TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fenol
hidroksil yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa
nama lain seperti asam karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam fenat, asam
alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al, 2008). Fenol memiliki rumus struktur
Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
reduktor (Hoffman et al., 1997). Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan
dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam karbonat karena fenol dapat
fenoksida C6H5O- dapat melarut dalam air. Fenol mempunyai titik leleh 41oC dan
titik didih 181oC. Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yaitu 8,3
Fenol merupakan senyawa yang bersifat toksik dan korosif terhadap kulit
5
6
tergantung dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzenanya
2.2 ZnO
mempunyai rumus umum ZnO. Terdapat 3 bentuk struktur kristal ZnO yang
terdapat di kerak bumi, yaitu: hexagonal wurtzite, cubic zincblende, dan cubic
rocksalt. ZnO memiliki massa molar 81,38 g/mol, dengan persentase Zn = 80,34%
(Sing, 2009). ZnO merupakan kristal berwarna putih dan memiliki struktur
Pemanasan ZnO membuat kristal yang berwarna putih berubah warna menjadi
warna kuning (Cotton and Wilkinson, 1989). Pemanasan ZnO dengan karbon
2.3 Fotokatalis
kuat sehingga dapat digunakan untuk mengurangi zat-zat yang berbahaya seperti
senyawa organik atau bakteri ketika dikenai cahaya matahari atau lampu yang
antara lain seng oksida (ZnO), titanium oksida (TiO2), seng sulfida (ZnS),
yang dapat memineralisasi zat-zat berbahaya (Xiao Qi dan Yao Chi, 2010 ).
(TiO2), seng oksida (ZnO) atau kadmium sulfida (CdS) merupakan fotokatalis
a. Fotokatalis homogen
dan reaktan berada dalam fase yang sama dalam proses fotokatalisis. Dalam
proses ini interaksi antara foton dengan spesi pengabsorpsi (senyawa koordinasi
dari logam transisi zat warna organik), substrat (kontaminan) dan cahaya akan
terjadi dengan bantuan zat pengoksidasi seperti ozon dan hidrogen peroksida.
b. Fotokatalis Heterogen
Pada proses fotokatalisis heterogen, katalis tidak berada pada satu fasa
dengan medium dan reaktan. Konsep degradasi fotokatalisis heterogen ini cukup
reaktan antar fasa permukaan padat atau larutan. Sesuai dengan definisi ini maka
zat padatnya tidak berubah dan dapat diambil lagi setelah beberapa kali siklus
Semikonduktor ZnO memiliki energi celah pita (bandgap energy) yang cukup
tinggi yaitu 3,2 eV (Wang, 2004). Dengan besarnya nilai band gap yang dimiliki
ZnO maka besar pula kemampuan untuk menyerap foton dari sinar matahari dan
semakin besar pula rentang cahaya yang dapat diserap oleh material
oleh band gap ZnO dengan energi 3,2 eV ialah 390 nm. Hanya dengan energi
bandgap yang cukup tinggi dan panjang gelombang cahaya yang relatif rendah
2.5 Fotodegradasi
senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana secara
suatu senyawa menjadi lebih sederhana dengan bantuan cahaya (Akmal, 2009).
Pada reaksi fotodegradasi terjadi loncatan elektron dari pita valensi menuju pita
9
konduksi pada logam semikonduktor jika dikenai suatu energi foton. Loncatan
elektron ini menimbulkan adanya hole (lubang elektron) yang dapat berinteraksi
dengan pelarut (air) membentuk radikal hidroksi (•OH). Radikal ini dapat
dari adanya oksidasi ion OH- dari H2O setelah suatu semikonduktor menyerap
material oksida seperti TiO2 dan ZnO dapat mengionisasi reaksi kimiawi. Dalam
media air, senyawa organik dapat dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air
sehingga air dapat dibersihkan dari pencemar organik dan anorganik. Senyawa
yang terdapat dalam air tersebut berubah dari senyawa yang beracun menjadi
menyerap energi yang sebanding atau lebih besar dari energi celah sehingga
elektron (e) pada pita valensi (valence band, vb) akan tereksitasi menuju pita
konduksi (conductor band, cb) dengan meninggalkan lubang positif (hole, h+vb).
Reaksi kimia yang terjadi pada fotokatalisis ZnO adalah sebagai berikut
(Vora, 2009).
Larutan yang mengandung spesi akan berinteraksi dan mengalami reaksi reduksi-
10
CO2, H2O dan ion-ion halida yang terkandung pada senyawa organik (Vora,2009).
( )
absorbans suatu sampel yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet
dekat (190 nm – 380 nm) dan sinar tampak (380 nm – 780 nm). Pada spektra
eksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi
elektronik pada satu macam gugus, maka akan terjadi satu absorpsi yang
200 nm – 1000 nm. Sampel yang digunakan pada spektrofotometer UV-Vis dapat
berbentuk cairan, gas, dan padatan. Namun kebanyakan sampel yang dianalisis
adalah berupa cairan (larutan). Sampel yang dianalisis diletakkan pada kuvet yang
11
berbentuk sel transparan. Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan pada
larutan berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap
secara selektif dan radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi) (Skoog et al., 1994)
melewati sampel (I) dengan intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io).
Ratio I/Io disebut transmitan yang dinyatakan dalam persentase. Hasil yang
dengan T adalah transmitan yaitu perbandingan intensitas sinar datang (Io) dan
Keterangan :
A = absorbansi
b = tebal kuvet
padatan kristal, yang meliputi: keramik, logam, bahan elektronik, bahan geologi,
organik dan polimer. Bahan-bahan ini dapat berupa serbuk, kristal tunggal, film
12
tipis multilayer, lembar, serat atau bentuk tidak teratur tergantung pada
setengah kali puncak difraksi maksimum (Full Widht at Half Maximum, FWHM),
Sampel dalam bentuk serbuk ditempatkan dalam sebuah plat kaca. Pada
elektron berenergi tinggi yang berasal dari pemanasan filamen dalam keadaan
vakum pada tekanan tinggi dan kecepatan yang tinggi. Sampel kemudian akan
difraksikan sinar ke segala arah yang kemudian akan direkam sebagai data analog
permukaan benda yang dikenai berkas akan akan memantulkan kembali berkas
tersebut atau menghasilkan elektron sekunder ke segala arah. Tetapi ada satu arah
13
profil permukaan benda seperti seberapa landai dan kemana arah kemiringan.
Pada saat dilakukan pengamatan, lokasi permukaan benda yang ditembak dengan
Khairurrijah, 2008).