0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan9 halaman
Jurnal ini membahas penggunaan skala Braden dan Norton untuk memprediksi risiko terjadinya luka tekan pada pasien ICU. Skala Braden dan Norton digunakan untuk menilai kondisi pasien dan menentukan tingkat risiko luka tekan yang bervariasi, dari rendah hingga sangat tinggi. Kedua skala ini aman dan mudah digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pencegahan luka tekan.
Jurnal ini membahas penggunaan skala Braden dan Norton untuk memprediksi risiko terjadinya luka tekan pada pasien ICU. Skala Braden dan Norton digunakan untuk menilai kondisi pasien dan menentukan tingkat risiko luka tekan yang bervariasi, dari rendah hingga sangat tinggi. Kedua skala ini aman dan mudah digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pencegahan luka tekan.
Jurnal ini membahas penggunaan skala Braden dan Norton untuk memprediksi risiko terjadinya luka tekan pada pasien ICU. Skala Braden dan Norton digunakan untuk menilai kondisi pasien dan menentukan tingkat risiko luka tekan yang bervariasi, dari rendah hingga sangat tinggi. Kedua skala ini aman dan mudah digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pencegahan luka tekan.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN B HAKTI MANDALA HUSADA SLAWI 2018 JURNAL SHARING BRADEN SCALE AND NORTON IN PREDICTING RISK OF PRESSURE SORES IN ICU ROOM Population Pasien yang di rawat di ruang icu, pengukuran resiko dekubitus menggunakan skala braden dan norton dilakukan 24 jam. Saat pasien mulai muncul gejala dekubitus atau diobservasi sampai pasien keluar icu. Resiko dekubitus bisa berbeda pada setiap populasi tergantung pada karakteristik setiap populasi. Intervension Melakukan penilaian resiko dekubitus dengan menggunkan perbandingan skala braden dan skala norton di ruang icu Comparison Metode untuk pengukuran resiko dekubitus menggunakan skala braden dan norton. Skala braden terdiri dari 6 kategori yaitu persepsi sensori, kelembaban, tingkat aktivitas, mobilitas, nutrisi, gesekan dengan permukaan kasur (matras). Sedangkan skala norton terdiri dari 5 kategori yaitu kondisi fisik, tingkat kesadaran, 1 Jurnal Sharing aktivitas dan tingkat kemampuan melakukan pergerakan, kemampuan merubah posisi/mobilisasi, kemampuan mengontrol spinerani/spiner uretra/inkontinensia . Outcome Mengidentifikasi resiko tinggi rendahnya kemungkinan untuk terjadinya dekubitus adalah menggunakan skala braden dan skala norton agar segera di lakukan tindakan pencegahan terjadinya dekubitus di kemudian hari sesuai tingkatan resiko. Skala braden : - Jika total skor > 20 yaitu resiko rendah - Jika total skor 20-16 yaitu resiko sedang - Jika total skor 15-11 yaitu resiko tinggi - Jika total skor < 10 yaitu resiko sangat tinggi Skala norton : - Jika total skor > 18 yairu resiko dekubitus rendah - Jika total skor 18-14 yairu resiko dekubitus sedang - Jika total skor 13-10 yairu resiko dekubitus tinggi - Jika total skor 18-14 yairu resiko dekubitus sangat tinggi 2 Walburga bhoki maria, 2014. Skala braden dan norton dalam Refrensi memprediksi dekubitus di ruang icu. JRK ISSN: 2252-5068, Terakreditasi Vol. 3, No. 2, Mei 2014 Pasien yang masuk dalam perawatan kritis bervariasi, mulai dari yang tanpa alat bantu apapun sampai dengan membutuhkan 3 Relevansi perawatan total. Pada ruang ICU dianggap berada pada resiko Dengan terbesar terjadinya dekubitus, karena semua aktivitas fisik dan Fenomena mobilitas sangat terbatas yang mengakibatkan penurunan Masalah kemampuan secara aktif untuk merubah posisi sehingga mengalami tekanan yang lama. Skala Braden dan Skala norton membantu mendeteksi terhadap resiko terjadinya dekubitus. Skala Norton banyak digunakan di area nursing home di Inggris sampai dengan saat ini, dan Arif Widodo menyatakan dalam Jurnal Science and Technology, (2007) bahwa