Anda di halaman 1dari 9

INTERPERSONAL CONFLICT RESOLUTION SKILL

(SOLUSI KONSTRUKSTIF BAGI KONFLIK


INTERPERSONAL SISWA)
Rosalia Dewi Nawantara
Universitas Nusantara PGRI Kediri
email: rosaliadewi@unpkediri.ac.id

Abstrak

Kasus perkelahian, bully berupa fisik dan verbal sampai perilaku tawuran saat ini
sedang marak terjadi di kalangan pelajar. Salah satu penyebabnya karena
timbulnya konflik interpersonal. Konflik interpersonal merupakan konflik yang
terjadi di antara individu-individu yang mengembangkan hubungan interpersonal
atau hubungan antarpribadi. Konflik hampir barang tentu akan dialami oleh semua
orang yang melakukan komunikasi dengan orang lain. Berbedanya pendapat,
pengalaman, dan nilai dapat memicu timbulnya konflik. Apabila konflik tersebut
tidak dapat diselesaikan maka akan menimbulkan gangguan yang cukup serius
pada hubungan dua individu, sehingga dibutuhkan suatu keterampilan dimana
keterampilan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah secara
konstruktif. Keterampilan memecahkan konflik interpersonal atau interpersonal
conflict resolution skill merupakan salah satu solusi secara konstruktif yang dapat
dilakukan. Utamanya keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa yang berada
pada usia remaja dan memliki kondisi emosi yang masih labil.

Kata Kunci: interpersonal conflict resolution skill, remaja

A. Pendahuluan untuk menghindari konflik yang


Dalam hubungannya dengan lebih besar lagi.
orang lain, maka individu pasti Dalam setting sekolah,
pernah mengalami konflik. Konflik seringkali kita menemukan kasus
yang terjadi tidak lain disebabkan perkelahian, tindakan bully, atau
karena adanya perbedaan pendapat, bahkan tawuran yang terjadi karena
pengalaman, dan nilai. Konflik konflik interpersonal. Hal tersebut
terjadi juga karena munculnya terjadi karena minimnya
disagreement dan incompability pengetahuan dan keterampilan siswa
antara dua orang (Bao, et al, dalam memecahkan konflik.
2016:542). Konflik seperti ini Sehingga diperlukan keterampilan
disebut dengan konflik interpersonal. khusus untuk tidak hanya
Dalam menghadapi konflik menghadapi masalah tetapi juga
tersebut, tentu saja masing-masing menyelesaikan masalah tersebut.
individu memiliki cara tersendiri
baik itu konstruktif atau destruktif. B. Konflik Interpersonal
Penyelesaian konflik juga dilakukan Konflik (conflict), secara
etimologi berasal dari bahasa latin

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 179
Universitas Ahmad Dahlan 2017
configere yang berarti saling individu tersebut (Nawantara,
memukul. Menurut Algert & Stanley 2016:85). Menanggapi hal tersebut
(2007:2) konflik dapat didefinisikan maka dibutuhkan suatu keterampilan
sebagai perjuangan atau pertentangan dimana keterampilan tersebut dapat
antara atau antar individu yang digunakan untuk menyelesaikan
bertentangan dalam hal kebutuhan, masalah secara konstruktif atau yang
gagasan, keyakinan, nilai, atau disebut dengan keterampilan
tujuan. menyelesaikan konflik interpersonal.
Konflik dibedakan menjadi Keterampilan memecahkan konflik
dua yaitu konflik intrapersonal dan interpersonal adalah suatu
konflik interpersonal (Hunt & kemampuan untuk menyelesaikan
Metcalf dalam Winayanti & suatu masalah antarpribadi karena
Widiasavitri, 2015:13). Konflik kepentingan atau keinginan dan
intrapersonal adalah konflik yang struktur nilai antarpribadi yang
terjadi dari dalam diri individu. berbeda satu sama lain. Konflik
Konflik intrapersonal bersifat dapat menyebabkan hubungan
psikologis yang apabila tidak dapat interpersonal berakhir apabila tidak
diatasi maka dapat menyebabkan dikelola dengan baik. Sebaliknya
gangguan kesehatan mental konflik juga dapat meningkatkan
seseorang. Sedangkan konflik kualitas hubungan bila
interpersonal adalah konflik yang penanganannya tepat.
terjadi di antara individu-individu Dalam setting sekolah sangat
yang mengembangkan hubungan penting bagi guru sebagai
interpersonal atau hubungan penanggungjawab siswa disekolah,
antarpribadi. Dalam paper ini kita memahami bahwa konflik bisa saja
akan membahas mengenai konflik terjadi dan apa saja yang memicu
interpersonal. konflik tersebut terjadi. Beberapa hal
Konflik interpersonal adalah yang dapat memicu konflik di
konflik yang muncul ketika dua sekolah adalah gender, konsep diri,
orang atau lebih merasa ekspektasi kepada orang lain, faktor
keinginannya saling bertentangan situasional, kekuasaan, dan
(DeVito, 1996:291). Selain pengalaman. Beberapa hal tersebut
keinginan yang bertentangan, konflik bisa jadi pemicu konflik yang hebat
dapat disebabkan oleh dan menyebabkan tindakan bully
kesalahpahaman kecil atau sebagai sampai pada tawuran.
hasil dari tujuan-tujuan, nilai-nilai,
sikap atau keyakinan yang tidak
sama.
Apabila konflik interpersonal
ini tidak dapat diselesaikan maka
akan menimbulkan gangguan yang
cukup serius pada hubungan dua

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 180
Universitas Ahmad Dahlan 2017
C. Aspek-aspek Konflik lain lakukan tidak memiliki konflik
Interpersonal dengan orang tersebut.
Terdapat lima aspek konflik 3. Perceived Incompatible Goal
interpersonal menurut Wilmot dan Perceived incompatible goal
Hocker (dalam Winayanti & menjelaskan bahwa konflik terjadi
Widiasavitri, 2015: 14) yaitu : karena adanya ketidaksesuaian
1. An Expressed Struggle tujuan diantara pihak-pihak yang
An expressed struggle berkonflik. Orang-orang biasanya
menjelaskan bahwa konflik terjadi terlibat dalam konflik karena adanya
saat seseorang mengkomunikasikan tujuan yang penting bagi mereka.
perbedaan persepsi dengan orang Tujuan tersebut dianggap tidak
lain serta konflik dapat terjadi karena sesuai karena pihak-pihak yang
ada peristiwa pemicu. Orang yang berkonflik menginginkan hal yang
terlibat dalam konflik memiliki sama atau hal yang berbeda.
persepsi tentang pikiran dan perasaan Pertama, pihak yang berkonflik
mereka sendiri dan persepsi tentang mungkin menginginkan hal yang
pikiran dan perasaan orang lain. sama. Kedua, kadang-kadang orang
Konflik hadir saat mereka yang berkonflik memiliki tujuan
mengkomunikasikan persepsi yang berbeda. Mereka berjuang atas
tentang pikiran dan perasaan mereka pilihan-pilihan yang tidak sesuai.
sendiri dan persepsi tentang pikiran Kadang-kadang tujuan tidak
dan perasaan orang lain. Komunikasi bertentangan sebagaimana yang
dapat terjadi secara verbal dan non tampak. Terlepas dari apakah orang
verbal. Komunikasi adalah elemen yang berkonflik melihat tujuan yang
utama dalam semua konflik sama atau berbeda, tujuan yang tidak
interpersonal. sesuai dirasakan sangat penting
2. Interdependence untuk semua konflik.
Interdependence menjelaskan 4. Perceived Scarce Resources
bahwa konflik terjadi pada pihak- Perceived scarce resources
pihak yang saling bergantung yang menjelaskan bahwa konflik terjadi
ditandai dengan adanya aktivitas apabila seseorang merasakan
yang sama (mutual activity) dan langkanya atau berkurangnya sumber
kepentingan yang sama (mutual daya seperti cinta, penghargaan,
interest). Pihak yang berkonflik perhatian, rasa peduli, kekuasaan
terlibat dalam sebuah perjuangan dan serta harga diri. Sumber daya dapat
merasa terganggu satu sama lain didefinisikan sebagai hal-hal yang
karena mereka saling bergantung. dirasakan positif baik secara fisik,
Seseorang yang tidak tergantung ekonomi dan sosial daya mungkin
pada yang lain, yaitu yang tidak obyektif nyata atau dianggap sebagai
memiliki special interest dalam nyata oleh orang. Demikian juga,
perilaku ataupun hal-hal yang orang kelangkaan, atau pembatasan, dapat
terlihat atau aktual. Uang, sumber

