Anda di halaman 1dari 7

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan

Volume 18 No.2. November 2018; pp. 113- 119 http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/


P-ISSN: 1411-4585 E-ISSN: 2549-6743
DOI: https://doi.org/10.24036/fip.100.v17i1.217.000-000
Submitted: 2018-08-01; Rivised: 2018-09-15; Accepted: 2018-10-10

Upaya Guru BK/Konselor untuk Menurunkan Perilaku Agresif Siswa


dengan Menggunakan Konseling Kreatif dalam Bingkai Modifikasi
Kognitif Perilaku

Yeni Karneli, Firman, Netrawati


Universitas Negeri Padang, Padang
Email: yenikarneli.unp@gmail.com

Abstrak
Masa remaja merupakan masa yang rentan dengan perubahan berupa perubahan
biologis, kognitif dan sosio-emosional. Perilaku remaja sebagai luapan emosi
negatif dan suasana hati yang tidak menentu akan ditampilkan dalam bentuk
perilaku agresif, seperti: memukul, menyerang, memaki, mengeluarkan kata-kata
kasar, mengancam, memalak dan lain sebagainya. Perilaku agresif adalah perilaku
fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk merusak atau melukai orang lain, yang
mengakibatkan orang lain mengalami penderitaan, sehingga mendatangkan
kesusahan baik fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
membantu siswa menurunkan perilaku agresif dengan menggunakan konseling
pendekatan kognitif perilaku, 2) memberikan keterampilan pada guru
BK/konselor untuk terampil menggunakan konseling kreatif dalam bingkai
kognitif perilaku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui
penelitian action reseach yang terdiri dari dua siklus dengan memberikan
apersepsi dan tindakan dengan pendekatan konseling kreatif dalam bingkai
kognitif perilaku. Subjek penelitian adalah siswa SMP dan guru BK/konselor di
SMP. Instrumen dan teknik pengumpulan data adalah interview dan observasi.
Hasil yang diperoleh berupa dampak bertambahnya keterampilan guru BK dalam
melaksanakan intervensi konseling kreatif dalam bingkai kognitif perilaku yang
berfokus pada pembahasan penurunan perilaku agresif siswa. Secara keseluruhan
dari kedua siklus tersebut terdapat perubahan keterampilan yang dimiliki gurur
BK/konselor dalam menangani perilaku agresif siswa.

Kata Kunci: Perilaku Agresif, Konseling Kreatif, Kognitif Perilaku

PENDAHULUAN kreatif diharapkan mampu memberikan


layanan dalam rangka mencapai
Permendikbud No. 111 Tahun 2014
perkembangan optimal dan kemandirian yang
Pasal 3, menyatakan bahwa layanan
utuh. Guru BK/konselor yang kreatif mampu
bimbingan dan konseling memiliki tujuan
mengentaskan berbagai macam masalah siswa
membantu peserta didik/klien mencapai
yang berkembang di sekolah antara lain
perkembangan optimal dan kemandirian
mampu mencegah tindakan kekerasan dan
secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
menurunkan tingkah laku agresif siswa yang
sosial, dan karir. Guru BK/konselor yang
terjadi di sekolah (Netrawati, Khairani, &
Vol. 18 No.2. (2018) 114

Karneli, 2018). mencatat ada 1000 kasus kekerasan dalam


Perilaku agresif yang dilakukan siswa kurun waktu selama tahun 2016. Selanjutnya
di SMP, dari tahun ke tahun terjadi perilaku agresif tidak hanya dilakukan di
peningkatan. Hal ini bisa dipahami karena Indonesia, tetapi juga dibanyak negara seperti
siswa SMP berada pada rentangan usia Amerika Serikat. Menurut Puzzanchera, Stahl,
remaja. Masa remaja merupakan masa yang Finnegan, Tierney, dan Snyder dalam Saputra,
rentan dengan berbagai perubahan karena Hanifah, & Widagdo (2017) perilaku agresif
dalam diri individu remaja terjadi berdasarkan gender antara tahun 1985 sampai
ketidakseimbangan dan ketidakstabilan pada 2000 terjadi pada anak laki- laki sebesar 34%,
aspek emosional, hubungan sosial serta mulai sedangkan pada anak perempuan yang terlibat
mencari identitas dirinya dengan pola sebesar 83%.
hubungan sosial yang mulai berubah. Berdasarkan data Pusat Pengendalian
Perubahan yang terjadi dalam diri remaja Gangguan Sosial DKI Jakarta antara tahun
yaitu berupa perubahan biologis, kognitif dan 2009 sampai 2016 terdapat 0,08% atau 1.318
sosio-emosional (Santrock 2005), seperti ingin dari 1.647.835 siswa SD, SMP dan SMA di
menyendiri, bosan, hilangnya kepercayaan DKI Jakarta terlibat tawuran. Tawuran dan
diri, karena adanya perubahan hormonal. kekerasan terjadi pada siswa merupakan
Faktor-faktor yang memengaruhi gejolak bentuk dari luapan emosi negatif remaja yang
emosi remaja, yaitu gender, usia, temperamen, tidak terkendali yang disebut dengan
stress, pola makan, relasi sosial, faktor sosial agresivitas, sehingga dapat menyakiti dan
penyebab depresi, dan kemarahan. merugikan orang lain. Berkowitz dalam Zahri
Perilaku remaja sebagai luapan emosi & Savira (2017) menjelaskan agresif
negatif dan suasana hati yang tidak menentu merupakan segala bentuk perilaku untuk
akan ditampilkan dalam bentuk perilaku menyakiti seseorang baik secara fisik maupun
agresif, seperti memukul, menyerang, mental. Agresif dianggap sebagai pengiriman
memaki, mengeluarkan kata-kata kasar, stimulus berbahaya kepada orang lain, tanpa
mengancam, memalak dan lain sebagainya. dihubungkan dengan niat dan mengganggap
Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan perilaku ini sebagai pelanggaran norma sosial,
Warburton (2015) terhadap siswa sekolah yang dilakukan dalam bentuk fisik maupun
menengah dari 25 sekolah menengah di verbal secara langsung dan tidak langsung.
Kanada terdapat beberapa masalah perilaku Untuk daerah Sumatera Barat
remaja yang tergolong perilaku agresif seperti memasuki tahun 2016, Nurani Perempuan
merokok, aktivitas seksual, mencuri, Women’s Crisis Center (NPWCC) melakukan
kenakalan besar antara lain membawa senjata, pendampingan terhadap 103 kasus kekerasan
bergabung dengan geng, mendorong, sebagai akibat dari perilaku agresif. Kasus-
menendang dan memukul seseorang. kasus tersebut adalah kasus yang terjadi dalam
Perilaku agresif adalah perilaku fisik rentang 2013-2015 yang belum terselesaikan
atau verbal yang dimaksudkan untuk merusak (Harian Haluan, 2016). Selanjutnya sejak awal
atau melukai orang lain. Perilaku agresif 2016 sampai akhir 2017 terdapat 143 kasus
merupakan perbuatan yang mengakibatkan kekerasan berasal dari 19 kabupaten/kota di
orang lain mengalami penderitaan, sehingga Sumatra Barat. Kasus terbanyak berasal dari
mendatangkan kesusahan baik fisik maupun Kabupaten Pasaman Barat. Polres Pasaman
psikologis. Firman (2016) perilaku agresif Barat mencatat selama tahun 2016 kasus
disebabkan oleh persoalan kecil, seperti kekerasan mencapai 95 kasus dan ini tertinggi
kesalahpahaman, ketidakpuasan, dan jika dibandingkan dengan kabupaten kota
pertengkaran yang berakhir dengan lainnya di Sumatera Barat. Di tahun 2017
pembunuhan, pembakaran, serta merusak pada triwulan pertama kasus kekerasan sudah
fasilitas milik pribadi maupun umum. terjadi sebanyak 27 kasus (Andries, 2017).
Berbagai peristiwa tindakan kekerasan dan Perilaku agresif disebabkan oleh
agresivitas yang menggemparkan dilakukan beberapa faktor, seperti konsep diri yang tidak
oleh siswa sekolah menengah. Komisi baik. Netrawati et al (2018) peningkatan
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) saat ini perilaku agresif pada pasangan selama

(Upaya Guru BK/Konselor untuk Menurunkan….)


115 Yeni Karneli, Firman, Netrawati

pacaran dibuktikan dengan adanya kekerasan singkat dan disusun secara terbuka, sehingga
dalam pacaran seperti fisik, ekonomi, seksual sangat sesuai untuk diterapkan pada remaja di
dan verbal. Hasil analisis data diperoleh sekolah.
52.27% memiliki konsep diri positif dan Penelitian yang dilakukan oleh
47.73% memiliki konsep diri negatif yang Meichenbaum dalam Corey (2007)
diiringi dengan perilaku agresif. Perilaku menunjukkan kesuksesan konseling dengan
agresif merupakan perilaku yang merugikan pendekatan konseling modifikasi kognitif
dan merusak, baik sengaja atau tidak sengaja. perilaku dalam merestrukturisasi kognitif
Sarwono (1997) menjelaskan agresif manakala diaplikasikan pada problema
merupakan ungkapan perasaan dengan akademik, termasuk perilaku agresif dalam
kemarahan yang disertai emosi tinggi sebagai belajar. Kesuksesan pengaplikasian pendekatan
sarana untuk mencapai tujuan tertentu. konseling modifikasi kognitif perilaku dalam
Kekerasan yang berdampak terhadap perilaku merestrukturisasi kognitif yang mal-adaptif,
agresif terjadi ketika anak minta perlindungan membuktikan pendekatan konseling modifikasi
dan perhatian lalu orang tua mengabaikannya. kognitif perilaku efektif untuk menurunkan
Hasil penelitian Netrawati, Furqon, Yusuf, & perilaku agresif.
Rusmana (2016) pendekatan konseling Kemudahan dalam prosedur yang
transaksional analisis sangat efektif untuk digunakan serta tidak banyak menyita waktu
membantu menurunkan perilaku agresif siswa berinteraksi antara konselor dengan klien,
di sekolah. menjadi alasan lain peneliti untuk
Pelaksanaan layanan bimbingan di melaksanakan konseling kreatif dalam bingkai
sekolah merupakan salah satu upaya modifikasi kognitif perilaku. Adapun tahapan
pecegahan perilaku agresif. Dalam proses pelaksanaan konseling:
konseling pencegahan perilaku agresif 1. Observasi diri
diusahakan melalui suatu proses belajar Di awal konseling klien diminta
(learning) atau belajar kembali (relearning). untuk mendengarkan dialog internal dalam
Oleh karena itu proses konseling dipandang diri mereka dan mengenali karakteristik
sebagai suatu proses pendidikan (an pernyataan negatif yang ada. Proses ini
educational process) yang berpusat pada melibatkan kegiatan meningkatkan
usaha membantu dan kesediaan dibantu untuk sensitivitas terhadap pikiran, perasaan,
belajar perilaku baru dan dapat mengatasi perbuatan, reaksi fisiologis dan pola reaksi
permasalahan yang ada. Pengembangan terhadap orang lain.
potensi siswa akan lebih baik difokuskan pada 2. Membuat dialog internal baru
aspek-aspek kognitif positif daripada Setelah klien belajar mengenali
menyoroti sisi kognitif negatifnya. Menurut tingkah laku maladaptifnya, mereka mulai
Beck (1976) perubahan perilaku dan afeksi mencari kesempatan untuk mengembangkan
terjadi melalui perubahan kognisi. Untuk itu alternatif tingkah laku adaptif, dengan cara
intervensi yang digunakan harus melibatkan mengubah dialog internal dalam diri
proses kognitif dalam rangka mengubah mereka. Dialog internal yang baru
perilaku klien. diharapkan dapat menghasilkan tingkah laku
Konseling kreatif dalam bingkai baru, yang sebaliknya akan memberikan
modifikasi kognitif perilaku bertujuan dampak terhadap struktur kognisi klien.
membantu klien mengubah perilaku dengan 3. Belajar keterampilan baru
memfokuskan pada kemampuan kognitif dan Klien kemudian belajar teknik
perilaku klien, menekankan pada konseling mengatasi masalah yang secara praktis
membelajarkan diri sendiri dan menolong dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
klien menjadi lebih sadar akan kata-kata yang hari. Pada saat yang sama, klien diharapkan
diarahkan pada dirinya sendiri, sehingga untuk tetap memusatkan perhatiannya
mereka bisa menangani secara lebih efektif kepada tugas membuat pernyataan baru dan
masalah mereka. Selain itu, pendekatan mengamati perbedaan hasilnya
konseling modifikasi kognitif perilaku lebih
menekankan pada keaktifan klien, waktunya

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol. 18 No.2. (2018) 116

METODE mengancam, memalak dan lain sebagainya.


Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan
Metode yang digunakan dalam
Warburton & Anderson (2015) terhadap siswa
penelitian ini adalah penelitian action research
sekolah menengah dari 25 sekolah menengah
dalam setting pelayanan bimbingan dan
di Kanada terdapat beberapa masalah perilaku
konseling dengan menggunakan konseling
remaja yang tergolong perilaku agresif seperti
kreatif dalam bingkai kognitif perilaku.
merokok, aktivitas seksual, mencuri,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
kenakalan besar antara lain membawa senjata,
membantu guru BK SMP. Dengan metode
bergabung dengan geng, mendorong,
penelitian action research dapat menguji
menendang dan memukul seseorang. Perilaku
ketepatan guru BK/konselor dalam
agresif lainnya seperti menyebar rumor
memberikan treatment kepada siswa SMP
dengan berani kepada siswa lain untuk
yang mengalami perilaku agresif. Model yang
menyakitinya.
digunakan dalam penelitian ini dibagi empat
Perilaku agresif adalah perilaku fisik
komponen 1) planning 2) acting 3) observing
atau verbal yang dimaksudkan untuk merusak
4) reflecting. Subjek penelitian adalah 150
atau melukai orang lain. Perilaku agresif
orang siswa SMP dan 30 orang guru
merupakan perbuatan yang mengakibatkan
BK/konselor. Penelitian ini dilakukan di
orang lain mengalami penderitaan, sehingga
Pasaman Barat.
mendatangkan kesusahan baik fisik maupun
psikologis. Firman (2016) perilaku agresif
HASIL PENELITIAN DAN disebabkan oleh persoalan kecil, seperti
PEMBAHASAN kesalahpahaman, ketidakpuasan, dan
Penelitian ini menggunakan pendekatan pertengkaran yang berakhir dengan
konseling kreatif dalam bingkai kognitif pembunuhan, pembakaran, serta merusak
perilaku untuk menurunkan perilaku agresif fasilitas milik pribadi maupun umum.
siswa. Proses penelitian ini kolaborasi peneliti Berbagai peristiwa tindakan kekerasan dan
dengan konselor SMP Pasaman Barat. agresivitas yang menggemparkan dilakukan
Penelitian ini dilakukan pada 150 orang siswa oleh siswa sekolah menengah. Komisi
dan 30 orang guru BK/konselor. Berdasarkan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) saat ini
hasil observasi. mencatat ada 1000 kasus kekerasan dalam
Kajian tentang perilaku agresif kurun waktu selama tahun 2016. Selanjutnya
menarik dilakukan di SMP karena siswa perilaku agresif tidak hanya dilakukan di
berada pada rentangan usia remaja. Masa Indonesia, tetapi juga dibanyak negara seperti
remaja merupakan masa yang rentan dengan Amerika Serikat. Menurut Puzzanchera, Stahl,
perubahan karena terjadi ketidakseimbangan Finnegan, Tierney, dan Snyder dalam
dan ketidakstabilan pada aspek emosional, Kostelecky & Lempers (2014) perilaku agresif
hubungan sosial serta mulai mencari identitas berdasarkan gender antara tahun 1985 sampai
dirinya dengan pola hubungan sosial yang 2000 terjadi pada anak laki-laki sebesar 34%,
mulai berubah. Perubahan yang terjadi dalam sedangkan pada anak perempuan yang terlibat
diri remaja yaitu berupa perubahan biologis, sebesar 83%.
kognitif dan sosio-emosional (Azmi, 2015), Berdasarkan data Pusat Pengendalian
seperti ingin menyendiri, bosan, hilangnya Gangguan Sosial DKI Jakarta antara tahun
kepercayaan diri, karena adanya perubahan 2009 sampai 2016 terdapat 0,08% atau 1.318
hormonal. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari 1.647.835 siswa SD, SMP dan SMA di
gejolak emosi remaja, yaitu gender, usia, DKI Jakarta terlibat tawuran. Tawuran dan
temperamen, stress, pola makan, relasi sosial, kekerasan terjadi pada siswa merupakan
faktor sosial penyebab depresi, dan bentuk dari luapan emosi negatif remaja yang
kemarahan. Perilaku remaja sebagai luapan tidak terkendali yang disebut dengan
emosi negatif dan suasana hati yang tidak agresivitas, sehingga dapat menyakiti dan
menentu akan ditampilkan dalam bentuk merugikan orang lain. Berkowitz dalam Zahri
perilaku agresif, seperti memukul, menyerang, & Savira (2017) menjelaskan agresif
memaki, mengeluarkan kata-kata kasar, merupakan segala bentuk perilaku untuk

(Upaya Guru BK/Konselor untuk Menurunkan….)


117 Yeni Karneli, Firman, Netrawati

menyakiti seseorang baik secara fisik maupun sendiri. Pembelajaran agresi dikendalikan oleh
mental. Agresif dianggap sebagai pengiriman penguatan dan hukuman dengan cara yang
stimulus berbahaya kepada orang lain, tanpa mirip dengan pembelajaran setiap perilaku
dihubungkan dengan niat dan mengganggap baru. Perilaku baru akan dihindari pada masa
perilaku ini sebagai pelanggaran norma sosial, depan jika perilaku tersebut dihukum.
yang dilakukan dalam bentuk fisik maupun Peningkatan perilaku agresif yang terjadi pada
verbal secara langsung dan tidak langsung. siswa didorong oleh proses meniru perbuatan
Untuk daerah Sumatera Barat orang lain, di mana proses peniruan ini sangat
memasuki tahun 2016, Nurani Perempuan dipengaruhi oleh faktor kognitif. Untuk itu
Women’s Crisis Center (NPWCC) melakukan proses konselingnya akan lebih baik
pendampingan terhadap 103 kasus kekerasan difokuskan pada aspek-aspek kognitif positif
sebagai akibat dari perilaku agresif. Kasus- dari pada menyoroti sisi kognitif negatifnya.
kasus tersebut adalah kasus yang terjadi dalam Menurut Beck (1976) perubahan perilaku dan
rentang 2013-2015 yang belum terselesaikan afeksi terjadi melalui perubahan kognisi.
(Harian Haluan, 2016). Selanjutnya sejak awal Untuk itu intervensi yang digunakan harus
2016 sampai akhir 2017 terdapat 143 kasus melibatkan proses kognitif dalam rangka
kekerasan berasal dari 19 kabupaten/kota di mengubah perilaku klien.
Sumatra Barat. Kasus terbanyak berasal dari Berdasarkan hasil tersebut,
kabupaten Pasaman Barat. Polres Pasaman menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Barat mencatat selama tahun 2016 kasus signifikan antara konseli yang mendapat
kekerasan mencapai 95 kasus dan ini tertinggi intervensi pendekatan konseling modifikasi
jika dibandingkan dengan kabupaten kota kognitif perilaku (KMKP) dan konseli yang
lainnya di Sumatera Barat. Di tahun 2017 mendapat usually counseling. Selain itu
pada triwulan pertama kasus kekerasan sudah perbedaan juga ditunjukkan melalui perolehan
terjadi sebanyak 27 kasus (Andries, 2017). skor skala stres akademik konseli yang diberi
Perilaku agresif disebabkan oleh intervensi pendekatan konseling modifikasi
beberapa faktor, seperti konsep diri yang tidak kognitif perilaku (KMKP) lebih rendah pada
baik. Netrawati et al (2018) peningkatan saat pemberian post-test. Dengan demikian,
perilaku agresif pada pasangan selama pacaran hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dibuktikan dengan adanya kekerasan dalam pendekatan konseling modifikasi kognitif
pacaran seperti fisik, ekonomi, seksual dan perilaku (KMKP) efektif untuk menurunkan
verbal. Hasil analisis data diperoleh 52.27%) stres akademik siswa SMK.
memiliki konsep diri positif dan 47.73% Hasil penelitian ini mendukung hasil
memiliki konsep diri negatif yang diiringi penelitian sebelumnya yang dilakukan
dengan perilaku agresif. Perilaku agresif Wahyuni (2017) tentang keefektifan
merupakan perilaku yang merugikan dan pendekatan Cognitive Behavior Modivication
merusak, baik sengaja atau tidak sengaja. untuk mengelola stres belajar siswa di SMPI
Sarwono (1997) menjelaskan agresif Sabilillah Kota Malang. Mencermati beberapa
merupakan ungkapan perasaan dengan hasil penelitian di atas, maka dalam penelitian
kemarahan yang disertai emosi tinggi sebagai ini dapat ditegaskan kembali bahwa
sarana untuk mencapai tujuan tertentu. pendekatan konseling modifikasi kognitif
Kekerasan yang berdampak terhadap perilaku perilaku (KMKP) efektif untuk menurunkan
agresif terjadi ketika anak minta perlindungan stres akademik siswa.
dan perhatian lalu orang tua mengabaikannya. Berdasarkan berbagai hasil penelitian
Hasil penelitian Netrawati et al (2016) yang dikemukakan di atas, dapat dijadikan
pendekatan konseling transaksional analisis bukti (evidence) yang kuat untuk dilakukan
sangat efektif untuk membantu menurunkan penelitian ini sebagai upaya untuk menurunkan
perilaku agresif siswa di sekolah. stres akademik siswa melalui intervensi
Bandura dalam Huesmann (1994) konseling kognitif perilaku (KMKP). Dalam
menjelaskan perilaku agresif diperoleh melalui penelitian ini, yang menjadi salah satu faktor
belajar, dan dipelihara dengan pengalaman dari keberhasilan pendekatan konseling modifikasi
lingkungan baik secara langsung atau dialami kognitif perilaku (KMKP) untuk menurunkan

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Vol. 18 No.2. (2018) 118

stres akademik adalah karena lebih teman sebaya dan harapan tersebut tidak sesuai
menekankan pada konseling membelajarkan dengan kemampuan siswa (Barseli & Ifdil,
diri sendiri. Proses konselingnya terdiri atas 2017). Persepsi siswa yang mengganggap
melatih konseli memodifikasi pembelajaran tuntutan belajar sebagai beban berakibat pada
yang diberikan kepada dirinya sendiri sehingga perasaan negatif berupa tidak siap dan
mereka bisa menangani masalah yang mereka terancam kenyamanan dalam menjalani
hadapi lebih efektif. Selain itu pendekatan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di
konseling modifikasi kognitif perilaku rumah.
(KMKP) menekankan pada keaktifan klien, Pendekatan konseling modifikasi
waktunya singkat, dan disusun secara terbuka, kognitif perilaku (KMKP) berupaya untuk
sehingga sesuai untuk diterapkan pada siswa di memodifikasi pikiran, emosi dan perilaku
sekolah. siswa secara mandiri untuk mengubah
Pendekatan konseling modifikasi pemikiran yang mal-adaptif dengan
kognitif perilaku (KMKP) merupakan mengaplikasikan teknik time management
konseling yang menggabungkan terapi kognitif yang telah diajarkan konselor di sekolah dalam
dan bentuk modifikasi perilaku (Sa’adah & kehidupan sehari-hari. Keterampilan baru yang
Rahman, 2015). Individu yang akan bertindak, diberikan konselor dalam pendekatan
didahului adanya proses berpikir, sehingga konseling modifikasi kognitif perilaku
untuk mengubah suatu perilaku yang tidak (KMKP) akan menjadi sumber kekuatan bagi
adaptif akibat stres akademik yang dialaminya, siswa dalam menurunkan stres akademiknya.
harus terlebih dahulu memahami aspek-aspek (Meichenbaum, 2004).
yang berada dalam pengalaman kognitif dan
usaha untuk membangun perilaku adaptif
SIMPULAN DAN SARAN
melalui mempelajari keterampilan-
keterampilan yang terdapat pada terapi kognitif Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
behavior dan mengaplikasikannya pada bahwa setelah dilakukan workshop dan
kehidupan sehari-hari (Sa’adah & Rahman, pelatihan konseling kreatif dalam bingkai
2015). Jadi pendekatan pendekatan konseling kognitif perilaku untuk membantu menurunkan
modifikasi kognitif perilaku (KMKP) perilaku agresif siswa berdampak positif
memandang stres akademik sebagai suatu yang terhadap keterampilan guru BK/konselor.
alami yang terjadi pada siswa, sehingga Dampak yang terlihat antara lain sebelumnya
dengan mengajarkan sejumlah keterampilan guru BK/konselor belum menggunakan
dalam menurunkan stres akademik akan konseling kreatif dalam bingkai kognitif
membantu siswa dalam mengembangkan perilaku untuk membantu menurunkan
kognisi, emosi dan perilakunya ke arah yang perilaku agresif siswa, hal tersebut dapat
positif. dilihat dari perbandingan antara hasil siklus ke
Stres akademik timbul dari penilaian satu dengan siklus ke dua, yaitu adanya
kognitif mengenai kemampuan yang peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dimilikinya, yang terdiri komponen-komponen gurur BK/konselor dalam melaksanakan
seperti kognitif, emosi dan perilaku yang konseling kreatif dalam bingkai modifikasi
terbentuk dari stimulus-kognisi-respon (SKR) kognitif perilaku.
yang saling berkait dalam otak manusia. Proses
kognitif akan menjadi faktor penentu dalam DAFTAR PUSTAKA
menjelaskan bagaimana manusia berpikir,
merasa dan bertindak (Kurniawan & Andries, R. S. (2017, April 5). Pelecehan
Sulistyarini, 2017). Hal ini memiliki makna Seksual pada Anak di Pasbar Tertinggi di
bahwa stres akademik muncul dari penilaian Sumbar. Harian Haluan. Retrieved from
kognitif yang disebabkan oleh cara berpikir https://www.harianhaluan.com/news/detai
siswa yang mengalami penyimpangan (mal- l/64445/pelecehan-seksual-pada-anak-di-
adaptif). Stres akademik muncul ketika pasbar-tertinggi-di-sumbar
harapan untuk pencapaian prestasi belajar Azmi, N. (2015). Potensi Emosi Remaja dan
meningkat, baik dari orang tua, guru, ataupun Pengembangannya. Jurnal Pendidikan

(Upaya Guru BK/Konselor untuk Menurunkan….)


119 Yeni Karneli, Firman, Netrawati

Sosial, 2(1), 36–46. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1),


79–90.
Barseli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep Stres
https://doi.org/10.29240/jbk.v2i1.463
Akademik Siswa. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 5(3), 143–148. Sa’adah, F. M., & Rahman, I. K. (2015).
Konsep Bimbingan dan Konseling
Beck, A. . (1976). Cognitive Therapy of
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Personality Disorder. London: The
dengan Pendekatan Islam untuk
Guilford Press.
Meningkatkan Sikap Altruisme Siswa.
Corey, G. (2007). Theory and Practice of Jurnal Hisbah, 12(2), 49–59.
Counseling and Psychotherapy (6th ed.).
Santrock, J. W. (2005). Adolescence,
California: Books Cole Publishing.
Perkembangan Remaja. Jakarta:
Firman, F. (2016). Penanggulangan Tindakan Erlangga.
Kekerasan dan Agresivitas Remaja
Saputra, W. N. E., Hanifah, N., & Widagdo, D.
Remaja Kota Padang. Padang: FIP UNP.
N. (2017). Perbedaan Tingkat Perilaku
Harian Haluan. (2016, January 13). NPWCC Agresi Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Dampingi 103 Kasus Kekerasan di Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kota
Sumbar. Harian Haluan. Retrieved from Yogyakarta. Jurnal Kajian Bimbingan
https://www.harianhaluan.com/news/detai Dan Kon, 2, 142–147.
l/47095/npwcc-dampingi-103-kasus-
Sarwono. (1997). Psikologi Sosial. Jakarta:
kekerasan-di-sumbar
Balai Pustaka.
Huesmann, L. R. (1994). Aggresive Behavior
Wahyuni, E. N. (2017). Mengelola Stres
Current Perspectives. New York: Plenum
dengan Pendekatan Cognitive Behavior
Press.
Modification (Studi Eksperimen Pada
Kurniawan, Y., & Sulistyarini, I. (2017). Mahasiswa Baru Pendidikan Agama
Terapi Kognitif Perilaku untuk Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah &
Mengurangi Episode Depresi Berat Keguruan UIN Maliki). Jurnal Tadrib,
dengan Gejala Psikotik. Philantrophy III(1).
Journal of Psychology, 1(1), 65–75. https://doi.org/10.19109/Tadrib.v3i1.1385
Netrawati, Furqon, Yusuf, S., & Rusmana, N. Warburton, W. A., & Anderson, C. A. (2015).
(2016). Solving Adolescent Verbal Aggression, Social Psychology of.
Aggressions through Transactional International Encyclopedia of Social &
Analysis Counseling Approach. Journal Behavioral Sciences, 1, 295–299.
of Education and Practice, 7(18), 169– https://doi.org/10.1016/B978-0-08-
177. 097086-8.24002-6
Netrawati, N., Khairani, K., & Karneli, Y. Zahri, H., & Savira, I. (2017). Pengaruh Self-
(2018). Upaya Guru BK untuk Control terhadap Agresivitas Remaja pada
Mengentaskan Masalah-masalah Pelajar SMP dan SMU di Sekolah
Perkembangan Remaja dengan Perguruan Nasional. Jurnal JP3SDm, 1–
Pendekatan Konseling Analisis 10.
Transaksional. Islamic Counseling:

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan


Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai