Sedangkan prasarana dalam KBBI didefinisikan sebagai sebagala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Agus dan Garnida (2013) juga membagi
prasarana menjadi 2, yakni :
a. Perabot dan Tata Ruang :
Meliputi meja, kursi, perabot system, tempat kerja unit peraga visual
b. Kondisi Fisik
Meliputi dekorasi, kebersihan, ventilasi, suhu, penerangan, akustik, kesehatan, dan
keselamatan
3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Kantor
1. Peralatan atau Perlengkapan Kantor (Office Supplies)
Peralatan atau perlengkapan kantor adalah alat atau bahan yang digunakan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan kantor sehingga menghasilkan suatu pekerjaan yang diharapkan selesai
lebih cepat, tepat, dan baik.
Peralatan atau perlengkapan kantor dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Peralatan atau perlengkapan kantor dilihat dari bentuknya dibagi menjadi 3, antara
lain :
Berbentuk lembaran atau helaian (kertas).
Berbentuk non lembaran (bukan berupa kertas lembaran).
Berbentuk buku, antara lain :
Buku catatan (block note) yaitu buku yang digunakan untuk menulis
catatan harian sekretaris.
Buku pedoman organisasi yaitu buku panduan tentang informasi yang
berkaitan dengan organisasi.
Buku alamat relasi yaitu buku yang berisi tentang daftar alamat dari
berbagai macam organisasi lain atau relasi yang khususnya sering
melakukan kerjasama.
Buku telepon yaitu buku yang berisi daftar telepon dari berbagai
organisasi yang menjadi relasi dan nomor-nomor penting lainnya.
Kamus (bahasa Indonesia dan asing).
Peta kota-kota besar.
Buku tahunan yaitu buku yang berisi tentang informasi perkembangan
atau kemajuan perusahaan selama setahun terakhir.
Buku tamu yaitu buku yang digunakan untuk mencatat tamu yang
datang ke perusahaan.
Buku agenda surat yaitu buku yang mencatat surat keluar masuknya
surat setiap hari.
Buku catatan keuangan.
Buku objek wisata (brosur atau pamflet).
b) Peralatan atau perlengkapan kantor dilihat dari penggunaannya dibagi menjadi 2,
antara lain :
Barang habis pakai adalah barang atau benda kantor yang penggunaannya
hanya satu atau beberapa kali pakai atau barang tidak tahan lama.
Barang tidak habis pakai adalah barang atau benda kantor yang
penggunaannya tahan lama.
2. Mesin-mesin Kantor (Office Machine)
Mesin-mesin kantor adalah alat yang digunakan untuk menghimpun, mencatat, mengolah
bahan-bahan keterangan dalam pekerjaan kantor yang bekerja secara mekanik, elektrik, dan
magnetik.
3. Mesin Komunikasi Kantor (Office Communication)
Mesin komunikasi kantor adalah sarana kantor yang digunakan untuk melakukan komunikasi
baik di lingkungan organisasi sendiri maupun ke luar organisasi.
4. Perabot Kantor (Office Furniture)
Perabot kantor adalah benda-benda kantor yang terbuat dari kayu atau besi untuk membantu
pelaksanaan tugas pekerjaan kantor.
5. Interior Kantor (Office Arrangement)
Interior kantor adalah benda-benda kantor yang digunakan untuk menambah suasana jadi
menyenangkan sehingga memberi semangat dan kenyamanan dalam menyelesaikan pekerjaan.
6. Tata Ruang Kantor (Office Lay Out)
Tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta pengaturan penyusunan alat-alat
dan perabotan kantor sesuai dengan luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia sehingga
memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada karyawan dalam bekerja.
Berikut pengertian tata ruang kantor menurut pendapat beberapa ahliadministrasi perkantoran
yaitu :
Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran
Modern, tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat pada letak yang
tepat serta pengaturan kerja yang memberikan kepuasan bekerja bagi para
karyawannya.
Menurut Littlefield dan Peterson dalam bukunya Modern Office
Management, tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan alat
perlengkapan pada luas ruang yang tersedia.
4. Ruang Lingkup Administrasi Sarana dan Prasarana
2. Prakualifikasi Rekanan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembelian dilakukan dengan system lelang
yang diikuti oleh para rekanan untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.
Rekanan yang mengikuti tender adalah rekannan yang terpercaya saja (mengetahuinya dengan
melakukan kegiatan prakualifikasi).
3. Pengadaan Barang
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan
barang/ jasa/ benda bagi keperluan pelaksanaan tugas.
4. Penyimpanan
yaitu menampung hasil pengadaan barang demi keamanan baik yang belum atau akan
didistribusikan.
Kegiatan penyimpanan meliputi menerima barang, menyimpan barang, dan mengeluarkan/
mendistribusikan barang.
5. Inventarisasi
merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun daftar barang atau bahan yang ada secara
teratur menurut ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan penguruasan dan pengawasan yang
efektif terhadap barang milik negara (atau swasta). Inventarisai memberikan input yang sangat
berharga dan berguna bagi efektifitas pengelolaan sarana dan prasarana.
6. Penyaluran
merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi
atau pemegang yang satu pada yang lain.
7. Pemeliharaan
Agar setiap barang yang kita miliki dapat berfungsi dan digunakan secara lancar tanpa banyak
menimbulkan/ gangguan maka barang tersebut harus dirawat secara baik dan continue untuk
menghindarkan adanya unsur peganggu. Kegiatan rutin ini diusahakan agar barang tetap dalam
keadaan baik dan berfungsi baik disebut pemeliharaan (service).
8. Rehabilitasi
merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan tambal sulam atau
penggantian suku cadang agar barang tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga punya daya yang
lebih lama.
9. Penghapusan
Bila besarnya biaya rehab suatu barang inventaris tidak sesuai dengan daya pakainya, maka
barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan disingkirkan dari daftar inventaris negara
berdasar pengaturan UU yang berlaku.
Pelaksanaan penghapusan dilakukan oleh panitia penghapusan barang inventaris dengan
keputusan unit utama masing-masing mewakili unsur keuangan, perlengkapan, dan bidang
teknis.
10. Pengendalian
Seluruh kegiatan diatas tidak dapat berjalan sendiri tanpa kendali. Sebab seluruh kegiatan
pengelolaan tersebut harus selalu kompak, serempak, dan terpadu.
Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar semua
kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi sarana dan prasarana
semakin lama di rasakan semakin rumit karena pendidikan juga menyangkut masyarakat atau
orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan tersebut. Oleh karena itu apabila
administrasi sarana dan prasarana berjalan dengan baik maka semakin yakin pula bahwa tujuan
pendidikan akan tercapai dengan baik.
Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan dari administrasi
sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri . sedangkan
subsistem administrasi sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus maupun tujuan secara umum.
1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses
pembelajaran
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat- sifat individunya.
Fungsi dari sarana dan prasarana dapat berbeda sesuai dengan ruang lingkup dan juga
penggunaannya, misalkan saja sarana dan prasarana pendidikan berbeda dengan transportasi,
wisata dan sebagainya. Tetapi mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu tujuan untuk mencapai
hasil yang di harapkan sesuai dengan rencana. Berikut adalah fungsi utama sarana dan prasarana,
yaitu :
1. Pengertian Regulasi
Regulasi menurut KBBI, diartikan sebagai sebuah peraturan. Secara lebih lengkap,regulasi
merupakan cara untuk mengendalikan manusia,atau masyarakat dengan suatu aturan atau
pembantasan tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi RI No. 48 Tahun
2013 Penyusunan Standar Sarana Dan Prasarana Kantor Perlu dilakukan karena :
> Untuk kepastian ketentuan penggunaan kantor, alat perlangkapan kantor, dan kendaraan
dinas
> Keseragaman penggunaan ruangan kantor dan alat perlengkapan kantor
> Kelancara proses pekerjaan
> Kemudahan komunikasi dan hubungan kerja yang baik antar pejabat / pegawai
dilingkungan kementrian pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi birokrasi
> Kelancaran tugas pengawasan dan pengamanan
> Kemudahan pengamanan arsip dan dokumentasi
Standar Sarana dan Prasarana Kantor Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI No.48 Tahun 2013
> Ruang Kantor
> Ruang Penunjang
> Perlengkapan Ruang Kantor
> Perlengkapan Ruang Penunjang
> Kendaraan Dinas
Pejabat Pejabat yang Berhak Memiliki Kendaraan Dinas Guna Kelancaran Tugasnya Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI No.48 Tahun
2013
> Kendaraan Dinas Menteri
> Kendaraan Dinas Wakil Menteri
> Kendaraan Dinas Pejabat Eselor I
> Kendaraan Dinas Pejabat Setara Eselo I
> Kendaraan Dinas Pejabat Eselon II
> Kendaraan Dinas Pejabat Setara Eselon II
> Kendaraan Dinas Operasional
Standar Perlengkapan yang Ada Di Ruang Rapat Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No.48 Tahun 2013
> Ruang Staff
> Ruang Tunggu Menteri
> Ruang Istirahat Menteri
> Ruang Toilet Menteri
> Ruang Tunggu VIP
> Dll.
Standar Perlengkapan Yang Ada Di Ruang Kerja Menteri Dan Wakil Menteri Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI No.48 Tahun
2013
> Ruang Kerja Menteri:
1. Meja Kerja dengan Kelengkapannya
2. Kursi Kerja
3. Kursi Hadap
4. Meja Rapat
5. Meja Untuk Telepon
6. Komputer
7. Printer
8. Lemari Kaca
9. Lemari Buku
10. Televisi
11. Dll.
> Ruang Kerja Wakil Menteri
1. Meja Biro Besar dengan Kelengkapannya
2. Kursi Kerja
3. Kursi Hadap
4. Komputer
5. Printer
6.Telepon
7. Lemari Buku
8. Buffet Kayu
9. Televisi
10. Lambang Negara
11. Dll.
3.3 Menerapkan Prosedur K3 dan Ergonomi
A. K3
1. Pengertian K3
Adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi proyek.
Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan
dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarkat adil dan makmur.
Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal penting yang wajib
diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003 pasal 87.
3. Fungsi K3
Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja,
dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan
kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
4. Tujuan K3
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk
melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada
di lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan
secara aman dan efisien.
5. Ruang Lingkup K3
Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh
perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja harus
memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan
atau penyakit.
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi
barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses produksi, tentunya
kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan pekerjaan tersebut
tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik.
Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung diri yang
sesuai standar.
6. Jenis Bahaya Dalam K3
Terkait dengan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, para pekerja harus diberikan
edukasi mengenai jenis-jenis bahaya yang ada. Berikut ini adalah beberapa jenis bahaya dalam
K3:
Jenis bahaya kimia berasal dari berbagai bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan jika
terhirup atau terjadi kontak. Contoh bahaya K3 jenis kimia:
Bahaya ini berasal dari berbagai hal yang berhubungan dengan fisika dan berpotensi merusak
kesehatan dan keselamatan jika terjadi kontak. Contoh bahaya K3 jenis fisika:
Bahaya ini berasal dari jenis pekerjaan/ proyek yang berpotensi merusak kesehatan dan
mengancam keselamatan jiwa pekerja. Contoh bahaya K3 jenis ini:
3. Tujuan Ergonomi
Menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan utama ergonomi, yaitu:
1. Kegunaan(Utility)
Prinsip kegunaan artinya masing-masing produk yang dihasilkan memiliki manfaat untuk
seseorang dalam mendukung kegiatan atau kebutuhan dengan maksimal tanpa mengalami
kesulitan atau masalah dalam penggunaannya. Misalnya prinsip ergonomi adalah suatu
kemeja yang diberi kancing agar lebih mudah mengenakan dan melepaskan.
2. Keamanan(Safety)
Prinsip keamanan memiliki arti masing-masing produk yang dihasilkan mempunyai fungsi
yang bermanfaat tanpa berisiko membahayakan keselamatan ataupun kerugian
penggunanya. Misalnya adalah saku baju diberi tutup dan kancing supaya benda yang
dimasukkan tidak mudah jatuh.
3. Kenyamanan(Comfortability)
Prinsip kenyamanan mempunyai arti produk yang dihasilkan memiliki tujuan yang selaras
atau tidak mengganggu kegiatan dan juga diusahakan mendukung kegiatan seseorang.
Misalnya adalah kain dipilih dari serat lembut, sejuk dan dapat menyerap keringat.
4. Keluwesan(Flexibility)
Prinsip keluwesan berarti ergonomi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pada kondisi
ataupun fungsi ganda. Misalnya adalah baju diberi saku supaya bisa menyimpan benda
ukuran kecil.
5. Kekuatan(Durability)
Prinsip kekuatan berarti harus tahan lama dan awet dan juga tidak cepat rusak apabila
digunakan. Misalnya adalah bahan baju yang awet dan dijahit kuat.
5. Ruang Lingkup Ergonomi
Didalam suatu lapangan kerja, ergonomi berperan sangat penting. Semua bidang pekerjaan
seringkali menggunakan ergonomi. Ergonomi diaplikasikan pada dunia kerja supaya pekerja
dapat nyaman didalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman itu maka
manfaatnya terhadap produktivitas kerja yang diinginkan dan dapat semakin meningkat. Secara
garis besar ergonomi dalam dunia kerja menaruh minat pada hal berikut: