Anda di halaman 1dari 8

Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)

Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan


Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar)

Syukurman1*, Syamsu A. Kamaruddin2, Arlin Adam3


Mahasiswa S3 Universitas Negeri Makassar (UNM). Jalan Bonto Langkasa, Banta-Bantaeng,
Rappocini, Banta-Bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222
Email Coresponden*: syukurmanstkip@gmail.com

Abstrak
Kekerasan verbal merupakan perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh orang tua
kepada anak-anak pra sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan verbal memiliki
dampak yang signifikan pada anak-anak di Kelurahan Pattingalloang. Anak-anak yang
mengalami kekerasan verbal sering mengalami gejala emosional seperti rendahnya kepercayaan
diri, perubahan perilaku agresif atau penarikan diri, gangguan tidur, dan masalah kesehatan
mental. Selain itu, kekerasan verbal juga berdampak pada hubungan sosial anak, menyebabkan
isolasi sosial, kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dan gangguan dalam
perkembangan sosial mereka. Melalui pendekatan fenomenologi, penelitian ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman anak-anak yang menjadi korban kekerasan
verbal di Kelurahan Pattingalloang. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, pendidikan, dan peran keluarga dalam mencegah dan
mengatasi kekerasan verbal terhadap anak. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya intervensi
yang berfokus pada pemulihan dan pemberdayaan anak-anak yang telah mengalami kekerasan
verbal untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka.
Kata Kunci: Kekerasan Verbal, Anak, Fenomenologi

kekerasan terhadap anak dari 7.420 kasus


PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia menjadi 8.150 kasus pada Januari-November

Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan 2020 (Pambudi dkk, 2023).

anak mendefinisikan tentangan kekerasan Sedangkan data kekerasan pada tahun

sebagai tindakan yang berisiko menyebabkan 2022 per tanggal 1 Januari yang diunggah oleh

penderitaan, kesengsaraan fisik, psikologis, SIMFONI PPA menunjukkan bahwa jumlah

seksual dan penelantaran terhadap anak, korban kekerasan terhadap anak di Jawa

termasuk ancaman, pemaksaan, atau Tengah mencapai 250 orang. Data kekerasan

perampasan kemerdekaan secara melawan pada bulan Maret tahun 2021 menurut kategori

hukum. Survei yang dilakukan oleh Wahana usia dan jenis kelamin menunjukkan bahwa

Visi Indonesia pada Juli 2021 menemukan terdapat 42 kasus kekerasan terhadap anak

bahwa sebanyak 33,8% anak mengalami laki-laki dan 9 kasus kekerasan terhadap anak

kekerasan verbal. Data dari Layanan perempuan. Berdasarkan data kekerasan di

Pengaduan Bagian Pengaduan Kemen PPA provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret 2020,

juga menunjukkan peningkatan kasus terdapat 64 kasus kekerasan terhadap anak


laki-laki dan 174 kasus kekerasan terhadap
197 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

anak perempuan, dengan total 238 kasus. atau menahan tangis (Arsih, 2010). Kekerasan
Berdasarkan jenis kekerasan yang dialami oleh verbal merupakan bentuk kekerasan yang
korban pada tahun 2021, kasus kekerasan dilakukan melalui penggunaan kata-kata
psikologis mencapai 61 kasus dengan secara lisan dan berulang-ulang, yang dapat
presentase 21,94% (Cahyani dkk, 2023). Di menghambat perkembangan anak. Dalam
Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung perbandingan dengan kekerasan fisik,
Tanah, Kota Makassar, kekerasan verbal kekerasan verbal dianggap lebih berbahaya
terhadap anak juga menjadi isu yang perlu karena dapat mengganggu perkembangan fisik
mendapatkan perhatian serius. Untuk dan psikologis anak (Asmah dkk, 2023).
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam Bentuk-bentuk kekerasan dapat
tentang fenomena ini, studi fenomenologi meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik,
menjadi pendekatan yang tepat untuk dan kekerasan emosional. Kekerasan
menggali pengalaman dan persepsi individu emosional adalah bentuk kekerasan yang
yang terlibat dalam situasi tersebut. ditujukan kepada psikis korban dan tidak
Kekerasan verbal atau Verbal Abuse terlihat secara fisik. Kekerasan verbal
dapat diartikan sebagai penggunaan ucapan termasuk dalam kategori kekerasan emosional
yang ditujukan kepada seseorang dengan atau psikologis, di mana penggunaan kata-kata
tujuan merendahkan, tidak sopan, menghina, bertujuan untuk menghina, menyalahkan, atau
mengintimidasi, rasialis, seksis, homofobik, menimbulkan rasa ketakutan yang intens pada
ageis, atau menghujat. Ini mencakup korban. Kekerasan verbal merupakan bentuk
penggunaan pernyataan sarkastik, penggunaan kekerasan non-fisik yang disampaikan secara
nada suara yang merendahkan, atau lisan dengan tujuan untuk mencaci atau
penggunaan keakraban yang berlebihan dan merendahkan korban (Utami dan Hamdan,
tidak diinginkan (Afnizal dkk, 2023). Verbal 2023).
abuse atau yang sering disebut sebagai Kekerasan verbal dapat terjadi dalam
penyalahgunaan verbal adalah tindakan berbagai bentuk dan melibatkan siapa pun,
komunikasi lisan atau perilaku yang memiliki serta memiliki potensi risiko yang besar dan
dampak emosional yang merugikan. Dalam berkelanjutan. Menurut konsep kesehatan yang
konteks lain, verbal abuse terjadi ketika orang diusung oleh WHO, korban kekerasan verbal
tua, pengasuh, atau pelindung anak menghadapi kesulitan dalam mencapai
menanggapi permintaan perhatian dari anak kesehatan yang optimal. Oleh karena itu,
dengan memerintahkan mereka untuk diam penting untuk adanya dukungan sosial yang

