(150342605762)
Maya Azzalia Malika Sahdana (150342606977)
EXTRACHROMOSOMAL INHERITANCE
(Materi Genetik Di Luar Kromosom Inti Sel)
DNA di Mitokondria
Mitokondria memberikan hewan dan tumbuhan dengan energi
seluler mempertahankan hidup yang lebih tinggi melalui proses oksidatif
dari asam sitrat dan siklus asam lemak, serta proses digabungkan dari
fosforilasi oksidatif dan transpor elektron. Mereka mengandung sejumlah
kecil DNA unik yang tetap otonom di luar genom nuklir sepanjang sejarah
evolusi panjang dari hewan dan tumbuhan. Genom mitokondria kecil dan
kode hanya untuk sejumlah struktur dan fungsi. Mitokondria mengandung
aparat sintesis protein khas dengan ribosom tertentu, tRNA, aminoacil-
tRNA sintetase, apparatus ini menunjukkan sensitivitas terhadap
antibiotik.
Dalam sel ragi, 10-20% DNA seluler berada dalam mitokondria
single, DNA mitokondria memiliki perbedaan dengan DNA nuklear dalam
hal massa jenis dan proporsi pasangan basa GC dan AT. DNA mitokondria
memiliki massa jenis 1,683 g/cm3 dan GC 21%, sedangkan DNA nuklear
memiliki massa jenis 1,699 g/cm3 dan GC sebanyak 40%. Siklus hidup ragi
roti normal, Saccharomyces cerevisiae, termasuk fase haploid dan diploid.
Kawin biasanya terjadi antara sel-sel haploid vegetatif jenis perkawinan
berlawanan (A atau a). Sel-sel ini berfusi untuk membentuk sel-sel diploid
vegetatif yang terbagi dengan mitosis. Pembelahan sel biasanya tidak
sama, dengan sel kecil daughter tunas dari mother yang lebih besar.
Kedua sel, bagaimanapun, adalah identik dalam komposisi nuklear. Sel
diploid vegetatif dapat menjalani proses kompleks sporulasi di mana
meiosis terjadi. Proses menghasilkan empat ascospores membagi untuk
membentuk klon. Mutan pertama ditemukan dalam ragi, jenis koloni kecil
yang disebut petites telah memberikan bukti terbaik yang sekarang ada
untuk mutasi mitokondria. Petites cacat dalam kemampuan mereka untuk
memanfaatkan oksigen dalam metabolisme karbohidrat.
DNA Kloroplas dan Resistensi Racun
GAMBAR 3. Organisasi
kloroplas genom dari
tumbuhan Marchantia
polymorpha.
dalam tembakau. Perkiraan terbaik dari sejumlah gen cpDNA 136 pada
Marchantia dan 150 pada tembakau. Lokasi gen yang dikenal dan frame
baca terbuka ditampilkan untuk genom kloroplas dari Marchantia.
Simbiosis Bakteri di Dalam Sitoplasma Paramaecium
EFEK MATERNAL
Telur dan embrio terpengaruh dari perkembangan lingkungan
maternal. Sehingga sudah ditetapkan sebelumnya oleh gen ibu, dari
progeny yang disebut pengaruh maternal. Adanya pengaruh maternal
tersebut biasanya membuktikan keadaan timbal balik. Jika pengaruh
maternal merupakan keadaan timbal balik maka akan terdapat
perbedaan dengan gen ibu.
Salah satu dari contoh yang terkini dan paling terkenal terhadap
efek maternal ialah pembentukan lingkaran pada tempurung siput Limnea
peregra. Beberapa strain dari spesies ini memiliki tempurung dekstral,
yang terpuntir ke kanan; sedangkan yang lainnya sinistral, yang terpuntir
ke kiri. Karakteristik ini ditentukan oleh genotip dari induk (bukan fenotip)
daripada gen yang terdapat pada siput yang sedang berkembang. Alel s+
untuk terpuntir ke kanan ini dominan terhadap alel s yang terpuntir ke
kiri.
Selama persilangan antara betina yang terpuntir ke kanan dan
jantan yang terpuntir ke kanan, keturunan siput yang pertama seluruhnya
terpuntir ke kanan. Rasio yang umumnya 3:1 tidak berlaku pada
keturunan kedua karena fenotipe ss tidak terekspresi. Selain itu, pola
ditentukan oleh gen induk (s+ s+) yang terekspresi pada keturunan
pertama, dan genotip dari keturunan pertama sebagai induk (s+ s)
terekspresi pada keturunan kedua. Ketika individu ss berkembangbiak,
hanya menghasilkan keturunan yang terpuntir ke kiri. Ketika individu s+ s+
atau s+ s yang berkembangbiak, maka hanya menghasilkan keturunan
yang terpuntir ke kanan. Berdasarkan persilangan berlawanan antara
betina terpuntir ke kiri dengan jantan terpuntir ke kanan (gambar 20.14),
keseuruhan dari keturunan pertama terpuntir ke kiri. Keturunan kedua
seluruhnya terpuntir ke kanan, tetapi ketika setiap dari siput keturunan
kedua dikawinkan, yang memiliki genotip ss menghasilkan keturunan
yang terpuntir ke kiri.
Penyelidikan selanjutnya terhadap puntiran/lingkaran siput ini
menunjukkan bahwa kumparan terbentuk ketika metaphase pada
pembelahan pertama yang melibatkan terpuntirnya tempurung.
Kumparan pada siput yang berpotensi dekstral terdapat di kanan,
sedangkan pada sinistral terdapat di kiri. Perbedaaan susunan kumparan
ini dikontrol oleh gen induk. Mereka menentukan orientasi kumparan,
yang nantinya akan melibatkan pembelahan sel selanjutnya dan hasilnya
pada pola puntiran/lingkaran saat dewasa. Karakteristik fenotip yang
terbaru umumnya dipengaruhi oleh induk, tanpa adanya hubungan
dengan gen pada ovum, sperma, ataupun keturunan itu sendiri. Namun,
sebagian besar karaktristik siput lainnya tidak memperlihatkan pola dari
efek maternal. Untuk contoh pengelupasan warna juga ditentukan oleh
embrio awal, dan juga dikontrol oleh gen kromosomal dari kedua induk.
Misalnya, perbandingan pola warna dihasilkan dari persilangan yang
berlawanan.
Jawab :
Jawab :
Kondisi lingkungan