Anda di halaman 1dari 5

MIKROBIOLOGI VARICELLA ZOSTER

Varicella zoster
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air dialami
oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit
cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella
zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di
bagian saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpes zoster atau cacar ular. Herpes zoster
hanya terjadi sekali seumur hidup dan pada usia di atas 60 tahun.
Morfologi
Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA, lipid,
karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk bulat.
Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukuran 140-200 μ, berinti DNA.
Klasifikasi Varicella Zoster
Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family : Herpesviridae
sub family : Alphaherpesvirinae
Genus : Varicellovirus
Species : Varicella zoster

CACAR AIR PADA ANAK


Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah
cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox. Varisela adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada
umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terkena
sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup
sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari
sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak
langsung dan percikan ludah (droplet infection).
Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) biasanya
berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan pemberian zoster imun globulin (ZIG),
yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella
- zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang mengandung titer antibodi
spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin
varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali, satu kali lagi
diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk
menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10
tahun.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka
akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau
terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya
tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan
terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum.
Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu menimbulkan ruam di kulit
sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari kemudian sembuh
sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan
gejala lebih berat.
Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama itu
menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan ketika
cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang
menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun,
kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.
Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan sampai
terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa
diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area persarafan, penyakitnya memang
tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.
Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar dorsal
sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster.
Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa, yang disebut nyeri
pascaherpes atau postherpetic neuralgia.
Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai
terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan
lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus sempat merusak atau terjadi
disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena
sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-
menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti terbakar.
Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pascaherpes. Semakin tua seseorang
saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita
herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50 tahun
kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari
populasi.
Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai ke mata,
semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pascaherpes. Pada serangan yang sampai menuju ke
mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya
dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan - jika tidak bisa
dibilang tidak akan bisa sembuh.Setiap pasien juga punya pengobatan sendiri yang berbeda tergantung
kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga
dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri
berlebihan bisa mengakibatkan depresi.
Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan adalah komplikasinya yang
sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya adalah rdang paru-paru yang biasanya disebabkan
oleh inspeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. Radang otak juga ,emjadi komplikasi akibat penyakit
ini, walaupun bisa disembuhkan, namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi
mental dan gangguan tigkah laku.
Proses eksositosis oleh virus
Gejala
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang usianya berkisar 10
tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak enak di badan.Gejala
tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala yang berat
jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah timbulnya gejala awal, muncul
ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di
selaput mukosa seperti di bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk bintik-bintik
merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan
(vesikel), yang terasa gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam,
selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.
Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan mengering pada
hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari Penularan.
Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah dapat
terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari
setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktusekiter 10-21 hari gejala pertama muncul.
Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi. Cacar air ditularkan melalui udara prnapasan, kontak
langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti handuk,
seprei, atau selimut.
Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat dilakukan
dengan:
 Istirahat secukupnya
 Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama untuk
mengurangi rasa gatal
 Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
 Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol 1-2%
 Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah menggaruk ruam-
ruam
 Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di dalam mulut.
 Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari juga garam
 Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
 Menjaga kebersihan tangan
 Kuku dipotong pendek
 Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:
 Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
 Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
 Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebih dari 2
tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
 Obat anti-virus vidarabin
Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada kelompok-
kelompok berikut:
 Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu
dosis vaksin
 Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air
diberikan satu dosis vaksin
 Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan
yang sangat mudah terjangkit cacar air
 Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi sedang
hamil
 Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan anak-
anak
 Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air
Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air.
VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:
 Orang dengan sistem kekebalan rendah
 Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena cacar air sebelumnya
 Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kahamilan kurang dari 28 minggu atau berat
lahirnya kurang dari 1000 gram
 Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang mengalami cacar air
antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan
Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang
dewasa. Tranmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hati dihitung dari
timbulnya gejala kulit.
Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian
bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
(keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal,
yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi
kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk
vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian
menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga
menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka
dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika
terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy
regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa,
berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjunctivitis, otitis,
arteritis dan beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan konginetal,
sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela
konginetal pada neonatus.
Pembantu Diagnosis
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan
Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak
(multinukleated).
Diagnosis Banding
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran monomorf, dan
penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.
Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa
gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal
(antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta
menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan
oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg sehari selama
7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula diberikan imunotimulator seperti isoprinosin.
Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari.
Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai
penyakit membaik. Obat ini diberikan jika lama penyakitnya telah lebih 3 hari.
Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri dan
lingkungan memberikan prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan parut hanya
sedikit, kecuali jika klien melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan kulit lebih
dalam.
Pengkajian
 Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.
 Pada kulit dan membran mukosa :
Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama
4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan
menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan
konjunctiva.
 Suhu : dapat terjadi demam antara 38°-39° C
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Aktual atau potensial gangguan integritas kulit
 Anjurkan mandi secara teratur
 Hindari menggaruk lesi
 Gunakan pakaian yang halus/lembut
Gangguan rasa nyaman : nyeri
 Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.
 Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.
Potensial penularan infeksi
· Lakukan isolasi (strict isolation) :
Prosedur strict isolation :
a) Ruangan tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme yang sama
dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.
b) Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam
ruangan.
c) Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan terkontaminasi
serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.
d) Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus dan
diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembali

Anda mungkin juga menyukai