Anda di halaman 1dari 11

REVIEW “REAKSI TUMPUAN JEPIT”

JEPIT” akibat BEBAN


pada restrained member (balok
p ( jepit
jepit-
j p -jepit)
j p )
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
(perhatikan arah vektor gaya) (menyatakan nilai mutlak / magnitude)

a b
MA MB
L
RA RB

Kasus 1
Beban terpusat P tunggal
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
(perhatikan arah gaya) (menyatakan nilai mutlak / magnitude)

a b

MA MB
M

L
RA RB

Kasus 2 :
Beban berupa momen lentur M
pada bentangan, arah positif
(b l
(berlawanan jjarum jjam))
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
(perhatikan arah gaya) (menyatakan nilai mutlak / magnitude)

a b
P
RA RB
L

Kasus 3 :
Beban terpusat P arah
aksial pada bentangan
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
( h ik arah
(perhatikan h gaya)) (
(menyatakan
k nilai
il i mutlak
l k / magnitude)
i d )

a b
T
TA TB
L

Kasus 4 :
K
Beban momen torsi (T)
pada bentangan
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
( h ik arah
(perhatikan h gaya)) (
(menyatakan
k nilai
il i mutlak
l k / magnitude)
i d )

MA MB

L
RA RB

Kasus 5
K 5:
Beban terbagi-rata q pada
sepanjang bentangan, arah
ke bawah
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
( h ik arah
(perhatikan h gaya)) (
(menyatakan
k nilai
il i mutlak
l k / magnitude)
i d )

MA MB
L
RA RB

Kasus 6 :
Beban terbagi-rata q pada
sebagian bentangan (a),
arah
h kke b
bawahh
review REAKSI TUMPUAN JEPIT (lanjutan)
KASUS PEMBEBANAN RUMUSAN BESARNYA GAYA REAKSI
(perhatikan arah gaya) (menyatakan nilai mutlak / magnitude)

MA MB

L
RA RB

Kasus 7:
Beban segitiga ‘q’ pada
sepanjang bentangan,
arah ke bawah
“REAKSI TUMPUAN JEPIT” akibat PERPINDAHAN JOINT
pada restrained member (balok jepit-
jepit-jepit)

KASUS A :
Pada batang 1-2, joint 2 diberi perpindahan translasi aksial (ke kanan, sumbu X)
sebesar
b δ (sehingga
( hi b
berpindah
i d h menjadi
j di 2’)
2’), d
dengan cara memberi
b i gaya ((aksi)
k i) R2
Ö Berakibat pada joint 1 timbul reaksi R1 ke arah kiri

1 2 2’
R1 Aksi R2
EA
E,A
L δ
Y

Besarnya gaya
X
Z
REAKSI TUMPUAN JEPIT AKIBAT PERPINDAHAN JOINT (lanjutan)
KASUS B :
Pada batang 1-2, joint 2 diberi perpindahan translasi melintang (arah Y positif
ke atas) sebesar δ (sehingga berpindah menjadi 2’), dengan cara memberi
gaya (aksi) R2.
Berakibat :
Ö Pada joint 1 timbul reaksi R1 ke arah bawah
Ö Pada joint 1 timbul reaksi momen lentur M1 searah jarum jam
Ö Pada joint 2 timbul reaksi momen lentur M2 searah jarum jam
R1 Y
M2
2’
2
δ X
2 Z
M1 1 E,A,I
Aksi R2

L
Besarnya gaya
REAKSI TUMPUAN JEPIT AKIBAT PERPINDAHAN JOINT (lanjutan)

KASUS C :
Pada batang 12, joint 2 diberi perpindahan rotasi lentur (berlawanan jarum jam)
sebesar θ , dengan cara memberi gaya (aksi) momen M2.
Berakibat :
Ö Pada joint 1 timbul reaksi R1 ke arah atas / sumbu Y
Ö Pada joint 1 timbul reaksi momen lentur M1 berlawanan arah jarum jam
Ö Pada jjoint 2 timbul reaksi R2 ke bawah

Aksi M2
E,A,I 2
M1 1
θ
R2
R1
L

Y Besarnya gaya

X
Z
REAKSI TUMPUAN JEPIT AKIBAT PERPINDAHAN JOINT (lanjutan)

KASUS D :
Pada batang 12, joint 2 diberi perpindahan rotasi torsi (mengelilingi sumbu X,
berlawanan jarum jam) sebesar φ , dengan cara memberi gaya torsi T2.
Berakibat :
Ö Pada joint 1 timbul reaksi torsi T1 searah jarum jam

G,J Aksi T2

T1 1 2

Y Besarnya gaya

X
Z

Anda mungkin juga menyukai