Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

“PENGOLONGAN DARAH DAN KADAR GULA


DALAM DARAH”
Diajukan untuk memenuhi ujian praktek biologi

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KAROLIN BERA
XI-IPA

JURUSAN IPA

Tarakan 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah biologi tentang pengolongan darah dan kadar gula dalam
tubuh.

Adapun makalah pengolongan darah dan kadar gula dalam darah ini telah saya
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Heldy Ardian S.pd yang telah
membantu dan membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.

Dan akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang
pengolongan darah dan kadar gula dalam darah ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap para pembaca.

Tarakan, 18 November 2014

Karolin Bera
A. LANDASAN TEORI

Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel
darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh
manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang
berperan dalam pembekuan darah.

Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini
disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi
spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan
penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu
aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).

Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil


glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung
enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan
tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan
golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan
darah dikelompokan menjadi :

 Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-


b dalam plasma darah.
 Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a
dalam plasma darah.
 Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan
plasma darah tidak memiliki aglutinin.
 Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan
plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.

Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika
jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan
enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin
dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis
perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi
fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-
benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk
eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar
melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis
kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis.
Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon
glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120
hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati
dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat
dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.

Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang
berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah
disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat
menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor
universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan
terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan
untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan.

B. ALAT DAN BAHAN

 Alat
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan pratikum kali ini, antara
lain :

• Kertas tes golongan darah ( jika tidak ada bisa diganti object
glass )

• Jarum Frankle dan Tusuk Gigi


• Lancet

• Glass Beaker

• Nesco Multiceck

• Handskun
 Tusuk gigi

 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum kali ini
antara lain:

• Anti Serum (Serum A,B,dan Rh)

• Kapas

• Alkohol 70%

• Darah
C. PROSEDUR KERJA

 Adapun prosedur kerja dalam penentuan golongan darah adalah sebagai


berikut :

1. Sediakan kertas les darah atau gelas objek yang bersih.

1. Bersihkan ujung jari telunjuk yang akan diambil darahnya dengan


alkohol 70%.
2. Kemudian tusuk jari telunjuk tersebut Dengan jarum lanset yang telah
disediakan.
3. Setelah darah keluar, letakan tiga tetes kecil darah pada objek gelas.
4. Tetesi tetesan darah pertama dengan anti serum A lalu aduk dengan
tusuk gigi.
5. Tetesi tetesan darah kedua dengan anti serum B lalu aduk dengan tusuk
gigi.
6. Tetesi tetesan darah ketiga dengan serum AB lalu aduk dengan tusuk
gigi.
7. Amatilah hasil apakah terjadi aglutinasi atau tidak pada serum yang
dicampur ke darah.
8. Tentukan golongan darahnya.
9. Ulangi langkah 1 sampai 4, lakukan sebanyak praktikan yang ada.

 Adapun cara kerja dalam pengukuran kadar gula dalam darah adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan alat pengukur kadar gula dalam darah ( Nesco Multiceck).
2. Bersihkan ujung jari telunjuk yang akan diambil darahnya dengan
alkohol 70%.
3. Kemudian tusuk jari telunjuk tersebut dengan jarum lancet.
4. Setelah darah keluar, masukkan darah kedalam alat pengukuran kadar
gula dalam darah (Nesco Multiceck).
5. Lalu catat berapa nilai hasil pengukuran kadar gula yang diperolah.
6. Ulangi langkah 1 sampai 5, lakukan sebanyak jumlah praktikan yang
ada.
D. DATA HASIL PENGAMATAN

a. Penentuan golongan darah

Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah


dilakukan, data yang dapat saya ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang
telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut disusun dalam bentuk tabel
sebagai berikut :

No Nama Anti A Anti B Anti AB Keterangan


1. Bertha - + + B+
2. Karolin - + + B+
3. Jessica + - + A+
4. Julita - + + B+
Ket :

( + ) : Menggumpal

( - ) : Melarut (tidak menggumpal)

b. Penentuan kadar gula dalam darah

Dari hasil praktikum penentuan kadar gula dalam darah yang telah dilakukan,
data yang dapat saya ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang dimasukkan
ke alat pengukur kadar gula dalam darah. Data-data tersebut disusun dalam
bentuk tabel sebagai berikut :

No Nama Sex Kadar Gula Darah


L/P
1. Jessica P 128

2. Karolin P 139
3. julita P 112
E. PEMBAHASAN

Untuk menentukan golongan darah pada manusia dapat melalui 3 tiga sistem,
antara lain :

a. Sistem darah A,B,AB dan O

Keterangan :

Aglutinin--------Antibodi plasma yang menyebabkan menggumpalnya


aglutinogen.

Aglutinogen---- Antigen yang ada dalam eritrosit.

Golongan Darah A dapat menerima darah dari golongan darah A dan O, dan
hanya dapat mentransfer darah ke golongan darah A dan AB.

Golongan Darah B dapat menerima darah dari golongan darah B dan O, dan hanya
dapat mentransfer darah ke golongan darah A dan AB.

Golongan Darah O tidak dapat menerima darah dari golongan darah apapun, tapi
dapat mentranfer darah ke semuanya (donor universal).

Golongan Darah AB dapat menerima darah dari semua golongan darah, tetapi
tidak bisa mentransfer darah ke semua golongan darah (resipien universal).

* Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak


digunakan pun tidak apa-apa.
b. Sistem darah Rhesus

Keterangan:

Rhesus berdasarkan antigen D. Jika kita memiliki antigen D, berarti kita memiliki
(Rh+) dan jika kita tidak memiliki antigen D, berarti kita memiliki (Rh-).

F. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil
praktikum yang telah saya lakukan tentang penentuan golongan darah dan kadar
gula dalam darah. Bahwa dengan melakukan praktikum ini saya lebih banyak
mengetahu bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang
memiliki dua sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan
sistem Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-). Untuk
penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan dengan
menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta), dan Anti D
(Rhesus). Dan saya juga dapat mengetahui golongan darah mana yang dapat
sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki yang memiliki Rhesus
positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita yang memiliki Rhesus
negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan janin yang akan di kandung
oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki Rhesus positif (Rh+) mengikuti
Rhesus dari Ayahnya. Selain itu saya juga dapat mengetahui kadar gula dalam
darah seseorang dengan mengambil sampel darahnya dengan menggunakan
Nesco Multiceck.
Daftar Pustaka

[Anonim]. 2004. Gula dan Lemak Darah. Yayasan Spiritia: Jakarta

[Anonim]. 2007. Glukosa. http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa (16 Oktober 2011)


pukul 16.00 WIB

[Anonim]. 2007. Gula Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula darah (16 Oktober


2011) pukul 16.10 WIB

[Anonim]. 2007. Hukum Beer-Lambert. http://www.chem-is-try.org ( 16 Oktober


2011) pukul 16.15 WIB

[Anonim]. 2007. Pengenalan Kepada Glukosa.


http://dianais82.tripod.com/id1.html (16 Oktober 2011) pukul 16.20 WIB
Lampiran dan Dokumentasi
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai