Laporan Praktikum Teknologi Beton PDF
Laporan Praktikum Teknologi Beton PDF
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum uji bahan,diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menganalisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
2. Menghitung Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar.
3. Menghitung Berat Isi Agregat Halus dan Kasar.
4. Menghitung Kadar Air Agregat.
5. Cara Pengadukan Beton.
6. Uji Slump Beton Segar.
7. Membuat Silinder Beton.
8. Menguji Tekan Silinder Beton.
BAB II
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
Berat Tertahan
% Berat Tertahan 100%
Berat Contoh
0
Saringan No. 1 ½ = 100 % 0,00 %
1306,80
0
Saringan No. 1 = 100 % 0,00 %
1306,80
0
Saringan No. ¾ = 100 % 0,00 %
1306,80
0
Saringan No. ½ = 100 % 0,00 %
1306,80
2,50
Saringan No. 3/8 = 100 % 0,19 %
1306,80
19,10
Saringan No. 4 = 100 % 1,46 %
1306,80
47,60
Saringan No. 8 = 100 % 3,64 %
1306,80
906,30
Saringan No. 16 = 100 % 69,35 %
1306,80
126,80
Saringan No. 30 = 100 % 9,70 %
1306,80
97,50
Saringan No. 50 = 100 % 7,46 %
1306,80
92,00
Saringan No. 100 = 100 % 7,04 %
1306,80
14,10
Saringan No.200 = 100 % 1,08 %
1306,80
0,70
Pan = 100 % 0,05 %
1306,80
B. Persen (%) Lolos
356,80
Modulus Halus Butiran = 3,57
100
Berat Tertahan
% Berat Tertahan 100%
Berat Contoh
0
Saringan No. 1 ½ = 100 % 0,00 %
2564,70
16,30
Saringan No. 1 = 100 % 0,64 %
2564,70
134,40
Saringan No. ¾ = 100 % 5,24 %
2564,70
1086,50
Saringan No. ½ = 100 % 42,36 %
2564,70
660,00
Saringan No. 3/8 = 100 % 25,73 %
2564,70
422,10
Saringan No. 4 = 100 % 16,46 %
2564,70
97,00
Saringan No. 8 = 100 % 3,78 %
2564,70
49,10
Saringan No. 16 = 100 % 1,91%
2564,70
40,00
Saringan No. 30 = 100 % 1,56 %
2564,70
24,30
Saringan No. 50 = 100 % 0,95 %
2564,70
23,00
Saringan No. 100 = 100 % 0,90 %
2564,70
7,00
Saringan No.200 = 100 % 0,27 %
2564,70
3,70
Pan = 100 % 0,14 %
2564,70
705,35
Modulus Halus Butiran = 7,05
100
2.8 Pembahasan
2.8.1 Persen (%) Berat Tertahan
Persen (%) Berat Tertahan merupakan besarnya persentase berat
dari agregat yang tertahan di satu saringan, yang didapat dengan rimus
berikut :
Berat Tertahan
% Berat Tertahan 100%
Berat Contoh
2.8.2 Persen (%) Lolos
Gambar Oven
LAPORAN SEMENTARA
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
Kerikil
No Jumlah (%)
Ukuran Berat Σ Berat
Saringan Berat Tertahan
Tertahan (gr) Tertahan (gr) Tertahan Lolos
Komulatif (%)
Asisten/Dosen Mahasiswa
..................................... ..................................
BAB III
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
HALUS
3.5 Pelaksanaan
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Siapkan peralatan dan benda uji yang digunakan.
2. Atur timbangan digital dengan tepat dan benar.
3. Masukkan benda uji kedalam oven agar diperoleh benda uji kering dengan
indikasi benda uji tercurah dengan baik/diperoleh keadaan jenuh kering
permukaan.
4. Periksa keadaan jenuh kering permukaan dengan mengisi benda uji ke
dalam kerucut terpancung. Padatkan dengan batang penumbuk sebanyak
25 kali, lalu angkat kerucut terpancung. Keadaan jenuh kering permukaan
tercapai apabila benda uji runtuh tetapi masih dalam keadaan tercetak.
5. Isi piknometer dengan air hingga penuh, kemudian ditimbang agar
diketahui berat piknometer berisi air.
6. Air yang berada didalam piknometer dibuang sebanyak 1/3 dari
piknometer, kemudian benda uji pada keadaan jenuh kering permukaan
dimasukkan ke dalam piknometer.
7. Masukkan air kedalam piknometer hingga penuh, kemudian piknometer
diputar-putar perlahan dengan maksud agar gelembung-gelembung
didalam piknometer hilang. Setelah itu ditimbang agar diketahui berat
piknometer berisi air dengan benda uji.
8. Keluarkan benda uji dari dalam piknometer, lalu tuangkan ke dalam cawan
untuk dikeringkan didalam oven.
9. Setelah benda uji kering, timbang berat benda uji sampai berat konstan.
10. Lalu hitung berat jenis curah, berat jenis kering permukaan, Bulk Specific
Gravity (kondisi kering), berat jenis semu, dan penyerapan air.
11. Setelah praktikum selesai, rapikan semua peralatan dan benda uji yang
dipakai.
3.6 Hasil pengujian
Tabel hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
Jenis Pengujian Simbol Berat (gr)
Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) Bj 500,00
Berat benda uji kering oven Bk 492,20
Berat piknometer diisi air (25ºC) Ba 671,40
Berat piknometer+benda uji+air (25ºC) Bt 976,70
3.7 Hitungan
Hitungan hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus, sebagai
berikut :
a) Berat jenis kering (Bulk)
Bk
=
( Ba Bj Bt )
492,20
=
(671,40 500 976,70)
= 2,53
b) Berat jenis kering jenuh permukaan
Bj
=
( Ba Bj Bt )
500
=
(671,40 500 976,70)
= 2,57
c) Berat jenis semu (apparent)
Bk
=
( Ba Bk Bt )
492,20
=
(671,40 492,20 976,70)
= 2,63
d) Penyerapan
Bj Bk
= 100%
Bk
500 492,20
= 100%
492,20
= 1,58
3.8 Pembahasan
3.8.1 Berat jenis agregat
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara volume agregat dan berat
volume air. Nilai berat jenis yang disarankan adalah > 2,50.
Tabel 2.2 Persyaratan Sifat Fisis Agregat
3.8.2 Penyerapan
Penyerapan adalah tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air, Nilai penyerapan yang disarankan < 3% berat. Besarnya
penyerapan didapatkan dengan rumus :
Bj Bk
Penyerapan 100%
Bk
3.9 Kesimpulan dan saran
Berdasarkan perhitungan pada subbab sebelumnya didapat data-data
sebagai berikut :
a) Berat jenis kering (Bulk) = 2,53
b) Berat jenis kering jenuh permukaan = 2,57
c) Berat jenis semu (apparent) = 2,63
d) Penyerapan = 1,58
Dari data-data diatas dapat disimpulkan bahwa syarat berat jenis agregat
(lebih besar 2,50) dan penyerapan (lebih kecil 3%) terpenuhi, maka agregat dapat
digunakan dalam pembuatan campuran beton.
3.10 Lampiran
GAMBAR ALAT
Gambar Oven
LAPORAN SEMENTARA
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Asisten/Dosen Mahasiswa
..................................... ..................................
BAB IV
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR
4.7 Hitungan
Hitungan hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar, adalah
sebagai berikut :
a) Berat jenis kering (Bulk)
Bk
=
( Bj Ba )
2396,00
=
(2417,20 1513,00)
= 2,65
b) Berat jenis kering jenuh permukaan
Bj
=
( Bj Ba )
2417,20
=
(2417,20 1513,00)
= 2,67
c) Berat jenis semu (apparent)
Bk
=
( Bk Ba )
2396,00
=
(2396,00 1513,00)
= 2,71
d) Penyerapan
Bj Bk
= 100%
Bk
2417,20 2396,00
= 100%
2396,00
= 0,88
4.8 Pembahasan
4.8.1 Berat jenis agregat
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara volume agregat dan berat
volume air. Nilai berat jenis yang disarankan adalah > 2,50.
4.8.2 Penyerapan
Penyerapan adalah tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air, Nilai penyerapan yang disarankan < 3% berat. Besarnya penyerapan
didapatkan dengan rumus :
Bj Bk
Penyerapan 100%
Bk
Gambar Talam
Gambar Cawan, Sendok dan Spatula
Gambar Kuas
Gambar Oven
LAPORAN SEMENTARA
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
Asisten/Dosen Mahasiswa
..................................... ..................................
BAB V
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
5.7 Hitungan
5.7.1 Pasir
a) Berat benda uji awal (W3)
W3 = W2 – W1
= 1813,30 – 293,90
= 1519,40 gr
b) Berat benda uji kering (W5)
W5 = W4 – W1
= 1724,60 – 293,90
= 1430,70 gr
c) Kadar air (W)
(W 3 W 5)
W 100%
W3
(1519,40 1430,70)
100%
1519,40
= 5,84 %
5.7.2 Kerikil
a) Berat benda uji awal (W3)
W3 = W2 – W1
= 2050,40 – 285,50
= 1764,90 gr
b) Berat benda uji kering (W5)
W5 = W4 – W1
= 2019,80 – 285,50
= 1734,30 gr
c) Kadar air (W)
(W 3 W 5)
W 100%
W3
(1764,90 1734,30)
100%
1764,90
= 1,73 %
5.8 Pembahasan
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Rumus
perhitungan kadar air :
(W 3 W 5)
W 100%
W3
dimana :
W = kadar air (%)
W3 = berat benda uji awal (gr), didapat dari berat cawan+contoh awal
(W2) dikurang berat cawan (W1).
W5 = berat benda uji kering (gr), didapat dari berat cawan+contoh kering
(W4) dikurang berat cawan (W1).
5.9 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil perhitungan kadar air diatas dapat disimpulkan bahwa
kadar air untuk agregat halus (pasir) sebesar 5,84% dan untuk agregat kasar
(kerikil) sebesar 1,73%.
5.10 Lampiran
GAMBAR ALAT
Gambar Talam
Gambar Cawan, Sendok dan Spatula
Gambar Kuas
Gambar Oven
I II
Jenis Pengujian Simbol Satuan
Pasir Kerikil
Berat cawan W1 gr 293,90 285,50
Berat cawan + contoh awal W2 gr 1813,30 2050,40
Berat cawan + cotoh kering W4 gr 1724,60 2019,80
Berat benda uji awal (W2-W1) W3 gr 1519,40 1764,90
Berat benda uji kering (W4-W1) W5 gr 1430,70 1734,30
Kadar air ((W3-W5)/W3)x100) W % 5,84 1,73
Asisten/Dosen Mahasiswa
..................................... ..................................
BAB VI
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS DAN KASAR
6.5 Pelaksanaan
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Siapkan peralatan dan benda uji yang digunakan.
2. Atur timbangan digital dengan tepat dan benar.
3. Setelah benar-benar kering, benda uji dituang ke dalam nampan / talam
untuk diangin-anginkan agar suhunya berkurang.
4. Pelaksanaan Berat isi lepas (pasir) :
a. Timbang dan catat berat wadah baja yang dipakai (W1).
b. Masukkan pasir dengan hati-hati ke dalam wadah baja agar tidak
ada butiran yang keluar dengan menggunakan sekop sampai penuh.
c. Permukaan pasir diratakan dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang dan catat berat wadah beserta pasir (W2).
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
Pelaksanaan berat isi padat (pasir) :
a. Timbang dan catat berat wadah baja yang dipakai (W1).
b. Wadah diisi dengan pasir dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap
lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan
sebanyak 25 kali secara merata.
c. Permukaan pasir diratakan dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang dan catat berat wadah beserta pasir (W2).
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
5. Pelaksanaan berat isi lepas (kerikil) :
a. Timbang dan catat berat wadah baja yang dipakai (W1).
b. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja menggunakan sekop
sampai penuh.
c. Permukaan kerikil diratakan dengan menggunakan tongkat
penumbuk.
d. Timbang dan catat berat wadah beserta kerikil (W2).
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
Pelaksanaan berat isi padat (kerikil) :
a. Timbang dan catat berat wadah baja yang dipakai (W1).
b. Wadah diisi dengan kerikil dalam tiga lapis yang sama tebal.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan
sebanyak 25 kali secara merata.
c. Permukaan kerikil diratakan dengan menggunakan tongkat
penumbuk.
d. Timbang dan catat berat wadah beserta pasir (W2).
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
6. Setelah praktikum selesai, rapikan semua peralatan dan benda uji yang
dipakai.
6.6 Hasil Pengujian
6.6.1 Agregat Kasar
Tinggi silinder = 30 cm
Diameter silinder = 15 cm
Lepas Padat
Jenis pengujian Simbol Satuan
I II I II
Volume silinder v l 5,30 5,30 5,30 5,30
Berat silinder W1 kg 11,20 11,20 11,20 11,20
Berat silinder + Benda uji W2 kg 18,40 18,40 18,70 18,80
Berat benda uji (w2-w1) W3 kg 7,20 7,20 7,50 7,60
Berat volume ((w2-w1)/v) W4 Kg/l 1,36 1,36 1,41 1,43
Berat isi lepas = 1,36 kg/l
Berat isi padat = 1,42 kg/l
6.8 Pembahasan
Berat isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dan isinya,
yang biasanya dinyatakan dalam satuan kg per liter atau kg per meter
kubik. Hal ini secara angka sama dengan berat jenis, bila volume benda
diukur atau ditentukan bagi masing-masing butirannya.
Semakin besar berat isi agregat akan menghasilkan stabilitas yang
tinggi serta dapat memberikan rongga antar butiran yang kecil. Berat isi
agregat tidak boleh lebih kecil dari 1 kg/dm3 (1kg/l). Berat isi agregat
didapat persamaan :
W
Berat Isi
V
dimana :
W = berat benda uji (kg)
V = volume wadah (liter)
Gambar Oven
A. Agregat Kasar
Tinggi silinder = 30 cm
Diameter silinder = 15 cm
Lepas Padat
Jenis pengujian Simbol Satuan
I II I II
Volume silinder v l 5,30 5,30 5,30 5,30
Berat silinder W1 kg 11,20 11,20 11,20 11,20
Berat silinder + Benda uji W2 kg 18,40 18,40 18,70 18,80
Berat benda uji (w2-w1) W3 kg 7,20 7,20 7,50 7,60
Berat volume ((w2-w1)/v) W4 Kg/l 1,36 1,36 1,41 1,43
Berat isi lepas = 1,36 kg/l
Berat isi padat = 1,42 kg/l
B. Agregat halus
Tinggi silinder = 30 cm
Diameter silinder = 15 cm
Lepas Padat
Jenis pengujian Simbol Satuan
I II I II
Volume silinder v l 5,30 5,30 5,30 5,30
Berat silinder W1 kg 11,20 11,20 11,20 11,20
Berat silinder + Benda uji W2 kg 18,30 18,30 19,10 19,10
Berat benda uji (w2-w1) W3 kg 7,10 7,10 7,90 7,90
Berat volume ((w2-w1)/v) W4 Kg/l 1,34 1,34 1,49 1,49
Berat isi lepas = 1,34 kg/l
Berat isi padat = 1,49 kg/l
Asisten/Dosen Mahasiswa
..................................... ..................................
BAB VII
PERANCANGAN CAMPURAN BETON
7.4 Pelaksanaan
Tahap-tahap perhitungan campuran beton disesuaikan dengan formulir isian
yang disediakan dan pada tahap-tahap tertentu digunakan grafik dan tabel
yang terlampir.
