Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. MAKANAN KHAS BULEK

Pariwisata memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional

yang diarahkan sebagai sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan

dibidang perekonomian.Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah”.Kota Pariaman memiliki

potensi wisata yang bagus untuk dikembangkan dengan beberapa objek wisata

pantai yang memiliki pesona keindahan yang ditawarkan.Salah satu objek

wisata pantai andalan Kota Pariaman adalah Pantai Gandoriah yang

merupakan sebuah ruas pantai dengan hamparan pasir putih yang memiliki

panorama gugusan pulau-pulau kecil dengan pesona keindahan yang berbeda-

beda. Sebagai daerah yang terletak dikawasan pesisir, Pantai Gandoriah


Pariaman memiliki kekayaan kuliner yang tidak dapat dipisahkan dengan hasil

lautnya yaitu makanan khas Sala Bulek.

Makanan khas merupakan salah satu faktor pendukung terkenalnya

suatu daerah. Sesuai dengan pendapat Winarno dalam Puspita

(2015: 8), menyatakan bahwa “Makanan khas atau makanan tradisional

merupakan makanan yang pekat dengan tradisi dan ciri khas daerah setempat”.

Sala Bulek merupakan makanan khas berupa gorengan yang memiliki ciri

khas aroma ikan dan berbentuk bulat sebesar bola pimpong dengan warna

kuning keemasan, yang terbuat dari bahan baku tepung beras dilengkapi ikan

asin, dan bumbu lainnya. Untuk mempertahankan kekayaan kuliner yang

dimiliki dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan wisatawan yang

disebut Permintaan (demand) dan diupayakan mampu diimbangi dengan

pemenuhan keinginan dan kebutuhan dari wisatawan tersebut dengan

Penawaran (supply) yang sesuai.

Menurut Sukirno (2002: 75), “Permintaan merupakan keinginan

seorang konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu

selama periode waktu tertentu”. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi

permintaan adalah: 1) harga barang itu sendiri, 2) harga barang substitusi, 3)

pendapatan konsumen, dan 4) jumlah pembeli. Sementara itu menurut Gilarso

(2003: 22), “Penawaran merupakan sejumlah barang, produk, atau komoditi

yang tersedia dalam pasar yang siap untuk dijual kepada konsumen yang

membutuhkan”. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah:


1) harga barang itu sendiri, 2) harga barang substitusi, 3) biaya produksi, dan

4) jumlah produsen dipasar.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis di objek wisata Pantai

Gandoriah pada tanggal 07 Januari 2017, peneliti menemukan adanya masalah

pada sisi permintaan makanan khas Sala Bulek di Pantai Gandoriah Pariaman

wisatawan menyatakan belum adanya daftar harga pada makanan khas Sala

Bulek. Sehingga tidak ada standarisasi harga pada makanan dari satu pedagang

dengan pedagang lain.

Pedagang Sala Bulek menyatakan setiap hari dagangannya tidak selalu

habis terjual, meskipun Pantai Gandoriah selalu dipadati pengunjung, namun

tidak setiap hari ramai pembeli. Selanjutnya wisatawan menyatakan lebih suka

membeli makanan lain seperti Rakik udang atau Rakik kepiting. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keseimbangan pasar yang

dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri (P), harga barang substitusi (Ps),

pendapatan konsumen (Y), jumlah pembeli (N), biaya produksi (C), dan

jumlah produsen dipasar (Tp).


BAB II
PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil jawaban responden faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

1) Harga Makanan Khas Sala Bulek (P)

Harga jual makanan khas Sala Bulek merupakan salah satu

faktor penting penentu permintaan.Harga jual makanan khas Sala

Bulek untuk 1 buah Sala Bulek adalah Rp. 500.

2) Harga Rakiksebagai barang substitusi (Ps)

Rakik udang atau Rakik kepiting merupakan makanan

pengganti (substitusi) dari makanan khas Sala Bulek, harga jual 1

buah Rakik adalah Rp.4.000 tetapi jika di tawar, dengan uang

Rp.10.000 konsumen bisa mendapatkan 3 buah Rakik.

