Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa anak-anak adalah masa dimana pendidikan dasar
ditanamkan. Pendidikan dasar ini berupa pendidikan dasar-dasar agama
seperti tata cara sholat dan tauhid. Hal ini dilakukan karena di masa inilah
anak mudah meniru dan mengikuti seseorang yang dianggapnya tepat untuk
diikuti.
Orang tuanyalah yang paling banyak berpengaruh dalam proses
pendidikan anak ini. Orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan anak
dan dianggapnya seseorang yang paling dipercaya sehingga apa yang
dilakukan oleh orang tua akan diikuti dan ditiru oleh sang anak. Disinilah
pentingnya pendidikan anak ketika usia ini terlebih lagi bagi orang tuanya
untuk memberinya pendidikan berupa tingkah laku yang baik.
Tidak hanya sebagai contoh saja, orang tua juga sebagai pendidik.
Pendidik dalam artian orang yang memberikan ilmu. Terutama ilmu-ilmu
dasar dalam beragama. Hal itu telah dicontohkan oleh Lukman al-Hakim
yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Luqman
Apa yang dilakukan oleh Lukman al-Hakim dalam mendidik
anaknya merupakan pedoman pendidikan anak dalam Islam karena Al-Qur’an
telah mengabadikannya menjadi salah satu nama surat. Maka makalah ini
akan membahas tentang pendidikan anak menurut Al-Qur’an Surat Luqman

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. Kisah Lukman al-Hakimdengan Anaknya dalam Al-Qur’an QS.


Luqman
Nama Luqman disebut dalam Al-Quran hanya dua kali dalam juz 21 dan
sekaligus terabadikan menjadi nama surat ke 31. Surat Luqman ini terdiri dari 34
ayat, termasuk golongan surat Makiyyah, diturunkan sesudah surat al-Saffat.
Dinamakan Luqman karena pada pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah
diberi oleh Allah Swt hikmah berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Luqman
bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang diberikan. Pada ayat 13-19 terdapat
nasihat Luqman kepada anaknya. Hal ini sarat dengan pelajaran bagi orangtua
agar dapat mendidik anaknya seperti prinsip-prinsip pendidikan yang telah
dilakukan Luqman.
Secara umum pendidikan Luqman kepada anaknya menggambarkan
penekanan materi dan metode pendidikan anak. Materi pendidikan yang diajarkan
meliputi pendidikan akidah, syariah, dan akhlak. Adapun metode yang digunakan
adalah dengan maw’idah (nasihat). Metode nasihat menunjukan pola interaksi
pendidikan lebih terfokus pada pendidik yang senantiasa menasehati anak didik.
Anak didik diposisikan sebagai objek yang harus menerima pesan pendidikan
tanpa ada kesempatan untuk mendialogkan.
Ayat-ayat dimaksud adalah dalam surat Luqman mulai ayat 12-19. Kisah
lukman dalam ayat tersebut bermula dari karakter hikmah yang diberikan Allah
kepadanya ditandai dengan kualitas bersyukur atas nikmat-Nya. Diantara sikap
syukurnya dilakukan dengan mendidik anak dengan menggunakan metode yang
mengembangkan rasa kasih sayang.

  


  
    
   

2
   
 
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi Maha terpuji”.
Penafsiran:
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya ayat ini dilihat dari dua hal
mendasar, yaitu: siapakah Luqman yang dimaksud dan apakah hikmah yang
diberikan Allah Kepada Luqman itu. Berikut ini dikaji pada ayat berikutnya.
1. Pendidikan Agama dan Tauhid
Ayat ini jika dikaitkan dengan pendidikan islam adalah, bahwa seorang anak
sebelum diberikan pendidikan yang lain dia harus diberikan pendidikan agama
atau tauhid dulu, karena tauhid adalah ilmu yang mengenalkan hamba kepada
Tuhannya. Dengan Tuhid yang lurus dan benar maka anak akan mantap didalam
mengarungi kehidupan, dia tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan
zaman. Dengan tauhid yang benar manusia akan selamat didunia dan akhirat.
Ayat tersebut juga sebagai pengingat kepada kaum setelah masanya lukman,
bahwa menyekutukan Allah adalah perbuatan keji dan dosa besar.
   
    
    
 
Artinya: Dan ( ingatlah ) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia
memberi palajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman
yang besar.
Penafsiran:
Pada pokoknya menurut al-Alusi- “ayat tersebut merupakan ucapan Luqman
(berdasarkan hadist muslim) berfungsi menjelaskan alasan pelarangan syirik.
Meskipun pada prinsipnya dimulai dari orang terdekat dalam keluarga, yaitu

3
anaknya, menurut al-Baghdadi- namun ayat ini juga berimplikasi larangan syrik
kepada masyarakat. Luqman juga menjelaskan bahaya syirik termasuk perbuatan
dzalim yang besar. Ayat ini juga mewajibkan orangtua untuk selalu menasehati
anaknya agar memperoleh kebaikan dan kemanfaatan, dan itulah tugas yang
sangat mulia. Bertolak pada uraian diatas maka jelaslah akan pentingnya
permasalahan tauhid yang diprofilkan melalui pesan Luqman kepada anaknya,
dan sekaligus memerintahkannya. Pesan mulia orangtua kepada anak ini terjadi
karena sikap orangtua yang bijaksana terhadap nasib masa depan anaknya. Inilah
pesan secara emosional yang sangat menonjol, sehingga perlu dilakukan. Dalam
nasehat itu terdapat hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak. Atas dasar
ini, maka pendidikan akidah lebih ditekankan melalui hubungan yang harmonis.
Anak sangat memerlukan pesan secara kontinu untuk menghadapi masa
depannya. Generasi masa depan ini lah yang perlu diberi arahan oleh orangtua
dan generasi itu tidaklah dapat membalas kebaikannya.