7.5 Hasil
Formulir Isian Rancangan Campuran Beton
Tabel/grafik/
No Uraian Nilai
perhitungan
1 Kuat tekan yang disyaratkan (benda Ditetapkan 17,5 Mpa, K175
uji silinder)
2 Deviasi standar (s) Tabel 7.4 8 N/mm²
3 Nilai tambah (margin) Perhitungan 15,14 Mpa
4 Kekuatan rata-rata yang ditargetkan Perhitungan 32,64 Mpa
5 Jenis semen Ditetapkan Type I, HOLCIM
6 Jenis agregat kasar Ditetapkan Batu pecah ½ (10-
20 mm)
Jenis agregat halus Ditetapkan Pasir
7 Faktor air semen bebas Gb.L-3-1 0,4346
8 Faktor air semen maksimum Tabel 7.6 0,60
9 Slump Ditetapkan (60-180) mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm
11 Kadar air bebas Perhitungan 205
12 Jumlah semen Perhitungan 471,6981
13 Jumlah semen maksimum Ditetapkan -
14 Jumlah semen minimum Tabel 7.15 275
15 Faktor air semen yang disesuaikan Perhitungan 0,7454
16 Susunan besar butir agregat halus Tabel 7.16 Zona 1, kasar
17 Persen agregat halus Gb L-7.2 57,0625
18 Berat jenis relatif agregat gabungan Perhitungan 2,6129
19 Berat isi beton Gb. L-8.1 2350 kg/cm³
20 Kadar agregat gabungan Perhitungan 1673,3019 kg/cm³
21 Kadar agregat halus Perhitungan 954,8279 kg/cm³
22 Kadar agregat kasar Perhitungan 718,4740 kg/cm³
23 Proporsi campuran : (/m³)
-semen Ditetapkan 275 kg
-air Ditetapkan 205 lt/kg
-agregat halus Ditetapkan 954,8279 kg
-agregat kasar Ditetapkan 718,4740 kg
24 Koreksi proporsi campuran: (/m³)
-semen Perhitungan 1
-air Perhitungan 0,5778
-agregat halus Perhitungan 3,6177
-agregat kasar Perhitungan 2,6346
7.6 Hitungan
1. Kuat Tekan (fc’) = 17,5 MPa
2. Deviasi standar (s ) = 8 N/mm²
Wk
Dimana :
% agregat halus = 57,0625
% agregat kasar = 100 – 57,0625 = 42,9375
Bj SSD agregat halus = 2,57
Bj SSD agregat kasar = 2,67
= 2,6125
19. Berat isi beton dengan menggunakan Gb.L-8-1 didapat 2350 kg/cm³
( )
( )
( ) ( )
Dimana :
C = proporsi agregat halus
Ck = Kadar air agregat halus
Ca = Penyerapan agregat halus
D = proporsi agregat kasar
Dk = Kadar air agregat kasar
Da = Penyerapan agregat kasar
B = Air
- ( )
= 994,8709 kg
- ( )
= 724,5278 kg
- ( ) ( )
= 158,9033
Sehingga didapat proporsi campuran :
Semen : Agregat halus : Agregat kasar : Air
1 : 3,6177 : 2,6346 : 0,5778
7.7 Kesimpulan
Berdasar perhitungan pada subbab sebelumnya didapat berat untuk
masing-masing bahan penyusun beton :
- Semen : 275 kg
- Agregat halus : 994,8709 kg
- Agregat kasur : 724,5278 kg
- Air : 158,9033 liter
Sehingga proporsi untuk berat bahan penyusun didapat :
Semen : Agregat halus : Agregat kasar : Air
1 : 3,6177 : 2,6346 : 0,5778
7.8 Lampiran
Tabel 7.16 Batas Gradasi Agregat Halus
BAB VIII
CARA PENGADUKAN BETON
8.5 Pelaksanaan
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Siapkan peralatan dan benda uji yang digunakan.
2. Timbang berat benda uji yang diperlukan yang telah dihitung pada
BAB VII.
3. Setelah benda uji ditimbang, masukkan pasir dan kerikil ke dalam
mesin pengaduk. Lalu hidupkan mesin pengaduk agar pasir dan kerikil
tercampur merata.
4. Matikan mesin, masukkan semen ke dalam mesin pengaduk.
Kemudian hidupkan mesin pengaduk agar semen, pasir, dan kerikil
tercampur merata.
5. Setelah 3 campuran tadi merata, tuangkan air yang dibutuhkan sedikit
demi sedikit ke campuran tadi sambil mesin pengaduk dalam keadaan
hidup.
6. Setelah semua campuran merata, selanjutnya keluarkan adukan beton
segar dari mesin pengaduk dan tampunglah ke dalam bejana yang
cukup besar.
7. Bila hasil adukan beton segar ini akan digunakan untuk pengujian
beton seperti pemeriksaan slam dan uji tekan beton, maka percetekan
silinder/kubus harus dilakukan sesegera mungkin setelah pengadukan
selesai.
8. Setelah praktikum selesai, rapikan semua peralatan dan benda uji yang
dipakai.
8.6 Lampiran
GAMBAR ALAT
8.5 Pelaksanaan
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Siapkan peralatan dan benda uji yang digunakan.
