BTN Final PDF
BTN Final PDF
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
PRODI. TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Panji Trimadya
`
BAB I
PERENCANAAN PELAT ATAP DAN PELAT LANTAI
Keterangan : =Terjepit
Bentang bersih :
ly = ly – ( ½ . bi + ½ bi )
= 4000 mm – (½ . 300 mm + ½ 300 mm)
B = 3700 mm
lx = lx – ( ½ . bi + ½ bi )
= 3000 mm – (½ . 300 mm + ½ 300 mm)
= 2700 mm
Perhitungan momen pelat lantai, nilai momen yang bekerja pada pelat lantai
ditentukan brdasarkan nilai pada tabel koefisien momen PBI – 1971.
- -
- - -
= 33,1111 y 8- 8- = 18,296
-
- y 57
- - = 71,8148
-
Mulx = 0,001 .Wu . lx2. xlx = 0,001 . 5,236 . 2,702 . 33,1111 = 1,2638 kN.m
Mutx = - 0,001 .Wu . lx2. xtx = -0,001 . 5,236 . 2,702 . 71,8148 = -2,7412 kN.m
Muly = 0,001 .Wu . lx2. xly = 0,001 . 5,236 . 2,702 . 18,2963 = 0,6984 kN.m
Muty = - 0,001 .Wu . lx2. xty = -0,001 . 5,236 . 2,702 . 57 = -2,1757 kN.m
3. Perencanaan Penulangan
Data-data :
Mutu beton, fc’ = 27,5 MPa
Mutu baja, fy = 240 MPa
Tebal pelat atap, h = 100 mm
Penutup beton, Pb = 20 mm
Diameter tulangan pokok arah x dan y adalah ∅12 mm
Penyelesaian :
Mencari rasio tulangan :
√
fy
8
diambil nilai terbesar, min = 0,1692
⍴max = 0,75 . ⍴b di mana, b
fc
( )
fy fy
= 0,75 . 0,0591 8
8 ( )
= 0,0443
a. Pelat Tipe A
1.) Pada Tumpuan
Arah X Arah Y
Mutx = 1,9849 kN.m Muty = 1,9849 kN.m
Faktor reduksi, ϕ = 0,8 Faktor reduksi, ϕ = 0,8
Momen nominal : Momen nominal :
Mntx Mnty
ϕ ϕ
8 8
Rntx Rnty
8 8
10,2673
perlutx ( -√ - ) ( -√ - )
fy perluty
fy
( -√ - ) ( -√ - )
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 250 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 300 mm
Luas tulangan perlu yang digunakan: Luas tulangan perlu yang digunakan:
A A
As ada As ada
8
As ada > As perlu = 429,200 mm2 As ada > As perlu = 359,600 mm2
8
8 8
8
Mn ada x = As ada x . fy (dx – ax/2) Mn ada y= As ada y . fy (dy – ay/2)
= 452,3892 .240 (74 – 4,6448.1/2) . 10-6 = 359,600 . 240 (62 – 3,8707.1/2) . 10-6
= 7,7822 kN.m = 5,1838 kN.m
Kontrol : Kontrol :
Mn ada x > Mntx = 2,4811 kN.m .... OK! Mn ada y> Mnty = 2,4811 kN.m .... OK!
Jadi, tulangan tumpuan arah x pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 250 dan tulangan tumpuan
arah y pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 300.
Mnlx Mnly
ϕ ϕ
Rnlx Rnly
8
Perbandingan isi tulangan memanjang Perbandingan isi tulangan memanjang :
fy fy
m m
fc fc
8 8
10,2673
Menentukan rasio tulangan perlu : Menentukan rasio tulangan perlu :
perlulx ( -√ - ) ( -√ - )
fy perluly
fy
8
( √ ) ( √ )
perlulx = 0,0007 < min = 0,0058 perluty = 0,0011 < min = 0,0058
sehingga dipakai min = 0,0058 sehingga dipakai min = 0,0058
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 250 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 300 mm
Luas tulangan perlu yang digunakan: Luas tulangan perlu yang digunakan:
A A
As ada As ada
8
As ada > As perlu = 429,200 mm2 As ada > As perlu = 359,600 mm2
8
8 8
8
Mn ada x = As ada x . fy (dx – ax/2) Mn ada y = As ada y . fy (dy – ay/2)
= 452,3892 . 240(74 – 4,6448.1/2) .10-6 = = 359,600 . 240 (62 – 3,8707.1/2) . 10-6
7,7822 kN.m = 5,1838 kN.m
Kontrol : Kontrol :
Mn ada x > Mnlx = 1,002 kN.m .... OK! Mn ada y > Mnly = 1,002 kN.m .... OK!
