Upaya Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

UPAYA KESEHATAN KERJA

Untuk MEMPERTAHANKAN HIDUP, manusia perlu MAKAN/MINUM dan MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP
dan KEHIDUPAN.

Untuk MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP baik fisik, mental dan sosial, manusia perlu BEKERJA. Dalam
BEKERJA manusia perlu PEKERJAAN yang NYAMAN, KONDISI KESEHATAN PRIMA dan KONDISI
LINGKUNGAN KERJA yang KONDUSIF. Namun setiap pekerjaan punya POTENSI baik KESEHATAN,
KESELAMATAN dan KEHIDUPAN.

Jumlah penduduk Indonesia (BPS, 2009) : 230.37 juta, Laki-laki : 64.539.117 (62%), Perempuan :
39.946.327 (38%), Usia produktif (15 – 65 tahun) : 168.264.448 (73%), Angkatan Kerja (Kelompok usia 15
– 65 tahun yang telah bekerja) : 113.744.408 (49%), Bekerja : 104,485.444 (45%) terdiri dari pekerja
FORMAL : 39.641.104 (38%) dan INFORMAL : 64.844.340 (62%).

Masyarakat pekerja adalah PENENTU PEMBANGUNAN, sasaran Upaya Kesehatan Kerja pada kelompok
usia produktif (73%), apabila pada kelompok tersebut merupakan PEKERJA SEHAT dan PRODUKTIF maka
EKONOMI KELUARGA MENINGKAT sehingga KEMISKINAN BERKURANG dan akan berdaya ungkit untuk
MENURUNKAN IMR dan MMR serta MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH.

UPAYA KESEHATAN KERJA yang dapat mendukung Target MDGs 2015 antara lain : 1) Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan; 2) Memenuhi pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan angka kematian balita 2/3 nya antara 1990 –
2015; 5) Meningkatkan kualitas kesehatan ibu; 6) Memerangi HIV AIDS Malaria dan penyakit menular
lainnya; 7) Menjamin kelestarian lingkungan hidup; 8) Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan.

PENGERTIAN KESEHATAN KERJA (Occupational Health) (WHO/ILO, 1995) adalah suatu layanan untuk
PENINGKATAN dan PEMELIHARAAN derajat kesehatan (fisik, mental & sosial) dan ekonomi yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan, PENCEGAHAN penyimpangan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, PERLINDUNGAN pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
KESEHATAN, PENEMPATAN dan PEMELIHARAAN pekerja dalam suatu lingkungan kerja yg serasi antara
pekerjaan dengan manusia pekerja

PRINSIP KESEHATAN KERJA adalah Penyerasian antara 1) Kapasitas Kerja (kemampuan pekerja yang
dipengaruhi oleh Status Kesehatan, Gizi, Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Keterampilan); 2) Beban
Kerja (beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yaitu Beban Fisik, seperti
Mengangkat,Mendorong, Mencangkul, Berlari, Memikul,dll. dan Beban Mental); 3) Lingkungan Kerja
(lingkungan disekitar tempat kerja yang dapat menjadi beban pekerja, seperti bising, panas, getaran,
radiasi, debu, uap, larutan, bakteri, virus, alat kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, meja kerja
yang terlalu tinggi/rendah, dll.
TUJUAN KESEHATAN KERJA ditujukan untuk melindungi pekerja AGAR HIDUP SEHAT dan TERBEBAS DARI
GANGGUAN KESEHATAN serta PENGARUH BURUK yang diakibatkan oleh pekerjaan, sehingga menjadi
PEKERJA SEHAT, SELAMAT, PRODUKTIF DAN SEJAHTERA.

BAHAYA POTENSIAL DI LINGKUNGAN KERJA meliputi : 1) Faktor Fisik (suhu, tekanan, pencahayaan,
radiasi, getaran); 2) Faktor Kimia (debu, uap, gas, asap, larutan); 3) Faktor Biologi (peny. Anthrax, sering
terdapat di tempat penjagalan, penyamakan kulit, pengeringan tulang, peternakan, dll.; peny. Jamur,
sering diderita oleh tukang cuci; peny. Parasit, sering diderita oleh pekerja di pertambangan,
perkebunan, pertanian); 4) Faktor Fisiologis/ Ergonomi (dapat menimbulkan kelelahan fisik bahkan
lambat laun terjadi perubahan fisik tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan konstruksi mesin,
sikap badan kurang baik dan salah cara melakukan pekerjaan); 5) Faktor Psikososial (dapat menimbulkan
kebosanan dan cenderung meningkatkan kecelakaan. Hal ini disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak
baik dan keadaan kerja yang monoton)

DASAR HUKUM : 1) UUD 1945, pasal : 28 H ayat (1) ttg hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan; 2)
UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja; 3) UU No. 3/1992 ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4) UU No.
13/2003 ttg Ketenagakerjaan; 5) UU No. 32 / 2004 ttg Pemerintah Daerah; 6) UU No. 33 / 2004 ttg
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah; 7) UU No. 36/ 2009 ttg Kesehatan; 8) Peraturan
Pemerintah No. 32 / 1996 ttg Tenaga Kesehatan; 9) Peraturan Presiden No 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 10) Keputusan Presiden RI No. 22/1993 ttg Penyakit
Yang Timbul Karena Akibat Hubungan Kerja; 11) Keputusan Presiden RI No. 102 / 2001 ttg Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 12) Permenakertrans No. 03
/ 1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja; 13) Permenkes No. 1075 / 2003 ttg Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan Kerja; 14) Permenkes No. 1758 / 2003 ttg Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar; 15)
Permenkes No. 038 / 2007 ttg Pedoman Pelayanan Kesehatan Kerja pada Puskesmas Kawasan/Sentra
Industri; 16) Kepmenkes No. 432 / 2007 ttg Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
di Rumah Sakit; 17) Kepmenkes No. 131 /2004 ttg Sistem Kesehatan Nasional; 18) Kemenkes No HK
03.01/60.I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

KESEHATAN KERJA adalah HAK PEKERJA, tertuang dalam Amandemen UUD 1945 Pasal 28 h bahwa Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal dan mendapat lingk hidup yang baik dan
sehat berhak memperoleh pelayanan kesehatan, Pasal 34 menyatakan Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum yang layak.

Pada UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Kerja Bab XII Kesehatan Kerja Pasal 164 – 166 bahwa secara
tegas menyatakan ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja.
Berdasarkan hal tersebut Kementerian Kesehatan akan memberikan perhatian terhadap Kesehatan
Kerja.

SASARAN PROGRAM adalah : 1) Masyarakat pekerja (pekerja formal & informal), meliputi kesehatan fisik,
mental & sosial; 2) Lingkungan kerja, meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi & psikososial; 3)
Bahan baku; 4) Mesin & alat bantu kerja serta proses kerja.
UPAYA KESEHATAN KERJA SEKTOR FORMAL adalah : 1) Menjadi tanggung jawab pengusaha; 2) Relatif
lebih baik dan sudah berjalan dengan pelayanan yang komprehensif; 3) Menjadi bagian dari SMK3 yang
merupakan merupakan bagian integral dari Manajemen perusahaan; 4) Peran pemerintah lebih fokus
pada pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan regulasi

UPAYA KESEHATAN KERJA SEKTOR INFORMAL adalah : 1) Menjadi tanggung jawab pekerja, majikan atau
pemerintah; 2) Masih belum berjalan baik dalam segala aspek; 3) Pelayanan kesehatan masih sama
dengan pelayanan kesehatan pada umumnya; 4) Peran pemerintah menjadi utama dalam
pengembangan pelayanan yang komprehensif.

PERMASALAHAN KESEHATAN PEKERJA, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Pekerja : jumlahnya
besar, sifat, perilaku, budaya, pengetahuan, cara kerja, ketahanan tubuh & gizi, kesakitan & kecacatan;
2) Lingkungan : fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial; 3) Kesejahteraan : pendapatan,
pengembangan diri, pendidikaan rendah; 4) Pelayanan Kesehatan Kerja : SDM, sarana kesehatan, jejaring
pelayanan kesehatan, cakupan menurun

AKSELERASI PROGRAM KESEHATAN KERJA dapat dilakukan melalui : 1) Meningkatkan Kualitas Data &
pemetaan; 2) Advokasi DPRD & Pemda Kab.; 3) Kemitraan (LS, LP, LSM/ Ormas & dunia usaha); 4)
Meningkatkan profesionalisme tenaga kes. Kerja; 5) Meningkatkan Cakupan Yankesja di sarana yankes
dasar & rujukan; 6) Meningkatkan lingkungan tempat kerja yg sehat sesuai karakteristik daerah; 7)
Meningkatkan kemandirian masyarakat pekerja

STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk AKSELERASI PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN KERJA terdiri
dari : 1) Pelayanan kesehatan pekerja; 2) Kesehatan ibu pekerja hamil; 3) Surveilans kesehatan pekerja;
4) Kesehatan lin gkungan di tempat kerja; 5) Promosi Kesehatan pekerja; 6) Sistem Pencatatan &
Pelaporan Kesehatan pekerja.

RENCANA STRATEGIS KEGIATAN KESEHATAN KERJA TAHUN 2010 – 2014, yaitu : 1) Jumlah Puskesmas
melaksanakan Kesehatan Kerja di Kawasan Industri; 2) Kawasan Industri : Formal dan Informal.

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN KERJA DI KABUPATEN PASURUAN adalah


1) masih lemahnya sinergi koordinasi para stake holder upaya kesehatan kerja di berbagai tingkat
administrsi; 2) pengetahuan pekerja tentang kesehatan kerja masih kurang, sehingga dalam aplikasinya
mengalami kesulitan; 3) tenaga kesehatan belum melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dengan baik,
karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan kerja; 4) pelayanan kesehatan kerja
maupun penanganan para pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, umumnya diberikan masih terbatas
pada pengobatan saja (kuratif) dan belum dilaksanakan secara komperehensif (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya; 5) pemahaman kesehatan
kerja bagi pengelola tempat kerja umumnya baru dikaitkan dengan keselamatan kerja, belum dengan
kesehatan kerja; 6) jaminan pelayanan kesehatan, belum menjangkau seluruh masyarakat pekerja baik di
sektor formal dan terutama pekerja di sektor informal; 7) data dan sistem informasi mengenai kesehatan
kerja belum banyak tersedia, sistem informasi yang ada masih lemah, apalagi surveilans kesehatan kerja
jarang dilaksanakan.
PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI DAERAH INDUSTRI, pelayanan kesehatan pada pekerja merupakan hal
yang wajib dilakukan karena permasalahan utama daerah tersebut adalah masalah kesehatan pada
pekerja, pada Kepmenkes 038/Menkes/I/2007 menyatakan bahwa bagi Puskesmas di daerah industri,
selain 6 kegiatan pokok yang wajib dilaksanakan Puskesmas, wajib juga melaksanakan Upaya Kesehatan
Kerja. Dengan harapan bahwa semua Puskesmas yang di daerah industri mampu melaksanakan upaya
kesehatan kerja, serta Klinik Perusahaan selain diberi izin juga harus dibina dan kewajiban klinik melapor
ke Dinas Kesehatan.

LANGKAH-LANGKAH PUSKESMAS DALAM UPAYA KESEHATAN KERJA yaitu : 1) Pemetaan/pengumpulan


data dasar tentang Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas; 2) Advokasi ke perusahaan; 3) Pelatihan
kepada pengusaha, pekerja dan kader kesehatan kerja; 4) Memfasilitasi pembentukan Pos UKK untuk
pekerja sektor informal; 5 ) Memberikan pelayanan kesehatan pada pekerja; 6) Melaksanakan surveilans
kesehatan kerja serta Pencatatan dan pelaporan; 7) Pembinaan dan evaluasi.

AKUNTABILITAS PELAKSANAAN KESEHATAN KERJA, Puskesmas sebagai pelaksana membuat laporan


kegiatan (sesuai format) dari sumber fasilitas pelayanan kesehatan kerja di wilayah kerjanya,
mengirimkan rekap laporan per tribulan secara berjenjang, mekanisme pengiriman laporan via email,
surat, faks atau lainnya.

HARAPAN Program Kesehatan Kerja : a) dapat dikembangkan dan diimplementasikan di Kabupaten


Pasuruan, b) adanya dukungan dana APBD Kabupaten Pasuruan, c) adanya kerjasama antara Dinas
Kesehatan dan Disnakersostrans Kab. Pasuruan dalam pelaksanaan Kesehatan kerja, d) semua Puskesmas
khususnya di daerah industri melaksanakan Upaya Kesehatan kerja, e) Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan memahami tugas dan fungsinya khsusunya dalam pembinaan klinik perusahaan, f) adanya
pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja di Puskesmas dan Kabupaten.

1. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja


Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar
diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

2. Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja


Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan
pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja
dan kondisi kerja yang bertujuan untuk :
a) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan
yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b) Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi
lingkungan kerja.
c) Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang
disebabkan oleh faktor – faktor yang membahayakan kesehatan.
d) Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjaan
3.Tujuan Upaya Kesehatan Kerja
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status
kesehatan dan peningkatan produktifitas kerja melalui upaya kesehatan kerja
b. Tujuan Khusus
a) Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b) Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan bahan yang dapat
membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsif - prinsif ergonomik
c) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau
pelayanan kesehatan kerja ( underserverd)
d) Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan LSM dalam upaya
kesehatan kerja.

4. sasaran
a. Sasaran langsung
Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah mayarakat pekerja di sektor
kesehatan, antara lain : Puskesmas, Balai Pengobatan, Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan Jaringan
dokter
perusahaan bidang kesehatan kerja.
b. Sasaran tidak langsung
Sasaran tidak langsung diberikan kepada masyarakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia
usaha dan LSM.

5. Strategi
1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh
dalam pola pelayanan kesehatan Puskesmas dan rujukan
2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan
menggunakan pendekatan PKMD

Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja
yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain
pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja.
Menurut International Labaour Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap
tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan,
3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta
PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan perlindungan kesehatan
dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status
kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja . Adapun sasaran dari program ini adalah
pekerja di sektor kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik,
laboraturium kesehatan, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang
kesehatan kerja, masyarakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga
swadaya masyarakat. Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita
dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman
pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta memperhatikan
aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan
menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan melalui pelayanan
kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja
dilaksanakan melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja.

YEMIMA MARGRIETHA PIGA DJARI


07-121

Anda mungkin juga menyukai