Anda di halaman 1dari 14

PERIODE BAROK ROKOKO

(1600-1750)
II. ALIRAN BAROK ROKOKO DIBERBAGAI NEGARA
Sebagaimana kita tahu Musik Barok dan Rokoko berkembang dan berpusat di Negara-
negara Eropa seperti Italia, Jerman, Inggris, Prancis, Austria dan beberapa Negara lain. Berikut ini
akan kita bahas perkembangan musik diberbagai Negara

1. ALIRAN BAROK DI NEGARA ITALIA


Sebagai pusat perkembangan Musik Barok Italia menjadi salah satu Negara pusat informasi
perkembangan jenis musik tersebut.. Dalam hal musik hasil seni musik Barok dapat dibedakan
menjadi empat jenis yaitu
A. Musik Vokal
B. Musik Instrumental
C. Musik Oratorio
D. Opera

A. Musik Vokal
Pada awal perkembangannya musik vocal di Italia diciptakan semata-mata untuk kepentingan
keagamaan, yaitu untuk peribadatan di Gereja. Pada perkembangannya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu
1. A Capella yang merupakan musik vocal tanpa iringan. A Capella periode Barok masih setia
pada cita-cita lama yaitu musik vocal abad pertengahan atau Renaissance yang masih
sangat dipengaruhi oleh karya-karya Giovanni Pierluigi Da Palestrina.tetapi sudah
tampak kecenderungan menampilakan gaya-gaya yang lebih dramatis. Hal itu dapat
dilihat dari penggunaan nada-nada kromatis . Sperti misalnya karya Antonio Lotti
dalam karya berjudul Crucifixus (Diapun disalibkan)
2. Stille Accompagnato merupakan jenis musik vocal yang diiringi dengan Ansambel tetapi
bukan Orgel. Jenis musik inilah yang makin lama makin sering digunakan di gereja dengan
memakai koor dan solis yang menyerupai Opera. Jenis lebih disukai terutama komponis-
komponis dari sekolah Napels (Neapolitan Stile) seperti misalnya :
a. Giovanni Batistta Porgelessi yang banyak menciptakan karya jenis ini antara lain
Stabat Mater atau berdirilah bunda Maria menangis disisi Allah yang diperuntukan
suara wanita secara solistis denga orkes dan koor.
b. Allesandro Scharlatti
c. Benedetto Marcello menciptakan Estro Poetico Armonico : Ilham tetang puisi dan
musik yang memuat 50 mazmur untuk penyanyi solo maupun koor yang diiringi Orkes

B. Musik Instrumental
Jenis musik Instrumental Barok hampir semuanya dikomponir untuk keperluan mengiringi
upacara-upacara di Gereja. Musik instrumental ketika itu bukanlah musik orgel tetapi dalam bentuk
orkes. Macam-macam musik instrumental peride Barok al :
1. Symponi : komposisi musik untuk orkes
2. Concerto : Komposisi untuk instrument solo dengan iringan orkes. Terdiri atas 4
atau 5 bagian , komposisi musik ini biasanya digunakan untuk menunjukan virtuositas
seorang pemain dengan teknik permainan yang rumit.
a. Concerto Grosso :
Konser besar yang pada awal perkembangannya dibawakan dengan gaya sekolah Venesia
dengan menggunakan sekolompok solid seperti sekelompok besar ansambel yang
berkembang menjadi gaya musik instrumental tersendiri yang disebut Stile Concerto atau
gaya pertandingan yang pada akhirnya melahirkan bentuk musik baru Concerto Grosso.
Komponis pertama yang menciptakan karya Concerto Grosso ini adalah Giovanni Maria
Banoncini
b. Concerto solo :
Adalah karya komposisi musik untuk satu jenis
Instrument. Misalnya : concerto biola solo, Concerto cello solo dengan komponis-
komponisnya Guiseppe Torelli dan Guiseppe Jaccini.
3. Sonata
a. Sonata Da Camera : bentuk musik sonata yang dimainkan di kamar-kamar atau ruangan
saja. Di Italia disebut dengan istilah Partita
b. Sonata Da Chiesa : bentuk musik sonata yang dimainkan di gereja (chiesa)
Meskipun jenis-jenis musik instrumental di atas pada awalnya hanya dimainkan di dalam gereja saja
namun pada perkaembangannya dimainkan juga diluar gereja seperti di istana-istana raja, rumah-
rumah bangsawan, cendekiawan yang semakin menyempurnakan cara penyajiannya.
Selain jenis musik instrumental di atas timbul bentuk-bentuk musik yang lain yaitu :
1. Suita : rangkaian lagu tarian yang tersusun secara berpasangan, lagu tarian dengan tempo
lambat yang diikuti lagu tarian tempo cepat. Seringkali sebuah suita tersusun sebagai berikut
a. Alamande : merupakan lagu terian dengan tempo lambat atau perlahan , birama 4/4
b. Courante : lagu tarian dengan birama ternair, tempo cepat dan bersemangat
c. Sarabande : lagu tarian dengan birama ternair tempo lambat, biasanya dengan
pembagian hitungan sbb ;1-1 ½- ½ / 1-1.
d. Gigue : lagu tarian dengan birama : 6/8 atau 9/8 atau 12/8 dengan tempo agak
cepat, sering bersifat fugatis
2. Padovana : sesuai dengan namanya lagu tarian ini berasal dari kota Padua di Italia utara; tempo
sangat lambat dengan birama binair.
3. Saltallero : nama tarian ini berarti “ tarian lompat atau melompat ; tempo cepat, dengan birama
ternair. Seringkali tarian ini disebut “ Gagliarda “ atau Romanesca” (dengan gaya atau ala kota
Roma)
4. Sicciliano : lagu tarian in berasal dari pulau siccilia maka disebut sicciliano. Mempunyai sifat lagu
gembala ( Pastoralle) denga birama 6/8 atau 12/6 dengan berayun-ayun.

C. Musik Oratorium
Istilah Oratorio baru muncul sekitar tahun 1640 ketika laudi dialogo sudah disenangi oleh
masyarakat umum lebih-lebih pada waktu puasa gedung-gedung Opera di tutup untuk umum maka
digereja-gereja pada waktu sore dipentaskan konser-konser rohani yang disebut Oratorio dalam
sejarah perkembangannya munculnya jenis musik ini diawali di Italia. Italia adalah tempat jenis
musik Oratorium lahir, diawali dengan suatu perkembangan baru di lapangan musik keagamaan
yang menimbulkan munculnya beberapa golongan biarawan dan biarawati baru. Demikian juga
yang terjadi di Roma Italia, seorang imam bernama Filippo Neri (1515-1595) membentuk suatu
kumpulan ordo baru yang disebut “Congregarzion dei preti dell’ Oratorio” pada tahun 1558
yang bertujuan memperdalam hidup rochani sehingga pada awalnya disebu Esersizi Spirituali
artinya latihan Rohani. Disini dia bermaksud memanfaatkan musik untuk menghidupkan
semangat keagamaan kepada umat. Oleh sebab itu beliau mendorong agar nyanyian “ Laudi “ (
Lagu pujian/khotbah/bacaan kitab suci ) digunakan pada upacara gereja atau tempat do’a
(Oratorio ) yang harus menggunakan bahasa daerah dan bukan bahasa Latin dengan mengambil
melodi dari lagu-lagu popular dan semakin lama semakin banyak komponis ternama yang
diundang untuk menciptakan “Laudi Spiritual” seperti Giovanni Animucca (1500-1571),
Giovanni Pierluigi Da Palestrina (1525-1594) yang masih memakai melodi popular sebagai tema
pokok. Seteleh Filippo Neri meninggal ditempat do’a oleh kelompok ordo digunakan untuk
membawakan nyanyian jenis Opera karangan Emillio Da Cavalieri (1550-1502) berjudul
“Reprecentazion di Anima e di Corpo” (pertunjukan tentang jiwa dan raga/badan) (1600) yang
mulai menggunakan resitatif dan nyanyian solo. Pada awalnya disebut Dialogo (Laudi dialogo)
karena teksnya disusun secara dialog yang semakin lama semakin diperluas struktur dialognya
bahkan mulai kembali memakai bahasa Latin dan penggunaanya sudah tidak lagi terbatas pada
tempat-tempat doa dan upacara keagamaan saja tetapi semakin diperluas penggunaannya seperti
pada waktu puasa dimana gedung-gedung Opera tidak ada acara di gereja diadakan konser-
konser rokhani pada sore hari . Sejak itulah musik ini disebut Oratorio atau dalam bahasa Latin
Oratorium. Dan sejak tahun 1640 jenis musik ini menjadi makin terkenal dan makin banyak
pengemarnya, teks dan lirik diambil dari kitab perjanjian lama, musiknya bersifat monodies disertai
koor-koor yang mempunyai peranan penting.
Komponis Italia yang dianggap sebagai komponis yang benar-benar berjasa pada
perkembangan musik Oratorium di Italia adalah Giocomo Carissimi (1604-1674) Dalam
komposisinya, Carissimi mengambil tema cerita dari Al Kitab, Aria-arianya memberi kesan seolah-
olah belum sempurna sedangkan musiknya bersifat monodis disertai koor-koor dan resitatifnya
mempunyai peranan sangat penting dan dikagumi yang kemudian banyak ditiru oleh George
Frederick Handel.
Seteleh Carissimi meninggal jenis musik Oratorio dianggap kurang penting, bahasa latin
