proses pembakaran, jumlah kelebihan udara bahan

bakar dan kehilangan panas yang disebabkan oleh pembakaran yang tidak

sempurna dari bahan bakar.

Untuk menghasilkan uap yang sesuai dengan kapasitas yang dihasilkan

diperlukan pengontrolan tekanan pembakaran bahan bakar sehingga terpakai

semaksimal mungkin. Untuk mengontrol tekanan pembakaran ini sangatlah

penting yaitu pada pengontrolan bahan bakar, pengontrolan tekanan udara

(oksigen) dan pengontrolan energi panas atau pengapian.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengontrolan operasi

agar berlangsung pada kondisi yang diinginkan sehingga uap yang dihasilkan

akan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai