Kali Lamong berada di Propinsi Jawa Timur. Bagian hulu Kali Lamong terletak di
Kabupaten Lamongan dan Mojokerto, sedangkan bagian hilirnya berada di perbatasan Kota
Surabaya dan Kabupaten Gresik, serta bermuara di Selat Madura. Daerah Aliran Kali Lamong
memiliki luas ± 720 km2, dengan panjang alur sungai ± 103 km. Sebagian dari wilayah sungai ini
berada di perbatasan Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik. Muara Kali Lamong terletak di
sebuah teluk yang disebut Teluk Lamong (Hakim, 2009) dan memiliki delta yang membentuk
daratan hasil sedimentasi bernama Pulau Galang seluas ±6 ha (Satriyono, 2009).
Kali Lamong yang melewati Gresik berasal dari pegunungan Kendeng Desa Kedung kumpul
Kecamatan Bluluk Lamongan, Kali ini merupakan salah satu dari 3 aliran sungai besar yang
bermuara di Gresik yaitu Kali Brantas di selatan, Kali Lamong di tengah dan Kali Bengawan Solo
yang melewati Gresik bagian Utara.
Wilayah yang dilewati mulai dari Kecamtan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, sampai
Karangkiring Kebomas yang dahulu menurut penelitian merupakan salah satu pelabuhan yang
besar hingga akhir abad ke-17.
Alirannya yang berkelok kelok membentuk huruf S, huruf L atau juga hutruf U membuat
beberapa tempat di Kali Lamong berkedalaman (kedung) Kali Lamong juga terkenal dengan
luapannya dimusim hujan sehingga didaerah Banjeng dan sekitarnya sudah faham dan hafal jika
terjadi banjir.
Sebagai bgian dari kawasan pesisir Pantai Utara Jawa Timur, Kali Lamong merupakan suatu
kesatuan pantai dengan pola perkembangan garis pantai yang sebagian besar memiliki ciri
topografi wilayah pantai relative datar dengan kemiringan 0 -3 derajat. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh LSM Ecoton, tipe sungai dai Kali Lamong yang memiliki muara dengan
sedimentasi tinggi, membuat daerah ini berperan sebagai daerah persinggahan dan feeding ground
bagai burung migran yang berasal dari benua Eropa menuju Australia.
Akibat topografi pantai yang relative dangkal tersebut, Kali Lamong memiliki produktifitas
biologis yang tinggi. Ditambah lagi letaknya diapit oleh alluvial Brantas dan Aluvial Bengawan
Solo menjadikan Kali Lamong daerah yang subur. Kesuburan kawasan ini dapat dilihat dengan
perkembangan kawasan Oso Wilangun, Sememi dan Kalianak yang menjadi kawasan budidaya
perikanan air payau. Selain itu, Kali Lamong juga didukung dengan keberadaan mangrove yang
menjadikan kawasan ini sebagai pemasok unsur hara bagi kehidupan pesisir Surabaya maupun
Gresik. Tercatat sepanjang Pantura Jawa Timur, termasuk Kali Lamong, terdapat lebih dari 25
jenis mangrove, diantaranya bakau dana pi-api (Arisandi,2004).
Pentingnya peranan mangrove seperti yang terdapat di Kali Lamong dapat menunjang
potensinya sebagai kawasan perlindungan ekosistem. Hal tersebut dapat dibaca kembali
sebagaimana tertulis pada Pasal 42 ayat 2, Peraturan Daerah Kota Surabaya Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Surabaya 2010-2013 yang berbunyi “ Upaya pengelolaan kawasan pantau
berhutan mangrove sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan menetapkan
kawasan pantai berhutan mangrove dengan fungsi utama sebagai kawasan lindung yang
terintegrasi dengan kegiatan ekowisata dan ilmu pengetahuan”.
Kawasan Kali Lamong dengan potensi mangrovenya juga disebut sebagai kawasan
pengembangan dan/ atau pembatasan fungsi kawasan strategis berdasarkan aspek fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup, meliputi:
a. Mengembangkan dan melestarikan ekosistem pantai dan pesisir kawasan pantai timur dn
sekitar Kali Lamong sebagai kawasan lindung dan melarang adanya kawasan terbangun;
b. Melindungi kawasan sempadan saluran utama kota yang berfungsi sebagai sistem
drainase kota, pariwisata dan transportasi air; dan
c. Melindungi satwa dan ekosistemnya sebagai salah satu hutan kota
(Peraturan Daerah Kota Surabaya tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2010-
2013, Pasal 68 ayat 2)
Bersamaan dengan hilangnya mangrove dan berjalannya proyek di sekitar kawasan Kali
Lamong tersebut akan mengganggu hubungan ekosistem mangrove dengan perairan laut. Proses
reklamasi akan berisiko mempercepat proses sedimentasi di bagian muara. Sedimentasi ini
meliputi mengendapnya sejumlah masa material di suatu tempat oleh aliran air sehingga tidak
mampu berpindah ke tempat lain baik karena adanya penghalang ataupun karena berkurangnya
energy pembawanya. Dampak dari tingginya sedimentasi mengakibatkan pendangkalan sungai
sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran, mengubah ekosistem muara, merusak
kehidupan terumbu karang, habitat ikan, dan padang lamun, juga mengurangi volume tampungan
air.
PELAPORAN
Konsultan harus membuat dan menyerahkan laporan produk pekerjaannya sebagai berikut:
1. Laporan Mingguan
Laporan ini dibuat berdasarkan informasi kemajuan pekerjaan, masalah yang ada serta
rencana kerja minggu berikutnya sebanyak 4 (empat) rangkap, 1 (satu) rangkap asli dan 3
(tiga) rangkap foto copy.
2. Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat berdasarkan informasi kemajuan pekerjaan, masalah yang yang ada
serta rencana kerja bulan berikutnya sebanyak 4 (empat) rangkap, 1 (satu) rangkap asli dan
3 (tiga) rangkap foto copy.
3. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berupa hasil pengumpulan data, hasil peninjauan, pendahuluan ke lapangan,
program kerja konsultan, hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan dan masalah yang ada
untuk didiskusikan sebanyak 4 (empat) rangkap, 1 (satu) rangkap asli dan 3 (tiga) rangkap
foto copy.
4. Laporan Rencana Mutu Kontrak
Laporan ini dibuat berdasarkan Rencana Mutu Kontrak pekerjaan sebanyak 4 (empat)
rangkap, 1 (satu) rangkap foto copy.
5. Laporan Penunjang
Buku Ukur
Semua data ukur beserta hitungannya lengkap. Buku ukur harus diserahkan oleh
pihak konsultan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 4 (empat) rangkap, 1 (satu)
rangkap asli dan 3 (tiga) rangkap foto copy.
Laporan Topografi
Pelaksanaan survey Topografi, metode, dan hasil analisa data beserta deskripsi
Bench Mark (BM) disusun dalam laporan Topografi dan diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan sebanyak 3 (Tiga) rangkap, 1 (Satu) rangkap asli dan 2 (Dua) rangkap
foto copy.
6. Laporan Hidrologi
Hasil analisa Hidrologi dan hidrometri disusun dalam laporan Hidrologi dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan sebanyak sebanyak 4 (Empat) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap
asli dan 3 (Tiga) rangkap foto copy.
7. Laporan Sosial Ekonomi
Hasil analisa kondisi Sosial Ekonomi disusun dalam Laporan Sosial Ekonomi dan
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 4 (Empat) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap
asli dan 3 (Tiga) rangkap foto copy.
8. Laporan Mekanika Tanah
Semua data hasil penyelidikan geologi teknik dan Mekasnika Tanah, termasuk analisannya
disusun dalam laporan Mekanika Tanah dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 4 (Empat), yaitu 1 (satu) rangkap asli dan 3 (Tiga) rangkap foto copy.
9. Laporan Antara (Interim)
Konsultan diminta untuk menyerahkan Laporan Antara kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 4 (Empat), yaitu 1 (satu) rangkap asli dan 3 (Tiga) rangkap foto copy. Laporan
ini berisikan mengenai hasil pekerjaan hingga laporan tersebut dibuat
10. Nota perencanaan
Hasil desain dan perhitungan teknisnya disusun dalam bentuk Laporan Nota Perencanaan
dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap
asli dan 4 (empat) rangkap foto copy.
11. Laporan Volume Pekerjaan &Anggaran Rencana Biaya
Hitungan volume pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan, dan rencana anggaran biaya
disusun dalam buku volume volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya. Buku tersebut
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap asli
dan 4 (empat) rangkap foto copy.
12. Spesifikasi Teknis
Buku ini berisikan mengenai spesifikasi teknis untuk pekerjaan fisik/ konstruksi bangunan
pengendali banjir yang direncanakan tersebut. Jumlah buku yang harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap foto copy.
13. Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir merupakan sari dari keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilakukan dalam kaitannya dengan pekerjaan ini masih berupa draft guna didiskusikan/
dipresentasikan lebih lanjut. Laporan ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap asli dan 4 (empat) rangkap foto copy.
14. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari konsep Laporan Akhir yang telah
didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan. Jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan
kepada direksi pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap asli dan 4
(empat) rangkap foto copy.
15. Laporan Ringkasan (Executive Summary)
Laporan ini berupa ringkasan dari Laporan akhir. Jumlah Laporan Akhir yang harus
diserahkan kepada direksi pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, yaitu 1 (satu) rangkap asli
dan 4 (empat) rangkap foto copy.
16. Gambar Perencana
Semua hasil pengukuran Topografi dan perencanaan tekniis disajikan dalam bentuk
gambar perencanaan yang terdiri dari:
1. Gambar karir Ukuran A3 sebanyak 1 (satu) rangkap.
2. Foto Copy Gambar Ukuran A3 sebanyak 3 (tiga) set.
3. Foto Copy Gambar Ukuran A3 sebanyak 3 (tiga) set.
4. Copy DVD sebanyak 2 (dua) buah.
DISKUSI/ PRESENTASE
Dalam menjalankan pekerjaan ini, konsultan diminta untuk melakukan diskusi/ presentasi
terhadap hasil pekerjaannya, yang berupa: