PROKLAMASI
PROKLAMASI
OLEH KELOMPOK IV :
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
SEKITAR PROKLAMASI ( 12 s.d.17 Agustus 1945 )
1
Sumatra tiga, Sulawesi dua, Kalimamntan satu, NT satu, Maluku satu dan Cina Satu.
mereka kembali dari Dalat pada tanggal 15 , tetapi Sukarno tetap ingin memastikannya
dalam rapat PPKI , hal ini membuat kalangan pemuda2 semakin agresif , sehingga mereka
segera mengadaka rapat di Ruang Bakterilogi di Pegagasan Timur , yang menghasilkan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak sendiri bukan megantungkan diri kepada pihak
lain , sehingga mereka menyatakan agar segera diadakan perdundingan dengan sukarno
untuk terlibat dalam proklamasi, sehingga keputusan ini kemudian disampaikan Wikana
kepada Sukarno agar segera memproklamasikan kemedekaan besok serta juga megatakan
akan terjadi pertumpahan darah apabila tidak dilaksanakan. Sehingga terjadi ketengangan
Karena Sukarno marah dan bersikukuh untuk mengadakan rapat terlebih dahulu dengan
anggota PPKI dalam rangka tanggungjawabnya sebagai ketua.
B. Peristiwa Rengasdengklok
Pertentangan pendapat antara golongan muda dan tua yang tetap bersikukuh dengan
pendapat, sehingga keadaan ini membuat para pemuda memutuskan untuk mengasingkan
Sukarno – Hatta keluar kota , hal ini didapat melalui rapat sesama mereka menjelang
tanggal 16 Angustus subuhnya, tindakan ini mereka ambil agar kedua tokoh itu tidak
terpengaruh oleh Jepang, rencana ini kemudian berhasil sebab dibantu oleh Tentara Peta
sebagai pendudukungnya , yang kemudian membwa merreka ke suatu daerah terpencil
Rengasdengklok yang terletak 15 KM dari Kedungede dimana pasukan Peta ada disana
sebagai antisipasi jika ketahuan Jepang , Karawang pada Jalan raya Jakarta Cirebon serta
posisi daerah yang demikian itu semakin memudahkan untuk mendeteksi kedatangan
Jepang .
Sebenarnya golongan muda igin menekan kedua tokoh itu disana, namun mereka
justru tidak dapat melakukakannya karena masih menghormati keduanya , namun melalui
pembicaraan dengan Shodancho , diperoleh bahwa dia setuju untuk memproklamirkan
kemerdekaan . yang kemudian hal ini disampaikan oleh Singgih kepada rekannya di
Jakarta. Antara golongan tua dan muda di jakarta diperoleh subuah kesepakatan bahwa
proklamasi didakan di daerah Jakarta , disamping di adanya jaminan dari Meada untuk
keamanana mereka , sehingga dalam rangka ini kemudian Ahmda Subardjo dengan
Sekretarisnya Sudiro menjemput Sukarno dari golongan pemuda dengan Jaminan bahwa
Prokalamasi akan diadakan tanggal 17 Agustus 1945 paling lama jam 12 siang.
2
Yang terdiri dari Chairul Saleh sebagai pemimpin, Djohar Nur Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono,
Wikana dan Armansjah.
C. Penyusunan Teks Proklamasi
Setibanya rombongan yang menjemput Sukarno - Hatta di Jakarta, Sukarno menemui
terlebih dahulu Mayor Nashimura yang ditemani oleh Meada, Shigitada Nishijima dan
Tomegoro Yoshizumi serta Miyosi sebagai penerjemah , pada pertemuan ini tidak tercapai
kesepakatan antara keduabelah pihak , dalam pertemuan ini dia memberikan alasan mengapa
tidak jadi mengadakan rapat PPKI karena peristiwa Rengasdengklok dilain sisi dia
menyatakan bahwa Terauchi telah menyerahakan pelakasanaan proklamasi kepada PPKI,
namun Nashimura menanggapi dengan menyatakan bahwa dengan menyerahnya Jepang
kepada sekutu mereka tidak boleh lagi untuk memiliki status quo , sehingga dalam hal ini dia
melarang Sukarno untuk menggunakan PPKI utuk proklamasi kemerdekaan . sehingga dari
pertemuan itu kemudaian Sukarno menyadari bahwa pembicaraan proklamasi dengan Jepang
tidak akan ada gunanya sehingga dia hany meminta agar Jepang tidak menghalangi jalan
mereka , setelah dari Rumah ini mereka kemudian menuju kediaman Meada , disana mereka
bertemu dengan Subardjo.
Rumah Meada ini dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul bagi kaum pergerakan
baik kalangan muda maupun tua, rumah ini diaggap aman dari Militer angkatan daraat , serta
hubungan Meada yang baik dengan kaum pergerakan sebagai Kepala kantor penghubung
angkatan laut didaerah kekuasaan angkatan darat , sehingga dia berhubungan dengan
Subardjo dan beberapa pemuda lainnya yang bekerja disana , kondisi inilah yang membuat
rumah ini dijadikan tempat perumusan teks proklamasi yang tidak dihadari Meada namun
disaksikan Miyoshi ornag kepercayaan Nashimura . dalam perumusan itu akhirnya berjalan
lancar ada kata yang terdapat pada piagam jakarta yang diambil sebagai rumusannya ,
sehingga Sukarno berhasil merangkai kata dengan menuliskan “ Kami Bangsa Indonesia
dengan Ini menyatakan Kemerdekaan 3, kemudian disempurnakan Hatta dengan ayat kedua “
hal – hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain – lain diselenggarakan dengan cara
seksama dalam tempo yang sesingkat – singkatnya.
D. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Rumusan proklamasi yang ditulis Sukarno dilengkapi oleh pemikiran Subardjo dan
Hatta, yang meresakan bahwa masih ada yang kurang , karena kalimat itu hanya
menyatakan kemuan bangsa indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri , sehingga
perku ditambahkan dengan kataa pengalihan kekuasaan, namun disini terjadi du pendapat ,
3
Meurpakan kalimat yang diingatkan Subardjo dari pigama jakarta.
sehingga Subardjoyang menegahi dengan mengatakan agar digabungkan menjadi dua
kata. Tetapi teks selesai dirumuskan timbul permasalahan baru yaitu mengenai siapa saja
yag akan menandatangani teks itu , Sukarno mengusulkan agar ditandatagani bersama –
sama , namun kalangan muda tidak setuju karena ada golongan tua yang bukan tokoh
pergerakan tetapi justru bekerja pada pemerintah, dalam hal ini kemudian akhirnya dapat
diselesaikan dengan Usulan kaum muda Sukarni denga “ yang menandatangani naskah
cukup dua orang saja tetapi atas nama bangsa Indonesia, Sukarno – Hatta mereka ini
adalah yang diaggap utama sebagai pemimpin Indonesia, sehingga akhirnya disetujui dan
ditulis kembali oleh sukarno dan diketik oleh Seyuti Melik . sehingga setelah diketik
kemudian ditandatangani oleh Sukarno – Hatta sehingga jadi lah teks:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal – hal jang mengenai peminahan kekoesaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat – singkatnya.
Djakarta, hari 17 Boelan 8 Tahoen ’05
Atas nama bangsa Indonesia
Sukarno – Hatta