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 181
Universitas Ahmad Dahlan 2017
daya alam seperti minyak atau tanah, D. Interpersonal Conflict
dan pekerjaan mungkin memang Resolution Skill
sumber daya yang langka atau Timbulnya konflik dalam
terbatas. Komoditas berwujud seperti hubungan interpersonal merupakan
cinta, penghargaan, perhatian, dan hal yang normal terjadi (Algert &
peduli juga dapat dianggap sebagai Stanley, 2007: 1). Seperti contohnya,
hal yang langka. Dalam perjuangan dalam suatu diskusi kita tidak bisa
interpersonal, dua sumber daya yang memaksakan seluruh orang untuk
sering dianggap langka adalah memiliki pemikiran yang sama. Latar
kekuasaan (power) dan harga diri belakang budaya, keluarga, dan
(self-esteem). Terlepas dari persoalan lingkunganlah yang menyebabkan
tertentu yang terlibat, orang dalam terjadinya perbedaan pola pikir pada
konflik biasanya merasa bahwa satu orang dengan orang yang lain.
mereka memiliki terlalu sedikit Memaknai hal tersebut tentu
kekuasaan dan harga diri dan bahwa membuka pemikiran kita agar lebih
pihak lain memiliki terlalu banyak tenang ketika menghadapi persoalan
kekuasaan dan harga diri. yang terkait interpersonal.
5. Interference Sejalan dengan penjelasan
Interference menjelaskan sebelumnya bahwa konflik timbul
bahwa konflik terjadi apabila karena adanya perbedaan. Perbedaan
seseorang merasa terganggu dengan tersebut meliputi nilai, motivasi,
tindakan orang lain dan merasa persepsi, ide, atau keinginan.
kepentingannya dihalangi oleh orang Terkadang perbedaan ini terlihat
lain. Orang-orang yang saling sepele, akan tetapi ketika sebuah
tergantung, melihat tujuan yang tidak konflik menimbulkan perasaan yang
sesuai, dan sumber daya yang sama- meluap-luap, menyinggung
sama langka mungkin masih tidak kepribadian dan kebutuhan
memenuhi persyaratan untuk konflik. seseorang, maka hal tersebut dapat
Gangguan, atau persepsi gangguan, menjadi akar permasalahan
diperlukan untuk melengkapi kondisi interpersonal yang serius. Dalam
konflik. Jika kehadiran orang lain lingkup sekolah seringkali
mengganggu tindakan yang pemecahan konflik interpersonal
diinginkan, konflik meningkat. yang digunakan oleh siswa adalah
Konflik terkait dengan menghalangi, dengan pelibatan emosi negatif
dan orang yang melakukan seperti cek cok atau adu mulut,
menghalangi tersebut dianggap perkelahian, dan tawuran.
sebagai masalah. Dihalangi dan Perlu dipahami bahwa konflik
diganggu adalah pengalaman yang adalah bagian dari kehidupan yang
biasanya menimbulkan rasa marah harus dihadapi dan dicari solusinya
dan menyalahkan. dengan cara yang konstruktif.
Pemecahan masalah secara
konstruktif artinya dalam

