Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN CRITICAL BOOK REVIEW

ANTROPOLOGI KESEHATAN
(Foster Anderson, 2013)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Nurjannah, M.Pd & Wira Fimansyah, S.Pd, M.Pd

KELAS : D REGULER 2017

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

No Nama Nim
1. Annisa Febriyanti Sitanggang 3172122010
2. Khaira Wilda 3173322033
3. Lifia Kristanty Br Tambunan 3161122020
4. Raynold Tarigan 3173122029
5. Richman Edoarta Hutabarat 3172122017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
karunia - Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Review ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropoloi Kesehatan dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Critical Book Review ini dapat dipergunakan sebaga salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga Critical Journal Review ini membantu menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Critical Journal Review ini kami akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Critical
Book Review ini.
Medan, November 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report ................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Report ............................................................................. 3
1.3 Manfaat Critical Book Report............................................................................................ 3
1.4 Identitas Buku .................................................................................................................... 3
BAB 2 RINGKASAN ................................................................................................................. 4
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................................................................. 8
3.1 Pembahasan Isi Buku ......................................................................................................... 8
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku ...................................................................................... 9
BAB 4 PENUTUP ..................................................................................................................... 10
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
4.2 Rekomendasi .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report


Critical Book Report memiliki banyak manfaat terutama bagi kalangan mahasiswa dan
masyarakat umum. Karena kurangnya minat mahasiswa dalam membaca maka dengan adanya
Critical Book Report ini akan memudahkan pembaca dalam membaca dan menganalisis
materi yang sama dalam satu review dengan sumber yang berbeda – beda sehingga secara
tidak langsung menguatkan pemahaman pembaca mengenai materi yang dibahas.
1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Report
 Penyelesaian tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
 Menambah wawasan dan pengetahuan
 Meningkatkan kemampuan berfikir
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
pembahasan dalam jurnal tersebut
1.3 Manfaat Critical Book Report
 Manfaat secara Teoritis, yaitu menambah wawasan terkhususnya untuk mata kuliah
Antropologi Kesehatan khususnya tentang Antropologi Kesehatan. Manfaat secara
Praktek, yaitu memudahkan pembaca untuk melihat, memahami dan mengerti isi dari
buku tersebut
 Dapat sebagai bahan pertimbangan dan referensi
1.4 Identitas Buku
Judul : Antropologi Kesehatan
Pengarang : Foster Anderson
Penerbit : UI – Press
Kota : Jakarta
Halaman : 408
Tahun : 2013
ISBN :-

3
BAB 2

RINGKASAN

BAGIAN 1 SUMBER – SUMBER DAN LINGKUNGAN


Bab 1 Bidang Baru Antropologi Kesehatan
Sejak berakhitnya Perang Dunia II, ahli antropologi sosial – budaya maupun
antropologi biologi semakin meningkatkan perhatian mereka pada studi lintas – budaya
mengenai sistem kesehatan, juga pada faktor bioekologi dan sosial budaya yang berpengaruh
terhadap kesehatan seta timbulnya penyakit, baik pada masa kini maupun disepanjang sejarah
kehidupan manusia.
Pada masa kini, para ahli antropologi yang mempunyai minat tersebut bekerja di
fakultas kedokteran, sekolah perawat, dan di bidang kesehatan masyarakat. Mereka melakukan
penelitian dalam topik seperti manusia, anatomi, pediatri, epidemiologi, kesehatan jiwa,
penyalahgunaan obat, definisi penyakit. Para ahli antropologi tersebut umunya disebut sebagai
ahli antropologi kesehatan dan lapangan yang diwakilinya adalah subdisiplin baru antropologi,
yakni “antropologi kesehatan”.

Bab 2 Antropologi Kesehatan dan Ekologi


Selama tahun terakhir, makin banyak ahli antropologi yang manuruh perhatian pada
masalah kesehatan lingkungan biobudaya, yang paling baik dipelajari lelalui apa yang disebut
Bates sebagai “pandangan ekologis”. Tidak mengherankan bahwa pandangan ekologis
ternyata cocok bagi ahli antropologi, karena dalam kenyataannya, pandangan itu merupakan
lanjutan dari lingkungan dan komuniti biotiknya dalam pendekatan antopologi yang
fundamental: yakni perhatian kepada sistemnya.
Dalam antropologi, sudah tentu yang dimaksud sebagai “keseluruhan integral” adalah
suatu sistem sosial budaya, atau dengan kata yang lebih umum, suatu kebudayaan. Dalam
ekologi keseluruhan integral adalah suatu ekosistem, “suatu interaksi antara kelompok
tanaman dan satwa dengan lingkungan non hidup mereka”. Pada umumnya ekosistem yang
dipelajari oleh pada ahli ekologi adalah misalnya Gurun Kalahari dengan kehidupan
tumbuhan, satwa dan manusianya, tunra Kutub Selatan, hutan tropis Amazon.

4
Bab 3 Sistem Medis
Penyakit, dengan rasa sakit dan pendetitaannya, merupakan kondisi manusia yang
dapat diramalkan, dan merupakan gejala biologis maupun kebudyaan yang bersifat universal.
Sebelum manusia ada, seperti halnya di kalangan hewan sekarang, penyakit hampur
sepenuhnya merupakan gejala biologis. Dengan beberapa kekecualian, hewan yang sakit
bukan merupakan urusan dari pasangannya; biasanya mereka menjauhi atau meninggalkan si
penderita.
Setelah leluhur primat kita berevolusi menjadi makhluk manusia banyak macan
penyakit yang mereka bawa, disamping penyakit baru yang mereka peroleh, tidak lagi berupa
fenomena biologis semata; penyakit ini juga mempunyai dimensi sosial dan budaya. Karena,
berbeda halnya dengan kehidupan hewan, pada manusia penyakit mengancam secara besar –
besaran, tidak hanya pada keamanan biologis si penderita dan sesamanya, mellainkan juga
pada kehidupan sisual dan yang mengidap penyakit infeksi menghadapkan rekan – rekannya
pada epidemi penyakit, dan sejarah penuh dengan kasus musnahnya populasi manusia sewaktu
pendetita cacar mengalami kontak dengan orang yang semula belum mengenal penyakit
tersebut.

BAGIAN 2 DUNIA NON – BARAT


Bab 4 Etnomedisin
Dalam hal mendeskripsikan sistem medis yang berbeda dengan sistem medis Barat,
ahli antropologi merasa kebingunan menghadapi masalah peristilahan. Semua istilah yang
umum dipakai menunjukkan kesenjangan kualitatif antara pengobatan modern dan pengobatan
yang merupakan hasil perkembangan budaya pribumi, suatu dikotomi yang ditekankan dengan
penggunaan istilah yang kontras seperti “ilmiah” versus “primitif”. Karena tradisi maupun
karena seringnya penggunaan di dalam kepustakaan masih terbesit keinginan untuk tetap
menggunakan suatu ustulah yang bersal dari kategorisasi antropologi tradisional seperti
“primitif”, “petani” dan”modern”.

5
Bab 5 Etnopsikiatri
Konsep tentang sebab peyakit dalam masyarakat rumpun dan petani, sebagimana yang
telah kita lihat, berbeda secara mendasar dengan koonsep yang merupakan ciri pengobatan
ilmiah. Sejauh ini kita telah mengamati perwujudan sistem kepercayaan itu, terutama dalam
konoteks penyakit akut, penyakit infeksi, dan penyakit yang melemahkanm yang terbanyak
mengambil korban pada penduduk dunia. Naun etnomedisin juga mencakup studi tentang
bagaimana masyarakat tradisional memandang dan menangani yang merupakan perhatian dari
etnomedisin, suatu bidang yang biasanya disebut seagai “psikiatri transkultural” atau “psikiatri
lintas budaya”.

Bab 6 Shaman, Dukun Sihir, dan Penyembuh – Penyembuh Lain


Peranan dokter dan peranan pasien, seperti halnya peranan lain, saling melengkapu dan
saling tergantung; yang satu membutuhkan yang lainnya. Tanpa pasien tak akan ada peranan
dokter, dan sebaliknya. Sehubungan dengan dimensi sukarela – nonsukarela, perbedaannya
tidak terlalu jelas sebagaimana dengan dimensi yang lain. Sejauh yang menyangkut peranan
pasien yang bersangkutan, biasanya peranan itu dilihat sebagai bersifat nonsukarela. Dalam
banyak masyarakat non-Barat, peranan penyembuh adalah nonsukarela, sesuatu yang
dipaksakan kepada individu yang semula mennilah, oleh roh yang memberinya kekuatan yang
bisa digunakan oleh si penyembuh itu.

Bab 7 Sistem – sistem Medis Non – Barat : Berbagai Kekuatan dan Kelemahan
Telah ditemukan bahwa dikotoim Barat yang sering terjadi antara penyakit organis dan
penyakit jiwa, masing – masing dengan dokternya, pendekarang pengobatannya, bahkan
rumah sakit yang berbeda, pada umumnya jarang terdapat dalam masyarakat non – Barat,
suatu fakta yang nampak jelas dari penggabungan keahlian yang dianggap penting untuk
mengatasi setiap masalah, yang ada pad adiri seorang shaman atua dukun sihir.
Bagi golongan skeptis, tipian sulapan yang dilakukan oleh shaman dan tipuan dengan
cara menyedot batu krital berdatah – yang dianggap sebagai objek penyakit dari tubuh pasien,
juga angka usia tua yang rendah serta angka mortalutas dan morbiditas yang tinggi pada
masyarakat tempat shaman berasal, merupakan bukti yang cukup dari ketidakmampuan.

6
BAGIAN 3 DUNIA BARAT
Bab 8 Tingkah laku Sakit
Dalam mempelajari tingkahlaku sakitm penting bagi kita untuk mengingat pesan von
Mering, bahwa “studi yang benar mengani makhluk manusia yang sakit berpendapat bahwa
setiap individu hidup dengan gejala maupun konsekuensi penyakit, dalam aspek fisik, mental,
aspek medikal dan aspek sosialnya. Dalam usahanya untuk meringankan penyakitnya, si sakit
terlibat dalam serangkaian proses pemecahan masalah yang bersifat internal maupun eksternal
baik yang spesifik maupun yang nonspesifik.

Bab 9 Rummah Sakit : Pandangan dari Ilmu Perilaku


Berbeda dengan dunia tradisional, dalam dunia Barat kontemporer, sejumlah besar
penyakit ditangani di rumah sakit dimana pasien beda di bewah perawatan dokter dibantu oleh
perawat dan personal pembantu lainnya. Pelayanan perawatan kesehatan di Barat, dengan
demikian, sangat berbeda dari dunia tradisional, dimana keluarga dan handaitolan mungkin
menjalankan peranan yang besar sebagai pendukunga terhadap pengobatan, sedangkan
penyembuh pad aumumnya tak dibantu oleh personal medis lainnya.

Bab 10 Profesionalisme Dalam Pengobatan : Dokter


Dari para ahli antropologilah, yang kemudian pada tahun terakhir ini diikuti pula oleh
para psikiater yang jumlahnya makin meningkat, endapatkan sebagian besar tulisan mengenai
penyembuh non-Barat dan persolah pembantunya. Merekalah yang menentukan bidang
perhatian, topik yang memerlukan perhatian utama, dan memberikan data yang terbesar
sehingga dari sana kita menarik kesimpulan. Apabila kita beralih kepada stidu masyatakat kita
sendiri, kita mendapatkan bahwa para ahli sosiologi dan kadang – kadang ahli psikologim
mempunyai peranan yang kira – kira sama. Merekalah yang menentukan bidang perhatian,
masalah utama yang akan dikaji, dan memberikan hipotesis serta model terbaru maupun data
yang melandasi stidu tersebut.

7
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku
Pada umumnya pembahasan dalam buku ini lebih ditekankan pada hubungan antara
sistem kesehatan dengan aspek budaya yang kesemuanya bermuara pada rumusan yang
disebut Antropologi Kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji masalah - masalah kesehatan
dari dua aspek yaitu aspek biologi dan aspek sosial budaya. Dari aspek biologi masalah yang
dikemukakan lebih ditekankan pada pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan
penyakit dalam evolusi manusia, dan studi tentang penyakit - penyakit purba. Sedangkan dari
aspek sosial budaya dibahas mengenai sistem medis tradisional (etnomedisin), perkembangan
profesionalitas petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya, hubungan antara dokter dan
pasien, tingkahlaku sakit dan usaha memperkenalkan sistem pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat tradisional.
Adapun yang menjadi langkah awal pembahasan dalam buku ini adalah persoalan
mengenai sistem medis. Sistem medis yang terjadi pada masyarakat pada dasarnya merupakan
suatu adaptasi sosial budaya yang melahirkan suatu bentuk perilaku dan bentuk kepercayaan
yang berlandaskan budaya yang timbul sebagai respon terhadap ancaman-ancaman yang
disebabkan oleh penyakit. Secara singkat sistem medis ini merupakan organisasi yang
kompleks yang sangat penting dan berperan dalam menilai dan membangunan suatu pola pikir
dan perilaku sehat dan sakit pada masyarakat. Hanya dengan melihat dari konteks yang lebih
luas dalam suatu lingkungan sosial budaya yang menyeluruh barulah sistem medis dari suatu
kelompok masyarakat ini dapat dipahami sepenuhnya.
Salah satu hal utama dalam sistem kesehatan adalah aspek penyakit dan pengobatan
terhadap penyakit. Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentangasal
mula penyakit, sebab - sebab, dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat tertentu.
Aspek etnomedisin merupakan aspek yang muncul seiring perkembangan kebudayaan
manusia. Di bidang antropologi medis, etnomedisin memunculkan termonologi yang beragam.
Cabang ini sering disebut pengobatan tradisionil, pengobatan primitif, tetapietnomedisin terasa
lebih manusiawi.

8
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku

Pada dasarnya buku ini sangat bagus karena menjelaskan secara rinci tentang teori
yang dibahas namun terkadang sulit memahaminya karena isi setiap babnya merupakan
konsep yang dihasilkan dari penelitian sehingga memerlukan pemahaman yang mendalam.
Selain itu, kelebihan dan kekurangan dari buku ini adalah :
Dilihat dari aspek tampilan buku :
 Kelebihan : Dari segi tampilan buku, cover buku begitu bagus, buku dicover
sedemikian menarik karena pemilihan warna buku begitu bagus.
 Kekurangan : dari aspek tampilan buku tidak terdapat kekurangan buku karena telah
dikemas sedemikian menariknya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis :
 Kelebihan : layout dan tata letak serta tata tulis begitu rapi, dengan tata tulis yang
disertai dengan tanda baca yang mengarahkan pembaca dengan mudah menangkap
maksud pemaparan penulis dalam buku ini. Selain itu juga istilah-istilah daerah atau
serapan dibuat cetak miring sehingga memudahkan pembaca membedakan makna
tulisan yang ditulis oleh peneliti/penulis buku.
 Kekurangan : penggunaan gambar-gambar pada buku tidak ada, jadi pembaca
merasa menoton membacanya.
3. Dari aspek isi buku:
 Kelebihan : isi buku dikupas begitu menarik, melalui judul bab dan sub bab buku,
penulis memberikan penjelasan yang begitu runtut dan lengkap tentang kesehatan yang
dikaji dari aspek budayanya.
 Kekurangan : walaupun isi buku dijelaskan begitu runtut, tetapi ada beberapa
pengulangan penjelasan, sehingga dalam buku banyak terdapat pemborosan kata atau
kalimat.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah :
 Kelebihan : dari aspek bahasa, buku tidak memiliki kelebihan
 Kekurangan : dari aspek tata bahasa, buku ini sulit dipahami karena banyak kalimat
yeng menggunakan bahasa ilmiah jadi pembaca sulit memahami penjelasan dalam
buku.

9
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek - aspek
biologis dan sosio budaya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara - cara
interaksiantara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia.
4.2 Rekomendasi
Hal ini mengacu kepada saran bahwa buku yang berjudul Antropologi Kesehatan
karangan Foster / Anderson cocok untuk dijadikan acuan dalam mempelajari Antropologi
khususnya cabang kesehatan, karena didalamnya sudah mencakup semua pembahawan mulai
dari sejarah Antropologi kesehatan dan juga tentang peranan dan bioetika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Foster, A. (2013). Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press.

11

Anda mungkin juga menyukai