2. Letakkan plat besi pada permukaan lantai atau tanah yang rata.
3. Basahi corong cetakan kemudian letakkan di atas plat besi. Injak kedua
kuping corong dengan kedua kaki secara kuat berdiri selama pengisian
corong dilakukan agar corong terlihat kaku pada saat pengisian beton
segar ke dalamnya.
4. Isilah beton segar ke dalam corong dalam 3 lapis, yang masing-masing
dituang sekitar 1/3 volume corong. Setiap kali pengisian beton segar ke
dalam cetakan, ratakan dengan cara menggunakan sendok tanpa perlu
ditekan agar penyebaran beton segar di dalam corong merata. Tusuklah
setiap lapis beton segar dengan batang baja sebanyak 25 kali.
Penusukan harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh
sampai mengenai lapisan beton sebelumnya.
5. Setelah lapisan beton segar yang terakhir selesai ditusuk, kemudian
masukkan lagi bagian atas beton, dan diratakan sehingga rata dengan
sisi atas corong cetakan. Kemudian bersihkan alas disekitar corong dari
beton segar yang tercecer.
6. Kemudian tariklah cetakan corong ke atas dengan pelan-pelan dan hati-
hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
7. Lalu ukur nilai slam dengan mistar pengukur slam
8. Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak yaitu bentuk
kerucutnya hilang sama sekali, dan bila demikian maka nilai slam tidak
dapat diukur sehingga benda uji harus diulang. Beton yang mempunyai
perbandingan campuran yang baik, mempunyai kelecakan yang baik,
dan akan menampakkan penurunan bagian atas secara pelan-pelan dan
bentuk kerucut semula tidak hilang.
9. Setelah slam beton segar diperiksa danbila beton segar ini akan
digunakan untuk uji tekan beton, maka percetekan silinder/kubus harus
dilakukan sesegera mungkin.
10. Setelah praktikum selesai, rapikan semua peralatan dan benda uji
yang dipakai.
10.5 Hasil Pengujian
Dengan mengukur hasil pengujian, diperoleh nilai slam dengan nilai 11,1
cm
10.6 Kesimpulan dan
Dengan mengukur hasil pengujian, diperoleh nilai slam dengan nilai
11,1 cm. Untuk syarat awal nilai slam ditetapkan sebesar 6-18 cm, sehingga
hasil uji slam untuk kelompok kami bisa diterima, karena masih berada pada
nilai 6-18 cm.
10.7 Lampiran
GAMBAR ALAT
Gambar Talam
BAB X
PEMBUATAN SILINDER BETON
Gambar Silinder
Gambar Talam
BAB XI
UJI TEKAN SILINDER BETON
11.5 Pelaksanaan
Prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Angkat benda uji dari bak yang berisi air, kemudian dikeringkan
dengan kain hingga permukaannya kering menyeluruh.
2. Timbang benda uji agar diketahui berat dari masing-masing benda uji,
kemudian data berat benda uji dicatat.
3. Siapkan mesin uji tekan, letakkan benda uji pada alat uji tekan.
11.6 Hasil Pengujian
Hasil uji tekan silinder beton untuk umur tujuh hari
B1 170
B2 145
B3 135
11.7 Hitungan
Luas A P/A
No. Tanda sandi P maks (Kg)
(Cm2) (Kg/Cm2)
1 K1 176,7146 17323 150,8125
2 K2 176,7146 14775,5 128,6342
3 K3 176,7146 13756,5 119,7629
Rata-rata;(K1+K2+K3)/3 133,0699
Dimana :
σ = Tegangan beton (kg/cm²)
P = Gaya tekan (kg)
A = Luas bidang tekan (cm²)
Nilai tegangan beton merupakan nilai tegangan yang terjadi pada umur
beton tertentu, oleh karena itu diperlukan nilai pengali yang berfungsi sebagai
faktor koreksi pada usia beton tertentu. Nilai faktor koreksi dapat dilihat pada
tabel berikut :
No. Umur beton Faktor koreksi
( Hari )
1 3 0,4
2 7 0,65
3 14 0,88
4 21 0,95
5 28 1
11.9 Kesimpulan
Berdasar data dari uji tekan silinder beton didapat rerata kuat tekan
beton sebesar 133,0699 Kg/cm2 (133 Mpa). Dari hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa kuat tekan silinder tidak memenuhi kuat tekan rencana
(fc’).
11.10 Lampiran
GAMBAR ALAT