Anda di halaman 1dari 5

MUSIK DERET

Royke B. Koapaha
A. Sistem Deret
Secara umum Schoenberg dapat dikatakan mempelopori konsep musik
yang disebut atonal. Dalam musik atonal sistem tonal pada umumnya tidak
berlaku lagi. Rasa tonalitas atau key felling menjadi lemah atau hilang1. Ada
yang mengartikan atonalitas sebagai “in which no principle of key is observed”2.
Suatu slogan yang sangat didengung-dengungkan ialah emansipasi disonan
(emancipation of dissonance). Ini merupakan pemahaman dari sistem jarak nada
disonan yang mendapat perlakuan sama dengan konsonan.

“ A style based on this premise treats dissonances like


conconances and renounces a tonal center” 3

Musik atonal ini menggunakan metode komposisi deret atau dikenal juga dengan
sebutan sistem deret 12 nada.
“ This method consists primarily of constant and exlusive
use of a set of twelve different tones. This means,
of couse, that no tone is repeated within the series and
that it uses all twelve tones of chromatic scale, thought
in a different order” 4.

A.1. Kaidah Dasar


Berikut ini merupakan uraian singkat dari sistem tersebut.
 Materi Utama berdasarkan 12 nada dengan relasi yang selalu sama, setiap
nada memiliki nilai dan peran yang sama.
 Setiap ulangan cenderung mengutamakan nada itu, sebagai pusat
sementara.

1
Persichetti, Op. Cit, p. 261.
2
Scholes, Op. Cit., p. 254.
3
Arnold Schoenberg, Style and Idea, Philosophical Library, Ney York, 1950, p. 105.
4
Schoenberg, Ibid, p. 107.

1
 Dalam konsep yang murni ulangan nada secara langsung sebaiknya
dihindari.
 Dapat disusun secara horizontal maupun vertikal. 5

 Hindari pendobelan oktaf karena terasa sebagai root atau tonika. Pada
dasarnya hindari relasi interval yang tendensi memberi kesan ke arah tonal 6.
Hal lainnya seperti:
 Hindari kelompok nada seperti tiga nada dalam urutan arpeggio akor, atau
sebuah deret yang mengasosiasi sebuah tangganada yang jelas. 7
 Hindari kombinasi kromatis dimana mengakibatkan dalam resolusinya seperti
leading tone .
 Unit-unit dapat dibagi lagi dua atau tiga kelompok.
 Nada terakhir dari sebuah deret harus halus untuk berputar pada awal lagi.
 Setiap nada dapat disebut secara enharmonis.

A.2. Teknik Dasar Garapan Sistem Deret


Seperti telah disinggung bahwa deret atau pola dari 12 nada merupakan
sebuah urutan yang tidak terikat oleh kunci maupun modus tertentu. Pola
dasarnya dikenal dengan sebutan deret orisinal (O). Ada tiga variannya yang
diambil dari deret ini. Kemungkinannya ialah: retrograde (R), inversi (I) dan
retrograde inversi (RI) yang merupakan inversi dari sebuah retrograde 8.
Contoh:

Orisinal (O)

5
Hingga empat butir pendapat ini diambil dari Dieter Mack, Sejarah Musik jilid 3, Pusat Musik
Liturgi, Yogyakarta, 1995, p. 116.
6
Dua butir pendapat diambil dari Schoenberg, Op. Cit., p. 108.
7
Lima butir pendapat (dari titik pendapat ini ke bawah) diambil dari buku Ulehla, Contemporary
Harmony, The Free Press, New York, 1966, pp. 470-471.
8
Stein, Op. Cit., p. 215.

2
Retrograde (R)

Inversi (I)

Retrograde Inversi (RI)

Empat deret ini merupakan deret dasar yang masing-masingnya dapat


ditransposisi dalam 12 tingkat.9 Dengan demikian diperoleh 48 deret yang dapat
dikembangkan. Misalnya O1, 02, 03,04…, 012, R1, R2, R3…R12, I1, I2,I3 …I12,
RI1, RI2, RI3…RI12.
Berikut ini contoh dari deret Orisinal dalam 12 tingkat. Untuk retrograde, inversi
dan retrograde inversi diperlakukan secara sama saja.

Ulehla, Op Cit., p. 472.

3
dan seterusnya hingga tingkat ke O12.

A.3. Karakter Ritme


Ritme yang digunakan biasanya merupakan irama yang ‘irregular’, bukan tidak
mungkin menggunakan deret juga seperti pada garapan yang menggunakan
prinsip total series. Dalam musik-musik yang menggunakan prinsip total series,
atau ada yang menyebutnya juga total organization, semua parameter disusun
secara deret baik durasi, register, timbre, dinamik maupun artikulasi. 10

A.4. Karakter Deret Melodi


Biasanya menggunakan lompatan-lompatan yang jauh, walaupun tidak ada
keharusan.11 Dengan lompatan-lompatan yang jauh melodi menjadi tidak wajar
dan tidak singable.12 Hemat penulis, distorsi ini lebih menguatkan karakter
atonalnya.
10
Seputar total series dapat dilihat pada buku Reginald S Brindle, The New Music The Avant-
garde since 1945, Oxford University Press, New York, 1897, pp. 21-41.
11
Ulehla, Op.Cit., p. 473.
12
Sering dianggap bahwa ketidak-wajaran dalam musik mulai dilakukan oleh Beethoven dimana
misalnya saja tendensi kewajaran dinamik dirusak (nada naik dengan dinamik decrescendo atau
sebaliknya), penggunaan dinamik yang berubah-ubah secara mendadak, harmoni yang padat
pada register rendah ataupun penggunaan sforzando yang mendadak.

4
A.5. Karakter Dinamik
Biasanya digunakan kontras yang tajam dalam dinamiknya. Juga seperti
yang telah disinggung di atas, dalam sistem total series dinamik dapat disusun
dalam deret juga.13

A.6. Sistem Harmoni


Ada tiga tipe musik duodecuple yaitu: musik duodecuple yang menggunakan sistem
deret dan tanpa pusat kunci (key center), musik duodecuple yang menggunakan sistem
deret dan dengan pusat kunci, dan musik duodecuple dengan pusat kunci. 14 Pada dua tipe
yang pertama harmoni sering terjadi sebagai akibat dari suatu deret belaka.

13
Ulehla, Ibid.
14
Stein, Op. Cit., p. 212.

Anda mungkin juga menyukai