sudah tidak dipergunakan dalam musik ini melainkan sudah kembali memakai bahasa
rakyat/daerah setempat. Oratorium yang memakai bahasa daerah ini disebut dengan oratorium
volgare yang mirip dengan gaya opera Napels yang menonjolkan bentuk aria. Komponis yang
menonjol dalm bentuk komposisi ini adalah Alessandro Sharlatti (1660-1725) dan Nicollo
Porpora (1686-1760). Jenis oratorio ini tidak dipakai dalam ibadat keagamaan, demikian halnya
dengan jenis Oratorio Latino yaitu jenis musik Oratorio yang syairnya diambil dari kitab suci
perjanjian lama yang diolah dan ditambah secara puitis. Lagu koor merupakan bagian penting
dalam oratorio yaitu sebagai renungan atau ungkapan dramatis. Komponis yang terkenal pada
jenis musik ini adalah Giacomo Carissimi (1605-1674). Jenis Oratorio Latino hanya berkembang di
kota Roma.
Dalam perkembangannya sampai abad 18 musik Oratorio berhasil menarik para pendengar
melalui musik yang khas Barok yang ditampilkan secara emosional dan dalam kegembiraan yang
menyeluruh. Maka gerejapun menaruh perhatian pada jenis musik ini. Musiknya tetap berisi
Resitatif yang bersumber dari kitab suci ditambah renungan liris (accompagnatti : lagu koor yang
tenang) dan dengan unsur dramatis dan dengan unsur pengajaran (accompagnatti : lagu koor
dengan pesan moral)

D. Opera

Perkembangan jenis musik Opera di Italia tidak lepas dari perkembangan jenis musik ini
pada periode sebelumnya yaitu periode Renaissance yang ketika itu didorong oleh keinginan untuk
menghidupkan kembali lambang dari puncak kebudayaan yaitu cerita tentang Tragedi Yunani yang
dianggap sintesa sejati dari keindahan sastra, musik dan tari. Didorong oleh keinginan kuat
tersebut maka di kota Florence di bawah pimpinan seorang bangsawan bernama Giovanni Bardi
(1534-1617) mendirikan sebuah akademi yang diberi nama “La Camerata” tahun 1570 yang
bertujuan menghidupkan kembali cita-cita dramatis Yunani dengan peralatan modern. Musik yang
dipakai adalah monody gaya baru yang dilengkapi sandiwara yang disebut Drama Per Musica
atau Favola in Musica. Salah satu contoh karya tertua dari musik jenis ini berjudul Dafne teksnya
disusun oleh Octavio Rinucinni (1562-1621) musiknya dikerjakan oleh Jacoppo Peri (1561-
1633).. Pementasan itu begitu sukses Empat puluh tahun setelah pementasan itu jenis musik ini
baru diberi nama Opera. Pementasan yang begitu sukses tersebut membawa Peri ke lingkungan
istana dan pada pesta pernikahan Henry VI dari Prancis Peri menciptakan drama semacam Dafne.
Disusul diciptakannya drama musical oleh Octavio Rinucinni berjudul “Euridice” yang musiknya
juga disusun oleh Peri. Peri dan Caccini secara khusus memperhatikan arti dan irama. Hampir
seluruh karya operanya terdiri dari resitatif-resitatif yang diiringi oleh beberapa akord tertentu,
hanya pada akhir cerita dihidangkan nyanyian untuk paduan suara yang benar-benar merupakan
kebiasaan dari cerita drama Yunani Klasik Peri Dan Caccini dianggap sebagai pelopor opera
Italia.

