Metlit QCqu-2
Metlit QCqu-2
PENDAHULUAN
Pengendalian mutu internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Pada penggunaan bahan kontrol untuk menilai kebenaran suatu proses khususnya presisi dan
akurasi sebagai suatu cara untuk memantau kinerja analisis. (Depkes, 2008)
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium.
Mutu pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium secara keseluruhan, dan
salah satu titik penting terletak pada mutu pemeriksaan atau parameter yang diperiksa.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis seperti ketelitian
(precision) dan ketepatan (accuracy) yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus
tercatat dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri oleh laboratorium klinik yang
bersangkutan untuk mengendalikan mutu analisnya setiap hari. PMI tersebut meliputi
pemantapan presisi dan pemantapan akurasi. Presisi atau ketelitian adalah kesesuaian atau
kemiripan hasil-hasil pemeriksaan berulang pada suatu bahan pemeriksaan. Presisi
dinyatakan dalam koefisien variasi (CV) dalam bentuk persen, dimana semakin kecil nilai
CV berarti semakin baik. Sedangkan akurasi atau ketepatan adalah kesesuaian antara hasil
pemeriksaan dengan “nilai benar/sebenarnya” (True Value). Rentang nilai tersebut
didapatkan dari hasil pemeriksaan berulang yang dihitung secara statistik berdasarkan
standar deviasi (SD) dimana akurasi dianggap bagus jika hasil pemeriksaan berada pada ± 2
SD. Pengukuran tersebut harus digunakan dengan bahan kontrol. (Depkes RI, 2002)
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari.
Bahan kontrol yang dibuat dari serum disebut juga serum kumpulan (pooled sera). Pooled
sera merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang sehari-hari dikirim ke
laboratorium. Serum yang dipakai harus memenuhi syarat yaitu tidak boleh ikterik atau
hemolitik.
Bahan kontrol yang sering digunakan di laboratorium Kimia Klinik sekarang adalah
serum kontrol komersial. Berdasarkan buku pedoman Good Laboratory Practice tahun 2008,
selain bahan kontrol komersial ada juga bahan kontrol yang dibuat sendiri, salah satunya
pool serum. Di laboratorium-laboratorium sekarang serum kontrol yang digunakan adalah
serum kontrol komersial, serum kontrol ini diambil dari hewan yang mungkin tidak sama
dengan serum manusia. Sedangkan pool serum dilihat dari segi efisiensi pool serum tidak
memerlukan biaya untuk membuatnya. Selain itu, untuk memanfaatkan sampel yang
digunakan dalam pemeriksaan Kimia Klinik biasanya hanya sedikit sehingga sisa sampel
yang tidak terpakai akan dibuang.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lutvia Fahira pada tahun
2019, pooled sera yang mengandung etilen glikol 15% pada suhu -15-(-20)˚C selama 30
hari yang dijadikan serum kontrol buatan untuk pemeriksaan albumin metode BCG (Brom
Cresol Green) dan kemudian dibandingkan dengan control komersial didapatkan stabilitas
yang masih bertahan hingga hari ke-30. Sehingga data pooled sera memiliki kinerja yang
dapat diterima sama seperti kinerja kontrol komersial. Dan dapat disimpulkan bahwa pooled
sera memiliki kualitas yang baik untuk dijadikan serum kontrol alternatif pada pemeriksaan
albumin. Namun, ………………………………………………………………………………
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kadar albumin pada pooled sera yang mengandung propilen glikol 15% (tk)
dengan penyimpanan hingga 30 hari pada suhu -15-(-20)˚C sebagai bahan control
alternative akan tetap stabil?
2. Bagaimana distribusi data pooled sera dan data control komersial yang dianalis
dengan aturan Westgard dan disajikan dalam grafik Levey-Jennings?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui stabilitas albumin pada pooled sera yang mengandung propilen
glikol 15% (tk) dengan penyimpanan hingga 30 hari pada suhu -15-(-20)C sebagai
bahan control alternative.
2. Untuk mengetahui distribusi data pooled sera dan data control komersial yang
dianalis dengan aturan Westgard dan disajikan dalam grafik Levey-Jenning.
TINJAUAN PUSTAKA
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Kualitas
pooled sera
sebagai
serum
control
ditentukan
oleh :
2.8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat diambil suatu hipotesa yaitu akan diperoleh
stabilitas pada kadar albumin pooled sera yang mengandung propilen glikol 15% dan
disimpan pada suhu -15-(-20)˚C.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.6.1 Alat
3.6.2 Bahan