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 182
Universitas Ahmad Dahlan 2017
penyelesaian masalah yang dilihat menyelesaikan konflik dengan
dari permasalahannya dan cara memberikan kesempatan pada pihak-
memecahkannya dengan melihat pihak yang berkonflik untuk
kekurangan yang ada sehingga memecahkan masalah mereka sendiri
timbul apa penyebab masalah dan atau dengan melibatkan pihak ketiga
kemudian dicari solusinya. Hal yang bijak, netral dan adil untuk
tersebut yang kemudian disebut membantu pihak-pihak yang
dengan keterampilan memecahkan berkonflik memecahkan masalahnya.
konflik interpersonal, yaitu sejumlah Menurut Johnson terdapat lima
keterampilan yang dimiliki seseorang strategi dasar yang dapat digunakan
dalam rangka memecahkan konflik dalam memecahkan konflik
yang terjadi antara dirinya dengan (Johnson, 2009:253). Beberapa
orang lain. Pemecahan masalah yang strategi tersebut diambil dari nama
konstruktif tentu saja akan hewan yang dianggap mewakili
menghasilkan prosedur untuk masing-masing karakter untuk
manajemen konflik secara memecahkan masalah interpersonal,
konstruktif, kesempatan untuk yaitu:
berlatih prosedur tersebut sampai 1. The Turtle (Withdrawing),
keterampilan yang sebenarnya benar- seperti kura-kura menarik diri
benar bisa diaplikasikan, dan norma untuk memasuki rumah mereka
serta nilai yang mendukung dan dalam upaya menghindari
mendorong penggunaan dari konflik. Tidak ada kemampuan
prosedur ini (Johnson, 2009:251). memecahkan konflik, mereka
Masing-masing orang tentu percaya bahwa lebih mudah
saja dapat memiliki cara untuk untuk menarik diri (secara fisik
menyelesaikan konflik interpersonal dan secara psikologis) dari suatu
yang dialami. Hal tersebut sejalan konflik dibanding
dengan Wilmot & Hocker (dalam menghadapinya.
Winayanti & Widiasavitri, 2015: 14) 2. The Shark (Forcing), seperti
yang berpendapat bahwa kebanyakan ikan hiu yang memaksa. Ikan
orang memiliki suatu cara tertentu hiu mencoba menundukkan
yang mereka gunakan ketika lawan dengan memaksa dan
berhadapan dengan konflik. Hanya melawan kekuatan mereka
saja pertanyaannya apakah cara dalam menyelesaikan konflik.
tersebut sudah tepat atau bahkan Lebih mementingkan tujuan
membuat masalah lebih rumit daripada berhubungan dengan
daripada sebelumnya. orang lain.
Interpersonal conflict 3. The Teddy Bear (Smoothing),
resolution skill atau keterampilan adalah lebih mementingkan
resolusi konflik interpersonal adalah hubungan daripada tujuan.
penggunaan cara-cara yang lebih Mereka berpikir konflik
demokratis dan konstruktif untuk dihindari karena dapat merusak

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 183
Universitas Ahmad Dahlan 2017
hubungannya dan jika konflik konstruktif untuk memecahkan
berlanjut seseorang akan masalah interpersonal yang juga
mendapat luka. Lebih termasuk suatu keterampilan. Seperti
mementingkan untuk meminta kita tahu, keterampilan merupakan
maaf bukan berarti bersalah. sesuatu yang harus dipelajari yang
4. The Fox (Compromising), kemudian harus dipraktikkan atau
seperti rubah yang dalam diimplikasikan secara real di
mencapai tujuan melakukan kehidupan nyata. Beberapa
kompromi dengan cara keterampilan tersebut adalah:
memperhatikan pihak lain, 1. Ungkapkan apa yang kamu
tujuan dan hubungan sama inginkan!
penting. Konflik berawal ketika dua
5. The Owl (Confronting), seperti orang mengingkan dua hal yang
burung hantu yang meletakkan sama. Setiap orang memiliki hak
nilai tinggi pada tujuan dan untuk dapat memenuhi keinginan,
hubungan. Mereka memandang kebutuhan dan tujuan mereka.
konflik merupakan masalah Negosiasi bisa dimulai ketika kita
yang dapat dipecahkan dan mengungkapkan apa yang kita
dicari penyelesaiannya inginkan secara jujur dan tetap
berdasarkan kemampuan tujuan menghormati dua belah pihak, diri
yang dicapai. kita sendiri dan pihak lain.
Selain beberapa strategi dasar 2. Ungkapkan apa yang kamu
diatas, terdapat strategi yang banyak rasakan!
digunakan untuk memecahkan Dalam pemecahan masalah
konflik interpersonal yaitu negosiasi. tidak cukup hanya menyampaikan
Menurut Johnson (2009:254) apa yang kamu inginkan tetapi juga
terdapat dua cara untuk bernegosiasi, harus menyampaikan apa yang kamu
yaitu negotiating to win (negosiasi rasakan. Dalam konflik mungkin kita
untuk menang) dan negotiating to akan merasa marah, frustasi, atau
problem solve (negosiasi untuk mungkin juga takut.
mengatasi masalah). Negotiating to Mengekspresikan dan mengontrol
win adalah lebih mementingkan perasaan adalah hal yang paling sulit
tujuan daripada hubungan dalam memecahkan konflik, akan
interpersonal itu sendiri, yang tetapi juga hal yang sangat penting
terpenting adalah memeroleh untuk dilakukan. Alasannya adalah
kemenangan. Negotiating to problem yang pertama karena hal tersebut
solve adalah cara negosiasi untuk dapat menjadi jalan bagi orang lain
menemukan kesepakatan yang untuk memahami bagaimana
menguntungkan setiap orang yang perilaku mereka memengaruhi kita
terlibat. secara emosional. Kedua,
Problem solving negotiations Mengungkapkan perasaan kita
merupakan salah satu solusi membuat kita lebih tenang dan

