Anda di halaman 1dari 7

TEORI MUSIK

Pentatonic scale, Modal Scale, Whole tone Scale

CHRISTINE BERNADETTE KURNIA SAIK


Seni Musik
Tangga nada Pentatonik merupakan tangga nada yang terdiri atas 5 nada berjenjang. Tangga
nada ini biasanya disesuaikan dengan kunci hitam pada Keyboard ataupun piano. Tangga nada
ini biasanya digunakan di Mesir Kuno, Asiria dan Musik Cina. Selain di negara- negara tersebut,
tangga nada pentatonic juga digunakan dalam musik tradisional jawa yakni musik gamelan.

Pentatonik Tiongkok sudah dikenal sejak sejak 2000 tahun sebelum masehi. Cina dan
Jepang menggunakan 2 ragam pentatonic yaitu yo (positif) dan in (negative). Namun, Cina
memiliki tatanan 12 kunci , dan dari 12 kunci tersebut dapat dirancang 60 nada pentatonic Cina.
Tangganada yo sama dengan D-E-G-A-C-D, sementara tangganada in samadengan E-F-A-B-C-
(D)-E. Sementara pentatoni Jawa dan Bali lebih menjurus pada pentatonic in dalam tatanan
Jepang atau Cina. Susunannya lebih menjurus pada do-mi-fa-sol-si.

Dalam perkembanggannya, ditemukan bahwa tangga nada ini terdapat di seluruh dunia.
Untuk pengaplikasian pada musik modern, tangga nada ini sering digunakan sebagai dasar dalam
memainkan musik blues. Aturan interval tangganada pentatonic yang baku adalah 1-1-1 ½-1

Contoh : C – D – E – G – A

G–A–C–D–E

Ges – Aes – Bes – Des - Es

Salah satu contoh komposer musi klasik yang pernah mendengar tangga nada ini secara
langsung dari gamelan adalah Claude Debussy. Beliau kemudian sering memakai tangga nada ini
dalam komposisinya. Selain Debussy, komposer lain yang menggunakan tangganada pentatonic
adalah Bella Bartok dengan karyanya “String Quaertet no 4”

The Whole Tone Scale, diberikan nama seperti itu karena secara keseluruhan tersebut
dibangun menggunakan satu langkah (whole steps). Hasilanya, scale tersebut menjadi berisi
enam langkah dibanding biasanya yang berisi tujuh langkah. Karena scale ini hampir sama
dengan chromatic yang disusun menggunakan sebuah interval yang sama (satu langkah)
akibatnya setiap nada yanga ada pada scale tersebut bisa digunakan sebagai nada dasar. Akan
tetapi tidak seperti chromatic scale, the whole otne scale mempunyai fungsi dalam musik pop.
the whole tone sclae bisa digunakan sebagai chord scale pada sebuah chord functioning
dominant 9 dengan altered 5.
Aturan interval baku daro whole tone scale adalah W – W – W – W – W – W

Contoh :

C: C, D, E, F#, G#, Bb, C


C#/Db: C#, D#, F, G, A, B, C#
D: D, E, F#, G#, A#, C, D
D#/Eb: D#, F, G, A, B, C#, D#
E: E, F#, G#, A#, C, D, E
F: F, G, A, B, C#, Eb, F
F#/Gb: F#, G#, A#, C, D, E, F#
G: G, A, B, C#, D#, F, G
G#/Ab: G#, A#, C, D, E, F#, G#
A: A, B, C#, D#, F, G, A
A#/Bb: A#, C, D, E, F#, G#, A#
B: B, C#, D#, F, G, A, B (or B, C#, D#, E#, F##, A, B)

Intervals: 1, 2, 3, 4#, 5#, 7b


Semi-notes: 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2
Formula: Whole, Whole, Whole, Whole, Whole,
Whole

Modus atau mode merupakan ragam jajaran tangga nada. Mode (tangga nada) asli dapat
dikenal dari nada dasarnya. Mode diukur dari standar jajaran diatonic natural yaiut papan nada
hitam putih pada klaviatur. Standar tangga nada tersebut sering dikenal dengan authentic mode
Pada akhir abad ke-19, modus tidak hanya dipakai dalam konsep Musik Barat. Melainkan
konsepnya dipergunakan juga pada komposisi Musik Non-Barat. Guido dari Arezo,
mempergunakan modus sebagai konsep ukuran untuk menerangkan interval. Franco dari
Cologne, mempertautkan istilah modus dengan konsep ritme. Istilah modus dipakai untuk
menerangkan relasi durasi nada antara yang longa (panjang/berbunyi lama) dan brevis. Dengan
perkembangan zaman, konsep tentang modus oleh para musikolog disajikan berdasarkan skema
pemikiran dari:
 Gregorian Chant (diambil dari nama Paus Gregorius)/Gerejani

 Polyphony zaman Renaissance


 Teori Musik Tonal

Pythagoras, sarjana Yunani Kuno yang sangat tersohor, menyusun bunyi musikal
berdasarkan skala perbandingan frekuensi menjadi deretan nada: A B C D E F G. Tujuh
nada inilah yang dijadikan wilayah nada dalam sistem Musik Yunani Kuno. Tujuh nada tersebut
di zaman kita sekarang ini adalah deretan tuts putih pada papan nada piano. Bertolak dari tujuh
nada tersebut, secara berangsur-angsur bangsa Yunani mengembangkan apa yang dikenal
sebagai tujuh Modus.

Tiap-tiap modus mengandung nada-nada yang sama, namun Tonic (T) atau porosnya
berbeda-beda. Dengan demikian, karena poros atau tonika nya berbeda-beda, tiap modus
memiliki rasa dan nuansa yang berbeda-beda pula.

Tahap perkembangan Modus bangsa Yunani terjadi dalam beberapa tahapan:


 Fase I : Tujuh mode dalam 4 kunci nada – oleh Santo Ambrosius (Milan, Italia)
 Fase II : Tujuh mode dalam 8 kunci nada – oleh Paus Gregorius Agung
 Fase III : Tujuh mode dalam 12 kunci nada – oleh Henricus Glareanus, Rahib
(Swiss)

Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya sistem tala yang dikenal sebagai WELL-
TEMPERED dan dipelopori oleh Johann Sebastian Bach. Juga penambahan tuts hitam pada
papan nada serta mulai munculnya kebutuhan akan susunan harmoni musikal, menjadikan
keberadaan modus Musik Yunani tercerai-berai dan porak-poranda.

Para komposer seperti Zoltan Kodaly, Gustav Mahler, Manuel de Falla mempergunakan
sistem tangganada atau scale semacam itu sebagai latar belakang dari tangganada diatonis seperti
yang lazim kita kenal. Jadi pokok lagunya memakai tangganada do re mi…(7 nada/diatonis)
seperti yang lazim kita kenal. Namun latar belakangnya mempergunakan Modus. Claude
Debussy dan Bela Bartok memakai modus sebagai pengganti tonalitas atau poros nada yang
diatonis.
Dalam pengamplikasiannya, modus digunakan dalam komposisi musik jazz. Ciri utama bentuk
Jazz Modal adalah:

1. Ritmik dan Harmonik yang bergerak sangat perlahan. Sebuah akord malahan
seringkali dipakai dalam beberapa birama yang relatif panjang
2. Penggunaan Pedal Point dan Drones. Dalam hal ini menunjukkan bahwa aliran modus
tangganada nya jauh lebih utama dibandingkan struktur harmoninya
3. Fungsi umum dari progresi akor dihilangkan. Suasana, nuansa dan rasa, dibangun
bukan oleh gerakan akor sebagai susunan harmoni. Melainkan dibangun oleh aliran
modus tangganada nya.
4. Penggunaan struktur harmoni dan melodi dalam kerangka acuan bersifat QUARTAL
(SANGAT MENGUTAMAKAN SUSUNAN DENGAN FOKUS INTERVAL 4 MURNI
ATAU PERFECT FOURTH)
5. POLYTONAL
Daftar Pustaka

Grimonia, Eya. 2014. Dunia Musik. Bandung : Nuansa Cendekia

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Widjaja, Michael. (2015, 5 Maret). Modus Bagian I dan II. Dikutip 28 April 2019 dari
http://imajiner07.blogspot.com/2015/03/modus-bagian-i-by-michael-gunadi.html

Anda mungkin juga menyukai