2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebenarnya juga merupakan ruh pendidikan agama islam,
karena sesungguhnya agama adalah akhlak sehingga kehidupan nabi Muhamad
SAW diutus oleh Allah SWT kedunia adalah dalam rangka menyempurnakan
Akhlak manusia. Jadi pendidikan anak dalam agama islam harus didasari oleh
tauhid yang nantinya menumbuhkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah).
Akhlak seorang anak yang luhur harus dimulai dengan ahklah terhadap kedua
orangtuanya, terutama adalah ibunya yang telah mengandung dengan susah
payah.
Seoarang anak juga diwajibkan bersyukur kepada orangtuanya karena dengan
bersyukur kepada orangtua sama halnya dengan bersyukur pada Allah Swt.
Seperti yang terkandung dalam surat Luqman ayat 14:
 
 
   

4
   
  
  
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
Bagaimana tata cara bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua
sebagaimana dimaksud pada ayat 14 di atas? Brusi menukil pendapat beberapa
ulama, “di antaranya dengan cara taat kepada Allah, melakukan perbuatan yang
diridhoi seperti shalat, puasa dan sebagainya. Sedangkan syukur kepada orangtua
dengan cara silaturahim dan berbuat baik kepadanya. Secara umum kaedah syukur
menurut al-Qasimi memiliki lima kaedah “bersyukur kepada yang disyukuri,
mencintainya, mengakui nikmatnya, memuji nikmatnya, dan tidak menggunakan
nikmat itu untuk hal yang dibenci-NYA.
Kebaikan anak kepada orang tua yaitu jagan sampai menyekutukan Allah dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak: jangan mengucapkan kata-kata yang
menyakitkan hatinya, lebih-lebih menghardiknya, tetapi doakan lah mereka.
Karena kecelakaan bagi yang durhaka kepada orang tua, karena ibulah yang telah
memelihara kita sejak kita dalam kandungan, tetapi jangan sampai mengikuti
perintah orang tua yang salah/bertentangan dengan syariat agama, tetapi kita wajib
bergaul dengan baik dengan mereka itu, nafkahkanlah harta kepada orang tua,
kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan.
3. Akhlak cara menolak permintaan orang tua
Didalam berinteraksi dengan orang lain, terutama orang tua kita sendiri
seringkali kita mengalami benturan, yaitu ketika kita disuruh melakukan hal
kemaksiatan, maka islam mengajarkan kita bagaimana cara menolaknya, seperti
firman allah dalam QS Al-Lukman ayat 15:

5
   
     
   
  
   
     
  
  
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.

4. Akhlak dalam Beramal


Didalam beramal manusia harus selalu berdasarkan pada niatan semata-mata
mencari ridho Allah Swt, bukan karena yang lainnya. Pesan ini penting diketahui
oleh anak agar selalu berhati-hati dan waspada didalam beramal agar tidak hilang
keutamaan tersebut. Allah berfirman didalam Qur’an surat Luqman ayat 16 yang
berbunyi:
   
   
    
  
    
    
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam
bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

5. Akhlak dalam Berdakwah


Akhlak didalam berdakwah harus dimulai dari diri kita pribadi, yaitu kita
harus mengerjakan sholat dan mengajak kepada kebaikan dan selalu bersabar atas

6
segala cobaan yang merintangi jalan dakwah, karena sesuatu yang baik itu selalu
ada tangtangannya, hal ini telah diajarkan luqman kepada anaknya agar kita bisa
meneladaninya. Allah berfirman didalam Qur’an surat Luqman ayat 17 yang
berbunyi:
  
 
  
  
    
  
Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

6. Akhlak dalam Bergaul


Dalam kehidupan bermasyarakat seorang anak muslim juga harus memiliki
akhlak yang islami, yaitu tidak boleh menampakan kesombongan, karena baju
kesombongan itu hanya Allah SWT yang berhak memakainya. Allah berfirman
didalam Qur’an surat Luqman ayat 18 yang berbunyi:
   
    
     
  
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
Begitupula dalam bergaul dengan masyarakat dan orang lain kita harus selalu
rendah hati dan bersikap sahaja, tidak berlebih-lebihan sebagaimana firman Allah
dalam QS Luqman ayat 19:

  


   

7
  
  
Artinya: Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

8
BAB III
PENUTUP

Tak ada manusia yang terlahir sempurna, setiap perbuatan manusia pasti
ada titik lemahnya. Demikian pula dengan makalah ini, mungkin ada hal yang
kurang atau salah dari makalah ini, maka kritik dan saran dari pembaca sangat
membantu supaya makalah ini menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai