Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dintinjau dari segi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar

perekonomian Negara Indonesia berasal dari dunia perindustrian. Dunia

perindustrian banyak di Negara kita dan banyak perusahaan asing yang

menanamkan sahamnya di Negara kita karena menurut mereka Indonesia adalah

tempat yang cocok untuk perkembangan perusahaan mereka. Seperti di daerah

Jawa, Kalimantan, Papua, Sumatera khususnya kota Batam.

Batam terkenal sebagai Kota Industri. Batam adalah satu pulau di Indonesia

khususnya di Pulau Sumatera yang dimana dulunya adalah sebuah pulau yang

sangat kecil, tidak memiliki hasil bumi sepeti di pulau-pulau lain di Indonesia.

Tapi kini Batam adalah menjadi salah satu pulau yang perkembangannya sangat

pesat. Dimana dari tempat yang hanya sebuah pulau yang kecil yang hampir tak

terjemah oleh siapa pun tapi menjadi sebuah pulau yang salah satu sangat

berpengaruh untuk kemajuan perkembangan perekonomian Negara Indonesia.

Di samping itu Batam terletak pada tempat yang sangat strategis, karena

bersebelahan dengan Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Disamping itu juga Batam merupakan jalur emas untuk kawasan impor ekspor

barang, Karena batam kota Free Trade Zone. Masuk dan keluarnya barang dari

luar negeri banyak memlalui jalur Batam.

1
Di samping perindustrian Manufacturing kota Batam juga terkenal dengan

industri galangan kapal dan oil dan gas. Batam memiliki tempat-tempat yang

strategis untuk dijadikan galangan kapal maupun Industri Fabrikasi oil dan gas

yang tidak kalah menarik dengan kota-kota lain di Indonesia.

Penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Catur Daya Sukses merupakan

salah satu perusahaan bertaraf internasional dan memiliki Brand yang cukup

ternama di dunia. Dimana penulis mengambil satu studi kasus dibagian proses

pembuatan holder turning di PT. Catur Daya Sukses.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan kerja praktek ini dilakukan, karena salah satu syarat dalam

kurikulum program studi teknik mesin untuk pengambilan gelar sarjana (S1),

dimana seorang mahasiswa dapat mengembangkan pikiran-pikiran yang dapat

dari hasil teori dan dikembangkan ke dunia kerja nyata.

Adapun tujuan yang ingin di capai Penulis dalam penulisn laporan ini:

1. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan dari holder saat proses produksi

2. Memahami cara mengoperasikan mesin milling, bubut, dan menguasai cara

kerja dengan benar.

3. Memotivasi mahasiswa untuk berpatisipasi dalam permasalah seperti

kegiatan perancangan, pembuatan, pengolahan dan pengawasan yang

behubungan dengan konstruksi, produksi dan ilmu pemesinan.\

2
1.3 Tempat Dan Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek yang berlangsung selama 2 bulan terhitung dari tanggal 01

November 2019 sampai 31 Desember 2019 di PT. Catur Daya Sukses yang

berlokasi di Legenda junction lj no. 03, Batam Center, Batam Kota, Kepulauan

Riau, Indonesia. Waktu dan lamanya pelaksanaan kerja praktek dapat berubah

sesuai dengan kebijkan perusahaan.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Mengingat pelaksanaan kerja praktek ini yang cukup singkat maka penulis

membatasi objek pengamatan dan masalah yang meliputi proses pembuatan

holder turning.

1.5 Sistematika Penulisan

Berikut sistematika penulisan laporan kerja praktek:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, batasan masalah,

maksud dan tujuan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

Bab II Data Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan mengenai profil perusahaan dan

struktur organisasi.

3
Bab III Teori Dasar

Bab ini menjelaskan tengtang teori-teori yang diambil dari

buku dan mewawancara yang berkaitan dengan mesin milling dan mesin

bubut.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini berisikan tentang analisa dan pembahasan yang

berkaitan dengan proses pembuatan holder turning.

Bab V Penutup

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran selama

melaksanakan kerja praktek di PT. Catur Daya Sukses.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM PT. CATUR DAYA SUKSES

2.1 Peraturan-peraturan Perusahaan

adapun beberapa peraturan yang ditetapkan perusahaan sebagai berikut:

1. Peraturan Perusahaan

Peraturan tertulis yang memuat sistem hubungan perusahaan, prosedur,

peraturan-peraturan, petunjuk-petunjuk, syarat-syarat dan kondisi hubungan

kerja disahkan oleh departemen tenaga kerja.

2. Perusahaan

PT. Catur Daya Sukses.yang berkedudukan di Batam, Indonesia.

 Karyawan

Orang yang bekerja untuk perusahaan dengan seluruh tingkatan, baik

tingkatan executive maupun nonexecutive. Warga Negara Indonesia

maupun Asing yang terlibat dalam kerja dengan perusahaan dan menerima

gaji/upah.

 Keluarga

Keluarga dalam hal ini adalah suami/istri yang sah, putra/I yang sah atau

yang di sahkan secara hukum oleh Undang-Undang menjadi tanggungan

sepenuhnya dari karyawan. Hal ini termasuk anak sah atau yang di sahkan

5
secara hukum yang di bawah 18 tahun dan belum bekerja atau belum

berpenghasilan.

 Kepala Bagian / Kepala Divisi

Kepala Bagian/Kepala Divisi dalam hal ini adalah orang yang ditunjuk oleh

perusahaan, sebagai yang tampak didalam struktur organisasi perusahaan.

Untuk memimpin dan mensupervisi karyawan secara langsung ataupun

tidak langsung dalam lingkup wewenang.

 Manager / Direktur

Orang yang ditunjuk perusahaan sebagaimana yang tampak dalam bagan

organisasi perusahaan, dan diberikan kuasa oleh perusahaan untuk

mengatur dan mengeluarkan instruksi-instruksi ke Kepala Bagian, Kepala

Devisi, Karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang

dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi Perusahaan Manufaktur yang selalu mengutamakan Kualitas dan


Kepuasan Konsumen.

2. Misi

 Memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi individu yang


berkualitas dan tangguh serta berdedikasi.
 Terus berusaha untuk mengutamakan kualitas produk
 Melayani Konsumen dengan baik dan benar serta tepat waktu dalam
pengiriman.

6
2.3 Maksud dan Tujuan Peraturan Perusahaan

Maksud diperaturan perusahaan ini adalah supaya perusahaan dan karyawan

mempunyai pegangan atau pedoman dalam melaksanakan tugas masing-masing

yang pada umumnya memuat aturan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh

karyawan. Juga khusus sebagai pegangan dan pedoman tugas serta tanggung jawab

perusahaan dan karyawan.

Tujuan peraturan perusahaan sebagai berikut:

a. Menciptakan dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara

perusahaan dan karyawan.

b. Membentuk dan menjalin kerja sama yang baik untuk meningkatkan

efesiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja.

c. Untuk mengetahui adanya kepastian hak-hak dan kewajiban antara

perusahan dan karyawan.

d. Menciptakan dan menjalin ketenangan dalam bekerja dan berusaha

sehingga mempermudah kemajuan kesejahteraan bagi karyawan. Juga

untuk mencapai tujuan usaha perusahaan.

2.4 Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan

Peraturan perusahaan ini berlaku dan mengikat bagi pimpinan perusahaan

dan seluruh karyawan tetap atau permanen, baik tingkatan executive maupun non

executive.

7
2.5 Larangan Bagi Karyawan dan Karyawati

Semua karyawan dan karyawati di larang melakukan, mengambil bagian

dan mendukung tindakan sebagai berikut:

1. Melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti; gaduh, melempar,

melakukan kerusuhan atau tindakan hura-hura dan bergurau.

2. Memakai dan memiliki alat atau peralatan teman kerja tanpa se-izin yang

punya.

3. Melakukan perselisihan, memancing perkelahian atau berkelahi pada jam

kerja.

4. Meninggalkan tempat kerja tanpa alasan yang cukup atau persetujuan

terlebih dahulu selama waktu bekerja.

5. Memasuki kamar atau lokasi seksi atau departemen lain, kantor, tempat-

tempat lain kecuali dalam urusan kerja.

6. Terlambat atau bolos kerja tanpa izin atau alasan yang dapat diterima.

7. Melakukan usaha untuk mendapatkan izin tidak masuk kerja dengan

memberikan alasan palsu atau berbohong.

8. Melakukan usaha mendistribusikan atau menunjukan daftar biaya tagihan,

pamphlet, poster atau cara penyampaian informasi lainnya didalam

perusahaan atau asrama perusahaan tanpa mendapatkan persetujuan terlebih

dahulu dari perusahaan.