198 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

dapat meningkatkan penerimaan diri korban sulit diatur dan secara tidak sadar melakukan
kekerasan verbal dalam menghadapi tindakan kekerasan kepada anaknya, baik
pengalaman yang mereka alami. Salah satu secara fisik maupun verbal (Armiyanti, 2018).
bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan Terdapat beberapa bentuk kekerasan,
adalah dukungan instrumental (Tangible salah satunya adalah kekerasan verbal yang
Support). Dengan adanya penerimaan diri atau dilakukan oleh orang tua. Bentuk kekerasan ini
self-acceptance, korban akan lebih tenang melibatkan ekspresi kemarahan seperti
dalam proses pemulihan. Berdasarkan uraian penggunaan makian atau kritik tajam terhadap
di atas, rumusan masalah yang muncul adalah anak. Orang tua mungkin menyebut anak
bagaimana bentuk dukungan sosial (Pambudi sebagai anak bodoh, nakal, anak kurang ajar,
dkk, 2023). anak tidak tahu diri, anak tidak berguna, dan
Kekerasan verbal yang sering terjadi menggunakan kata-kata merendahkan lainnya
dalam masyarakat dapat berupa penggunaan terhadap anak (Amanah dkk, 2023). Menurut
panggilan yang bersifat diskriminatif, seperti Kurniawan dan Damanik, (2023) penelitian
merujuk pada warna kulit, ras, bentuk tubuh, ditemukan bahwa kepercayaan diri remaja
kebiasaan, dan kelemahan, serta melibatkan tergolong rendah sebesar 71,8%, sementara
penggunaan kata-kata kasar, mengancam, atau 28,2% remaja memiliki tingkat kepercayaan
ejekan dengan nada suara yang merendahkan diri yang tinggi. Penelitian yang dilakukan
(Winardi dan Malau, 2023). Kekerasan verbal oleh Devi Juniawati & Nedra Wati (2021) juga
umumnya terjadi melalui perilaku verbal di mengungkapkan bahwa 53% remaja memiliki
mana pelaku menggunakan pola komunikasi kepercayaan diri rendah, sedangkan 47%
yang mengandung penghinaan atau kata-kata remaja memiliki kepercayaan diri tinggi.
yang merendahkan. Pelaku seringkali Dengan demikian, hasil penelitian tersebut
melakukan tindakan menyalahkan, memberi menunjukkan bahwa mayoritas remaja
label, atau menyalahkan orang lain (Winardi memiliki tingkat kepercayaan diri yang
dan Malau, 2023). Kekerasan verbal terhadap rendah.
anak merupakan salah satu bentuk kekerasan Kekerasan verbal memiliki gejala yang
yang sering terjadi di berbagai belahan dunia, tidak spesifik. Dampak kekerasan tersebut
termasuk Indonesia. Kekerasan ini melibatkan membuat anak menjadi generasi yang rentan,
penggunaan kata-kata yang merendahkan, seperti perilaku agresif, apatis, mudah marah,
menghina, atau menyakiti secara emosional menarik diri, mengalami kecemasan berat,
terhadap anak. Dalam merasa anaknya sangat gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan,

199 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

kehilangan harga diri, dan depresi. Bahkan, Makassar. Kelurahan ini dipilih sebagai lokasi
dampak yang lebih luas dari kekerasan yang penelitian karena terdapat indikasi bahwa
dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya kekerasan verbal terhadap anak menjadi
adalah menciptakan lingkungan yang penuh permasalahan yang signifikan dalam
dengan kekerasan (Arsih, 2010). Imam komunitas tersebut.
Ghazali mengungkapkan bahwa ketika anak
METODE
tumbuh dengan kalimat mencela, maka kelak Metode penelitian yang digunakan
anak pun akan menjadi pencela (Erica, 2019). kualitatif dalam studi fenomenologi tentang
Wirawan dkk (2023) mencatat bahwa kekerasan verbal terhadap anak di Kelurahan
kekerasan verbal dapat berdampak pada Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota
gangguan emosi anak. Akibat kekerasan Makassar. Pendekatan dan desain penelitian
tersebut, anak dapat mengalami masalah dalam yang sesuai adalah kualitatif fenomenologi.
pengembangan konsep diri, mengalami Metode ini akan memungkinkan peneliti untuk
kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, mendapatkan pemahaman yang mendalam
serta menjadi lebih agresif dan melihat orang tentang pengalaman, persepsi, dan makna yang
dewasa sebagai musuh. Anak mungkin terkait dengan kekerasan verbal pada anak di
cenderung menarik diri dari interaksi dengan Kelurahan Pattingalloang.
lingkungan sekitarnya dan lebih memilih Partisipan dalam penelitian ini adalah
untuk menyendiri. anak-anak yang menjadi korban kekerasan
Kekerasan verbal terhadap anak verbal di Kelurahan Pattingalloang. Pemilihan
merupakan bentuk kekerasan yang sering partisipan dengan mempertimbangkan kriteria
terjadi dan memiliki dampak yang merugikan inklusi, seperti usia anak antara 6-12 tahun dan
terhadap perkembangan dan kesejahteraan pengalaman kekerasan verbal yang terjadi
anak. Kekerasan verbal melibatkan dalam konteks keluarga. Data dalam penelitian
penggunaan kata-kata yang merendahkan, ini akan dikumpulkan melalui wawancara
menghina, mengintimidasi, atau mengancam mendalam dengan partisipan. Wawancara
anak secara lisan. Tindakan ini dapat dilakukan secara individu untuk
dilakukan oleh orang tua, pengasuh, atau memungkinkan partisipan berbagi pengalaman
pelindung anak dalam berbagai konteks, mereka secara terbuka dan mendalam.
termasuk di rumah, sekolah, atau masyarakat. Kemudian data yang terkumpul akan dianalisis
Studi ini akan dilakukan di Kelurahan menggunakan analisis fenomenologi.
Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Langkah-langkah analisis meliputi transkripsi

200 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

wawancara, identifikasi. Untuk memastikan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor


validitas dan reliabilitas penelitian, langkah- pengetahuan orang tua tentang dampak verbal
langkah seperti triangulasi data, reflexivity abuse dapat mempengaruhi perilaku mereka.
peneliti, dan pemilihan partisipan yang Kedua, pengalaman pribadi orang tua yang
representatif akan diterapkan. pernah mengalami kekerasan verbal saat
mereka masih kecil juga dapat mempengaruhi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan perilaku mereka terhadap anak. Ketiga,

wawancara yang dilakukan terhadap dukungan keluarga yang tidak memadai atau

informan orang tua, ditemukan perilaku memiliki anak dengan cacat bawaan lahir atau

kekerasan verbal terhadap anak pra-sekolah anak yang tidak diinginkan secara sosial dapat

usia 3 hingga 6 tahun terjadi diakibatkan, menjadi faktor pemicu bagi orang tua untuk

kurangnya pengetahuan orang tua tentang tata menggunakan kekerasan verbal sebagai bentuk

cara mendidik anak, serta faktor kemiskinan, frustasi atau penolakan terhadap kondisi

atau minimnya pendapatan orang tua. tersebut. Keempat, faktor ekonomi keluarga

Sebagian orang tua beranggapan, kekerasan juga dapat berperan dalam mempengaruhi

verbal yang mereka lakukan merupakan perilaku orang tua. Stres ekonomi dan tekanan

bentuk pendidikan yang baik, agar anak tidak keuangan dapat meningkatkan tingkat

nakal dan dapat mematuhi perkataan orang ketegangan dalam keluarga dan memicu

tuanya. perilaku agresif, termasuk kekerasan verbal

Hasil penelitian yang dilakukan De Vega terhadap anak. Terakhir, faktor lingkungan

(2019), mengungkapkan, kekerasan verbal sosial juga dapat mempengaruhi perilaku

dipengaruhi secara langsung oleh pola asuh orang tua.

negatif. Ketika anak didik dengan kasih Jenjang pendidikan orang tua

sayang, pelukan, ciuman bisa membuat menggambarkan adanya hubungan yang kuat

perkembangan otak anak tumbuh lebih cepat. terjadinya kekerasan verbal terhadap anak.

