MATERI GENETIK
Oleh
INKA PRANANDA PUTRI
NIM 180351619042 / Offering C
Plasmid
Transposon atau elemen loncat mula-mula ditemukan oleh Barbara McClintock. Untuk
1
sampai pada penemuan tentang adanya transposon, Barbara McClintock mempelajari
penyebab terjadinya variasi warna biji jagung. Dengan melakukan persilangan-persilangan
antar tanaman jagung yang berbeda warna bijinya, akhirnya Barbara McClintock menemukan
bahwa ketidak-seragaman atau variasi warna biji jagung disebabkan oleh adanya bagian dari
kromosom yang berpindah-pindah. Transposon adalah DNA yang dengan sendirinya dapat
berpindah-pindah tempat atau berpindah posisinya pada satu molekul DNA atau pada satu
kromosom. Transposon dapat digunakan untuk menandai sel, menandai suatu gen, melacak
keberadaan suatu gen, menemukan letak suatu gen di dalam kromosom.
Episome
Episom adalah bagian ekstrakromosom dari material genetik yang dapat muncul sebagai DNA
independen untuk beberapa waktu dan bentuk yang terintegrasi ke dalam DNA genom dari
organisme beberapa waktu yang lain. Episom dianggap sebagai unsur genetik yang tidak
penting. Mereka kebanyakan berasal dari luar inang dalam virus atau bakteri lain. Mereka bisa
masuk ke organisme inang dan muncul sebagai DNA ekstrakromosom dan kemudian
berintegrasi dengan DNA genom dan bereplikasi. Jika mereka muncul sebagai unit yang tidak
terintegrasi, mereka rentan terhadap penghancuran oleh sel inang. Jika terintegrasi, salinan baru
dari episom akan diproduksi dan masuk ke sel anak juga. Episom dapat dibedakan dari plasmid
karena ukurannya lebih besar.
Extrachromosomal inheritance
Pewarisan sifat sitoplasmik diatur oleh materi genetik yang terdapat di dalam organel-
organel seperti mitokondria, kloroplas (pada tumbuhan), dan beberapa komponen sitoplasmik
lainnya. Perbedaan hasil perkawinan resiprok merupakan penyimpangan dari pola Mendel.
Rasio penurunan dari hasil segregasi Mendel (hukum segregasi bebas) tidak ditemukan pada
penurunan sifat dari genom ekstrakromosomal. Persilangan resiprok (persilangan dengan sifat
berbeda) dari genom ekstrakromosomal Mempunyai kecenderungan yang sangat tinggi
terhadap penurunan fenotip secara Uniparental, yaitu hanya mengambil sifat dari salah satu
tetua (parental). Contohnya pada penurunan sifat fenotip yang menyerupai induk, yang lebih
dikenal sebagai Maternal inheritance. Pewarisan sifat ini muncul karena jumlah sitoplasma dari
genom atau gamet betina selalu jauh lebih besar dibandingkan pada gamet jantan. Sehingga
zigot akan lebih banyak mengandung genom ekstrakromosomal dari induk betina dan
terekspresikan sebagai fenotip induk betina. Gen-gen ekstrakromosomal (ekstranuklear) tidak
dapat dipetakan sebagaimana gen-gen pada genom inti. Penurunan sifat ekstranuklear ini tidak
dipengaruhi oleh pergantian inti dengan genotip lain yang berbeda.