9. Memasuki atau menempati area perusahaan dengan cara paksa.

8
10. Melakukan atau menunjukkan cara memelihara yang tidak baik atas

perkakas kerja, peralatan dan barang lain yang di percaya atau diberikan

untuk di pakai.

11. Merokok di lokasi atau tempat kerja, makan permen karet, makan dan

minum dan membaca yang tidak perlu selama dalam jam kerja.

12. Melakukan usaha meminta atau mengumpulkan sumbangan untuk tujuan

apapun dan pada saat kapanpun di tempat kerja tanpa mendapatkan

persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan.

13. Melakukan perbuatan yang menyimpang, yaitu hal-hal yang sensitife

dengan kata-kata yang menghina atas hal kesukuan, ras, agama, kemampuan

kerja dan tingkah laku.

14. Di larang berada di ruang kantin kecuali pada jam makan siang, makan

malam atau istirahat tea break.

15. Membuat, membagikan atau menulis kata-kata kotor, kasar ataupun

penghinaan, pada siapapun di dinding dengan poster atau barang-barang

lain. Mengenai karyawan, pimpinan perusahaan atau tentang perusahaan.

16. Mengorganisasir, melangsungkan, menghadiri atau ikut mengambil bagian

dalam suatu rapat di kawasan perusahaan atau asrama, yang tidak mendapat

izin dari perusahaan.

9
2.6 Kewajiban Bagi Karyawan dan Karyawati

Setiap karyawan wajib mentaati kewajiban sebagai berikut:

1. Segera meninggalkan tempat kerja setelah jam kerja selesai, kecuali di

minta untuk harus bekerja. Namun demikian tidak seorangpun boleh

meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja atau tugas selesai. Kecuali

setelah mendapatkan izin khusus dari atasan.

2. Menunjukkan kerja rajin dan efesien.

3. Mentaati jam kerja.

4. Melaporkan segera kepada atasan segala kejadian termasuk adanya

kebakaran dan pencurian yang terjadi di lingkungan perusahaan.

5. Mematuhi segala aturan dan peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh

perusahaan dari waktu kewaktu.

6. Berperan aktif mengikuti kursus yang di laksanakan atau di sponsori oleh

perusahaan di dalam perusahaan atau pun di luar perusahaan. Kursus ini

di adakan di maksudkan dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan keterampilan dan mutu kerja karyawan maupun sebagai

memberikan pengetahuan umum atas kesehatan dan keselamatan kerja.

7. Bersedia dan menyerahkan diri untuk memeriksa fisik jika diminta oleh

petugas keamanan atau orang yang berwenang di perusahaan.

8. Harus mencop sendiri kartu kerja pada waktu masuk dan pulang di area

perusahaan.

10
9. Harus menunjukkan dan memakai dengan baik kartu tanda pengenal di

baju pada posisi dada sebelah kiri dan pada sewaktu-waktu sebagai

berikut:

 Sewaktu memasuki atau keluar pintu gerbang (untuk masuk dan pulang

kerja).

 Semasa berada di lokasi kerja pada jam kerja atau istirahat, baik di

dalam pabrik, kantor, kantin, dan pekarangan perusahaan.

10. Memakai seragamkerja, sepatu dan papan nama dengan rapi dan pantas.

11. Memelihara rambut cukup pendek bagi karyawan laki-laki sesuai dengan

petunjuk perusahaan.

12. Harus mendapatkan dahulu slip atau surat izin meninggalkan lokasi

perusahaan dari atasan pada waktu meninggalkan perusahaan pada jam

kerja.

13. Harus member tahu kepada HRD atas perubahan data seperti: status

pernikahan, perubahan alamat penambahan atau pengurangan jumlah

anggota keluarga atau data-data lainnya.

2.7 Disiplin Pekerjaan

a Hari Senin:

 08.00 – 12.00 Jam Kerja

 12.00 – 13.00 Istirahat

 13.00 – 17.00 Jam Kerja

11
b Hari Selasa, Rabu, Kamis:

 08.00 – 12.00 Jam Kerja

 12.00 – 13.00 Istirahat

 13.00 – 17.00 Jam Kerja

c Hari Jum’at:

 08.00 – 11.45 Jam Kerja

 11.45 – 13.15 Shalat/Istirahat

 13.15 – 17.00 Jam Kerja

d Hari Sabtu dan Minggu:

 libur.

2.8 Struktur Organisasi

Pada umunya setiap perusahaan atau instalasi mempunyai struktur organisasi.

Struktur organisasi merupakan gambaran yang melukiskan hubungan pejabat-

pejabat, pejabat dengan bidang usaha kerjanya, sehingga wewenang dan tanggung

jawabnya terdapat suatu kebulatan yang teratur.

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai struktur organisasi

PT. Catur Daya Sukses, terlebih dahulu di tinjau mengenai pengertian organisasi

tersebut.

Organisasi adalah kerangka dasar atau tempat kegiatan dimana managemen

dilaksanakan. Jadi struktur organisasi adalah suatu kerangka yang mempunyai

hubungan pejabat antara atasan dengan bawahan dengan suatu tugas, sehingga

tanggung jawab dan wewenang menyatu dalam satu kebulatan yang teratur.

12
Umunya struktur organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan

perusahaan yang di rencanakan.

Dibawah ini adalah beberapa pendapat yang mengemukakan tentang

pengertian organisasi, antara lain:

1. Drs. Sawoto

Yaitu wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia yang terlihat dalam

hubungan resmi dalam rangkaian hakikat untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

2. Louis A. Ellen

Yaitu proses penentuan dan pengelompokan pekerja yang akan dilakukan,

menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan

maksud untuk memungkinkan orang kerja sama dengan efektif dan mencapai

tujuan.

3. Drs. Moekijat

Yaitu dtruktur kerja pembagian data antara kelompok orang pemegang posisi

yang bekerja sama dengan pihak tertentu untuk bersama-sama mencapai

tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas bahwa organisasi adalah suatu wadah dari

pimpinan yang mampu menciptakan dan memelihara sistem hubungan dengan

bagian-bagian yang lainnya yang ada dalam perusahaan tersebut:

Struktur organisasi ini memiliki ciri-ciri:

1. Organisasi kecil dan karyawan sedikit.

13
2. Hubungan kerja dilakukan secara langsung, baik antara karyawan dengan

pimpinan maupun antara pimpinan dengan karyawan.

3. Spesialisasi pekerja belum layak.

4. Susunan organisasi masih sederhana.

5. Produksi yang dihasilkan belum layak.

Dalam struktur organisasi yang berbentuk garis terdapat kebaikan dan

kelemahan, kebaikan organisasi garis adalah:

1. Pembuatan keputusan cepat.

2. Rasa setia kawan tinggi.

3. Disiplin tinggi.

Selain kebaikan tentunya adanya kelemahan, kelemahannya yaitu:

1. Pimpinan sering menyamakan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi.

2. Pimpinan cenderung bersikap dictator.

3. Kelangsungan hidup organisasi tidak berjalan dengan baik karena

bergantung pada satu orang.

4. Bawahan sulit berkembang terutama untuk menjadi tenaga spesialis.

14
BAB III

TEORI DASAR

3.1 Mesin Milling/Frais

3.1.1 Pengertian Mesin Frais

Mesin Frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam

proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja

menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint

cutter). Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung

dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila

arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan,

gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin frais.

3.1.2 Bentuk Pengfraisan

Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda,

dikarenakan cara pengerjaannya. Berikut ini bentuk-bentuk pengfraisan

yang bisa dihasilkan oleh mesin frais.

a. Bidang rata datar

b. Bidang rata miring menyudut

c. Bidang siku

d. Bidang sejajar

e. Alur lurus atau melingkar

f. Segi beraturan atau tidak beraturan

15
g. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang

h. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing

i. Nok/eksentrik, dll.

3.1.3 Jenis-Jenis Mesin Frais

a Mesin Frais Vertikal

Gambar 3.1.3.a Mesin Frais Vertikal

b Mesin Frais Horizontal

Gambar 3.1.3.b Mesin Frais Horizontal

16
c Mesin Frais Universal

Gambar 3.1.3.c Mesin Frais Universal

d. Mesin Frais CNC

Gambar 3.1.3.d Mesin Frais CNC

Mesin Frais CNC merupakan mesin yang digunakan untuk

mengerjakan benda kerja dengan bentukan-bentukan yang lebih

komplek. semua control menggunakan sistem electronic yang

kompleks(rumit). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan

mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.

17
3.1.4 Alat-Alat Potong Mesin Frais

Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai

fungsi berbeda. Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais.

a. Jenis-Jenis Pisau Frais

Pisau mesin frais atau Cutter mesin frais baik horizontal maupun

verticalmemiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau

frais berdasarkan pada bentuk benda kerja, serta mudah atau

kompleksnya benda kerja yang akan dibuat.

b. Pisau Frais Aksial (Axial)

Pisau frais aksial digunakan unrtuk memotong rata dansejajar

dengan putaran arbor.

Gambar 3.1.4.b Pisau Frais Aksial

18
c. Pisau Frais Profil

Pisau frais profil digunakan untuk membuat bentuk yang berjari-jari

(concave, convex, corner rounding).

Gambar 3.1.4.c Pisau Frais Profil

d. Pisau Frais Special

1. Pisau Frais Alur T (Tee)

Gambar 3.1.4.d 1 Pisau Frais Alur T (tee)

2 Pisau Frais Ekor Burung

3 Pisau Frais Alur Pasak

Gambar 3.1.4.d.3 Pisau Frais Alur Pasak

19
4. Pisau Frais Bilah

Gambar 3.1.4.d.4 Pisau Frais Bilah

5. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saws)

6 Pisau Frais Pasangan (Inserted Tool Cutter)

7 Pisau Frais Jari (End Mill Cutter)

Gambar 3.1.4.d.7 Pisau Frais Jari (End Mill Cutter)

20
3.1.5 Klasifikasi Proses Frais

Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi

ini berdasarkan jenis pisau, arah penyayatan, dan posisi relatif pisau

terhadap benda kerja

Gambar 3.1.5 Proses Frais

Tiga klasifikasi proses frais, yaitu:

(a) Fraisperiperal (slab milling)

(b) Fraismuka (face milling)

(c) Fraisjari (end milling)

21
3.1.6 Bagian-Bagian mesin frais

Bagian-bagian utama pada mesin frais vertical, antara lain:

Gambar 3.1.6 Bagian-Bagian Mesin Frais

22
KeteranganGambar:

A = Spindle Mesin, sebagait empat berputar dan dicekamnya alat

potong.

B = Arbor, sebagai penjepit cutter.

C = Pisau Frais (cutter), sebagai alat penyayat benda kerja.

D = Ragum, sebagai tempat untuk menjepit benda kerja.

E = Meja Mesin,sebagai tempat kedudukan ragum.

F = Lampu, sebagai alat penerangan saat proses berlangsung.

G = Selang cairan coolant, sebagai tempat mengalirnya air pendingin

dari penampungan ke alatpotong.

H = Tuas Drill, tuas yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan

spindel ketika proses drilling.

I= Tuas Pengatur RPM, sebagai pengatur kecepatan berputarnya alat

potong (RPM)

J= Eretan Melintang Sumbu Y, sebagai penggerak pahat maju-

mundur.

K = Eretan Memanjang Sumbu X, sebagai penggerak meja mesin arah

horizontal (kanan-kiri)

L = Eretan Tinggi Sumbu Z, untuk menggerakkan meja pada arah naik-

turun.

M = Bak Penampung Collant, untuk menampung cairan pendingin yang

telah selesai digunakan

O1= Tombol ONSpindel, untuk menghidupkan putaran spindle.

23
O2= Tombol OFFSpindel, untuk mematikan putaran spindle.

P1 = Tombol ONCollant, untuk menghidupkan cairan.

P2 = Tombol OFFCollant, untuk mematikan cairan pendingin.

Q1= Tombol ON Fedding, untuk menghidupkan fedding otomatis.

Q2= Tombol OFF Fedding, untuk mematikan fedding otomatis

R = Tombol Emergency, untuk mematikan mesin secara mendadak

ketika terjadi kesalahan

T = Lampu Indikator, untuk mengetahui hidup atau matinya dari

tombol operasional

U = Tombol ON/OFF Mesin, untuk menyalakan dan mematikan mesin

3.2 Mesin bubut

3.2.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan

pemotongan yang cara kerjanya dengan membuat sayatan pada benda

Gambar 3.2.1Mesin Bubut

24
dan digerakkan melalui sumbu yang berputar secara sejajar dengan

benda kerja yang berputar.

Prinsip kerja mesin bubut adalah menghilangkan bagian dari benda

kerja untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan melalui proses kerja

diputar secara bersamaan dengan dilakukannya proses pemahatan oleh

pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar

benda kerja.

3.2.2 Jenis Jenis Mesin Bubut

Secara garis besar mesin bubut diklasifikasikan menjadi empat

macam, diantaranya:

a. Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ini digunakan untuk latihan dan pekerjaan ringan.

Bentuk peralatannya lebih kecil dan sederhana. Selain itu juga

digunakan untuk mengerjakan material kerja yang berukuran kecil.

Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai.

b. Mesin Bubut Sedang (Medium Lathe)

Mesin bubut sedang memiliki kontruksi mesin lebih baik dan

dilengkapi dengan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin jenis

ini sering digunakan untuk menghasilkan dan memperbaiki

perkakas industri.

25
c. Mesin Bubut Standar (Standart Lathe)

Mesin bubut standar digunakan untuk melakukan pekerjaan

berat daripada mesin bubut ringan karena menjadi mesin standar

pada mesin bubut pada umumnya.

d. Mesin Bubut Meja Panjang (Long Bed Lathe)

Mesin bubut meja panjang termasuk mesin bubut industri yang

digunakan untuk pekerjaan besar dan berat sehingga sudah

dilengkapi dengan bahan roda gerigi dan memiliki kapasitas

produksi yang banyak.

3.2.3 Fungsi Mesin Bubut

a. Tailstock, untuk memegang atau menyangga benda kerja pada

bagian ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada

proses pemesinan di mesin bubut.

b. Lead crew, adalah poros panjang berulir yang terletak agak

dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap

sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala

tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa

(carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat

ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

c. Feedrod, terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk

menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box)

26
untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau

memanjang.

d. Carriage, terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.

Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan

pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk

mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas

mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk

menggerakkan pembawa sepanjang landasan.

e. Toolpost,digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan

menggunakan pemegang pahat.

f. Headstock, adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin

bubut yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses

pembubutan.

3.2.4 Macam Macam Pekerjaan Dengan Mesin Bubut

a. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang

dilakukan pada tepi penampang atau gerak lurus terhadap sumbu

benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.

b. Pembubutan Rata (Pembubutan Silindris), yaitu pengerjaan

benda yang dilakukan sepanjang garis sumbu.

c. PembubutanUlir (Threading), yaitu pembubutan ulir dengan

pahat ulir.

27
d. Pembubutan Tirus (Taper), yaitu proses pembubutan benda kerja

berbentuk konis (besarnya diameter ujung yang satu dengan

diameter ujung lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang

berbeda secara berurutan dan beraturan).

e. Pembubutan (Driling), yaitu pembubutan dengan menggunakan

mata bor, sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.

f. Perluasan Lubang (Boring), yaitu proses pembubutan yang

bertujuan untuk memperbesar lubang.

g. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan silindris)

yang bertujuan untuk membubut profil pada permukaan benda

kerja.

28
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Holder

Holder adalah dudukan cutter atau pahat bubut yang terpasang dari

bagian mesin bubut. Kegunaan utamanya adalah sebagai alat pemotong

benda kerja saat pemakanan saat benda berputar dan dapat dibongkar pasang

agar mudah menyesuaikan.

Disini penulis akan membahas sesuai judul yang penulis buat yaitu

proses pembuatan holder pada mesin milling. Adapun persiapan pembuatan

holder menggunakan mesin milling antara lain:

1. Sebelum melakukan proses pengerjaan holder, pastikan mesin dalam

kondisi yang layak digunakan dan standar

2. Sebagain operator harus melengkapi safety/APD (Alat Pelindung

Diri) dalam pengerjaan mesin milling tersebut.

3. Pahami dan pelajari gambar yang akan dibuat sesuai dengan

permintaan.

4. Lengkapi alat-alat / tooling yang akan digunakan pada pengerjaan

holder tersebut.

29
4.2. Pembuatan Holder

Ada beberapa langkag yang harus dilakukan agar adapat benda kerja

berbentuk holder, antara lain:

4.2.1 Langkah Pertama

a. Langakah awal pengerjaan siapakan alat dan bahan yang

dibutuhkan.

b. Potong material yang diameter 36 mm dengan panjang 120 mm

dan agak dilebihkan.

c. Bubut rata benda hingga 35,5 mm.

d. Bubut bertingkat hingga diameter 25 dengan panjang 95 mm.

e. Jika sudah lepas benda pada chuck bubut.

f. Kecepatan putaran mesin bubut I, B,3 = 260 RPM.

4.2.2 Langkah Kedua

a. Jepit benda di ragum milling.

b. Pasang endmill diameter 16 mm pada collet.

c. Setelah itu lakukan squering/seizing.

Gambar 4.2.2 Proses Squering

30
d. Papas sisi yang berdiameter 35,5 itu dengan pemakanan 5,25 mm.

e. Lepas benda pada ragum dan jepit bagian atas yang sudah rata

bawah.

f. Dan papas sisi bagian bawah pemakanan 5,25 mm hingga ukuran

25mm.

g. Lalu papas sisi bagian dan kanan dengan pemakanan sama 5,25

mm hingga menjadi ukuran 25 mm.

h. Lanjutkan degan squering bagian yang berdiamter 25.

i. Jepit dan papas bagian atas dan bawah dengan pemakan 2,5 mm

hingga menjadi ukuran 20 mm.

j. Lalu papas juga bagian kiri dan kanan dengan pemakanan 2,5 mm

hingga menjadi ukuran 20 mm.

k. Kecepatan putaran mesin milling B,2, II = 760 RPM

4.2.3 Langkah Ketiga

a. Tandai / marking benda kerja sesuai gambar kerja agar

memudahkan dalam proses pembuatan holder.

b. Lalu jepit benda pada ragum sesuai garis yang ditentukan dadn

papas sesuai ukurannya.

c. Setelah menjadi profil derajatnya maka buat pocket untuk

kedudukan insert pahatnya.

d. Jepit benda diaragum universal dan papas dengan depth 6 mm dan

buat kedudukan insert.

31
e. Dan setelah jadi maka lanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu

pengeboran.

4.2.4 Langkah Keempat

a. Jepit benda pada ragum.

b. Pasang chuck drill pada collect.

c. Setting 0 pada ujung profil dan tambahkan ukuran ½ dari

diameter xpander.

d. Geser sumbu X 7,5 mm kedalam dan geser sumbu Y 4,33

kedalam.

e. Dan pasang drill diameter 3,5 dan bor dengan depth 8 mm.

f. Geser ke sumbu X 15 mm kedalam lagi dan geser Y 8,7 kedalam.

g. Lalu pasang drill diameter 2 mm dan bor dengan depth 6 mm.

h. Setealah itu tapping yang diameter 3,5 menggunakan tap M4x0,5.

i. Lepaskan benda dari ragum dan pengerjaan telah selesai.

32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mengacu pada permasalahan dan pembahasan pada bab IV terkait proses

pembuatan Holder Turning menggunakan mesin milling dan turning dapat

beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik , sebaiknya kita

selalu mengikuti langkah kerja sesuai intruksi kerja agar semua

proses dipastkian telah di lakukan.

2. Mesin milling dan turning adalah sebuah mesin frais yang dapat

memproduksi segala jenis produk dengan tingkat presesi yang

tinggi.

3. Perancangan tool holder merupak salah satu aplikasi dari

pembelajaran mata kuliah perancangan mesin, dan dalam kerja

praktek ini, kita tahu bagaimana proses dalam mebuat suatu

rancangan produk.

5.2 Saran

1. Agar mesin dapat selalu beroperasi dengan baik, setiap komponen

komponennya harus selalu diperiksa dan dirawat secara berkala.

2. Periksa secara berkala kondisi kedudukan mesin agar mesin dapat

digunakan semaksimal mungkin

33
.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Drs. 2006. Mesin Perkakasa Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Nugroho, Setyawan. 2005. Pahat HSS Pada Mesin Frais Dengan Proses

Annealing. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Effendi, Rochmat. 2006. Melakukan Penelitian Mengenai pengaruh Sistem

Pendingin Pada Proses Bubut Terhadap Keausan Pahat High Speed Steel (HSS).

Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Juanda. 2008. Melakukan Penelitian Mengenai Karakteristik Aus Pahat Karbida

Berlapis Pada Proses Pembubutan Kering Bahan Otomotif. Tugas Akhir. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Marsyahyo, Eko, ST, MSc. 2003. Mesin Perkakas Pemotong Logam. Malang: Bayu

Media Publishing.

34
35
LAMPIRAN

36
37

Anda mungkin juga menyukai