skala Norton lebih baik dalam mendeteksi dini resiko luka tekan karena skala Norton 4 Kemuhtahiran lebih sederhana dan mudah digunakan. Skala Braden banyak digunakan di Amerika dan Negara lain. Dera dkk (2012) dalam jurnal Unimus merekomendasikan penggunaan skala Braden dalam mencegah luka tekan dan kerusakan kulit lebih lanjutpada pasien. Alat 5 Kelengkapan Aspek - Formulir skala braden dan skala norton - Alat tulis Besarnya Manfaat Skala branden dan skala norton dapat mengidentifikasi resiko Untuk Mengatasi terjadinya dekubitus. Segera lakukan tindakan pencegahan agar 6 Masalah tidak terjadi dekubitus di kemudian hari sesuai tingkatan resiko. Keperawatan merupakan prosedur non farmakologi untuk mengidentifikasi atau Keamanan Untuk 7 menilai resiko terjadinya luka tekan atau dekubitus tanpa Diterapkan Pada menggunakan bantuan alat apapun sehingga akan aman dan Pasien mudah untuk dilakukan. Penggunaan skala braden dan norton terdiri dari 6 kategori skala braden dan 5 kategori untuk skala norton. Sehingga aman untuk diterapkan pada pasien karena hanya mengkaji persepsi sensori, kelembaban, tingkat aktivitas, mobilitas, nutrisi, gesekan dengan permukaan kasur (matras). Sedangkan skala norton yaitu kondisi fisik, tingkat kesadaran, aktivitas dan tingkat kemampuan melakukan pergerakan, kemampuan merubah posisi/mobilisasi, kemampuan mengontrol spinerani/spiner uretra/inkontinensia. Dapat disimpulkan, penggunaan skala braden dan norton aman dan mudah untuk dilakukan sehingga membantu membuat keputusan tanpa pemeriksaan penunjang. LEMBAR OBSERVASI SKALA BRANDEN DAN SKALA NORTON 1. SKALA BRANDEN PARAMETER DESKRIPSI SKOR Persepsi Sensori 1. Keterbatasan penuh Tidak ada respon (tidak mengerang, menyentak, atau menggenggam) terhadap rangsangan nyeri karena menurunnya tingkat kesadaran atau sedasi, atau terbatasnya kemampuan untuk merasakan nyeri yang sebagian besar pada permukaan tubuh. Tidak merasakan respon terhadap stimulus nyeri, kesadaran menurun. 2. Sangat terbatas Hanya dapat merespon terhadap rangsangan nyeri. Namun tidak dapat menyampaikan rasa tidak nyaman kecuali dengan mengerang atau sikap gelisah, atau mempunyai gangguan sensori yang menyebabkan terbatasnya kemampuan untuk merasakan nyeri atau tidak nyaman pada lebih dari ½ bagian tubuh. 3. Keterbatasan ringan Dapat merespon panggilan tetapi tidak selalu dapat menyampaikan respon rasa tidak nyaman atau keinginan untuk merubah posisi badan. Memiliki beberapa gangguan sensori yang membatasinya untuk dapat merasakan nyeri atau tidak nyaman pada satu atau kedua ekstremitasnya. 4. Tidak ada gangguan Dapat merespon panggilan. Tidak memiliki penurunan sensori sehingga dapat menyatakan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman. Kelembapan 1. Selalu lembab Kulit selalu dalam keadaan lembab oleh keringat, urit dan lainnya, keadaan lembab dapat dilihat pada setiap kali pasien bergerak atau dibalik. 2. Umumnya lembab Kulit sering terlihat lembab akan tetapi tidak selalu. Pakaian pasien dan atau tempat tidur harus diganti setidaknya satu kali setiap pergantian dinas. 3. Kadang – kadang lembab Kulit kadang – kadang lembab. Penggantian pakaian pasien dan atau alas tempat tidur selain jadwal rutin, perlu diganti minimal satu kali sehari. 4. Jarang lembab Kulit biasanya dalam keadaan kering, pakaian pasien dan atau alas tempat tidur diganti sesuai dengan jadwal rutin penggantian. Aktivitas 1. Total di tempat tidur Hanya terbaring di tempat tidur. 2. Dapat duduk Kemampuan untuk bisa berjalan sangat terbatas atau tidak bisa sama sekali dan tidak mampu menahan berat badan dan atau harus dibantu untuk kembali ke kursi atau kursi roda. 3. Berjalan kadang – kadang Selama siang hari kadang – kadang dapat berjalan, tetapi jarak sangat dekat saja, dengan atau tanpa bantuan. Lebih banyak menghabiskan waktunya di atas tempat tidur atau di kursi pada setiap pergantian dinas 4. Dapat berjalan Berjalan keluar ruangan sedikitnya 2 (dua) kal sehari dan berjalan di dalam ruangan sedikitnya sekali setiap jam selama waktu terjaga Mobilitas 1. Tidak mampu bergerak sama sekali Tidak dapat merubah posisi badan atau ekstremitas bahkan posisi yang ringan sekalipun tanpa adanya bantuan. 2. Sangat terbatas Kadang – kadang merubah posisi badan atau ekstremitas, akan tetapi tidak dapat merubah posisi sesering mungkin atau bergerak secara efektif (merubah posisi badan terhadap tekanan) secara mandiri. 3. Tidak ada masalah Bergerak secara mandiri baik di kursi maupun di atas tempat tidur dan memiliki kekuatan otot yang cukup untuk menjada posisi badan sepenuhnya selama bergerak. Dapat mengatur posisi yang baik di tempat tidur ataupun di kursi kapan saja. 4. Tanpa keterbatasan Dapat merubah posisi badan secara tepat dan sering mengatur posisi badan tanpa adanya bantuan. Nutrisi 1. Sangat buruk Tidak pernah menghabiskan makanan. Jarang makan lebih 1/3 dari makanan yang diberikan. Makan mengandung protein sebanyak 2 porsi atau kurang setiap harinya. Kurang mengkonsumsi cairan. Tidak mengkonsumsi cairan suplemen. Atau pasien dipuasakan, dan atau mengkonsumsi makanan cairan atau mendapatkan cairan infuse melalui intravena lebih dari 5 hari. 2. Kurang mencukupi Jarang sekali menghabiskan makanan dan biasanya hanya menghabiskan kira – kira ½ dari makanan yang diberikan. Pemasukan makanan yang mengandung protein hanya tiga porsi setiap harinya. Kadang – kadang mengkonsumsi makanan suplemen. Atau mendapatkan makanan cairan atau selang NGT dengan jumlah kurang dari kebutuhan optimum per hari. 3. Mencukupi Satu hari makan tiga kali. Setiap makan mengkonsumsi sebanyak 4 porsi makanan yang mengandung protein setiap harinya. Kadang menolak untuk makan, tapi biasanya mengkonsumsi makanan suplemen bila diberikan. Atau mendapatkan makanan melalui selang NGT atau cairan infuse berkalori tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi 4. Sangat baik Menghabiskan setiap makanan yang diberikan. Tidak pernah menolak. Biasanya mengkonsumsi 4 porsi atau lebih menu protein. Kadang mengemil. Tidak memerlukan makanan suplemen. Pergesekan dan 1. Bermasalah pergeseran Memerlukan bantuan sedang sampai maksimal untuk bergerak. Tidak mungkin memindahkan badan tanpa bergesekan dengan alas tempat tidur. Sering merosot ke bawah di atas tempat tidur atau kursi, dan seringkali memerlukan bantuan yang maksimal untuk pengembalian posisi semula. Kekakuan pada otot, kontraktur atau gelisah yang sering menimbulkan terjadinya gesekan yang terus menerus. 2. Potensial bermasalah Bergerak lemah atau memerlukan bantuan minimal. Selama bergerak kulit kemungkinan bergesekan dengan alas tempat tidur, kursi, sabuk pengekangan atau alat bantu lain. Hampir selalu mampu menjaga badan dengan cukup baik di kursi ataupun di tempat tidur, namun kadang – kadang merosot ke bawah. 3. Keterbatasan ringan Sering mengubah posisi badan atau ekstremitas secara mandiri meskipun hanya dengan gerakan ringan. Total skor
Analisa skor skala Braden yang didapat dengan kriteria :
1. Resiko rendah jika skor > 20 2. Resiko sedang jika skor 20-16 3. Resiko tinggi jika skor 15-11 4. Resiko sangat tinggi skor <10 2. SKALA NORTON Kondisi Status Aktivitas Mobilitas Inkontinensia Fisik Mental Baik 4 Waspada 4 Aktif berjalan 4 Penuh 4 Tidak ada 4 Cukup 3 Apatis 3 Jalan dengan 3 Sedikit 3 Kadangkala 3 baik 2 Kacau 2 bantuan terbatas 2 Biasanya urin 2 Buruk 1 Stupor 1 Dengan kursi 2 Sangat terbatas 1 Keduanya 1 Sangat roda Immobilitas buruk Selalu di tempat 1 tidur Skor total:
Analisa skor skala norton yang didapat dengan kriteria :
1. Resiko rendah jika skor > 18 2. Resiko sedang jika skor 14-18 3. Resiko tinggi jika skor 10-13 4. Resiko sangat tinggi skor <10