Anda di halaman 1dari 5

AIR SUNGAI MAHAKAM TERCEMAR TAMBANG

Pencemaran aktivitas pertambangan terhadap air baku Sungai Mahakam


semakin mengkhawatirkan. Meski Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim
Tuparman mengakui, secara umum kualitas air baku tersebut masih layak dikonsumsi.
"Sumber air baku yang ada saat ini masih layak dikonsumsi warga. Tapi harus melalui
proses seperti yang dilakukan PDAM," kata Tuparman usai Pelantikan Dewan
Sumberdaya Air di Lamin Etam, Gubernuran, Rabu (13/10).

Dia menjelaskan, air baku harus diproses secara intens sebelum dikonsumsi
masyarakat. Karena, khusus di Sungai Mahakam, sudah terlalu banyak kandungan yang
bersumber dari erosi, degradasi lingkungan, dan aktivitas pertambangan. Saat ini, jelas
dia, yang sudah terlihat dari tercemarnya Sungai Mahakam karena aktivitas
pertambangan adalah warna yang semakin keruh. Ini terjadi karena, lumpur dari
pertambangan terbawa ke aliran anak-anak sungai saat terjadi hujan, sampai akhirnya
lumpur tersebut masuk ke induk sungai. Kondisi ini mengakibatkan semakin parahnya
sedimentasi di Sungai Mahakam.

"Coba dibandingkan beberapa dasawarsa yang lalu bagaimana kondisi


Sungai Mahakam saat ini? Yang jelas sekarang ini tingkat kejernihannya sudah tidak
bagus. Kalau dulu air masih jernih dan tidak berwarna seperti sekarang," tuturnya.
Kondisi itu, tambah dia, karena aktivitas pertambangan yang banyak di Samarinda dan
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Mengatasi hal itu, kata Tuparman, solusi yang
bisa diambil perusahaan tambang adalah dengan membuat penampungan-penampungan
dan polder air. Penampungan itu, berfungsi menampung ketika curah hujan tinggi,
sehingga lumpur bekas aktivitas pertambangan tak langsung mengalir ke perairan.

1
Setelah air dan lumpur yang mengendap di penampungan itu jernih, barulah bisa
dialirkan ke anak-anak sungai.

Tuparman menambahkan, sejauh ini pencemaran yang terjadi pada air baku
karena aktivitas pertambangan hanya sebatas memengaruhi warna. Mengenai zat kimia,
seperti asam tambang, sejauh ini intens dipantau pemilik pertambangan. "Mereka aktif
memantau, sehingga cukup aman (untuk asam tambang)," tuturnya. Secara umum, lanjut
Tuparman, air baku di Kaltim sejauh ini masih banyak secara kuantitas dan kualitasnya
relatif bagus. Kondisi ini lebih baik ketimbang dengan provinsi lain di Kalimantan,
Sumatera, dan Jawa. "Kaltim ini dikaruniai dengan curah hujan yang relatif
stabil,"urainya. Di tempat sama, Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy menyebutkan,
Kaltim memiliki sumber air yang sangat luar biasa, yakni Sungai Mahakam. Ketersediaan
air baku di sungai itu sangat melimpah. Tapi, kata dia, tentunya sumber-sumber air di
daerah ini harus dijaga. Salahsatu contoh rusaknya sumber air yang ada adalah terjadinya
banjir, seperti di Samarinda. "Banjir itu baru satu contoh dari rusaknya sumber air kita.
Masih banyak contoh kerusakan yang lain. Sebab itu, soal air ini penanganannya sangat
kompleks," tuturnya. Karena itulah, jelas dia, saat ini di Kaltim sudah dibentuk Dewan
Sumberdaya Air yang diketuai Gubernur Kaltim. Dewan itu nantinya akan menjadi
fungsi koordinasi, komunikasi hingga sinkronisasi dengan lembaga-lembaga baik
pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan sumberdaya air. "Masalah yang
berkaitan dengan air bisa dikomunikasikan di dewan itu," terangnya.

1. ISU HUKUM :
 Apa penyebab tercemar nya air sungai mahakam?
 Bagaimna kondisi Sungai Mahakam saat ini?
 Masih layak kah air sungai mahakam di konsumsi warga?
 Upaya hukum apa saja yang dapat di kenakan kepada pihak terkait?
 UU apa saja yang dapat di kenakan kepada pelaku pencemaran?

2
2. KONSEP HUKUM :
 UU no 32 2009(penegakan dan perlindungan lingkungan)

3. FAKTA HUKUM :
 Pencemaran aktivitas pertambangan terhadap air baku Sungai Mahakam
semakin mengkhawatirkan.
 khusus di Sungai Mahakam, sudah terlalu banyak kandungan yang
bersumber dari erosi, degradasi lingkungan, dan aktivitas pertambangan.
 sejauh ini pencemaran yang terjadi pada air baku karena aktivitas
pertambangan hanya sebatas memengaruhi warna.

4. PEMBAHASAN (ANALISA,PENEYELASIAN MASALAH DAN LEGAL


OPINION)
a. ANALISA KASUS.
sejauh ini pencemaran yang terjadi pada air baku karena aktivitas
pertambangan hanya sebatas memengaruhi warna. Mengenai zat kimia, seperti
asam tambang, sejauh ini intens dipantau pemilik pertambangan. "Mereka aktif
memantau, sehingga cukup aman (untuk asam tambang)," tuturnya. Secara umum,
lanjut Tuparman, air baku di Kaltim sejauh ini masih banyak secara kuantitas dan
kualitasnya relatif bagus. Kondisi ini lebih baik ketimbang dengan provinsi lain di
Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

"Kaltim ini dikaruniai dengan curah hujan yang relatif stabil,"urainya. Di


tempat sama, Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy menyebutkan, Kaltim
memiliki sumber air yang sangat luar biasa, yakni Sungai Mahakam. Ketersediaan
air baku di sungai itu sangat melimpah. Tapi, kata dia, tentunya sumber-sumber air
di daerah ini harus dijaga. Salahsatu contoh rusaknya sumber air yang ada adalah
terjadinya banjir, seperti di Samarinda. "Banjir itu baru satu contoh dari rusaknya

3
sumber air kita. Masih banyak contoh kerusakan yang lain. Sebab itu, soal air ini
penanganannya sangat kompleks,"

b. PENYELESAIAN.
solusi yang bisa diambil perusahaan tambang adalah dengan membuat
penampungan-penampungan dan polder air. Penampungan itu, berfungsi
menampung ketika curah hujan tinggi, sehingga lumpur bekas aktivitas
pertambangan tak langsung mengalir ke perairan. Setelah air dan lumpur yang
mengendap di penampungan itu jernih, barulah bisa dialirkan ke anak-anak
sungai.

c. LEGAL OPINION
 Penebab tercemarnya air mahakam di sebabkan oleh zat kimia, seperti
asam tambang.
 Yang jelas sekarang ini tingkat kejernihannya sudah tidak bagus. Kalau
dulu air masih jernih dan tidak berwarna seperti sekarang.
 Sumber air baku yang ada saat ini masih layak dikonsumsi warga. Tapi
harus melalui proses seperti yang dilakukan PDAM.
 Upaya hukum yang dapat di kenakan kepada pihak yang terkait adalah
dengan di keluarkannya surat teguran atau surat peringatan agar tidak
melakukan pencemaran terhadap sungai mahakam,dan apabila masih
melakukan pelanggaran dapat di kenakan sanksi administrative yaitu
,pencabutan ijin KP dan denda.
 Pelaku bias di tuntut dengan UU no 23 Th 2009 ( penegakan dan
perlindungan lingkungan).

4
5. KESIMPULAN DAN SARAN
 KESIMPULAN
Untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali maka pihak
terkait dapat membuat solusi dengan cara membuat penampungan-penampungan
dan polder air. Penampungan itu, berfungsi menampung ketika curah hujan tinggi,
sehingga lumpur bekas aktivitas pertambangan tak langsung mengalir ke perairan.
Setelah air dan lumpur yang mengendap di penampungan itu jernih, barulah bisa
dialirkan ke anak-anak sungai.
 SARAN
Saran saya agar kasus ini tidak terulang kembali maka harus segera di lakukan
penertiban-penertiban kepada tambang-tambang yang memebuang limbah nya k
sungai mahakam dapat di tindak tegas.dan kalu perlu di cabut nya KP dari
perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai