Anda di halaman 1dari 2

Nama : Angel Dewi Putri Haidil

Kelas : 8.6

Tema : Al Baqqiyat Ash Shalihat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pertama – tama mari kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah yang maha esa dan atas berkat rahmat
dan hidayahnya kita dapat berkumpul pada siang hari ini untuk melaksanakan sholat zuhur
berjamaah . Sholawat serta salam tak lupa kita hanturkan pada nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW. Saya berdiri untuk menyampaikan kultum yang bertema Al Baqqiyat Ash Shalihat .

Makna ‘al-Baqiyat ash-Shalihat’ dalam Al-Qur’an dan Keutamaannya

Ketika membaca Surat Al-Kahfi ayat ke-46, kita menemukan di sana disebutkan suatu amalan yang
ganjarannya lebih utama dibanding perhiasan dunia yang berupa anak dan harta. Ya, amalan itu
adalah al-bâqiyat ash-shâlihât, adapun ayatnya adalah: ُ‫صا ِل َحاتُ َو ْالبَاقِيَاتُ ال ُّد ْنيَا ْال َحيَاةُِ ِزينَةُ َو ُْالبَنونَُ ْال َمال‬ َّ ‫ِع ْن َُد َخيْرُ ال‬
َُ‫ل َو َخيْرُ ث َ َوابًا َر ِبك‬ ُ ً ‫ أ َ َم‬Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh (al-bâqiyat ash-shâlihât) adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Apa sebenarnya makna dimaksud al-bâqiyat ash-shâlihât
dalam ayat ini? Jika menelaah dalam kitab tafsir Jalalain, di sana disebutkan: )ُ‫صا ِل َحاتُ َوالبَاقِيَات‬ َّ ‫هي( ال‬
‫ل َو َخيْرُ ث َ َوابًا َربِكَُ ِع ْن َُد َخيْرُ )باهلل إال قوة وال حول وال بعضهم زاد أكبر وهللا هللا إال إله وال هلل والحمد هللا سبحان‬ َ
ُ ً ‫اإلنسان يأمله ما أي( أ َم‬
‫ تعالى هللا عند ويرجوه‬Artinya: “Dan al-bâqiyat ash-shâlihât—yaitu subhânallâh, wal hamdulillâh, wa lâ
Ilâha illallâh, wa Allâhu akbar, sebagian ulama menambahkan: wa lâ hawla walâ quwwata illâ
billâh—adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan—
tegasnya: sesuatu yang mana manusia mencita-citakan dan mengharapkannya di sisi Allah ta’ala.
(Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalâlain, Kairo, Daarul Hadits,
halaman 386) Jika melihat dalam tafsir ini, kita dapat menyimpulkan bahwa al-bâqiyat ash-shâlihât
adalah dzikir yang sering kita baca selepas shalat, yaitu tasbih (subhânallâh), tahmid (alhamdulillâh),
takbir (Allâhu akbar), hawqalah (lâ hawla walâ quwwata illâ billâh), dan tahlil (lâ Ilâha illallâh). Selain
itu, terdapat juga dalam sabda baginda Nabi Muhammad shallalllahu ‘alaihi wasallam: ‫ن‬ ُْ ‫ع‬ َ ‫سعِيدُ أَبِي‬ َ
ُِ ‫ل عنه هللا رضي ا َ ْلخد ِْر‬
‫ي‬ َُ ‫قَا‬: ‫ل‬َُ ‫للَا َرسولُ قَا‬ َُِّ َ ‫صا ِل َحاتُ ا َ ْل َبا ِق َياتُ وسلم عليه هللا صلى‬
َّ ‫ل‬َ ‫ا‬ َُ
‫ال‬ ُ
‫ه‬ َ ‫ل‬‫إ‬
َ ِ ِ ََُّّ
‫ال‬ ‫إ‬ ُ َ
‫للَا‬ َُ‫ان‬‫ح‬ ِ َ َ
َ ْ َ َّ َّ َ َ ْ َ َ َّ ‫ال‬
‫ب‬‫س‬ ‫و‬ ُ
‫للَا‬ ُ
‫للَا‬ ُ
‫و‬ ‫ر‬
ُ ‫ب‬‫ك‬ْ َ ‫أ‬ ‫د‬
ُ ‫م‬ ‫ح‬ ْ
‫ال‬‫و‬ ِ ُ ِ
‫لِل‬ َُ ‫َو‬
‫ل‬ َُ ‫ال ق َّوُة َ َو‬
َُ ‫ال َح ْو‬ َُِّ َ ‫ي أ َ ْخ َر َجهُ ) ِبا‬
َُّ ‫لِل ِإ‬ َ َّ‫ص َّح َحهُ الن‬
ُُّ ِ‫سائ‬ َ ‫(و ْال َحاكِمُ حِ بَّانَُ اِبْنُ َو‬
َ Dari Abu Sa’id Al-Khudri radliyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “al-bâqiyat ash-shâlihât adalah lâ Ilâha
illallâh, wa subhânallâh, wa Allâhu akbar, wal hamdulillâh, wa lâ hawla walâ quwwata illâ billâh.”
(Hadits ini ditakhrij oleh Imam Nasai, dan Imam Ibnu Hibban serta Al-Hakim telah menshasihkannya)
Jika melihat hadits ini, kita dapat menyimpulkan bahwa al-bâqiyat ash-shâlihât adalah sebagaimana
yang telah diterangkan oleh Nabi, yaitu beberapa wiridan yang telah beliau terangkan dalam
sabdanya. Hadits ini diterangkan dalam kitab Ibânatul Ahkâm Syarh Bulûghul Marâm, karya As-
Sayyid ‘Alawiy Al-Malikiy (Maktabah al-Buhuts wa ad-Dirasat fi Daarul Fikr, Juz. 4, bagian Muamalah,
halaman 425-426) bahwa Ibnu ‘Abbas berpendapat bahwa yang dimaksud al-bâqiyat ash-shâlihât
adalah salat lima waktu, dan dikatakan dalam suatu pendapat bahwa ia adalah semua amal saleh.
Namun jumhur ulama berpendapat bahwa al-bâqiyat ash-shâlihât adalah tasbih, tahmid, takbir,
hawqalah, dan tahlil, dan keterangan ini pun diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas juga. Dengan demikian,
apa sebenarnya keunggulan amalan ini sehingga disebutkan secara istimewa dalam Al-Qur’an? Kita
dapat melihat dalam hadits lainnya, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Samroh bin Jundab
radliyallahu ‘anh yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim: ‫ن‬ ُْ ‫ع‬
َ ‫سم َرُة َ َو‬َ ‫ْن‬ ُِ ‫ل عنه هللا رضي ج ْندبُ ب‬ َُ ‫قَا‬: ‫ل‬َُ ‫َرسولُ قَا‬
َ ْ
َُّ َ ‫للَا إِلَى اَلك ََل ُِم أ َحبُُّ وسلم عليه هللا صلى‬
ِ‫للَا‬ َ
َُِّ َ ُ‫ال أ ْربَع‬
َُ َُ‫ن يَض ُّرك‬ َ ْ ْ
َُِّ َ ُ‫لِلِ َوال َح ْمد‬
َُّ ‫للَا س ْب َحانَُ بَ َدأتَُ بِأيِ ِه‬ َُّ ِ‫للَا إ‬
َُ ‫ال إِلَ ُهَ َو‬
َُّ ِ ‫ال‬ َُّ َ ‫(م ْسلِمُ أ َ ْخ َر َجهُ )أ ْكبَرُ َو‬
َُّ َ ‫للَا‬ َ
Dari Samurah bin Jundab dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Ucapan yang
paling utama itu ada empat, tidak akan membahayakanmu dengan mana saja kamu memulainya,
yaitu subhânallah (Mahasuci Allah), alhamdulillâh (segala puji bagi Allah), Lâ ilâha illallâh (tidak ada
Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), dan Allâhu akbar (Allah Mahabesar. (HR Imam Muslim)
Terkait hadits ini, kitab Ibânatul Ahkâm Syarh Bulûghul Marâm menjelaskan: ‫تبارك هللا يحبها كلمات بيان‬
‫وتعالى‬، ُ‫شأنها لعظيم عباده من يسمعها أن ويحب‬، ‫التوحيد أركان من عليه اشتملت وما‬. ‫التوحيد ففيها‬، ‫األكبرية وفيها‬، ‫التنزيه وفيها‬،
‫والتعظيم التمجيد وفيها‬. Menjelaskan kalimat-kalimat yang disukai Allah, dan Allah suka mendengar
kalimat-kalimat ini dari hamba-hambanya karena agungnya kedudukan kalimat itu, serta rukun-
rukun tauhid yang terkandung di dalamnya. Dalam kalimat ini terdapat pula makna tauhid
(mengesakan), membesarkan, menyucikan, memuliakan, dan mengagungkan Allah. Demikianlah
makna al-bâqiyat ash-shâlihât serta keutamaannya. Jika kita ingin dicintai oleh Allah Swt, maka
ucapkanlah kalimat yang dapat membuatNya mencintai kita.

Anda mungkin juga menyukai