Anda di halaman 1dari 64

MK.

GADAR NON TRAUMA


Konsep dasar penyakit keracunan
(oleh NAPZA dan gigitan binatang)

OLEH Diah Setiani, SST., M.Kes


Dosen Prodi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim
Keracunan
 Adalah Masukanya suatu zat ke dalam tubuh manusia baik disengaja maupun
tidak disengaja yang mengakibatkan sakit, kecacatan ataupun mengancam nyawa.
(Gadar Medik Indonesia, 2016)
 Penyebab :
1. Padat : Obat-obatan (NAPZA), makanan
2. Gas : CO
3. Cair : alkohol, bensin, minyat tanah, zat kimia, kemasan minuman kadaluarsa
Napza
Data BNN 2014, 5 zat yg paling banyak beredar dan
disalahgunakan di Indonesia

Kokain, heroin, ekstasi, LSD dan ganja

Penyalahgunaan Napza adalah penyakit yg dapat


dicegah, dg edukasi ttg masalah yg muncul akibat
penggunaan NAPZA
Kokain
Zat stimulan sistem saraf pusat yg kuat
dan adiktif

Pengedar kokain sering mencampur dg


bahan lain (bahan aktif / tidak)

Mempersulit pengkajian & pengobatan


3 cara penggunaan kokain
Menghisap Kokain Obat
Snorting

Menyuntik
Merokok
melalui hidung. dibakar. disuntikkan
Uap dihirup secara IV
Kokain bentuk
serbuk. Diserap langsung ke
melalui paru-paru.
membran Penyerapan
hidung cepat
Tanda gejala
Efek kardiovaskuler : konstriksi pemb darah, TD dan HR meningkat,
IMA pada 2 mgg pemakaian (dg/ tanpa riwy penyakit jantung)

Neurotoksisitas : kejang, perdarahan subarakhnoid, infark


serebral, vaskulitis, Transist ischemic attack, delirium toksik

Ggn psikiatrik & mood : cemas, mudah tersinggung,


gelisah, paranoid berat, halusinasi pendengaran

Gejala lain : dilatasi pupil, Temp meningkat, nyeri perut &


mual, tak nafsu makan & gizi buruk (penggunaan kronis)

Kokain dapat melewati plasenta dan diekskresikan dlm ASI


s/d 36 jam setelah penggunaan
Intervensi Terapeutik
 Dilakukan sesuai dg tanda gejala yg muncul pd pasien
 Konsumsi alkohol & kokai menyebabkan efek sinergis terutama pada kontraksi
ventrikel
 D : pemberian benzodiazepin, bila terdapat nyeri dada
 Rontgen dada, bila suspek pneumomediastinum (Pecahnya alveoli saat merokok
kokain), diberikan pemasangan selang dada
Heroin
Jenis opioid yg disintesis dari morfin
Zat ini secara alami terbentuk dari ekstrak benih tanaman
opium poppy asia
Berbentuk serbuk putih atau coklat atau dapat berupa zat
lengket hitam (heroin tar hitam)
Zat ini dapat disuntikkan, diisap, ditelan atau berupa rokok
Heroin suntik
Menimbulkan euforia

Onset cepat 7-8 detik

Efek tahan lama


Tanda dan gejala : trias klasik overdosis heroin
Depresi sistem saraf pusat

Depresi pernafasan

Miosis
Intervensi terapeutik
Observasi ketat dan perawatan suportif 24-48 jam

Resusitasi (ABC)

D : Pemberian Nalakson (antagonis narkotik kerja cepat yg dpt diberikan scr


IV, IM, SC, intranasal, suntikkan di sublingual) durasi efek 40-90 menit,
membutuhkan dosis berulang

D: Pemberian Nalmefene (antagonis narkotik, scr IV, durasi 4-8 jam) jarang
digunakan di IGD krn dpt tjd tanda dan gejala penarikan diri yg
berkepanjangan
Obat- obatan Club
MDMA (ekstasi), Ketamin, Metamfetamine, Lysegic acid
diethylamide (LSD) Merupakan stimulan saraf dan
halusinogen
Turunannya gamma-hidroksiburat (GHB) dan flunitrazepam
(Rohypnol) adalah depresan sistem saraf pusat disebut “date
rape drug” (biasa dipakai utk kekerasan seksual)
Obat-obatan ini mudah dikonsumsi, seperti ditambahkan ke
minuman dan tidak terlihat
MDMA
 Rumus kimia obat : 3,4 methylenedioxymethamphetamine, memiliki rumus
sederhana seperti amfetamin
 Sebutan ekstasi atau Inex
 Zat ini merupakan stimulan halusinogen, sering ditemukan pada pesta
RAVE (Radical audio visual experience)
 Pengguna mengalami distorsi waktu, ketenangan scr emosional dan lebih
berenergi
 Onset 30 menit, berlangsung selama 8-12 jam, pengguna serbuk melalui
isap : onset lebih cepat dan efek singkat
Tanda gejala pengguna MDMA
 Pusing
 Agitasi
 Takikardia
 Hipertensi
 Berpotensi edema paru
 Disritmia jantung
 Kejang
 Spasme otot
 Gigi bergemeretak
Intervensi terapeutik
Pengkajian akurat dan berkelajutan, perawatan suportif
dasar dan lanjut (ABC)
Kaji pengunaan zat lain
Deteksi urin : dapat dilakukan sampai 72 jam setelah
konsumsi
Anti dot belum ditemukan untuk overdosis ekstasi
LSD
Obat golongan halusinogen

Nama lain : “acid” “trips” “ tabs” “kertas”

Bentuk yg beredar : kertas berukuran kecil, uk. ¼


perangko, dg ragam warna & warna

Bentuk lain pil dan kapsul


LSD
Penggunaan dg cara meletakkan kertas pada
permukaan lidah

Onset efek 30-60 menit, hilang setelah 8-


12 jam

Efek : “tripping” , halusinasi visual yg


indah/ menakutkan, paranoid
Tanda dan gejala
 Gejala fisik :
Pupil membesar
Demam
Berkeringat
Tremor
Tidak bisa tidur
 Gejala mental :
Delusi
Halusinasi
Ggn persepsi thd waktu
Panik
Depresi yg hebat
psikosis
Intervensi Terapeutik
 Farmakoterapi atau detoksifikasi :
1. Benzodiazepin
2. Clonidin
3. Kodein
4. antipsikotik
Ganja
 Berasal dari tanaman cannabis sativa dan cannabis indica
 Cara penggunaan : diisap dengan pipa rokok / dilinting
 Nama lain “ Cimeng”
 3 kandungan ganja:
1. Terahidro Kanabinol
2. Kanabinol
3. Kanabidiol
Tanda gejala
 Mata merah
 Kejang
 Jantung berdebar
 Nafsu makan bertambah
 Mulu tkering
 Halusinasi
 Euforia
 Ggn persepsi ruang dan waktu
 Bronkithis
 Penurunan produksi leukosit
 Penurunan aliran darah koroner
Intervensi terapeutik
Metode rehabilitasi, dengan 4 tahap :
1. Detoksifikasi
2. Terapi obat-obatan
3. Psikososial dan spiritual
4. Konseling dan edukasi
Flunitrazepam
Rumus kimia = diazepam dan alprazolam
Onset 30-60 menit, efek memuncak dalam waktu 2-
3 jam
Pemakaian umumnya dicampur ke dlm minuman
alkohol
Tanda dan gejala
 Pusing
 Kebingungan
 Berkurangnya kontrol pada otot
 Hipotensi
 Kehilangan kesadaran
Intervensi terapeutik
 Perawatan suportif dasar (ABC) dan lanjut
 Tes toksiologi
 Kumbah lambung dapat dilakukan jika pasien tiba 60 menit
 Pemberian flumazenil sebagai antidot
Strategi pencegahan dan terapi modalitas
 Kondisi kegawatan/ overdosis :
1. Mengkaji cepat
2. Stabilisasi (ABCD)
 Bila kondisi stabil : Rujuk ke pelayanan psikiatrik/ rehabilitasi
GIGITAN BINATANG
Pendahuluan Gigitan Ular
 Tidak semua ular berbisa
 Di Indonesia terdapat sekitar 40 ular berbisa
 18 ular darat
 22 ular laut
 2 kelompok besar yang penting terkait dengan medis:
 1) Elapidae : Cobra, Krait, Sea Snake
 2) Viperidae : typical vipers (Viperinae) dan pit vipers
 (Crotalinae)
Pendahuluan Gigitan Ular
 Snakebite adalah keadaan kegawatan medis yang menimbulkan kematian dan
kecacatan
 Setiap tahunnya membunuh > 95.000 orang (Harris0n & Gutierrez, 2016)
 Lebih dari 300.000 korban hidup dengan cacat fisik permanen dan gangguan
mental kronis
• Sebagian besar insiden terjadi di daerah pertanian / pedesaan
• Pengobatan Tradisional dan herbal paling banyak dipilih  lebih banyak
bahayanya daripada kebaikannya
• Penanganan pertama yang benar akan meningkatkan kesempatan untuk
bertahan hidup dan mencegah komplikasi
Venomous or Nonvenomous?
Petunjuk Awal pasien mengalami gigitan ular
berbisa yang berat
 Ular diidentifikasi sebagai jenis ular yang sangat berbahaya
 Penyebaran yang cepat dari pembengkaan lokal dari tempat gigitan ular
 Nyeri tekan pada pembesaran kelenjar getah bening lokal, mengindikasikan
penyebaran racun di sistem limfatik
 Gejala sistemik: kolaps (hipotensi, syok)
 Perdarahan spontan secara sistemik
 Urine berwarna coklat pekat (dark brown urine)
Pertanyaan awal yang berguna untuk mendapatkan
riwayat kejadian gigitan ular yang tepat
Pertanyaan
1 Bagian tubuh mana yang digigit?
2 Kapan kejadiannya? Apa yang dikerjakan saat itu?

3 Bagaimana gambaran dari ular yang menggigit anda?


Dapatkah anda jelaskan?
4 Apa yang anda lakukan setelah digigit?
5 Apa yang anda rasakan sekarang?
Pemeriksaan area terkena
 Tanda-tanda gigitan/ sengatan  Nekrosis
Bite/sting puncture marks  Lepuh
 Ekimosis (lebam)  Bula
 Rubor (kemerahan)  Ulkus
 Edema (bengkak)  Pembesaran dan nyeri tekan limfonodi
aliran ekstrimitas terkena
 Perdarahan
 Lainnya
 Laserasi
Mengukur Kecepatan Progresi Proksimal/
Rate of Proximal Progression (RPP) Edema
STEP Tindakan
1 Tentukan batas plester Untuk digunakan sebagai batas
proksimal edema yaitu tepi distal ke tepi distal plester penanda
2 Palpasi batas paling proksimal bengkak dan tempelkan
plester kecil pada batas paling proksimal dari edema
3 Labeli waktu dan tanggal saat itu pada plester tersebut
4 Tentukan waktu interval tetap untuk meninjau progresi
seperti tiap 2 jam atau 3 jam
5 Ukur jarak antara kedua tepi plester tiap interval tetap
Mengukur Kecepatan Progresi Proksimal
20 minute whole-blood clotting time (20WBCT)
STEP ACTION
1 Siapkan botol atau vial kaca
2 Masukkan 2ml sampel darah vena dalam kaca vial kaca
baru /sdh dibersihkan dengan pemanasan dan kering

3 Diamkan selama 20 menit di suhu ruangan


4 Setelah 20 menit, ketuk perlahan. Jika masih cair/ tidak
membeku, pasien hipofibrinogemia sbg akibat koagulatif
konsumtif yang diinduksi oleh venom 20
20WBCT
Tujuan Penanganan Awal
 Memperlambat penyerapan racun bisa ular secara sistemik
 Mempertahankan hidup dan cegah komplikasi sebelum pasien mendapat
perawatan medis
 Mengendalikan distress atau bahaya dini dari gejala keracuan bisa ular
 Mengatur transport pasien untuk mendapatkan perawatan medis
Penanganan Awal
STEP TINDAKAN
1 Tenangkan korban dari kecemasan
2 Tempatkan pasien dengan posisi yang nyaman
3 Cegah bahaya penyebaran bisa ular dengan mengurangi
gerakan fisik
4 Lakukan imobilisasi area yang digigit / anggota badan dengan
bidai. Pertahankan imobilisasi selama pasien tinggal di ED

5 Lepas perhiasan dan longgarkan pakaian yang


ketat selama perjalanan ke rumah sakit
6 Untuk gigitan ular elapid yang neurotoksik,
lakukan bebat tekan dengan elastic bandage, selanjutnya
lakukan imobilisasi dengan bidai
7 Transport ke rumah sakit secepatnya
Pressure pad Immobilization
• Lapisan bahan karet dan / atau kasa lipat kira-kira 5 cm persegi dan tebal 2-3 cm
ditempatkan langsung di atas tempat gigitan di tubuh
• Ikat pada tempatnya dengan perban non elastis pada tekanan Minimal 70
mmHg.
• Gunakan elastic bandage
• Lebar 10-15 cm dan panjang sekitar 4.5 meter
• Putar secara erat disekitar keseluruhan dari ekstremitas yang digigit ular mulai
dari distal di sekitar jari atau jari kaki dan bergerak secara proksimal (50-70
mmHg).
• Lakukan pembidaian
Pressure bandage immobilization method
Perawatan Pre-hospital
STEP Tindakan
1 Tenangkan pasien untuk mencegah histeria selama
pelaksanaan penanganan Airway, Breathing dan
Circulation
2 Atur posisi pasien yang nyaman dan berikan
Oksigen untuk menjaga SpO2 >95%
3 Monitor tanda vital dengan cairan kristaloid pada
area yang tidak kena gigitan
4 Batasi aktivitas dan immobilisasi area yg terkena
gigitan (ekstremitas)
5 Segera transfer untuk perawatan definitive
Gigitan Anjing Rabies
Tanda dan Gejala
 Tahap awal : tjd replikasi virus, berlansung s/d 1 minggu. Masa inkubasi 1 s/d 3 bln
(bervariasi dari hari ke tahun)
Parestesia
Nyeri
Gatal ditempat gigitan
 Tahap prodormal : virus bergerak menuju sepanjang sistem saraf perifer ke SSP
 Sakit kepala
 Demam
 Pilek
 Sakit tenggorokan
 Mialgia
 Gejala GI
 Tahap Akut : Ensefalitis progresif :
 Hidrofobia (takut air)
 Aerofobia (takut udara)
Pencegahan
Upaya yg dilakukan utk penangan awal pada luka setelah
gigitan untuk mencegah replikasi virus
Cara penanganan awal :
1. Gosok (TIDAK MENGAIRI) dg agen virucidal seperti
POVIDONE IODINE
2. Sabun lebih disukai daripada air biasa jika POVIDONE
IODINE tidak tersedia
3. Sinar matahari dan pengeringan
Profilaksis pasca paparan
BELUM PERNAH mendapatkan vaksin rabies PERNAH mendapatkan vaksin untuk rabies (c;
sebelumnya (c; masyarakat umum) dokter hewan)

1. SEGERA lakukan PENCUCIAN PADA LUKA GIGITAN 1. SEGERA lakukan PENCUCIAN PADA LUKA GIGITAN
dengan AGEN VIRUCIDAL (bilas dengan air/ salin dengan AGEN VIRUCIDAL (bilas dengan air/ salin
dan keringakan) dan keringakan)
2. BERIKAN IMUNOGLOBULIN RABIES pada manusia 2. Jangan Berikan imunoglobulin rabies
(20 IU/kg atau 0.133 mL/kg) : jika memungkinkan
scr anatomis, suntikkan sebanyak mungkin ke
daerah proximal luka. Setiap vol yg tersisa
diberikan scr IM dari distal ke tempat gigitan
3. Berikan vaksin sel diploid manusia/ embrio ayam 3. Berikan vaksin sel diploid manusia/ embrio ayam
yg dimurnikan dg Dosis 1 ml pada hari ke 0, 3, 7 yg dimurnikan dg Dosis 1 ml pada hari ke 0 dan 3
dan 14
Tanda gejala reaksi lokal
Gigitan Laba-Laba  Gatal
 Bengkak
(Arakhnida)
 Kemerahan
 Nyeri menyengat
Intervensi terapeutik
Untuk semua gigitan laba-laba:
 Kompreskan es ke daerah gigitan utk mengurangi absporsi racun
 Tinggikan ekstremitas
 Cek status imunisasi tetanus pasien
 Atasi gejala yg muncul
Untuk gigitan laba-laba black widow:
 Beri benzodiazepine utk spasme otot
 Beri antivenin latrodectus dpt memperpendek perjalanan penyakit scr signifikan
Tidak dianjurkan utk kasus parah, krn berisiko hipersensitivitas akut dan penyakit delayed serum
Indikasi pemberian = rasa nyeri dan spasme otot yg meningkat, kekakuan pd abdomen/ kepala,
hipertensi, diaporesis
Tes sensitivitas kulit dianjurkan sebelum pemberian
Sengatan kalajengking
Tanda gejala :
 Nyeri pada area sengatan
 Kesemutan area sengatan
 Eritema lokal yg biasanya langsung sembuh dlm beberapa jam
 Peningkatan sensitivitas sentuhan di daerah sengatan
 ENVENOMATION YG PARAH dpt menyebabkan komplikasi
neuromuskular dan gejala otonom
Intervensi terapeutik
Perawatan luka sengatan
Berikan analgesik ringan
Berikan benzodiazepin dapat digunakan utk mioklonus dan
kejang otot
Sengatan tawon, lebah, semut api
(Hymenoptera)
Tanda gejala :
 Iritasi lokal pada area sengatan
 Tjd reaksi anafilaksis
 Tjd reaksi lambat / serum sickness-like sydrome yg muncul 10-14
hari setelahnya
 Area sengatan dpt mjd vesikel besar dan membentuk pustula
 Reabsorpsi pustula diikuti oleh krusta dan pembentukkan parut
Intervensi terapeutik
 Perawatan luka area sengatan
 Jika terdapat sengat lebah, gunakan benda tumpul utk mengikis alat penyengat dg
arah berlawanan, jangan pegang/ menarik sengatan dari kulit : dpt menginjeksikan
racun lebih banyak
 Berikan antihistamin scr oral dan anti inflamasi analgesik nonsteroid
Pencegahan
 Hindari memakai warna cerah / parfum di luar ruangan
 Pakai sepatu ketika berjalan diluar/ tanah
 Bawa suntikan epinefrin jika alergi thd sengatan lebah
 Kenakan gelang medicalert
 Pertimbangkan terapi desentisasi/ suntikan alergi utk pasien tertentu
Gigitan binatang laut yg beracun
 Ikan pari
 Ubur ubur
 Bulu babi
 Ikan kalajengking
Ikan pari
 Gejala khas :
 Nyeri parah
 Bengkak dan perdarahan area gigitan
 Efek sistemik : mual, muntah, kram otot, kelumpuhan anggota badan
 Hipotensi
 Bradikardia
 Kejang
 Syok
 kematian
Intervensi terapeutik
 Stabilisasi : ABC
 Perendaman air panas :sampai 2 jam
 Berikan analgesik
 Manajemen nyeri
 Profilaksis tetanus
 Perawatan luka : dekontaminasi dengan irigasi
 Kultur luka
 Profilaksis antibiotik
Ubur- ubur / nematocysts
 Nyeri sedang s/d berat area sengatan
 Kemerahan area sengatan
 Sakit kepala
 Muntah
 Sakit perut
Intervensi terapeutik
 Segera bilas daerah sengatan dengan air garam/ normal saline
 Jangan menggosok dg air tawar
 Jika tentakel masih ada, lepaskan dg hati-hati menggunakan sarung tangan atau
forcep
 Manajemen nyeri
Seabather’s eruption
Kondisi ini tjd krn Paparan larva ubur-ubur

Tanda gejala:
 Tjd pruritus ruam makulopapular akibat hipersensitivitas
 Ruamnya muncul 1-2 hari setelah paparan dan berlangsung sampai 2 minggu

Intervensi :
 Irigasi dg air panas/ cuka
 Beri steroid topikal dan antihistamin oral
 Disarankan mencuci baju renang untuk exposure
Sekian, semoga menjadi berkah

Anda mungkin juga menyukai