Jadi, tulangan Lapangan arah x pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 250 dan tulangan lapangan
arah y pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 300.
b. Pelat Tipe B
1.) Pada Tumpuan
Arah X Arah Y
Mutx = 2,7412 kN.m Muty = 2,1757 kN.m
Faktor reduksi, ϕ = 0,8 Faktor reduksi, ϕ = 0,8
Momen nominal : Momen nominal :
Mntx Mnty
ϕ ϕ
Rntx Rnty
8 8
perlutx ( -√ - ) ( -√ - )
fy perluty
fy
( √ ) ( √ )
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 250 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 300 mm
Luas tulangan perlu yang digunakan : Luas tulangan perlu yang digunakan :
A A
As ada As ada
8
As ada > As perlu = 429,200 mm2 As ada > As perlu = 359,600 mm2
8
8 8
8
Mn ada x = As ada x . fy (dx – ax/2) Mn ada y = As ada y . fy (dy – ay/2)
= 452,3892 . 240 (74 – 4,6448.1/2) . 10-6 = 359,600 . 240 (62 – 3,8707.1/2) . 10-6 =
= 7,7822 kN.m 5,1838 kN.m
Kontrol : Kontrol :
Mn ada x > Mntx = 3,4265 kN.m .... OK! Mn ada y > Mnty = 2,7196 kN.m .... OK!
Jadi, tulangan tumpuan arah x pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 250 dan tulangan tumpuan
arah y pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 300.
Mnlx Mnly
ϕ ϕ
Rnlx Rnly
88
8 8
perlulx ( -√ - ) perluty ( -√ - )
fy fy
88
( √ ) ( √ )
perlutx = 0,0012 < min = 0,0058 perluty = 0,0009 < min = 0,0058
sehingga dipakai min = 0,0058 sehingga dipakai min = 0,0058
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 250 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 300 mm
Luas tulangan perlu yang digunakan : Luas tulangan perlu yang digunakan :
A A
As ada As ada
8
As ada > As perlu = 429,200 mm2 As ada > As perlu = 359,600 mm2
Dari denah Pelat dapat dilihat bahwa pelat dapat dikategorikan sebagai berikut :
Keterangan : =Terjepit
B = 3700 mm
lx = lx – ( ½ . bi + ½ bi )
= 3000 mm – (½ . 300 mm + ½ 300 mm)
= 2700 mm
Perhitungan momen pelat lantai, nilai momen yang bekerja pada pelat lantai
ditentukan brdasarkan nilai pada tabel koefisien momen PBI – 1971.
- -
- - -
= 33,1111 y 8- 8- = 18,296
-
- y 57
- - = 71,8148
-
Mulx = 0,001 .Wu . lx2. xlx = 0,001 . 8,4280 . 2,702 . 33,1111 = 2,0343 kN.m
Mutx = - 0,001 .Wu . lx2. xtx = -0,001 . 8,4280 . 2,702 . 71,8148 = -4,4123 kN.m
Muly = 0,001 .Wu . lx2. xly = 0,001 . 8,4280 . 2,702 . 18,2963 = 1,1241 kN.m
2 2
Muty = - 0,001 .Wu . lx . xty = -0,001 . 8,4280 . 2,70 . 57 = -3,5021 kN.m
3. Perencanaan Penulangan
Data-data :
Mutu beton, fc’ = 27,5 MPa
Mutu baja, fy = 240 MPa
Tebal pelat lantai, h = 120 mm
Penutup beton, Pb = 20 mm
Diameter tulangan pokok arah x dan y adalah ∅12 mm.
Penyelesaian :
Mencari rasio tulangan :
√
fy
8
diambil nilai terbesar, min = 0,1692
a. Pelat Tipe A
1.) Pada Tumpuan
Arah X Arah Y
Mutx = 3,1949 kN.m Muty = 3,1949 kN.m
Faktor reduksi, ϕ = 0,8 Faktor reduksi, ϕ = 0,8
Mntx Mnty
ϕ ϕ
A 8
As ada
As ada > As perlu = 475,6 mm2
8
As ada > As perlu = 545,200 mm2 Analisis Kapasitas Momen
As ada y = mm2
Analisis Kapasitas Momen
As ada x = 8 mm2 Mnty = 3,9936 kN.m
Mntx = 3,9936 kN.m
A fy
ay
fc
A fy
ax
fc 8
8 8
8
Jadi, tulangan tumpuan arah x pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 200 dan tulangan tumpuan
arah y pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 200.
Arah X Arah Y
Mulx = 1,2902 kN.m Muly = 1,2902 kN.m
Faktor reduksi, ϕ = 0,8 Faktor reduksi, ϕ = 0,8
Mntx Mnly
ϕ ϕ
Rnlx Rnly
8 8
8 8
10,2673
perlulx ( -√ - ) ( -√ - )
fy perluty
fy
8
( √ ) 8
( √ )
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 200 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 200 mm
Luas tulangan perlu yang digunakan: Luas tulangan perlu yang digunakan:
A A
As ada As ada
8 8
As ada > As perlu = 545,200 mm2 As ada > As perlu = 475,6 mm
8
8 8
8
Mn ada x = As ada x . fy (dx – ax/2) Mn ada y = As ada y . fy (dy – ay/2)
-6
= 565,4865 . 240 (94 – 5,8060.1/2) . 10 = 565,4865 . 240 (82 – 5,8060.1/2) . 10-6
= 12,3633 kN.m = 10,7348 kN.m
Kontrol : Kontrol :
Mn ada x > Mnlx = 1,6127 kN.m .... OK! Mn ada y > Mnly = 1,6127 kN.m .... OK!
Jadi, tulangan lapangan arah x pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 200 dan tulangan lapangan
arah y pada Pelat tipe A digunakan ∅12 – 200.
b. Pelat Tipe B
1.) Pada Tumpuan
Arah X Arah Y
Mutx = 4,4123 kN.m Muty = 3,5021 kN.m
Faktor reduksi, ϕ = 0,8 Faktor reduksi, ϕ = 0,8
Mntx Mnty
ϕ ϕ
Rntx Rnty
8 8
perlutx ( -√ - fy
) perluty ( -√ - fy
)
( -√ - ) ( √ )
perlutx = 0,0026 < min = 0,0058 perluty = 0,0027 < min = 0,0058
sehingga dipakai min = 0,0058 sehingga dipakai min = 0,0058
= 113,0973 mm2
Jarak tulangan perlu :
A Jarak tulangan perlu :
A A
A
A
Luas tulangan perlu yang digunakan :
As ada
A
As ada
8
As ada > As perlu = 545,200 mm2 8
Analisis Kapasitas Momen As ada > As perlu = 475,6 mm2
As ada x = 8 mm2 Analisis Kapasitas Momen
Mntx = 5,5154 kN.m As ada y = mm2
A fy Mnty = 4,3776 kN.m
ax
fc A fy
ay
fc
8
8
8
8
Mn ada x= As ada x . fy (dx – ax/2)
= 565,4865 . 240(94 – 5,8060.1/2).10-6 Mn ada y= As ada y . fy (dy – ay/2)
= 12,3633 kN.m = 565,4865 . 240(82 – 5,8060.1/2).10-6 =
10,7347 kN.m
Kontrol :
Mn ada x > Mntx = 5,5154 kN.m .... OK! Kontrol :
Jadi, tulangan tumpuan arah x pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 200 dan tulangan tumpuan
arah y pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 200.
Mntx Mnly
ϕ ϕ
Rnlx Rnly
8 8
8 8
perlulx ( -√ - ) ( -√ - )
fy perluty
fy
8 8
( -√ - ) ( -√ - )
8
perlulx = 0,0012 < min = 0,0058 = 0,0008 < = 0,0058
perluty min
sehingga dipakai min = 0,0058 sehingga dipakai = 0,0058
min
∅ = 12 mm ∅ = 12 mm
A ¼ π ∅2 ¼π 22 A ¼ π ∅2 ¼π 22
= 113,0973 mm2 = 113,0973 mm2
Dari hasil, nilai s dipakai jarak 200 mm Dari hasil, nilai s dipakai jarak 200 mm
8 8
8
8
Mn ada y = As ada y . fy (dy – ay/2)
Jadi, tulangan lapangan arah x pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 200 dan tulangan lapangan
arah y pada Pelat tipe B digunakan ∅12 – 200.
BAB II
ANALISIS STRUKTUR PORTAL
Analisis struktur pada bangunan dilakukan dengan meninjua beban mati dan beban
hidup serta beban gempa pada portal bangunan. Karena Bangunan terdiri dari pelat
atap dan pelat lantai yang memiliki beban hidup dan mati dengan pola terbagi rata
pada balok balok yang menopangnya seperti terdapat pada gambar di atas.