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 184
Universitas Ahmad Dahlan 2017
nyaman utamanya saat membuat memiliki cara pandang yang sama
kesepakatan dengan pihak lain dalam dengan kita. Kebalikan dari
konteks pemecahan masalah. pengambilan perspektif adalah
3. Coba untuk menempatkan diri egosentris, yaitu sikap kurang peduli
pada posisi orang lain! terhadap cara pandang orang lain.
Mengungkapkan apa yang Bagi individu yang egosentris, cara
diinginkan dan apa yang dirasakan pandangnya adalah satu-satunya
tidak hanya merupakan hak kita, yang ia yakini benar dan tipe
tetapi juga pihak lain yang terlibat individu seperti ini akan mudah
konflik. Mendengarkan dengan baik, terlibat dalam konflik interpersonal
mencoba memahami dan mencari dan sangat sulit untuk mendapatkan
kesepakatan antar dua belah pihak pemecahan konflik secara
harus dilakukan demi konstruktif.
terselesaikannya konflik. Sehingga 5. Tentukan pilihan yang saling
mencoba menempatkan diri pada menguntungkan!
posisi orang lain adalah penting, Tahap selanjutnya dalam
setidaknya dengarkanlah alasan negosiasi adalah identifikasi
orang lain mengapa ia bertindak beberapa kesepakatan yang mungkin
demikian, lalu coba tempatkan diri disetujui dua belah pihak. Solusi
kita dalam posisi mereka, maka yang masuk akal tentu akan
kesepakatan yang diambil akan lebih membuat pihak lain setujudan mulai
bijaksana. mempertimbangkan kesepakatan
4. Coba mengerti cara pandang yang akan dibuat. Kita bisa membuat
orang lain! paling tidak tiga alternatif solusi
Pengambilan perspektif atau untuk sebelumnya mendapatkan satu
cara pandang merupakan solusi terbaik yang akan digunakan.
kemampuan untuk memahami Persetujuan dua belah pihak sangat
bagaimana situasi konflik muncul mungkin terjadi aabila pilihan solusi
bagi orang lain dan bagaimana yang akan dibuat atau ditawarkan
mereka bereaksi baik secara kognitif dapat menguntungkan dua belah
maupun emosional terhadap situasi pihak.
tersebut. Memahami cara pandang 6. Capai kesepakatan yang
orang lain juga berarti bahwa kita konstruktif!
berempati, tidak semua mengatakan Kesepakatan yang konstruktif
bumi itu bundar, kadangkala orang meliputi: (1) adil bagi dua belah
lain menganggap bumi itu datar tentu pihak, (2) menguatkan hubungan
karena mereka juga memiliki alasan interpersonal dan membuat dua belah
atas perspektif tersebut. Setiap pihak saling berkerja sama, (3)
individu memiliki cara pandang yang memperbaiki atau meningkatkan
unik yang ditentukan oleh usia. kemampuan seseorang dalam
Konflik sering terjadi karena kita memecahkan masalahnya
menganggap bahwa orang lain dikemudian hari, dan (4)

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 185
Universitas Ahmad Dahlan 2017
menguntungkan bagi dua belah Dalam proses pengambilan
pihak. Hal-hal tersebut lah yang akan keputusan dan pemecahan masalah
dicapai saat kita menggunakan secara kreatif dan produktif
kesepakatan yang konstruktif dalam diperlukan beberapa keterampilan
memecahkan masalah interpersonal. didalamnya yaitu keterampilan untuk
Selain itu Deuscth (2000:36) memimpin dan berdiskusi dalam
dalam bukunya yang berjudul kelompok.
Handbook of Conflict Resolution,
membagi keterampilan memecahkan E. Kesimpulan
konflik interpersonal dalam tiga Interpersonal Conflict
keterampilan yaitu : Resolution Skill merupakan
1. Keterampilan Membina keterampilan yang seharusnya
Hubungan Baik dimiliki oleh individu dalam hal ini
Dalam suatu hubungan siswa. Bagaimanapun juga
interpersonal dibutuhkan adanya perkembangan kehidupan sosial
keterampilan menciptakan hubungan dalam usia remaja sangat penting,
yang baik. Keterampilan ini berarti sehingga konflik yang muncul tidak
seseorang dapat menciptakan hanya harus dihadapi tetapi juga
suasana yang aman dan ramah ketika harus diselesaikan.
melakukan interaksi dengan orang Dalam lingkungan sekolah,
lain sehingga dapat membantu dalam maraknya kasus perkelahan,
mengembangkan usaha negosiasi bullying, dan tawuran, terjadi karena
yang efektif. adanya konflik interpersonal.
2. Keterampilan Memecahkan Kurangnya pengetahuan dan
Konflik Secara Kooperatif keterampilan untuk memecahkan
Keterampilan memecahkan masalah membuat siswa memilih
konflik secara kooperatif dapat cara yang destruktif untuk
dinyatakan sebagai usaha dalam menyelesaikan masalahnya. Maka
menyelesaikan atau memecahkan disinilah pentingnya melatihkan
konflik dengan mengedepankan keterampilan memecahkan konflik
kerjasama (cooperation). interpersonal pada siswa agar dapat
Memecahkan konflik secara menjalankan tugas
kooperatif ini dapat diuraikan dengan perkembangannya dengan baik
mendengarkan orang lain ketika terutama terkait dengan kehidupan
terjadi komunikasi, mengenali dan sosial.
mengidentifikasi apa yang
diinginkan oleh orang lain dalam Daftar Pustaka
suatu interaksi. Algert, N.E. & Stanley, C. A. 2007.
3. Keterampilan Pengambilan Conflict Management.
Keputusan dan Pemecahan Effective Practice For
Academic Leader Stylus
Masalah Secara Kreatif dan
Publishing, 2 (9): 1-16.
Produktif.

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 186
Universitas Ahmad Dahlan 2017
Bao, Y., et al. 2016. The Research of
Interpersonal Conflict and
Solution Strategies. Scientific
Research Publishing Journal
(Online),
(http://www.scirp.org/journal/
psych), diakses 26 Juli 2017.
DeVito, J.A. 1996. Komunikasi
Antar Manusia. Terjemahan
oleh Agus Maulana. Jakarta:
Professional Books.
Deutsch, M., & Peter Coleman,
(Eds). 2000. The Handbook
of Conflict Resolution. San
Fransisco: Josey Bass.
Nawantara, R. D. 2016. Perbedaan
Keterampilan Memecahkan
Konflik Interpersonal Antara
Siswa Kelas Akselerasi Dan
Siswa Kelas Reguler Di
SMAN RSBI Se-Kota
Malang. Nusantara Of
Research, 03 (01): 32-38.
Johnson, W. D. 2009. Reaching Out:
Interpersonal Effectiveness
and Actualization. Prentice-
hall. Inc: New Jersey.
Jones, T. S. 2004. Conflict
Resolution Education:The
Field, the Findings, and the
Future. Conflict Resolution
Quarterly Wiley Periodicals,
Inc.,and the Association for
Conflict Resolution, 22 (1):
233-267.
Winayanti, R. D. & Widiasavitri, P.
N. 2015. Hubungan Antara
Trust dengan Konflik
Interpersonal Pada Dewasa
Awal yang Menjalani
Hubungan Pacaran Jarak
Jauh. Jurnal Psikologi
Udayana, 3 (1): 10-19.

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 187
Universitas Ahmad Dahlan 2017

Anda mungkin juga menyukai