Anda di halaman 1dari 3

1.

Asbābun Nuzūl (Arab: ‫النزول اسباب‬, Sebab-sebab Turunnya (suatu ayat)) adalah ilmu Al-
Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau
beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan
para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah
diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk
menetapkan hukum dari hikmah di balik kisah diturunkannya suatu ayat.[1] Ibnu
Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat
membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu
ayat dapat memberikan dasar yang kukuh untuk menyelami makna suatu ayat Al-
Qur’an.[2]

Q.S An-Nisa ayat 59

‫َللا أ َ ِطيعُوا آ َمنُوا الَّذِينََ أَيُّ َها يَا‬


َََّ ‫ل َوأ َ ِطيعُوا‬ ََ ‫سو‬
ُ ‫الر‬َّ ‫ن ۖ ِم أن ُك أَم أاْل َ أم َِر َوأُو ِلي‬ َ‫فِي تَنَازَ أعت ُأَم َفإ ِ أ‬
َ ُ‫َللا إِلَى فَ ُردُّوَه‬
َ‫ش أيء‬ ََِّ ‫ل‬
َِ ‫سو‬
ُ ‫الر‬َّ ‫ن َو‬ َ‫اَلل تُؤأ ِمنُونََ ُك أنت ُأَم ِإ أ‬ ََ ‫ن َخيأرَ َٰ َذ ِل‬
ََِّ ِ‫ك ۖ أاْل ِخ َِر َو أاليَ أو َِم ب‬ َ ‫َوأ َ أح‬
َُ ‫س‬
َ ً ‫تَأ أ ِو‬
‫يل‬

(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu athii’ullooha wa athii’ur rosulla wa ulil amri


mingkum. Fa ing tanaaza’tum fii syai’in farudduuhu ilalloohi warosuuli ing kungtum
tu’minuuna billaahi walyaumil aakhir. Dzaalika khoiruw wa ahsanu ta’wilaa)

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Asbabun Nuzul An Nisa Ayat 59


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas. Bahwa asbabun
nuzul Surat An Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais,
ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memimpin suatu
pasukan khusus.

Abdullah memerintahkan pasukannya mengumpulkan kayu bakar dan


membakarnya. Saat api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki
api itu. Lalu salah seorang pasukannya menjawab, “Sesungguhnya jalan keluar dari
api ini hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika
Rasulullah memerintahkan kepada kalian untuk memasuki api itu, maka masukilah.”

Kemudian mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah


melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dalam
kebaikan.
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan, Surat An Nisa ayat 59 turun berkenaan hal ini,
menjelaskan bahwa jika ada perbedaan maka harus dikembalikan kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul-Nya (hadits).

Q.S Al Maidah 48
‫أك َوأ َ أنزَ ألنَا‬ََ ‫اب ِإلَي‬ََ َ ‫ق أال ِكت‬
َِ ‫ص ِدقًا ِب أال َح‬ َ ‫ب ِمنََ َي َد أي َِه َبيأنََ ِل َما ُم‬ َِ ‫علَ أي َِه َو ُم َهي ِأمنًا أال ِكتَا‬
َ ۖ ‫اح ُك أَم‬ ‫َب أي َن ُه أَم فَ أ‬
ََ َ‫َللاُ أ َ أنز‬
‫ل ِب َما‬ ََّ ۖ ‫ل‬ ََ ‫ع َّما أ َ أه َوا َء ُه أَم تَت َّ ِب أَع َو‬
َ ‫ك‬ ََ ‫ق ِمنََ َجا َء‬ َِ ‫ع َةً ِم أن ُك أَم َج َع ألنَا ِل ُكلَ ۖ أال َح‬
َ ‫ِش أر‬
‫َللاُ شَا ََء َولَ أَو ۖ َو ِم أن َها ًجا‬ ََّ ‫اح َدَة ً أ ُ َّم َةً لَ َج َعلَ ُك أَم‬ِ ‫ن َو‬ َ‫فَا أستَبِقُوا ۖ آتَا ُك أَم َما فِي ِليَ أبلُ َو ُك أَم َو َٰلَ ِك أ‬
َِ ‫َللا ِإلَى ۖ أال َخي َأرا‬
‫ت‬ ََِّ ‫تَ أخت َ ِلفُونََ فِي َِه ُك أنت ُأَم ِب َما فَيُ َنبِئ ُ ُك أَم َج ِميعًا َم أر ِجعُ ُك أَم‬

(Wa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi mushoddiqol limaa baina yadaihi minal kitaabi
wamuhaiminan ‘alaihi. Fahkum bainahum bimaa anzalalloohu walaa tattabi’
ahwaa,ahum ‘ammaa jaa,aka minal haq. Likulling ja’alnaa mingkum syir’ataw
waminhaajaa. Walau syaa,alloohu laja’alakum ummataw waahidataw walaakil
liyabluwakum fii maa aataakum. Fastabiqul khoiroot. Ilalloohi marji’ukum jamii’aang
fayunabbi,ukum bimaa kungtum fiihi takhtalifuun)

Artinya:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Kandungan Surat Al Maidah ayat 48


Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 48:

 Al Quran diturunkan Allah, merupakan kitab yang benar, tiada keraguan di


dalamnya. Ia membenarkan kitab-kitab sebelumnya sekaligus menjadi
hakim atas kitab-kitab itu. Sebab kitab-kitab sebelum Al Quran sudah
tidak otentik lagi karena diubah oleh manusia.
 Al Quran adalah pegangan hidup. Ia harus menjadi pedoman dalam
memutuskan segala sesuatu.
 Setiap umat memiliki syariat dan hukum sendiri-sendiri sesuai dengan
zaman dan kondisi hidup mereka saat itu. Namun secara aqidah dan pokok
agama semuanya sama yakni bertauhid kepada Allah.
 Allah menjadikan umat manusia beragam untuk menguji mereka dan
memberi kesempatan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
 Semua manusia akan kembali kepada Allah dan mendapatkan balasan atas
apa yang mereka yakini dan apa yang mereka kerjakan di dunia.
 Ayat ini merupakan ayat yang memotivasi untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan. Fastabiqul khairat.

2. Dalil iman kepada allah


Dalil iman kepada Kitab Allah dibagi menjadi 2, dalil naqli dan dalil aqli.
Dalil naqli merupakan dalil yang langsung bersumber dari ayat-ayat
Allah.

Sedangkan dalil aqli merupakan hasil pemikiran manusia yang


didasarkan kepada ayat-ayat Allah (biasanya bersumber dari Al-
Quran).

Anda mungkin juga menyukai