3) Pendapatan Konsumen (Y)

Pendapatan konsumen merupakan rata-rata pendapatan

masing-masing pembeli makanan khas Sala Bulek di Pantai

Gandoriah Pariaman. Dengan kategori pendapatan terendah sebesar

< Rp.500.000 dan pendapatan tertinggi sebesar >Rp. 4.000.000.

Sehingga dapat diproyeksikan rata-rata pendapatan konsumen

sebagai berikut:
Pendapatan Konsumen = pend. terendah + pend. tertinggi
2
= Rp. 500.000 + Rp. 4.000.000
2
= Rp. 4.500.000
2
= Rp. 2.250.000 (per konsumen).

4) Jumlah Pembeli (N)

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata jumlah penjualan

makanan khas Sala Bulek setiap hari sebanyak 325 buah Sala

Bulek, dan rata-rata konsumen membeli makanan khas Sala Bulek

per orang sebesar Rp.5.000. maka diproyeksikan jumlah pembeli

makanan khas Sala Bulek perhari adalah sebagaimana perhitungan

dibawah ini:

Jumlah pembeli = Total Penjualan perhari


Total Belanja Perorang
= Rp. 162.500
Rp. 5.000
= 32,5 orang (dibulatkan menjadi 33 orang)

5) Biaya Produksi (C)

Berdasarkan hasil pengumpulan data oleh peneliti dengan

teknik wawancara pada masing-masing pedagang, rata-rata setiap

pedagang mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 105.000

perhari, terdiri dari biaya pokok produksi dan biaya pendukung

kegiatan produksi.
6) Jumlah Produsen di Pasar (Tp)

Berdasarkan pengamatam peneliti, jumlah pedagang

makanan khas Sala Bulek yang memiliki kios/kedai di Pantai

Gandoriah adalah sebanyak 10 pedagang.

2. Analisis Induktif

a. Hasil Analisis Keseimbangan antara Permintaan dan Penawaran

Berdasarkan hasil regresi untuk keseimbangan antara

permintaan dan penawaran makanan khas Sala Bulek di Pantai

Gandoriah Pariaman dengan menggunakan program Eviews7

diperoleh hasil regresi persamaan keseimbangan sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Regresi Keseimbangan antara Permintaan dan


Penawaran
Std. Std.
Variable Coefficient Error Variable Coefficient Error
Permintaa Penawaran
Constant 10.050 0.00030 Constant 6.043 0.00010
P -0.197 0.01854 P -0.186 0.01844
Ps 0.154 0.00321 Ps 0.263 0.00182
Y 0.242 0.00127 C 0.256 0.00171
N 0.104 0.00215 Tp 0.209 0.00109

Sumber: Data Primer (diolah Maret 2017)

1) Nilai mean variabel Ps(4.000), Y(2.250.000), dan N(33) di

substitusikan ke persamaan yang menghasilkan persamaan berikut:

Qd =10,050 P fit-0,197(4000)0,154Y(2.250.000)0,242 N(33)0,104

Qd = 10,050 P fit-0,197(3,586) (34,453) (1,438)

Qd =10,050 Pfit-0,197(177,730)

Qd = 1.786, 19Pfit -0,197


Qd = 1,786 .103Pfit -0,197

2) Nilai mean variabel Penawaran Ps (4.000), C (105.000), dan Tp(10)

disubstitusikan ke persamaan di atas yang menghasilkan persamaan

berikut:

Qs = 6,043 Pfit-0,186 (4.000)0,263 (105.000)0,256Tp(10)0,209

Qs = 6,043 Pfit-0,186(8,858) (19,294) (1,618)

Qs = 6,043 Pfit-0,186 (276,539)

Qs =1.671,13 Pfit-0,186

Qs = 1,671 .103 Pfit-0,186

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, maka diperoleh

hasil untuk ekuilibrium/keseimbangan (E) sebagai berikut:

a) Pendekatan Matematika

Pendekatan matematika digunakan dalam mencari harga

dan jumlah keseimbangan apabila data yang dimiliki berbentuk

fungsi permintaan dan fungsi penawaran, dapat menggunakan

rumus syarat keseimbangan berikut:

Ekuilibrium (E) = Qd= Qs


= 1.786.103Pfit -0,197 = 1.671 .103 Pfit-0,186
P fit-0,383 = 1,786 .103
1,671 .103

P fit = 0,383√𝟏, 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 .106


P fit = 1.033,838 x 0,383
P fit = 395,5 (dibulatkan Rp. 400/buah)
Sehingga harga keseimbangan P fit-nya adalah Rp. 400

nilai tersebut merupakan nilai harga keseimbangan antara


permintaan dan penawaran, sedangkan nilai outputnya yaitu harga

keseimbangan disubstitusikan ke dalam salah satu persamaan

permintaan dan persamaan penawaran, sebagai berikut:

Jika digunakan untuk persamaan permintaan:

Qd =1,786 .103 P fit-0,197

Qd = 1,786 .103 (400)-0,197

Qd = 1,786 .103 (0,3071808811)

Qd = 1.786 (0,3071808811)

Qd = 548,62 (dibulatkan menjadi : 550)

Jika digunakan untuk persamaan penawaran:

Qs = 1,671 .103 P fit-0,186

Qs= 1,671 .103 (400)-0,186

Qs = 1,671 .103 (0,3281080166)

Qs = 1.671 (0,3281080166)

Qs = 548,27 (dibulatkan menjadi : 550)

b) Pendekatan Grafik atau Kurva

Untuk memperlihatkan secara jelas adanya ekuilibrium

harga (P) dan jumlah keseimbangan perlu dibuat sebuah kurva

permintaan dan penawaran sebagaimana pada gambar dibawah ini:


P S

Rp. 400 E
perbuah
D

550 buah Q
Sala Bulek
Gambar 1. Kurva Tingkat Keseimbangan Permintaan dan
Penawaran Makanan Khas Sala Bulek di Pantai Gandoriah
Pariaman

c) Analisis Break Even Point (Balik Modal)

Adapun rumus yang dapat digunakan dalam menghitung Break

even point (BEP) menurut Samryn (2001:168) sebagai berikut:

Total Biaya Tetap


1) BEP (Unit) =
Harga Jual−Biaya Per Unit

63.500
=
500−256
63.500
= = 260 unit
244

Total Biaya Tetap


2) BEP (Rupiah) =
1− Biaya Produksi Per unit
Harga Jual
63.500
=
1−256
500

63.500
=
0,488

= Rp. 130.000

Berdasarkan rumus BEP di atas diperoleh hasil perhitungan

untuk BEP (unit) sebesar 260 unit, dan BEP (rupiah) sebesar
Rp.130.000. Artinya agar para pedagang balik modal, masing-

masing pedagang harus menjual makanan khas Sala Bulek

sebanyak 260 buah perhari, sehingga akan diperoleh penjualan

sebesar Rp.130.000, dalam uang Rp. 130.000 tersebut terdapat

biaya produksi sebesar Rp.66.560 (260 x 256 = 66.560), dan sisa

uangnya adalah Rp. 63.440 (130.000-66.560 = 63.440).

3. Pembahasan

Berdasarkan data penelitian yang telah analisis sebelumnya, Secara

umum dapat dinyatakan bahwa permintaan dan penawaran makanan khas

Sala Bulek di Pantai Gandoriah telah menemukan titik keseimbangan yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor.Dari hasil estimasi persamaan simultan

untuk permintaan dan penawaran yang telah diuraikan sebelumnya,

masing-masing faktor memiliki angka yang menunjukan ada atau tidaknya

pengaruh terhadap keseimbangan pasar makanan khas Sala Bulek di Pantai

Gandoriah Pariaman.

Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa permintaan dan penawaran

akan seimbang dengan harga yang lebih rendah yaitu Rp. 400. dengan

jumlah barang yang di minta secara tepat sama dengan jumlah barang yang

di tawarkan yaitu sebesar 550 buah Sala Bulek. Pada analisis Break Even

Point (BEP), agar para pedagang balik modal, masing-masing pedagang

harus menjual makanan khas Sala Bulek sebanyak 260 buah perhari,

sehingga akan diperoleh penjualan sebesar Rp. 130.000, dalam uang Rp.
130.000 tersebut terdapat biaya produksi sebesar Rp.66.560 (260 x 256 =

66.560), dan sisa uangnya adalah Rp. 63.440 (130.000-66.560 = 63.440).


BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

makanan khas Sala Bulekmemiliki koefisien elastisitas yang berbeda-

beda, ternyata faktor harga (P) memiliki pengaruh negatif dan

signifikan karena memiliki angka dengan nilai yang negatif yaitu untuk

permintaan sebesar -0,161, dan untuk penawaran sebesar -0,137.

Sementara itu faktor-faktor lain dari permintaan makanan khas Sala

Bulekmemiliki pengaruh yang elastis dengan nilai yang positif

terhadap keseimbangan pasar.

b. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditegaskan bahwa permintaan

dan penawaran makanan khas Sala Bulek di Pantai Gandoriah

Pariaman telah mencapai titik keseimbangan pasar, yang berada pada

harga keseimbangan sebesar Rp.400/buah dengan kuantitas

keseimbangan sebesar 550 buah dan titik impas/balik modal 260 buah.

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini sebagai

bahan pertimbangan demi perubahan kearah perbaikan adalah sebagai

berikut:
a. Bagi Fakultas Pariwisata dan Perhotelan

Disarankan agar penelitian ini menjadi bahan untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan, serta menjadi informasi yang

memadai khususnya bagi pihak terkait.

b. Bagi Pedagang

1) Dalam menentukan harga, para produsen perlu memperhatikan

besarnya permintaan yang ada sehingga harga yang ditentukan

dapat terjangkau oleh semua konsumen.

2) Harga barang pengganti juga perlu diperhatikan karena konsumen

akan cenderung memilih barang pengganti jika dinilai lebih murah

dan lebih bermanfaat.

3) Selain harga, produsen juga perlu memperhatikan tingkat

pendapatan konsumen, karena semakin tinggi tingkat pendapatan

konsumen, maka daya beli konsumen juga ikut meningkat.

4) Biaya produksi adalah bagian yang memiliki peranan sangat

penting dalam proses produksi, sehingga para produsen harus

memperhatikan kuantitas permintaan dari konsumen agar dapat

seimbang dengan kuantitas yang ditawarkan.

5) Untuk meningkatkan penjualan makanan khas Sala Bulek perlu

diperhatikan kualitas produk yang ditawarkan sehingga produk

tersebut disukai oleh konsumen. Untuk mengatasi produk Sala

Bulek yang biasanya tidak habis terjual, sebaiknya masing-masing

pedagang mengurangi jumlah produksi, sehingga keuntungan dari


penjualan makanan khas Sala Bulek akan meningkat dan jumlah

yang diproduksi akan seimbang dengan jumlah yang dikonsumsi

konsumen setiap harinya.

c. Bagi Peneliti Berikutnya

Kepada para peneliti berikutnya yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut sebaiknya diungkapkan variabel-variabel lain

yang relevan dengan penelitian ini seperti: analisis kualitas produk,

analisis kualitas pelayanan pedagang makanan khas Sala Bulek, atau

analisis tingkat elastisitas permintaan makanan khas Sala Bulek di

Pantai Gandoriah Pariaman.

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I


Waryono, S.Pd, MM.Par dan pembimbing II Youmil Abrian, SE, MM.
DAFTAR PUSTAKA

ejournal.unp.ac.id ›

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN MAKANAN KHAS SALA BULEK


DI PANTAI GANDORIAH PARIAMAN Junita Sartika Putri1 , Waryono2 , Youmil
Abrian2 Program Studi ManajemenPerhotelan FPP Universitas Negeri Padang
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN MAKANAN KHAS
SALA BULEK DI PANTAI GANDORIAH PARIAMAN

DISUSUN OLEH :

EBEN HAESER SEMBIRING (D1B016156)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

Anda mungkin juga menyukai