Anda di halaman 1dari 3

ESSAI

MATERI GENETIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika dan Evolusi


Yang dibina oleh Ibu Dwi Listyorini, D.Sc.
dan Ibu Erti Hamimi, S.Pd, M.Sc

Oleh
INKA PRANANDA PUTRI
NIM 180351619042 / Offering C

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
Januari 2020
DNA dan RNA
Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk heliks
ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari
seluruh bentuk kehidupan sel. Asam ribonukleat atau RNA adalah asam nukleat beruntai
tunggal yang tersusun atas monomer-monomer nukleotida dengan gula ribosa. Setiap
polinukleotida tersusun atas monomer-monomer yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida
tersusun atas tiga bagian, yaitu basa nitrogen, gula pentosa, dan gugus fosfat. Basa nitrogen
pada RNA terdidi dari adenin, guanin, sitosin, dan urasil.
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double
helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. DNA berfungsi memberikan informasi atau
keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu: RNA d,
menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi, berlangsung didalam
inti sel. RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma. RNA r, mensintesa protein
dengan menggunakan bahan asam amino, proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir
berupa polipeptida.
Gula pada DNA deoksiribosa , sedangkan RNA adalah ribose. Basa nitrogen : Purin —
DNA adalah Adenin dan Guanin, pada RNA adalah Adenin dan Guanin. Pirimidin — DNA
adalah Timin dan sitosin, pada RNA adalah Urasil dan sitosin. Kadar pada DNA: tetap (tidak
dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein), RNA:berubah-ubah, tergantung aktivitas sintesis
protein.

Plasmid

Plasmid merupakan molekul DNA ekstrakromosomal yang memiliki ukuran bervariasi


dari kurang dari 1 kb hingga lebih dari 200 kb. Plasmid umumnya beruntai ganda, molekul
sirkuler, dan tertutup secara kuat dengan ikatan kovalen. Plasmid dapat diisolasi dari sel bakteri
dalam bentuk superheliks. Plasmid digunakan oleh para peneliti untuk menyisipkan DNA dari
sumber lain ke dalam plasmid membentuk molekul DNA rekombinan. Sel bakteri yang telah
tertransformasi dengan plasmid rekombinan akan menjadi bakteri rekombinan. Sel tunggal
bakteri akan bereproduksi melalui pembelahan sel berulang-ulang untuk membentuk klona sel
(populasi sel yang identik secara genetis) dan plasmid akan diwariskan kepada generasi
berikutnya, sehingga DNA asing dan gen-gen yang dibawanya akan turut dikloning. Produksi
banyak salinan dari satu gen tunggal disebut kloning gen.

Transposon (transposable element)

Transposon atau elemen loncat mula-mula ditemukan oleh Barbara McClintock. Untuk

1
sampai pada penemuan tentang adanya transposon, Barbara McClintock mempelajari
penyebab terjadinya variasi warna biji jagung. Dengan melakukan persilangan-persilangan
antar tanaman jagung yang berbeda warna bijinya, akhirnya Barbara McClintock menemukan
bahwa ketidak-seragaman atau variasi warna biji jagung disebabkan oleh adanya bagian dari
kromosom yang berpindah-pindah. Transposon adalah DNA yang dengan sendirinya dapat
berpindah-pindah tempat atau berpindah posisinya pada satu molekul DNA atau pada satu
kromosom. Transposon dapat digunakan untuk menandai sel, menandai suatu gen, melacak
keberadaan suatu gen, menemukan letak suatu gen di dalam kromosom.

Episome

Episom adalah bagian ekstrakromosom dari material genetik yang dapat muncul sebagai DNA
independen untuk beberapa waktu dan bentuk yang terintegrasi ke dalam DNA genom dari
organisme beberapa waktu yang lain. Episom dianggap sebagai unsur genetik yang tidak
penting. Mereka kebanyakan berasal dari luar inang dalam virus atau bakteri lain. Mereka bisa
masuk ke organisme inang dan muncul sebagai DNA ekstrakromosom dan kemudian
berintegrasi dengan DNA genom dan bereplikasi. Jika mereka muncul sebagai unit yang tidak
terintegrasi, mereka rentan terhadap penghancuran oleh sel inang. Jika terintegrasi, salinan baru
dari episom akan diproduksi dan masuk ke sel anak juga. Episom dapat dibedakan dari plasmid
karena ukurannya lebih besar.

Extrachromosomal inheritance
Pewarisan sifat sitoplasmik diatur oleh materi genetik yang terdapat di dalam organel-
organel seperti mitokondria, kloroplas (pada tumbuhan), dan beberapa komponen sitoplasmik
lainnya. Perbedaan hasil perkawinan resiprok merupakan penyimpangan dari pola Mendel.
Rasio penurunan dari hasil segregasi Mendel (hukum segregasi bebas) tidak ditemukan pada
penurunan sifat dari genom ekstrakromosomal. Persilangan resiprok (persilangan dengan sifat
berbeda) dari genom ekstrakromosomal Mempunyai kecenderungan yang sangat tinggi
terhadap penurunan fenotip secara Uniparental, yaitu hanya mengambil sifat dari salah satu
tetua (parental). Contohnya pada penurunan sifat fenotip yang menyerupai induk, yang lebih
dikenal sebagai Maternal inheritance. Pewarisan sifat ini muncul karena jumlah sitoplasma dari
genom atau gamet betina selalu jauh lebih besar dibandingkan pada gamet jantan. Sehingga
zigot akan lebih banyak mengandung genom ekstrakromosomal dari induk betina dan
terekspresikan sebagai fenotip induk betina. Gen-gen ekstrakromosomal (ekstranuklear) tidak
dapat dipetakan sebagaimana gen-gen pada genom inti. Penurunan sifat ekstranuklear ini tidak
dipengaruhi oleh pergantian inti dengan genotip lain yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai