Anda di halaman 1dari 4

Organum Baru

Pertangahn abad 12 musik polifon masuk pada tahap baru : organum tidak lagi dibawakan secara
improvisasi tetapi dikarang, dicatat dengan notasi yang pasti.
Organum yang baru diperkaya dengan melisma-melisma sebagai berikut :
a. Haltetonfaktur atau organum dengan nada ditahan : satu sukukata/nada suara poko ditahan
sedangkan suara organalis mendapat suatu melisma panjang dengan suku kata yang sama.
b. Discantusfaktur atau organum dengan dua suara yang bergerak : secara silabis : kedua suara
bergerak dalam irama sukukata; atau secara melismatis : kedua suara mendapat melisma dan
bergerak dalam iraman melisma yang sering diulang-ulang bagaikan motif.
B. Sekolah Notre Dame 1163-1257
Gereja katedral Notre Dame di Perancis dibangun mulai 1163 sampai pada tahun 1257.
Sekolah penyanyi yang berpusat pada katedral tersebut mengalami suatu masa jaya justru selama
pembanguan katedral Notre Dame.
Sebagai dirigen/komponis pertama ayng bertugas pada gereja ini ialah Leoninus.Gaya musiknya
masih mirip dengan Saint Martial. Umumnya komposisi-komposisinya memaki tenor
atau Cantus Firmus dengan sebuah lagu Gregorian, tetapi dengan memperpanjang nada-nada
yang lain, yaitu suara organalis memakai nada-nada yang sangat pendek.
Selain perkembangan dibidang organum, pada masa sekolah Notre Dame terdapat juga
beberapa pembaharuan lain. Mislnya timbul dua bentuk music lain disamping organum
ialah Motetus, Conductus dan Rondellus.
1. Motetus Abad 12-13
Nama jenis komposisi ini ternyata berasal dari kata Perancis : Mot, tetapi dalam arti amsal,
jadi bukan kata saja. Gaya Motetus ternyata sesuai dengan gaya organum Saint Martial.
Suara pokok dengan lagu Gregorian disebut tenor dan letaknya dibawah. Suara tengah
disebut duplum atau metetus, suara diatasnya disebut triplum, akhirnya suara tertinggi
disebut quadruplum.
2. Conductus abad 12-13
Conductus selalu memakai teks yang sama pada semua suara. Tetapi biasanya teks ini tidak
dimaksudkan supaya dipakai pada ibadat gereja, meskipun mula-mula suasana puisinya sangat
bersifat keagamaan.
Melodi pokok atau tenor (yang kini tempatnya paling bawah) tidak lagi dikutip dari khazanah
musik Gregorian, melainkan dikarang secara baru/asli, seperti halnya dengan suara-suara
tambahan, dalam bentuk baris-baris yang tetap. Irama tidak lagi bersifat polyritmis, melainkan
homoritmis, sehingga kesannya seolah-olah Conductus merupakan music homophon.
3. Rondellus
Selain Motetus dan Conductus terdapat juga lagu tarian yang biasanya dinyanyikan dan ditarikan
oleh siswa-siswa sekolah biara.

C. Arsantiqua 1240-1320
Istilah Ars antiqua baru muncul tahun 1320 sebagai lawan untuk Ars nova yang menyusul.
Organum sekolah Notre Dame masih dipakai namun tidak ada ciptaan baru. Conductus masih
disenangi, namun sedikit demi sedikit diganti dengan Motetus. Musik polifon nengandaikan
pengetahuan khusus maka ditangani oelh para ahli. Istilah Ars antiqua dan Ars nova hanya
memperhatikan music polifon saja.
1. Motetus di Masa Ars Antiqua
Dari clausula sekolah Notre Dame berkembang motetus baru : Mula-mula motetus Ars antiqua
memakai bahasa latin dengan syair rohani. Maka dipakai dalam ibadat sebagai lagu selingan
khususnya pada akhir ibadat. Namun kemudian syair diganti dengan bahasa Perancis dan isinya
duniawi (tak jarang erotis) dan tempatnya di luar gereja. Dibawakan oleh beberapa solis dan
diiringi dengan instrument. Tenor selalu dibawakan secara instrumental. Dibedakan :
a. Motetus sederhana dengan dua suara : tenot serta duplum/motets :
Suara duplum/motetus : syair
Suara tenor : instrumental

b. Motetus dobel dengan 3 suara : tenor, motetus dan triplum; 2 suara atas dengan syair yang
berbeda-beda. Syair triplum selalu lebih banyak daripada syair duplum, maka lagunya lebih
lincah. Bentuk inilah yang terbanyak diantara bentuk motetus.
Suara triplum : bahasa Perancis
Suara duplum/motetus : bahasa latin
Suara tenor : instrumental

c. Motetus tripel dengan 4 suara : seperti yang diatas, ditambah quadruplum.


Suara quadruplum : syair C,
Suara triplum : syair B
Suara duplum/motetus : syair A
Suara tenor : instrumental

d. Motetus conductus dengan 3-4 suara : tenor dan suara-suara lain memakai syair yang sama,
maka dicocokkan pula secara ritmis. Tenor di sini terdiri dari sebuah lagu Gregorian yang diberi
irama tertentu. Lain dengan Tenor dalam conductus sekolah Notre Dome, dimana tenor dikuasai
oleh ritmik modal dan menjadi lagu berbait.
Suara quadruplum : syair A
Suara triplum : syair A
Suara duplum/motetus : syair A
Suara tenor : syair A

2. Pierre de la Croix (akhir abad ke 13)


Pierre de la Croix adalah seorang seniman terkenal dalam sejarah music sebab beliaulah untuk
pertama kali tidak memakai lagi sistim ritmik modal. Lebih-lebih paduan suara yang tertinggi,
yaitu pada triplum, komponis ini mulai mempergunakan suatu ritmik yang sangat bebas,
sehingga suara ini bersifat sejenis parlando. Maka dari itu suara triplum pada komposisi de la
Croix sering menirukan sifat rhapsodis/spontan-emosional yang dapat dijumpai pada
improvisasi-improvisasi musik Traubadour. Suatu kelainan yang juga terdapat pada ritmik Pierre
de la Croix jika ritmik ini dibandingkan dengan ritmik modal, ialah bahwa beliau tidak
memakai hanya satu modus irama saja pada suatu komposisi yang sama.Pada de la Croix sistim
ritmik lama (ritmik modal) telah ditinggalkan. Maka dari itu terasa perlunya system notasi musik
baru yang menunjukkan panjangnya suatu nada.

3. Notasi Mensural
Notasi mensural : notasi dengan ukuran. Orang pertama yang menguraikan notasi baru ini
ialah Franco dari Koln dalam karangannya Ars cantus mensurabilis.
Notasi mensural adalah metode untuk menentukan panjangnya nada-nada sesuai dengan proporsi
tertentu sehingga panjangnya sebuah nada dapat diukur. Lawannya cantus mensurabilis ialah
cantus planus atau musik Gregorian yang nadanya tidak dapat diukur tetapi bersifat bebas.

Anda mungkin juga menyukai