Anda di halaman 1dari 10

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ


Menggunakan Metode Waterfall Berbasis Client Server

Design and Design of XYZ Clinical Management Information


System Using Client-Based Waterfall Method

Galuh Nugrahaning Budi 1, Wahyu Wijaya Widiyanto2*


12
D4 Manajemen Informasi Kesehatan, Politeknik Indonusa Surakarta
Email: galuhnugrahaning_b@yahoo.com, wahyuwijaya8@gmail.com

Abstrak
Teknologi informasi adalah salah satu contoh produk teknologi yang berkembang pesat
yang dapat membantu manusia dalam mengolah data serta menyajikan sebuah informasi
yang berkualitas. Sistem informasi dan teknologi komputer berkembang pesat sejalan
dengan besarnya kebutuhan terhadap informasi. Klinik sebagai salah satu institusi
pelayanan kesehatan umum, membutuhkan sistem informasi yang akurat dan handal, serta
cukup memadai untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien serta lingkungan yang
terkait. Untuk itu dalam penyelenggaraan manajemen klinik, perlu adanya pembuatan
sistem yang terkomputerisasi sehingga lebih efisien dan efektif dalam penyajian dan
penyimpanan data yang dibutuhkan. Sistem Informasi Manajemen Klinik dibangun
menggunakan aplikasi pemrograman Borland Delphi 7.0 serta menggunakan database
MySQL berbasis client server dengan metode waterfall. Sistem Informasi Manajemen
Klinik di rancang dan dibangun dengan inputan data dokter, poli, pasien, obat, pelayanan,
diagnosa dan petugas. Proses transaksi terdiri dari pendaftaran pasien, data pemeriksaan,
data resep, data pembayaran, pembelian obat dan penjualan obat. Serta, output pelaporan
berupa kartu identitas berobat, data pemeriksaan, resep, faktur pembayaran, laporan
pembelian obat, laporan penjualan obat (resep), laporan data pasien, laporan data diagnosa,
laporan data poli, laporan data pelayanan poli, data rekam medis, laporan data dokter,
laporan data petugas. Untuk menjaga agar data aman dibuatkan menu Utility berupa backup
database dan restore database.

Kata kunci: Borland Delphi 7.0, Client Server, Manajemen Klinik, Sistem Informasi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Abstract
Information technology is an example of a rapidly developing technology product that can
help humans process data and present quality information. Information systems and
computer technology are developing rapidly in line with the large demand for information.
Clinic as one of the public health service institutions, requires an accurate and reliable
information system, and is sufficiently adequate to improve services to patients and related
environments. For this reason, in the implementation of clinical management, it is
necessary to create a computerized system so that it is more efficient and effective in
presenting and storing the data needed. The Clinical Management Information System was
built using the Borland Delphi 7.0 programming application and uses a client-based
MySQL database with the waterfall method. The Clinical Management Information System
is designed and built with the data input of doctors, polyclinics, patients, drugs, services,
diagnostics and staff. The transaction process consists of patient registration, examination
data, prescription data, payment data, drug purchases and drug sales. Also, reporting
output in the form of medical treatment cards, examination data, prescriptions, payment
invoices, drug purchase reports, drug sales reports (prescription), patient data reports,
diagnostic data reports, poly data reports, poly service data reports, medical record data,
reports doctor data, officer data report. To keep data safe, a Utility menu is created in the
form of database backup and database restore.

Keywords: Borland Delphi 7.0, Client Server, Clinical Management, Information Systems.

1. Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik, klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis
yang dimaksud adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis. Sedangkan
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Berdasarkan jenis
pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik Utama. Klinik Pratama
merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Sedangkan Klinik Utama
merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik
dasar dan spesialistik. Kedua jenis klinik tersebut dapat mengkhususkan pelayanan pada 7 satu
bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.
Klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Dalam
penyelenggaraannya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, pelayanan kesehatan klinik
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang dimaksud
sebelumnya dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam harus menyediakan dokter serta
tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di tempat (Laraswati, 2018).
Klinik sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan umum, membutuhkan sistem
informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanan kepada
para pasien serta lingkungan yang terkait. Sistem informasi ini berupa Sistem Informasi
Manajemen Klinik. Sistem Informasi Manajemen Klinik memiliki definisi yang hampir sama
dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup semua pelayanan kesehatan (rumah sakit) di semua tingkatan administrasi yang dapat
memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Pelayanan yang termasuk di dalamnya adalah Pelayanan Utama (Front Office) dan
Pelayanan Administasi (Back Office) (Andy Prasetyo Utomo1, 2015)
Beberapa klinik yang memiliki ijin praktek dalam realita penyelenggaraan manajemen
kliniknya masih dilakukan secara manual yaitu data obat, data pasien, pendaftaran pasien,
manajemen antrian pasien, pembayaran pengobatan serta data rekam medis dicatat di media kertas,
sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam penyimpanan dan pengolahan data yang
disebabkan oleh human error. Dengan adanya pertambahan jumlah pasien setiap harinya,
sehingga volume pengolahan data dan informasi yang ada akan semakin meningkat. Untuk itu
dalam penyelenggaraan manajemen klinik, perlu adanya pembuatan sistem yang terkomputerisasi
sehingga lebih efisien dan efektif dalam penyajian dan penyimpanan data yang dibutuhkan
(Sukma, 2013). Pelayanan klinik kesehatan mengandalkan informasi secara intensif. Informasi
memiliki peranan yang penting dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat digunakan
sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada kepada kepuasan
pelanggan. Klinik kesehatan mempunyai dua jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal dan
eksternal. Pelanggan internal adalah pemilik, pimpinan dan seluruh karyawan klinik kesehatan,
dan pelanggan eksternal adalah pasien, keluarga pasien, pemasok, dan masyarakat luas.
Pengelolaan data di klinik kesehatan merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan suatu sistem informasi klinik kesehatan. Pengelolaan data secara manual memiliki
banyak kelemahan, antara lain membutuhkan waktu yang lama dan keakuratannya kurang dapat
diterima. Dengan adanya teknologi informasi, pekerjaan pengelolaan data secara manual dapat
digantikan dengan teknologi informasi melalui proses komputerisasi. Hasilnya adalah selain cepat
dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat. Informasi yang akurat sangat berguna
untuk mengambil keputusan, baik manajemen maupun yang lainnya (Khoiriyah, Daimatul Rahajo,
Yulliarto Setia, 2014).

2. Metodologi Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode desktiprif adalah
sebuah metode dimana metode ini menggambarkan secara apa adanya suatu kejadian atau
fenomena (Parji, Sudarmiani, 2014) sedangkan alur dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode waterfall (Tristianto, 2018) karena Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan
perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti
air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian.
Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang runtut: requirement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

(analisis kebutuhan), design sistem (system design), Coding & Testing, Penerapan Program,
pemeliharaan (Kusumaningtyas & Asmara, 2016).

3. Hasil dan Pembahasan

Pasien datang

Petugas pendaftaran
Informasi
memberikan informasi

- Periksa
- Konsultasi
Petugas menanyakan
- KB
tujuan dan maksud
- Khitan
- Rujukan

Tidak
Mencatat di buku
Pernah berkunjung Membuat kartu
registrasi kartu
sebelumnya? pendaftaran pasien baru
pendaftaran
Ya

Buku registrasi Membuat rekam medik


Rekam medik pasien baru
Meminta kartu
pendaftaran

Bawa kartu Mencari dibuku register


pendaftaran? kartu pendaftaran

Mencatat dibuku
Mencari rekam medik
registrasi pasien

Buku registrasi Menyerahkan RM


pasien ke dokter

Gambar 1. Flowchart Sistem Manual Klinik XYZ


Sistem yang dirancang penulis untuk klinik xyz berdasarkan flowchart (Kylberg, 2014)
diatas adalah dengan menyesuaikan dengan sistem manual yang ada, namun semua prosesnya
sudah dilakukan terkomputerisasi. Data pendaftaran, pencatatan pasien baru maupun lama, data
pemeriksaan, data pembayaran dan proses pelaporan sudah terkomputerisasi sehingga bagian
administrasi tidak perlu mengupdate data secara manual kepada petugas pendataan antrian
sehingga proses pendaftaran menjadi lebih cepat seperti terlihat pada gambar 2 berikut:
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Gambar 2. Flowchart Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ


Berdasarkan Flowchart Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ gambar 2 diatas,
selanjutnya di rancang dan di bangun sistem informasi dengan diagram konteks seperti pada
gambar 3:

Gambar 3. Diagram Konteks Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ


Implementasi sistem yang dirancang dan dibangun dapat dilihat pada gambar 4,5,6, 7, 8, 9, 10,
dan 11 berikut:

Gambar 4. Form Login


PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Menu Utama

Gambar 5. Menu Utama Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ

Gambar 6. Form Pasien

Gambar 7. Form Pelayanan


PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Gambar 8. Form Dokter

Gambar 9. Form Obat

Gambar 10. Form Pembelian Obat

Gambar 11. Form Pendaftaran


PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Hasil dari perancangan dan pembangunan Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ,
sebelum diimplementasikan langsung maka peneliti menyarankan untuk melakukan analisis
kelayakan kinerja, informasi, ekonomi, kemanan sistem, efisiensi dan pelayanan. Panduan ini
dikenal dengan PIECES Analysis (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
Service) (Cotrina et al., 2018; Rangkuti, Hakiem, Bahaweres, Harjoko, & Putro, 2013). Hasil
analisis PIECES akan dijelaskan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Analisis PIECES
No. Jenis Kelemahan Sistem Lama Sistem Berbasis Komputer
Analisis
1. Perfomance Sistem manual yang melakukan Sistem berbasis komputer dengan
(Kinerja) banyak pencatatan akan kemampuan memproses data
memerlukan banyak waktu, dengan cepat maka akan
selain itu berpotensi menghasilkan data dan informasi
menimbulkan kesalahan dalam yang cepat, akurat dan tepat waktu
pencatatan dan perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan.
disebabkan kesalahan atau Sehingga kesalahan dalam
kurang ketelitian yang dilakukan pencatatan dapat diminimalkan.
manusia sebagai pelaksananya.
2. Information Pada sistem manual, data-data Sistem berbasis komputer dengan
(Informasi) dicatat pada media kertas dan kemampuan mengintegrasikan dan
tidak ada integrasi antar data memproses data-data maka akan
yang disimpan, hal ini menghasilkan informasi yang
menyebabkan kesulitan analisa akurat dan tepat waktu, sehingga
data dalam proses pembuatan kualitas informasi yang dihasilkan
laporan dan penyediaan akan terjamin kualitasnya serta
informasi lainnya. Hal ini akan dapat mempermudah petugas
mempengaruhi kualitas dalam menyediakan informasi
informasi yang dihasilkan, maupun pembuatan laporan yang
mungkin menghasilkan dibutuhkan.
informasi yang kurang akurat
dan kurang tepat waktu.
3. Economy Pada sistem manual, media Sistem berbasis komputer dengan
(Ekonomi) penyimpanannya berupa media media penyimpanan berupa
kertas sehingga perusahaan perlu database maka seluruh data dapat
menyiapkan dana untuk tempat disimpan di media penyimpanan.
penyimpanan dan pengeluaran Sehingga tidak membutuhkan dana
untuk membeli kertas maupun untuk media penyimpanannya.
buku. Dan resiko buku atau file
hilang bisa terjadi.
4. Control Pada sistem manual, kontrol Sistem berbasis komputer, kontrol
(Keamanan) pada pencatatan, penyimpanan dilakukan komputer dan manusia,
dan pengolahan data dikerjakan baik kontrol pencatatan,
oleh petugas sehingga pemrosesan, pengolahan dan
memungkinkan terjadinya penyajian laporan.
banyak kesalahan, kesalahn
pencatatan, penyimpanan, serta
penyajian data.
5. Efisiency Sistem manual kurang efisien Sistem berbasis komputer dengan
(Efisiensi) karena pencatatan dan lebih efisien karena
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

No. Jenis Kelemahan Sistem Lama Sistem Berbasis Komputer


Analisis
dokumentasi dilakukan secara pendokumentasian dilakukan
manual. Pencatatan pada buku secara otomatis. Selain itu
kurang efisien karena penyimpanan dokumentasi
pendokumentasian akan tersebut dapat disimpan di CD atau
memakan banyak waktu dan media penyimpanan lain sehingga
tempat. tidak memerlukan banyak tempat.
6. Services Pada sistem manual, pelayanan Sistem berbasis komputer akan
(Servis) terhadap transaksi pendaftaran, memberikan pelayanan yang lebih
pemeriksaan, pembayaran serta cepat karena validitas,
pembuatan laporan pendokumentasian, analisa dan
membutuhkan waktu yang lama pemrosesan data transaksi
karena pencatatan dan dilakukan oleh komputer.
pengecekan validitas dilakukan
secara manual oleh petugas.

4. Simpulan
Sistem Informasi Manajemen Klinik dapat memudahkan petugas dalam manajemen data dan
administrasi data klinik, karena semua data yang dibutuhkan sudah terintegrasi satu sama lain
sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya Sistem Informasi Manajemen Klinik XYZ, maka
kinerja petugas pendaftaran, petugas administrasi, dokter dan kasir dapat lebih maksimal di dalam
pengolahan data baik data master seperti data obat, data pasien, data diagnosa, data petugas, data
dokter, data poli, data pelayanan, serta data transaksi seperti pendaftaran, antrian dan pemeriksaan.
Karena semua data yang dibutuhkan sudah terintegrasi dengan baik. Dengan adanya Sistem
Informasi Manajemen Klinik XYZ, maka proses penyimpanan data klinik menjadi lebih
terstruktur dan lebih baik dan mempermudah petugas administrasi dan kasir dalam pembuatan
laporan, pencetakan kartu identitas berobat dan faktur pembayaran. Serta mempermudah petugas
apotik dalam mengetahui stok obat, pembelian obat dan penjualan obat.

Ucapan Terimakasih

Peneliti mengucapkan terima kasih yang diberikan dalam penyelesaian penelitian ini kepada
Politeknik Indonusa Surakarta atas support penuhnya.

Daftar Pustaka (References)

Andy Prasetyo Utomo1, F. N. M. P. K. (2015). Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 315.
Prosiding SNATIF, 2, 315–322.
Cotrina, C., Bazán, K., Oblitas, J., Avila-George Corresp, H., Castro Corresp, W., BazánBaz, K.,
… Castro, W. (2018). Using machine learning techniques and different color spaces for the
classification of Cape gooseberry (Physalis peruviana L.) fruits according to ripeness level.
https://doi.org/10.7287/peerj.preprints.26691v1
Khoiriyah, Daimatul Rahajo, Yulliarto Setia, R. A. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi
Klinik dengan Layanan Online Report Menggunakan Pascal IDE dan MYSQL pada Klinik
Mitra Anda. ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Elektro Rancang, 8(1), 8.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Politeknik Indonusa Surakarta

Surakarta, November 2019

Kusumaningtyas, S., & Asmara, R. A. (2016). Identifikasi Kematangan Buah Tomat Berdasarkan
Warna Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (Jst). Jurnal Informatika Polinema,
2(2), 72–75.
Kylberg, G. (2014). Automatic Virus Identification using TEM Image Segmentation and Texture
Analysis.
Laraswati, D. (2018). Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Web
Pada Klinik Umum Galur Medika Jakarta Pusat. IV(2), 71–76.
https://doi.org/10.31294/jtk.v4i2.3549
Parji, Sudarmiani, F. S. S. (2014). SENARI 2014 Seminar Nasional Riset Inovatif. SENARI, 551–
556.
Rangkuti, A. H., Hakiem, N., Bahaweres, R. B., Harjoko, A., & Putro, A. E. (2013). Analysis of
image similarity with CBIR concept using wavelet transform and threshold algorithm. IEEE
Symposium on Computers and Informatics, ISCI 2013, (June 2017), 122–127.
https://doi.org/10.1109/ISCI.2013.6612388
Sukma, D. M. (2013). Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
DIKE MAXIMA SUKMA I 0308087.
Tristianto, C. (2018). Penggunaan Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Monitoring
Dan Evaluasi Pembangunan Pedesaan. Jurnal Teknologi Informasi ESIT, XII(01), 8–22.

Anda mungkin juga menyukai