Dibandingkan dengan anak yang dididik Pendidikan yang rendah memberikan

dengan kemarahan, makian, bentakan, maka pengaruh rawannya kekerasan verbal. Hasil

semua energi negatif akan terserap dalam wawancara yang dilakukan, menunjukkan

dirinya yang mungkin terbawa hingga dewasa. sebagian besar pendidikan orang tua di RT 1,

Farhan (Cahyani dkk, 2023) penyebab 2 dan 3, RW 5 Kelurahan Pattigalloang,

orang tua melakukan verbal abuse terhadap Kecamatan Ujung Tanah tidak menuntaskan

anak usia sekolah 6-12 tahun dapat disebabkan jenjang pendidikan SD.

201 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

Pemberian tentang penyuluhan yang perilaku kekerasan verbal terhadap anak


dilakukan Yayasan Az-Zahrah, sudah sering diakibatkan kondisi ekonomi keluarga.
dilakukan, namun karena kurangnya Kemiskinan merupakan penyumbang tertinggi
kepedulian dan kesadaran orang tua dalam dari perilaku orangtua terhadap anak dalam
menerima pengetahuan tentang cara mendidik melakukan berbagai kekerasan. Kemiskinan
dan pengasuhan anak dalam lingkungan mengakibatkan sebagian orangtua menjadi
keluarga, mengakibatkan kekerasan verbal stress yang kemudian melampiskannya kepada
terhadap anak sulit untuk dicegah. Terjadi anak. Faktor kemiskinan dan tekanan hidup
pembiaran yang dilakukan oleh orang tua, yang semakin sulit dan meningkat, serta
anak-anak menjadi tempat pelampiasan ketidakberdayaan dalam mengatasi masalah
kemarahan mereka, ketika mengalami titik ekonomi keluarga, menyebabkan orangtua
jenuh, dan ketidaksanggupan mendidik anak. mudah meluapkan emosi mereka kepada anak.
Menurut Ketua Yayasan Az-Zahra, Hasil observasi menjelaskan, mata
Nuraeni mengatakan, pemberian penyuluhan pencaharian masyarakat di Kelurahan
kepada orang tua, sudah sering diupayakan, Pattigalloang, RT 1, 2, dan 3 RW 5, sebagian
persoalan yang terjadi, sebagian besar orang besar adalah pengepul ikan, dengan
tua lebih mementingkan mencari nafkah, penghasilan yang tidak menentu, terkadang
daripada mengikuti penyuluhan yang telah mampu mendapatkan keuntung Rp.2.000,00
diprogramkan. Minimnya pengetahuan orang perharinya, atau bahkan kurang dari jumlah
tua dan keluarga, tentang dampak kekerasan tersebut. Selain sebagai pengepul ikan (penjual
verbal terhadap anak, menjadikan perilaku ikan), pekerjaan lain yang digeluti masyarakat
kekerasan verbal terus menerus terjadi. di Kelurahan Pattigalloang adalah, tukang
Sehingga anak akan menjadi kepribadian parkir pekerja bangunan dan pekerjaan lainnya
yang mudah membangkang, melawan ketika yang sifatnya buruh kasar.
diperingatkan, serta mudah tersinggung. Rendahnya pendapatan orang tua
Hasil observasi yang dilakukan, menjadi salah satu faktor terjadinya
kekerasan verbal yang terus terjadi di lokasi fenomena kekerasan verbal. Kemiskinan
tersebut, juga dikarenakan, kekerasan turun dengan pendapatan rendah, serta tuntutan
temurun yang juga dilakukan orang tua hidup yang semakin tinggi sering memicu
mereka dulu, sehingga, apa yang mereka orang tua marah, dan mengeluarkan kata-kata
alami, juga dilakukan kepada anak-anak yang tak pantas kepada anak-anak mereka.
mereka saat ini. Salah satu faktor rentannya Makian yang ditambah dengan pelebelan

202 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

terhadap kekurangan anak menjadi yang tak 2. Faktor kemiskinan atau minimnya
terelakkan ketika orang tua melampiskan pendapatan orang tua juga berperan dalam
kemarahannya. terjadinya kekerasan verbal.
Hasil penelitian yang dilaksanakan 3. Tingkat pendidikan orang tua juga
menunjukkan, faktor rendahnya pendidikan memengaruhi rentan terjadinya kekerasan
orang tua, serta minimnya pendapatan yang verbal.
diperoleh orang tua menjadi pemicu utama 4. Pengalaman pribadi orang tua yang pernah
terjadinya kekerasan verbal terhadap anak. mengalami kekerasan verbal saat mereka
Bentuk kekerasan verbal yang paling sering kecil juga dapat memengaruhi perilaku
diterima oleh anak dan dilakukan orang tua, mereka terhadap anak.
adalah kekerasan verbal dalam bentuk
DAFTAR PUSTAKA
makian dengan kata-kata kotor dalam bahasa
Afnizal, M., Daulay, H., Saladin, T. I.,
Makassar, misalnya “sundala”, “tai laso”, Munthe, H. M., & Elida, L. (2023).
ka’bulamma” dan lainnya. Kata-kata tersebut Habitus pemain Game Onlaine dalam
sering sekali dilontarkan orang tua ketika, Kekerasan Verbal di Warung Kopi-
Sebatik Journal: Jurnal Ilmiah Bidang
anak-anak mereka tidak mau mendegarkan Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi,
atau mematuhi apa yang mereka perintahkan. dan Pendidikan, 2(5), 1623-1636.
Pemicu dari kekerasan verbal tersebut karena Amanah, S., Hafizah, C., & Bilkis, S. (2023).
Dampak Kekerasan Orang Tua bagi
rendahnya pemahaman orang tua dalam
Anak. Journal on Education, 5(2),
mengasuh anak, yang tidak ditunjang dengan 2955-2959.
pendidikan memadai. Armiyanti, Iin, Khusnul Aini, and Rista
Apriana. 2018. Pengalaman Verbal
KESIMPULAN
Abuse Oleh Keluarga Pada Anak Usia
Berikut adalah beberapa kesimpulan Sekolah di Kota Semarang. Jurnal
berdasarkan penelitian pada judul Kekerasan Keperawatan Soedirman 12.1
Arsih, F. Y. (2010). Studi Fenomenologis:
Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi
Kekerasan kata-kata (Verbal abuse)”
di Kelurahan Pattingalloang Kecamatan Ujung pada Remaja (Doctoral dissertation,
Tanah Kota Makassar) Diponegoro University).
1. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang Asmah, A., Sulaiman, S., & Noorhapizah, N.
(2023). Adversity Quotient sebagai
tata cara mendidik anak menjadi faktor
Perantara Pengaruh Persepsi dan
utama terjadinya kekerasan verbal. Kecerdasan Mengelola Emosi terhadap
Kekerasan Verbal pada Anak. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 7(1), 225-239.

203 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023


Kekerasan Verbal Terhadap Anak (Studi Fenomenologi di Kelurahan ISSN:2599-2511 (online)
Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar) ISSN:2685-0524 (cetak)

Cahyani, F. D., Sumarsih, T., & Asti, A. D.


(2023, January). Kekerasan Verbal
Orang Tua Berdampak pada Kesehatan
Mental Anak. In Prosiding University
Research Colloquium (pp. 604-612).
De Vega, Asla, Hapidin Hapidin, and Karnadi
Karnadi. 2019. Pengaruh Pola Asuh
dan Kekerasan Verbal terhadap
Kepercayaan Diri (Self-
Confidence). Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 3.2
Erica, D., Haryanto, H., Rahmawati, M., &
Vidada, I. A. 2019. Peran Orang Tua
Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Pandangan Islam. Jurnal:
Perspektif Pendidikan dan Keguruan,
Vol. 10 No. 2, 58-66
Kurniawan, F., & Damanik, A. (2023).
Pengaruh Kekerasan Verbal Orangtua
Terhadap Kepercayaan Diri Remaja Di
Desa Girsang 1 Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon. Aksara: Jurnal Ilmu
Pendidikan Nonformal, 9(1), 63-66.
Pambudi, T. A., Rahmadani, N. D. A., &
Nurmala, I. (2023). Pengaruh
Dukungan Sosial Instrumental terhadap
Upaya Penerimaan Diri Remaja
Penyintas Kekerasan Verbal di
Surabaya. Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(6),
1091-1096.
Utami, R. D., & Hamdan, S. R. (2023,
January). Pengaruh Pengalaman
Kekerasan Verbal terhadap Tingkat
Forgiveness. In Bandung Conference
Series: Psychology Science (Vol. 3,
No. 1, pp. 481-488).
Winardi, Y. D., & Malau, Y. C. O. (2023).
Konseling Individu pada Mahasiswa
Korban Kekerasan Verbal. Innovative:
Journal Of Social Science Research,
3(2), 805-814.

204 Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai