430 1 1010 2 10 20190831 PDF
430 1 1010 2 10 20190831 PDF
Abstrak
Masa remaja merupakan masa yang rentan dengan perubahan berupa perubahan
biologis, kognitif dan sosio-emosional. Perilaku remaja sebagai luapan emosi
negatif dan suasana hati yang tidak menentu akan ditampilkan dalam bentuk
perilaku agresif, seperti: memukul, menyerang, memaki, mengeluarkan kata-kata
kasar, mengancam, memalak dan lain sebagainya. Perilaku agresif adalah perilaku
fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk merusak atau melukai orang lain, yang
mengakibatkan orang lain mengalami penderitaan, sehingga mendatangkan
kesusahan baik fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
membantu siswa menurunkan perilaku agresif dengan menggunakan konseling
pendekatan kognitif perilaku, 2) memberikan keterampilan pada guru
BK/konselor untuk terampil menggunakan konseling kreatif dalam bingkai
kognitif perilaku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui
penelitian action reseach yang terdiri dari dua siklus dengan memberikan
apersepsi dan tindakan dengan pendekatan konseling kreatif dalam bingkai
kognitif perilaku. Subjek penelitian adalah siswa SMP dan guru BK/konselor di
SMP. Instrumen dan teknik pengumpulan data adalah interview dan observasi.
Hasil yang diperoleh berupa dampak bertambahnya keterampilan guru BK dalam
melaksanakan intervensi konseling kreatif dalam bingkai kognitif perilaku yang
berfokus pada pembahasan penurunan perilaku agresif siswa. Secara keseluruhan
dari kedua siklus tersebut terdapat perubahan keterampilan yang dimiliki gurur
BK/konselor dalam menangani perilaku agresif siswa.
pacaran dibuktikan dengan adanya kekerasan singkat dan disusun secara terbuka, sehingga
dalam pacaran seperti fisik, ekonomi, seksual sangat sesuai untuk diterapkan pada remaja di
dan verbal. Hasil analisis data diperoleh sekolah.
52.27% memiliki konsep diri positif dan Penelitian yang dilakukan oleh
47.73% memiliki konsep diri negatif yang Meichenbaum dalam Corey (2007)
diiringi dengan perilaku agresif. Perilaku menunjukkan kesuksesan konseling dengan
agresif merupakan perilaku yang merugikan pendekatan konseling modifikasi kognitif
dan merusak, baik sengaja atau tidak sengaja. perilaku dalam merestrukturisasi kognitif
Sarwono (1997) menjelaskan agresif manakala diaplikasikan pada problema
merupakan ungkapan perasaan dengan akademik, termasuk perilaku agresif dalam
kemarahan yang disertai emosi tinggi sebagai belajar. Kesuksesan pengaplikasian pendekatan
sarana untuk mencapai tujuan tertentu. konseling modifikasi kognitif perilaku dalam
Kekerasan yang berdampak terhadap perilaku merestrukturisasi kognitif yang mal-adaptif,
agresif terjadi ketika anak minta perlindungan membuktikan pendekatan konseling modifikasi
dan perhatian lalu orang tua mengabaikannya. kognitif perilaku efektif untuk menurunkan
Hasil penelitian Netrawati, Furqon, Yusuf, & perilaku agresif.
Rusmana (2016) pendekatan konseling Kemudahan dalam prosedur yang
transaksional analisis sangat efektif untuk digunakan serta tidak banyak menyita waktu
membantu menurunkan perilaku agresif siswa berinteraksi antara konselor dengan klien,
di sekolah. menjadi alasan lain peneliti untuk
Pelaksanaan layanan bimbingan di melaksanakan konseling kreatif dalam bingkai
sekolah merupakan salah satu upaya modifikasi kognitif perilaku. Adapun tahapan
pecegahan perilaku agresif. Dalam proses pelaksanaan konseling:
konseling pencegahan perilaku agresif 1. Observasi diri
diusahakan melalui suatu proses belajar Di awal konseling klien diminta
(learning) atau belajar kembali (relearning). untuk mendengarkan dialog internal dalam
Oleh karena itu proses konseling dipandang diri mereka dan mengenali karakteristik
sebagai suatu proses pendidikan (an pernyataan negatif yang ada. Proses ini
educational process) yang berpusat pada melibatkan kegiatan meningkatkan
usaha membantu dan kesediaan dibantu untuk sensitivitas terhadap pikiran, perasaan,
belajar perilaku baru dan dapat mengatasi perbuatan, reaksi fisiologis dan pola reaksi
permasalahan yang ada. Pengembangan terhadap orang lain.
potensi siswa akan lebih baik difokuskan pada 2. Membuat dialog internal baru
aspek-aspek kognitif positif daripada Setelah klien belajar mengenali
menyoroti sisi kognitif negatifnya. Menurut tingkah laku maladaptifnya, mereka mulai
Beck (1976) perubahan perilaku dan afeksi mencari kesempatan untuk mengembangkan
terjadi melalui perubahan kognisi. Untuk itu alternatif tingkah laku adaptif, dengan cara
intervensi yang digunakan harus melibatkan mengubah dialog internal dalam diri
proses kognitif dalam rangka mengubah mereka. Dialog internal yang baru
perilaku klien. diharapkan dapat menghasilkan tingkah laku
Konseling kreatif dalam bingkai baru, yang sebaliknya akan memberikan
modifikasi kognitif perilaku bertujuan dampak terhadap struktur kognisi klien.
membantu klien mengubah perilaku dengan 3. Belajar keterampilan baru
memfokuskan pada kemampuan kognitif dan Klien kemudian belajar teknik
perilaku klien, menekankan pada konseling mengatasi masalah yang secara praktis
membelajarkan diri sendiri dan menolong dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
klien menjadi lebih sadar akan kata-kata yang hari. Pada saat yang sama, klien diharapkan
diarahkan pada dirinya sendiri, sehingga untuk tetap memusatkan perhatiannya
mereka bisa menangani secara lebih efektif kepada tugas membuat pernyataan baru dan
masalah mereka. Selain itu, pendekatan mengamati perbedaan hasilnya
konseling modifikasi kognitif perilaku lebih
menekankan pada keaktifan klien, waktunya
menyakiti seseorang baik secara fisik maupun sendiri. Pembelajaran agresi dikendalikan oleh
mental. Agresif dianggap sebagai pengiriman penguatan dan hukuman dengan cara yang
stimulus berbahaya kepada orang lain, tanpa mirip dengan pembelajaran setiap perilaku
dihubungkan dengan niat dan mengganggap baru. Perilaku baru akan dihindari pada masa
perilaku ini sebagai pelanggaran norma sosial, depan jika perilaku tersebut dihukum.
yang dilakukan dalam bentuk fisik maupun Peningkatan perilaku agresif yang terjadi pada
verbal secara langsung dan tidak langsung. siswa didorong oleh proses meniru perbuatan
Untuk daerah Sumatera Barat orang lain, di mana proses peniruan ini sangat
memasuki tahun 2016, Nurani Perempuan dipengaruhi oleh faktor kognitif. Untuk itu
Women’s Crisis Center (NPWCC) melakukan proses konselingnya akan lebih baik
pendampingan terhadap 103 kasus kekerasan difokuskan pada aspek-aspek kognitif positif
sebagai akibat dari perilaku agresif. Kasus- dari pada menyoroti sisi kognitif negatifnya.
kasus tersebut adalah kasus yang terjadi dalam Menurut Beck (1976) perubahan perilaku dan
rentang 2013-2015 yang belum terselesaikan afeksi terjadi melalui perubahan kognisi.
(Harian Haluan, 2016). Selanjutnya sejak awal Untuk itu intervensi yang digunakan harus
2016 sampai akhir 2017 terdapat 143 kasus melibatkan proses kognitif dalam rangka
kekerasan berasal dari 19 kabupaten/kota di mengubah perilaku klien.
Sumatra Barat. Kasus terbanyak berasal dari Berdasarkan hasil tersebut,
kabupaten Pasaman Barat. Polres Pasaman menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Barat mencatat selama tahun 2016 kasus signifikan antara konseli yang mendapat
kekerasan mencapai 95 kasus dan ini tertinggi intervensi pendekatan konseling modifikasi
jika dibandingkan dengan kabupaten kota kognitif perilaku (KMKP) dan konseli yang
lainnya di Sumatera Barat. Di tahun 2017 mendapat usually counseling. Selain itu
pada triwulan pertama kasus kekerasan sudah perbedaan juga ditunjukkan melalui perolehan
terjadi sebanyak 27 kasus (Andries, 2017). skor skala stres akademik konseli yang diberi
Perilaku agresif disebabkan oleh intervensi pendekatan konseling modifikasi
beberapa faktor, seperti konsep diri yang tidak kognitif perilaku (KMKP) lebih rendah pada
baik. Netrawati et al (2018) peningkatan saat pemberian post-test. Dengan demikian,
perilaku agresif pada pasangan selama pacaran hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dibuktikan dengan adanya kekerasan dalam pendekatan konseling modifikasi kognitif
pacaran seperti fisik, ekonomi, seksual dan perilaku (KMKP) efektif untuk menurunkan
verbal. Hasil analisis data diperoleh 52.27%) stres akademik siswa SMK.
memiliki konsep diri positif dan 47.73% Hasil penelitian ini mendukung hasil
memiliki konsep diri negatif yang diiringi penelitian sebelumnya yang dilakukan
dengan perilaku agresif. Perilaku agresif Wahyuni (2017) tentang keefektifan
merupakan perilaku yang merugikan dan pendekatan Cognitive Behavior Modivication
merusak, baik sengaja atau tidak sengaja. untuk mengelola stres belajar siswa di SMPI
Sarwono (1997) menjelaskan agresif Sabilillah Kota Malang. Mencermati beberapa
merupakan ungkapan perasaan dengan hasil penelitian di atas, maka dalam penelitian
kemarahan yang disertai emosi tinggi sebagai ini dapat ditegaskan kembali bahwa
sarana untuk mencapai tujuan tertentu. pendekatan konseling modifikasi kognitif
Kekerasan yang berdampak terhadap perilaku perilaku (KMKP) efektif untuk menurunkan
agresif terjadi ketika anak minta perlindungan stres akademik siswa.
dan perhatian lalu orang tua mengabaikannya. Berdasarkan berbagai hasil penelitian
Hasil penelitian Netrawati et al (2016) yang dikemukakan di atas, dapat dijadikan
pendekatan konseling transaksional analisis bukti (evidence) yang kuat untuk dilakukan
sangat efektif untuk membantu menurunkan penelitian ini sebagai upaya untuk menurunkan
perilaku agresif siswa di sekolah. stres akademik siswa melalui intervensi
Bandura dalam Huesmann (1994) konseling kognitif perilaku (KMKP). Dalam
menjelaskan perilaku agresif diperoleh melalui penelitian ini, yang menjadi salah satu faktor
belajar, dan dipelihara dengan pengalaman dari keberhasilan pendekatan konseling modifikasi
lingkungan baik secara langsung atau dialami kognitif perilaku (KMKP) untuk menurunkan
stres akademik adalah karena lebih teman sebaya dan harapan tersebut tidak sesuai
menekankan pada konseling membelajarkan dengan kemampuan siswa (Barseli & Ifdil,
diri sendiri. Proses konselingnya terdiri atas 2017). Persepsi siswa yang mengganggap
melatih konseli memodifikasi pembelajaran tuntutan belajar sebagai beban berakibat pada
yang diberikan kepada dirinya sendiri sehingga perasaan negatif berupa tidak siap dan
mereka bisa menangani masalah yang mereka terancam kenyamanan dalam menjalani
hadapi lebih efektif. Selain itu pendekatan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di
konseling modifikasi kognitif perilaku rumah.
(KMKP) menekankan pada keaktifan klien, Pendekatan konseling modifikasi
waktunya singkat, dan disusun secara terbuka, kognitif perilaku (KMKP) berupaya untuk
sehingga sesuai untuk diterapkan pada siswa di memodifikasi pikiran, emosi dan perilaku
sekolah. siswa secara mandiri untuk mengubah
Pendekatan konseling modifikasi pemikiran yang mal-adaptif dengan
kognitif perilaku (KMKP) merupakan mengaplikasikan teknik time management
konseling yang menggabungkan terapi kognitif yang telah diajarkan konselor di sekolah dalam
dan bentuk modifikasi perilaku (Sa’adah & kehidupan sehari-hari. Keterampilan baru yang
Rahman, 2015). Individu yang akan bertindak, diberikan konselor dalam pendekatan
didahului adanya proses berpikir, sehingga konseling modifikasi kognitif perilaku
untuk mengubah suatu perilaku yang tidak (KMKP) akan menjadi sumber kekuatan bagi
adaptif akibat stres akademik yang dialaminya, siswa dalam menurunkan stres akademiknya.
harus terlebih dahulu memahami aspek-aspek (Meichenbaum, 2004).
yang berada dalam pengalaman kognitif dan
usaha untuk membangun perilaku adaptif
SIMPULAN DAN SARAN
melalui mempelajari keterampilan-
keterampilan yang terdapat pada terapi kognitif Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
behavior dan mengaplikasikannya pada bahwa setelah dilakukan workshop dan
kehidupan sehari-hari (Sa’adah & Rahman, pelatihan konseling kreatif dalam bingkai
2015). Jadi pendekatan pendekatan konseling kognitif perilaku untuk membantu menurunkan
modifikasi kognitif perilaku (KMKP) perilaku agresif siswa berdampak positif
memandang stres akademik sebagai suatu yang terhadap keterampilan guru BK/konselor.
alami yang terjadi pada siswa, sehingga Dampak yang terlihat antara lain sebelumnya
dengan mengajarkan sejumlah keterampilan guru BK/konselor belum menggunakan
dalam menurunkan stres akademik akan konseling kreatif dalam bingkai kognitif
membantu siswa dalam mengembangkan perilaku untuk membantu menurunkan
kognisi, emosi dan perilakunya ke arah yang perilaku agresif siswa, hal tersebut dapat
positif. dilihat dari perbandingan antara hasil siklus ke
Stres akademik timbul dari penilaian satu dengan siklus ke dua, yaitu adanya
kognitif mengenai kemampuan yang peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dimilikinya, yang terdiri komponen-komponen gurur BK/konselor dalam melaksanakan
seperti kognitif, emosi dan perilaku yang konseling kreatif dalam bingkai modifikasi
terbentuk dari stimulus-kognisi-respon (SKR) kognitif perilaku.
yang saling berkait dalam otak manusia. Proses
kognitif akan menjadi faktor penentu dalam DAFTAR PUSTAKA
menjelaskan bagaimana manusia berpikir,
merasa dan bertindak (Kurniawan & Andries, R. S. (2017, April 5). Pelecehan
Sulistyarini, 2017). Hal ini memiliki makna Seksual pada Anak di Pasbar Tertinggi di
bahwa stres akademik muncul dari penilaian Sumbar. Harian Haluan. Retrieved from
kognitif yang disebabkan oleh cara berpikir https://www.harianhaluan.com/news/detai
siswa yang mengalami penyimpangan (mal- l/64445/pelecehan-seksual-pada-anak-di-
adaptif). Stres akademik muncul ketika pasbar-tertinggi-di-sumbar
harapan untuk pencapaian prestasi belajar Azmi, N. (2015). Potensi Emosi Remaja dan
meningkat, baik dari orang tua, guru, ataupun Pengembangannya. Jurnal Pendidikan