1. Beban Mati
a. Beban Pelat Atap
Untuk pelat atap tebal pelat atap, h = 100,000 mm
Beban pelat atap = 0,10 m . 24 kN/m3 = 2,400 kN/m2
Berat lapisan kedap air = 0,02 m . 24 kN/m3 = 0,480 kN/m2
Beban mekanikal dan elektrikal (ditaksir) = 0,150 kN/m2
WDL = 3,030 kN/m2
Gambar 2.5 Pola Pembebanan oleh Beban Mati pada Potongan Memanjang dan Melintang
2. Beban Hidup
a. Pelat Atap
Pelat atap
WLL (PPPURG 1989) = 1,000 kN/m2
b. Pelat Lantai
Pelat lantai (Fungsi Perkantoran )
WLL (PPPURG 1989) = 2,500 kN/m2
Gambar 2.6 Pola Pembebanan oleh Beban Hidup pada Potongan Memanjang dan Melintang
Balok = ltotal balok . bbalok . (hbalok – hpelat atap) . B.J. beton bertulang
= 65,0 m . 0,30 m . (0,60 – 0,10) m . 24,0 kN/m3 = 234,000 kN
b. Berat di Lantai 2
Luas pelat lantai = (8,0 . 11,0) – (4,0 . 4,0 ) = 72,000 m2
Panjang total balok = 4,0 m . 14 + 3,0 m . 3 = 65,000 m
1.) Beban hidup :
Beban hidup pelat lantai = 2,500 kN/m2 (PPPURG 1989)
Koefisien reduksi = 0,50 (PPPURG 1989)
WLL = 0,5 . 2,5 kN/m2 . 72,0 m2 = 90,000 kN
Balok = ltotal balok . bbalok . (hbalok – hpelat lantai) . B.J. beton bertulang
= 65,0 m . 0,30 m . (0,60 – 0,12) m . 24,0 kN/m3 = 224,640 kN
c. Berat di Lantai 1
Luas pelat lantai = (8,0 . 11,0) – (4,0 . 4,0 ) = 72,000 m2
Panjang total balok = 4,0 m . 14 + 3,0 m . 3 = 65,000 m
1.) Beban hidup :
Beban hidup pelat lantai = 2,500 kN/m2 (PPPURG 1989)
Koefisien reduksi = 0,50 (PPPURG 1989)
WLL = 0,5 . 2,5 kN/m2 . 72,0 m2 = 90,000 kN
Balok = ltotal balok . bbalok . (hbalok – hpelat lantai) . B.J. beton bertulang
= 65,0 m . 0,30 m . (0,60 – 0,12) m . 24,0 kN/m3 = 224,640 kN
y 8
Gambar 2.7 Pola Pembebanan oleh Beban Gempa pada Potongan Memanjang dan Melintang
Perhitungan Struktu Portal menggunakan bantuan Software SAP 2000 dengan menginput
beban yang telah diperhitungan pada Subbab sebelumnya dan hasil analisis momen
terbesar dari struktur portal yang akan menjadi acuan dalam perencanaan kedepannya.
Menurut pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya struktur dan komponen struktur
memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban,
maka harus dipenuhi ketentuan dari kombinasi - kombinasi beban terfaktor sebagai
berikut :
Jika struktur hanya menahan beban mati :
U = 1,4D
Jika struktur hanya menahan beban mati D, beban hidup L :
U = 1,2D + 1,6 L
Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E diperhitungkan dalam perencanaan
makan nilai U diambil sama dengan :
U = 1,2D + 1,0 L ± 1,0 E
Setelah kombinasi Beban dimasukkan dalam software, Software dapat dijalankan dan
diperiksa terhadap tiap portal dimana letak Gaya Momen, Geser, dan Aksial terbesar.
1. Potongan Memanjang
a. Shear Force Diagram
c. Axial Force
2. Potongan Melintang
a. Shear Force Diagram
c. Axial Force
3. Kesimpulan
Pada Analisis Struktur Portal yang dilakukan menggunakan software SAP 2000 didapat
gaya gaya dalam terbesar dari kombinasi beban U = 1,2D + 1,6 L yaitu kombinasi beban
mati dan hidup yang kemudian ditabelkan seperti berikut :
Tabel 2.2 Kesimpulan analisis gaya gaya dalam pada Portal bangunan.
BAB III
PERENCANAAN BALOK
A. Penulangan Balok
1. Tulangan Lentur
Dari Subbab sebelumnya pada analisis portal dan pembebanan, didapat :
Mtumpuan : 55,11 kNm
Mlapangan : 45,07 kNm
Øtul.pokok = 13 mm
h = 600 mm b = 300 mm
fy = 390 MPa untuk tulangan pokok
f’c P ≤ 30 MPa maka 1 = 0,85
Pb = 40 mm
d = h - Pb - ∅sengkang – ½ ∅pokok
= 600 – 40 – 10 – ½ 13
= 543,5 mm
Penyelesaian :
Mencari Rasion tulangan :
fy
fc 8
⍴ fy
( fy
) 8 ( ) 8
8 88
ϕ 8
fy P
8
fc 8 P
8 88
MPa
n n nρ :
8
* -√ - fy
+ 8
* -√ - +
n= = = 4,4096
n= ≈ batang
c
fy
( - )
8 8
ϕ A fy ( - ) 8 ( – ) -
8
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa ØMn1 lebih besar daripada Mu yang berati
bahwa beton dapat direncanakan dengan tulangan tunggal karena pada zona tekan beton
mampu menahan gaya tekan sehingga pada zona tekan digunakan tulangan montase dan
pada daerah tarik tetap direncanakan penulangan.
( - )
ϕ A fy ( - )
8 ( – ) -
8
Digunakan tulangan :
Tulangan tarik : As ada = 5 ∅ 13
= 663,661 mm2 > As perlu = 585,307 mm2
Tulangan Montase (sebagai pengikat) = 2 ∅ 13
ϕ 8
fy P
8
fc 8 P
n n nρ :
8
* -√ - + * -√ - +
fy 8
n= = = 4,4096
n= ≈ batang
c
fy
( - )
ϕ A fy ( – )
8 8
8 8 ( – ) -
8
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa ØMn1 lebih besar daripada Mu yang berati
bahwa beton dapat direncanakan dengan tulangan tunggal karena pada zona tekan beton
mampu menahan gaya tekan sehingga pada zona tekan digunakan tulangan montase dan
pada daerah tarik tetap direncanakan penulangan.
( - )
ϕ A fy ( - )
8 ( – ) -
8
Digunakan tulangan :
Tulangan tarik : As ada = 5 ∅ 13
= 663,661 mm2 > As perlu = 585,307 mm2
Tulangan Montase (sebagai pengikat) = 2 ∅ 13
Penyelesaian :
c √fc √ -
= 142,5069 kN
= 222,6670
√ √
Sehingga dianggap Vs = √
= 145,2234 kN
Karena ϕ (Vc + Vs) > Vu , maka jarak sengkang 200 mm dapat dipakai.
Maka, tulangan geser yang dipakai Ø10 – 200
c √fc √ -
= 142,5069 kN
= 222,6670
√ √
Sehingga dianggap Vs = √
= 145,2234 kN
ϕ (Vc + Vs) = 0,75 . (142,5069 + 145,2234) = 287,7303 kN
ϕ (Vc + Vs) = 287,7303 kN > Vu = 57,57 ........... OK!!!
Karena ϕ (Vc + Vs) > Vu , maka jarak sengkang 200 mm dapat dipakai.
Maka, tulangan geser yang dipakai Ø10 – 200
4. Gambar Penulangan
BAB IV
PERENCANAAN KOLOM
A. Penulangan Kolom
Dari subbab sebelumnya pada analisis portal dan pembebanan pada BAB II, didapat :
Pu = 658,33 kN Vu = 15,22 kN
M1 = 6,45 kN.m M2 = 3,15 kN.m
MD = 3,7 kN.m ML = 1,25 kN.m
Ec √ fc √ = 24647,008 MPa
Ig = = 1250520833 mm4
c 8 8
EIk = = 7,297 . 1012 N.mm2 = 7297,463 kN.m
8
Ig = = 5400000000 mm4
c 8
EIb = = 3,151 . 1013 N.mm2 = 31512,246 kN.m
8
Gambar 4.1 Kurva Alinyemen untuk Portal Tak Bergoyang dan Portal Bergoyang
Dengan nilai ψ = 0,202, maka diperoleh nilai k = 0,375 yang didapat dari Gambar 4.1.
Pada pemeriksaan kelangsingan diketahui bahwa kolom pendek dengan < 22 maka
n= = = 5,483 ≈ 6
2
Aspakai = π . 6 = 1206,371 mm2
2. Tulangan geser
Berdasarkan analisis SAP 2000 didapat gaya geser maksimum :
Vu = 15,22 kN
fy = 240 MPa
Kuat geser beton :
8
Vc = [( ) √f’c ] = *( ) √ + -
A
= 89,359 kN
ϕ . Vc = 0,75 . 89,359 = 67,019 kN > Vu = 15,22 kN
Dari perhitungan di atas, bahwa dengan hanya menghitung kuat geser nominal yang
disumbangkan oleh beton tersebut mampu menahan kuat geser yang bekerja pada
struktur tersebut.
Jarak tulangan geser :
2 2
Av = π ) π ) = 78,5398 mm2
s = (Av . fy . d) / (Vu / 0,75) = (78,5398 . 240 . 292) / ((15,22 . 103) / 0,75)
= 271,225 mm
Syarat jarak maksimum tulangan geser kolom tidak boleh melebihi :
a. b/4 = 350 / 4 = 87,5 mm
b. 8D = 8 . 16 = 128 mm
c. 100 mm
Digunakan, s = 87,5 mm
A fy
Vs = = (78,5398 . 240 . 292) / (87,5 . 103) = 62,9036 kN
Kontrol :
Vc + Vs = 89,359 + 62,9036 = 152,2626 kN
Vc + Vs = 152,2626 kN > Vu/ϕ = 15,22 / 0,75 = 20,2933 kN ....... OK!!!
Dari nilai yang didapat di sebelumnya, perencanaan tulangan geser memenuhi
syarat.Karena jarak antar tulangan geser terlalu pendek, dan menghasilkan kuat geser
nominal yang besar yang dihasilkan oleh beton dan tulangan geser itu sendiri, maka
jarak antar tulangan geser diubah.
Pada SNI 03-2847-2002, batas spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus
terhadap sumbu aksial komponen struktur tidak boleh melebihi d/2 untuk komponen
struktur non-prategang. Di mana d adalah tinggi efektif kolom tersebut. Sehingga :
smaks = d/2 = 292 / 2 = 146 mm
dipakai, s = 140 mm
maka,
A fy
Vs = = (78,5398. 240 . 292) / (140 . 103) = 39,3148 kN
Kontrol :
Vc + Vs = 89,359 + 39,3148 = 128,6738 kN
Vc + Vs = 128,6738 kN > Vu/ϕ = 15,22 / 0,75 = 20,2933 kN ....... OK!!!
Dari nilai yang didapat di atas, perencanaan tulangan geser memenuhi syarat dengan
perencanaan tulangan geser Ø 10 – 140.
c= = 208,571 mm
fy
Momen nominal :
Mn = Cc (½ h – ½ a) + Cs (½ h – ’ s (d – ½ h)
= (1450412,906. (½ . 350 – ½ . 177,285) + 487373,884 . (½ . 350 – 58)
+ 289529,04. (292 – ½ . 350)) . 10-6
= 216,151 kN.m
Eksentrisitas pada keadaan seimbang :
eb = Mn / Pn
= (216,151. 103 ) / 1648,2577 = 131,1395 mm
eb = 131,1395 mm > e = 25,5 mm, kolom mengalami runtuh tekan.
= 2763,5382 kN
Kontrol :
ϕ n = 0,75 . 2763,5382 kN
= 2072,6536 kN > Pu = 658,33 kN
Momen nominal :
Mn = Cc ( ½ h - ½ a) + Cs ( ½ h - ’ ) + Ts ( d – ½ h )
= ( 2763538,2 . ( ½ . 350 – ½ . 337,789) + 289529,18 (½ . 350 – 58)
+ 289529,18 (292 – ½ . 350) ) . 10-6
= 84,6226 kN.m
ϕ . Mn = 0,65 . 84,6226 kN.m = 55,0046 kN.m
ϕ . Mn = 55,0046 kN.m > Mu = 4,630 kN.m ......... OK!!!
BAB V
PERENCANAAN TANGGA
2. Data Tangga
B. Pembebanan
1. Pembebanan Bordes
a. Beban Mati
Berat pelat lantai = 0,14 m . 24 kN/m3 = 3,36 kN/m2
Berat spesi = 2 . 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2
Berat keramik = 1 . 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
WDL = 4,02 kN/m2
b. Beban Hidup
WLL = 300 kg/m2 = 3 kN/m2 (PPIUG 1983)
Beban terfaktor :
Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
2. Pembebanan Tangga
a. Beban Mati
Berat Pelat = 0,12 . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
Berat Anak Tangga (T/2) = (0,18/2) . 24 kN/m3 = 2,16 kN/m2
Spesi = 2 . 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2
Berat Keramik = 1 . 0,24 kN/m2 = 0,24 kN/m2
Berat Railing diperkirakan = 0,051 kN/m2
WDL = 5,751 kN/m2
b. Beban Hidup
WLL = 300 kg/m2 = 3 kN/m2 (PPIUG 1983)
Beban terfaktor :
B= H= 300 = 200 mm
a. Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,14 m . 24 kN/m3 = 3,36 kN/m2
Berat sendiri balok = 0,2 m . 0,3 m . 24 kN/m3 = 1,44 kN/m2
Berat sendiri dinding = 1,7 . 0,15 . 17 kN/m2 = 4,335 kN/m2
WDL = 9,135 kN/m2
b. Beban Hidup
WLL = 300 kg/m2 = 3 kN/m2 (PPIUG 1983)
Beban terfaktor :
Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
Momen Tumpuan :
2
Mu = - ⁄ . Wu . L2 = - ⁄ . 15,762. 4 = -21,016 kNm
Momen Lapangan :
2
Mu = ⁄ . Wu . L2 = ⁄ . 15,762. 4 = 10,508 kNm
Gaya Geser :
Vu = ⁄ . Wu . L = ⁄ . 15,762 . 4 = 10,508 kN
1. Input Beban
D. Penulangan
1. Tangga
a. Penulanggan Tumpuan pada tangga
Penyelesaian :
Mencari Rasion tulangan :
83
fy
fc 8
⍴ fy
( fy
) 8 ( )
Momen nominal :
∅ = 0,8
8
8
ϕ 8
8
MPa
fy P
fc 8 P
* -√ - fy
+ * -√ - +
Dari hasil nilai jarak (s) diambil nilai ke bawah, dipakai jarak 100 mm
Momen nominal :
∅ = 0,8
8
ϕ 8
8
8 MPa
fy P
fc 8 P
8
* -√ - fy
+ * -√ - +
Dari hasil nilai jarak (s) diambil nilai ke bawah, dipakai jarak 100 mm
Kontrol :
2. Bordes
Mu = 11,860 kNm
Penyelesaian :
Mencari Rasion tulangan :
83
fy
fc 8
⍴ fy
( fy
) 8 ( )
Momen nominal :
∅ = 0,8
8
8
ϕ 8
8
MPa
fy P
fc 8 P
* -√ - fy
+ * -√ - + 8
Dari hasil nilai jarak (s) diambil nilai ke bawah, dipakai jarak 100 mm
3. Balok Bordes
Mtumpuan : 21,016 kNm
Mlapangan : 10,508 kNm
Øtul.pokok = 12 mm
h = 300 mm b = 200 mm
fy = 390 MPa untuk tulangan pokok
f’c P ≤ 30 MPa maka 1 = 0,85
Pb = 40 mm
d = h - Pb - ∅sengkang – ½ ∅pokok
= 300 – 40 – 10 – ½ 12
= 244 mm
Penyelesaian :
Mencari Rasion tulangan :
fy
fc 8
⍴ fy
( fy
) 8 ( ) 8
Momen nominal :
∅ = 0,8
ϕ 8
MPa
fy P
8
fc 8 P
8
* -√ - fy
+ 8
* -√ - +
n= = = 2,5684
n= 8 ≈ batang
Mn = As . fy . (d – a/2 )
= 339,2920 . 390 . ( 244 – 28,3045/2) . 10-6
= 30,4143 kNm
Kontrol :
MPa
fy P
8
fc 8 P
8
* -√ - fy
+ 8
* -√ - +
n= = = 1,5102
n= ≈ batang
Mn = As . fy . (d – a/2 )
= 226,1964 . 390 . ( 244 – 18,8698/2) . 10-6
= 20,6925 kNm
Kontrol :
c. Penulangan geser
Vu : 10,508 kN
Øtul.pokok = 10 mm
h = 300 mm b = 200 mm
fy = 240 MPa untuk tulangan pokok
f’c P ≤ 30 MPa maka 1 = 0,85
Pb = 40 mm
d = h - Pb - ∅sengkang – ½ ∅pokok
= 300 – 40 – 10 – ½ 12
= 244 mm
Penyelesaian :
c √fc √ -
= 42,6515 kN
BAB VI
PERENCANAAN PONDASI
Aperlu =
8
– 8
= 3653329,634 mm2
Pondasi bujur sangkar dengan B = L = √ =1911,3685 mm
Diambil pondasi dengan ukuran (2000 x 2000) mm.
Pada perencanaan ini pondasi yang direncanakan dengan kedalaman 1 m dan lebar
pondasi yang direncanakan 2 m.
≈ T n i ng
- Terhadap momen
σtanah =
A
Karena c = 1, maka :
( √ )
c ( ) = 4767654,286 N
√f c √ = 1589218,095 N
c ( √f c)
c ( √ ) = 19070617,14 N
Vc = 19070,617 kN > 1589,2181 kN
Kuat geser pondasi dengan hanya memperhitungkan kuat geser beton minimumnya
saja :
ϕ Vn = ϕ Vc = 0,75 . 1589,2181 kN = 1191,9135 kN > Vu = 746,2645 kN .. OK!
Dengan demikian tebal d = 317 mm cukup untuk menahan beban yang bekerja pada
dua arah.
c (√f c)
c (√ )
= 554120,6748 N = 554,1207 kN
ϕ Vn = ϕ Vc = 0,75 . 554,1207 kN = 415,5905 kN > Vu = 180,3522 . . . . OK!!!
Dengan demikian tebal d = 317 mm juga cukup untuk menahan beban yang bekerja
pada satu arah dan pondasi memenuhi persyaratan geser.
B. Penulangan Pondasi
Momen rencana (Mu) pada penampang kritis momen lentur dengan asumsi pondasi
bekerja sebagai balok kantilever lebar dengan arah kerja dua arah :
Dengan, L1 = ½ . 2000 - ½ . 400 = 800 mm
Mu = σtanah. (0,5) . L12. B
= 0,1867. (0,5) . 8002 . 2000 . 10-6
= 119,4048 kN.m
8 fc
ϕ
8
8 -
Diperoleh :
a1 = 2,4 mm
c = 2,4 mm / 0,85 = 2,8235 mm
c
c c
c 8
c 8
c 8
fs = s . Es = 0,3338 . 2 . 105 = 66760 MPa > fy = 390 MPa
Nilai tegangan tersebut melebihi nilai tegangan leleh ijin = 390 MPa, maka fs diambil
sebesar fy = 390 MPa. Tulangan baja yang diperlukan harus memperhatikan batas luas
tulangan minimum.
Persamaan keseimbangan gaya tekan dan tarik :
Cc = T s
0,85.f’c . a . b = As . fs
As = (0,85.f’c . a . b) / fs
= (0,85 . 27,5 .2,4 . 1000) / 390
= 143,8462 mm2
Rasio penulangan :
A
fy
< min maka digunakan = 0,0036
As.perlu = 0,0036 . 1000 . 317 = 1141 mm2
Diambil s = 150 mm
A A
√ √ ig n n√
A A
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada perencanaan gedung perkantoran pada Tugas Besar Beton ini, analisis
pembebanan dilakukan dengan menggunakan software SAP 2000 maka didapat nilai gaya
momen, gaya geser, dan aksial terbesar pada masing – masing portal yang selanjutnya
digunakan untuk menghitung dimensi dan jumlah tulangan. Adapun hasil perhitungan dari
perencanaan gedung perkantoran sebagai berikut :
1. Struktur pelat dianalisis menggunakan metode koefisien momen PBI 1971,
perencanaan pelat yang direncanakan yaitu pelat dua arah, berdasarkan analisis momen
pelat atap didapat Mux = 2,7412 kNm dan Muy = 2,1757 kNm dengan tebal pelat atap
h = 100 mm, tulangan pelat atap pada daerah tumpuan dan lapangan arah x adalah Ø
12-250 mm sedangkan pada arah y adalah Ø 12-300 mm. Pada penulangan pelat lantai
dengan h = 120 mm didapat Mux = 4,4123 kNm dan Muy = 3,5021 kNm dengan
penulangan pelat lantai pada daerah tumpuan dan lapangan arah x dan y adalah Ø 12-
200 mm. Tulangan yang direncanakan mampu menahan beban yang bekerja.
2. Struktur balok direncanakan berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada balok hasil
analisis daripada Software SAP 2000 dengan pada daerah tumpuan Mu= 55,11 kN.m
dan untuk daerah lapangan Mu= 45,07 kN.m yang terdapat pada potongan melintang
portal. Dimensi balok yang digunakan adalah 400 x 600 mm dengan tulangan pada
daerah tumpuan dan lapangan 5Ø 13 mm sedangkan untuk tulangan geser pada
tumpuan dan lapangan Ø 10-200 mm. Dimensi balok yang direncanakan mampu
menahan beban yang bekerja.
3. Struktur kolom direncanakan berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada kolom hasil
analisis daripada Software SAP 2000 dengan gaya aksial Pu= 658,33 kN yang terdapat
pada potongan memanjang portal. Dimensi kolom yang digunakan adalah 250 x 250
mm dengan tulangan lentur 12 Ø 16 mm sedangkan untuk tulangan geser Ø 10-140
mm. Dimensi kolom yang direncanakan mampu menahan beban yang bekerja.
4. Pada analisis tangga pendekatan yang dilakukan berdasarkan potongan tangga dan
bordes dengan nilai momen tumpuan Mut= 11,870 kNm dan lapangan Mul= 6,223
kNm pada tangga dengan penulangan tumpuan dan lapangan Ø 10-100 mm mm.
Untuk Pelat Bordes didapat nila momen tumpuan Mut = 11,860 kNm dan lapangan
Mul= 5,833 kNm dengan penulangan tumpuan dan lapangan Ø 10-100 mm. Sedangkan
untuk balok bordes, analisis dilakukan dengan koefisen momen dengan nilai Mu =
21,016 kNm pada tumpuan dan Mu = 10,508 kNm pada lapangan. Penulangan balok
tangga pada tumpuan digunakan 3 Ø12 mm dan pada lapangan 2 Ø 12 mm.
5. Struktur Pondasi didesain menggunakan beban aksial terbesar Pu= 658,33 kN ditambah
dengan beban tanah yang bekerja diatas dudukan pondasi. Desain pondasi
menggunakan konsep tegangan dengan tegangan izin tanah 200 kN/m2 didapat dimensi
pondasi 2000 x 2000 mm. Panjang penyaluran penulangan pondasi adalah 250 mm
dengan jumlah tulangan yang sama dengan kolom 5 Ø16 dan penulangan telapak
pondasi Ø16 – 150.
B. Saran
Saran – saran yang dapat penulis berikan terkait Tugas Besar Beton ini sebagai
berikut :
1. Pada pelaksaan Tugas Besar Beton ini penulis hanya menggunakan Software
SAP 2000, sehingga dapat juga digunakan software lain sebagai faktor
perbandingan seperti ETABS.
2. Pada Pelaksanaan Tugas Besar ini penulis melakukan analisis penulangan secara
manual, namun dapat juga analisis penulangan dilakukan dengan software SAP
2000 sebagai faktor pembanding.