Sebagai penyempurna bentuk musik ini adalah Claudio Monteverdi (1567-1643), di


tempat lahirnya Cremona Italia Utara Monteverdi mendapatkan pendidikan musik dari seorang
komponis yang sangat mahir pada gaya polyponi klasik bernama Marc Antonio Engigneri (1545-
1592).
Setelah pindah ke Mantua dan bekerja sebagai pemain biola dan
kemudian menjadi Dirigen pada keluarga istana terkenal Gonzaga
dan di istana itulah Monteverdi pada tahun 1607 membawakan
sebuah karya opera berjudul “Orfeo” yang teksnya disusun oleh
Alessandro Striggio yang mendapatkan sukses yang sangat luar
biasa. Pada karya inilah Monteverdi dapat membuktikan dirinya
sebagai komponis Opera sejati. Dalam karyanya ini Monteverdi
dapat mewujudkan fungsi musik dalam Opera dengan
semboyannya “She La Musica sia la cerva delle Parolle e non la
padrona” yang artinya musik itu hendaklah mengabdi pada kata-
kata bukan menggagahi kata-kata” Pembaharuan yang dilakukan Monteverdi dalam musik Opera
adalah
1. Dalam Orfeo ia tidak hanya mengandalkan bentuk musical pokok yaitu resitatif-resitatif tetapi
juga dengan aria-aria dengan iringan obligat/wajib tertentu bahkan koor dsb.
2. Simfonia dan Ritornello (yang dalam konteks musical dipakai sebagai ulangan atau refrain
instrumental)
3. Adanya ide overture sebagai lagu pembuka yang berupa musik instrumental (meskipun dalam
orfeo, overturenya berupa toccata)
4. Kadang-kadang memakai gaya yang orisinil baru dan belum pernah dilakukan oleh komponis
sebelumnya (misalnya untuk mencapai kesan dramatis dan ekspresif, Monteverdi memasukan
tremolo pada moment-moment penuh emosi sehingga pertentangannya dapat dengan jelas
dinikmati.)
Tahun 1613 Monteverdi pindah ke Venesia Italia Utara dan bekerja sebagai dirigen di gereja
Basilik (gereja besar) dikota Sun Marco itulah pada tahun 1637, untuk pertama kali dalam sejarah
pertunjukan didirikanlah gedung khusus untuk pertunjukan Tonil dan Opera yang hal tersebut
membuktikan bahwa pementasan Opera bukan lagi diperuntukan pada kalangan bangsawan dan
istana saja, melainkan sudah dapat dinikmati oleh anggota masyarakat luas dan menjadi Opera rakyat.
Pada saat itu banyak Negara yang sudah tidak merupakan negara kerajaan tetapi sudah berubah
menjadi bentuk Negara Republik.
Pada perkembangannya jenis Opera rakyat mengalami perkembangan yang sangat pesat,
komponis yang dianggap paling berjasa pda jenis Opera rakyat adalah Pietro Francesco Cavalli
yang bernama asli Francesco Caletti Bruni (1602-1676). Dialah yang pertama kali
menggunakan istilah Opera untuk menamai jenis drama musik ini dan rekan seangkatanya Pietro
Antonio Cesti yang musiknya bersifat Lyris, namun keduanya mencerminkan cirri musik dari
gurunya Claudio Monteverdi.
Dalam perkembangannya jenis musik opera ini mengalami banyak perubahan. Di kota
Napels Italia Selatan pementasan opera semakin menjauh dari cita-cita semula. Di Venesia orang
mulai tertarik pada bentuk musik peralihan antara resitatif dan Aria yang disebut Ariosa.
Perkembangan ini berlangsung terus yang akhirnya melairkan satu gaya opera baru yang disebut
Opera Konser yang menjadi Opera Modern. Perbedaan antara Opera Konser dari Napels dengan
Opera sebelumnya al ;
1. Opera Konser lebih mengutamakan bentuk Aria, Resitatif, Duet
2. Pada Arianya sangat ditonjolakan gaya melismatis sehingga dapat digolongkan pada gaya
menyanyi solo dengan istilah koloratur
3. Aria-aria sering dinyanyikan dengan Da Capo merskipun sering diperpendek
4. Seorang solis biasa mengguankan gaya akrobatik dalam bersuara dan membawakan lagu
dengan memberi banyak hiasan juga dengan menyanyikan satu oktaf lebih tinggi atau
menggunakan tempo yang sangat cepat
Semakin lama gaya yang dilakukan dalam Opera dianggap semakin berlebih-lebihan dan
semakin hilanglah “gaya bel canto” atau gaya menyanyi yang sangat indah sebagai gaya sejati dari
opera Venesia yang akhirnya menimbulkan reaksi terhadap opera Napels terutama terutama dari
Opera Prancis, terlebih pada masa komponis Christoph Willibald Von Gluck menjadi pemimpinnya.
Komponis Opera Napels biasanya dibedakan menjadi tiga golongan yaitu ;
1. Golongan pertama yang dianggap sebagai pendiri Opera Napels al;
a.Fracescco Pravenzale (1627-1704)
b.Alesndro Stradella (1645-1681)
c. Alesandro Scharlatti (1659-1725),(komponis pertama yang memakai aria dengan tiga bagian
yang disajikan memakai sistem Da Capo) dengan iringan pada instrument bagi solo-solo,
diperkaya instrumentasi.
2. Golongan ke Dua, diwakili oleh
a.Francesco Durante (1684-1755)
b.Nicollo Porpora (1684-1744)
c. Dominico Scharlatti 1685-1757) yang merupakan putra dari Alessandro Scharlatti.
Ada satu kebiasaan yang dilakukan oleh komponis golongan dua ini yaitu dengan membuat karya
secara bersama-sama, tiap-toap peserta bertanggung jawab pada satu adegan tertentu yang
menjadi bagiannya. Opera yang disusun demikian disebut dengan istilah Opera Pasticio.
3. Golongan ke Tiga termasuk al ;
b. Giovanni Battista Porgelessi (1710-1736), menciptakan jenis Opera Buffa berjudul ”
La Serva Padrona” (babu yang meraja lela) diciptakan tahun 1733 dan dianggap
sebagai karya yang mencapai tingkatan sempurna.
c. Nicolo Picini (1728-1800)
d. Dominico Cimaroso (1749-1800)
Pada komponis golongan tiga ini berkembanglah perbedaan antara opera seria (opera tragis) dan
opera buffa (opera komik). Semula menjadi kebiasaan bahwa pada opera seria dalam adegan
kosong selalu diisi dengan intermezzo dengan adegan lucu yang kemudian menjadi tidak disukai
karena seringkali intermezzo yang lucu itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan jalannya
cerita. Seorang tokoh penyusun teks opera seria yang terkenal adalah Pietro Metastasio yang
mempengaruhi karya-karya terbaik dari Von Gluck.

2. Aliran Barok di Negara berbahasa Jerman


Perkembangan musik Barok di Jerman agak berbeda dengan yang bekembang di Italia,
Austria dan sebagin Cekoslovakia. Menurut jenisnya hasil seni musik yang berkembang di wilayah
tersebut dibagi menjadi empat, yaitu ;
A. Musik Orgel
B. Musik Instrumental lain
C. Musik Kantate, Pasi dan Oratorium
D. Musik Opera

A. Musik Orgel
Di Jerman terdapat dua gaya musik Organ/Cembalo selama abad 17
a. Jerman Selatan
Di Jerman Selatan dengan masyarakat yang mayoritas Katolik musik Orgel kurang
berkembang. Yang berkembang adalah musik Cembalo terutama Suita yang mendapat
pengaruh dari Prancis dan Toccata yang mendapat pengaruh dari Italia. Penggunaan Bas
kaki atau pedal tidak begitu dipentingkan
b. Jerman Utara
Masyarakat dengan mayoritas Kristen Protestan musik organ berkembang sangat bebas.
Para organis senang bervariasi dalam register yang register tersebut diusahakan untuk
menghasilkan suara efek megah. Maka lahirlah karya musik organ dengan gaya virtuos
dengan teknik pedal yang tinggi, garis melodi yang jelas serta akord-akord yang kuat.
c. Timur
Kedua aliran diatas bercampur di Jerman Timur
Perkembangan musik mengalami pergeseran. Sepeninggal komponis Prescobaldi (1583-
1643) dari Italia, Instrumen/musik Orgel bisa dikatakan sudah tidak berkembang lagi. Sebaliknya di
Jerman Utara terutama di lingkungan kaum Kristen Protestan, seni musik Orgel justru mencapai
puncak kejayaan. Kesempurnaan musik orgel pada saat itu belum pernah terjadi pada periode
sebelumnya bahkan periode sesudahnya. Sebagian besar komponis memulai karirnya sebagai
pemain orgel di gereja-gereja, seperti misalnya komponis;
1. Dietrich Burtehude (1637-1707) dari kota Lubeck
2. Johann Pachelbel (1653-1700) dari kota Nurenberg
3. Johann Sebastian Bach (1685-1750) dari kota Leipzig

Jenis musik yang sangat digemari saat itu adalah Passacaglia yaitu satu jenis musik yang
terdiri dari suara bass yang berbunyi sama dalam seluruh komposisi. Suara bass semacam ini
dikenal dengan istilah Basso-Ostinato artinya suara bass yang bersifat tegar. Nama lain
Passacaglia adalah Passacaille (bhs Prancis) atau Ciagona. Dengan nama Ciagona ini sedikit
ada perbedaan yaitu suara Ostinato tidak hanya terdapat pada bass saja tetepi juga terdapat pada
suara yang lain. Yang membuatnya sama, keduanya selalu menggunakan birama ternair. Bentuk
musik ini semakin lama diperuntukan juga untuk musik vocal yang disebut Passacaglia vocal.
Contoh karya berjudul Crusificus yang dipentaskan dalam bentuk missa besar (Hohe messe) karya
Johann Sebastian Bach.
Jenis musik lain yang berkembang dan sering dikomponir oleh komponis periode Barok
adalah
1. Toccata
Berasal dari kata Toccare artinya menyentuh tuts. Pada awal perkembangannnya toccata
masih merupakan bentuk musik kombinasi antara ricecare dan bentuk fuga. Mulai 1700
bentuk ini terpisah dan dibagi menjadi dua bagian . Ricecar pada bagian pertama dan fuga
pada bagian ke dua. Dan dalam perkembangannya bagian pertama dari Toccata disebut
Preludium.
2. Koral _ Orgel
Merupakan bentuk musik yang secara khusus telah dipakai pada zaman Barok Jerman. Terdiri
dari satu lagu Coral pada upacara–upacara gereja Protestan, Melodi berfungsi sebagai Cantus
Firmus baik dengan satu suara maupun berganti-ganti pada suara lain. Seringkali melodi koral
asli diolah secara fugatis dan pada akhir melodi koral diulang keseluruhannya secara
homophonis atau dengan metode kanonis pada alat Orgel.

B. Kantate, Pasi dan Oratorium


Salah keistimewaan dari musik Jerman adalah jenis komposisisi yang disebut Kantate gereja.
Perkembangan musik ini berhubungan erat dengan praktek upacara keagamaan agama Kristen
yang sangat mengutamakan musik. Dalam perkembangannnya jenis musik ini dibagi menjadi 3
tahapan
1. Teksnya diambil dari kitab suci dan merupakan pokok musik yang dinyanyikan. Kadang-
kadang menggunakan nyanyian koral yang tidak diambil dari Al kitab tetapi merupakan syair
asli/sejati.
2. Baru sekitar tahun 1710 syair kantate tadak lagi mengambil dari Al kitab tetapi terdiri dari syair-
syair (biasa) dan bentuk koral tidak digunakan lagi.
3. pada tahap ke tiga ini teks cantata gereja menggunakan 3 unsur yang seimbanga yaitu :
sabda Al kitab, koral dan syair renungan. Salah satu komponis penyusunnya adalah Erdmann
Neumeister (1672-1756), komposisi yang disusunnya sering dipakai oleh Johann Sebastian
Bach. Penyair lainnya al : Solomo Frank (1659-1725), Bharthold Heinrich Brockes (1680-1747),
Christian Friedriech (1700-1764)
Musik Pasi Jerman mengalami perkembangan yang sama dengan musik Kantate, musik
ini menggabarkan cerita tentang kesengsaraan kristus yang teksnya selalu diambil dari kitab suci.
Pada tahapan awalnya fungsi musik ini adalah penutup atau akhir dari nyanyian koral pada
upacara-upacara gereja Protestan. Dalam p[erkembangannnya jenis musik ini berubah menjadi
bentuk musik instrumental vocal dan syair renungannya dikomponir dalam bentuk Aria Solo.
Komponis yang pertama kali menciptakan jenis musik ini adalah Johan Theile (1646-1726) dan
dalam perkembangannya meninggalkan teks asli dari Al kitab dan mulai mengambil teks syair yang
merupakan pengolahan cerita tentang kesengsaraan Kristus.
Pada tahapan terakhir muncul suatu teks Pasi yang terdiri dari sabda Al kitab, koral-koral dan
syair renungan yang pada awal perkembangannya dimulai oleh seorang ahli syair Pasi yaitu
Brockes, Bentuk ini menghapus bentuk lama dan banyak diikuti olek komponis-komponis
berikutnya seperti J.S Bach. Pasi semacam ini disebut Pasi Oratorium. Salah satu contoh Pasi
yang paling terkenal adalah karya Karl Heinrich Graun (1702-1750) berjudul “ Der Toi Jesu”
(wafat Jesus) yang dianggap mempunyai nilai aestetika yang sangat tinggi.
Musik Oratorium jaman Barok sering disamakan dengan musik Kantate yang
diciptakan untuk pesta natal. Salah satu contoh adalah karya Johan Sebastian Bach berjudul
“Weihnachts-Oratorium” artinya oratorium natal (1734) tetapi percampuran nama ini sebenarnya
tidak perlu karena keduannya dapat dibedakan dangan jelas Kantate gereja jelas merupakan
musik liturgis yang ditujukan untuk ibadah sedangkan oratorio tidak pernah ditujukan untuk ibadah.
Bukti yang paling menonjol adalah musik Oratorium sering digunakan pada wktu puasa yaitu ketika
semua semua gedung Opera tutup atas perintah para pembesar.
Kota tempat perkembangan musik Oratorium Jerman pertama adalah Hamburg
namun yang menjadi kota pusat Oratorium adalah Lubeck hal ini disebutkan karena jasa seorang
komponis terkenal bernama Buxtehude yang terkenal karena ciptaanya “ Abendmusiken” artinya
konser musik waktu malam.

C. Musik Opera
Pada tahun 1678 atas bantuan keuangan dari seorang bangsawan di Hamburg didirikan
sebuah gedung Opera yang benar-benar sesuai dengan cita-cita Venesia (1637), sehingga dapat
dikatakan sebagai pusat oratori Hamburg juga merupakan kota yang sangat penting bagi
perkembangan musik Opera Jerman. Opera pertama yang dipentaskan di gedung tersebut berjudul
“Eva und Adam” yang masih bersifat keagamaan , merupakan karya Johann Theile dan dipakai
sebagai pertunjukan peresmian gedung. Pada perkembanganya Opera Jerman tidak lagi berbentuk
cerita rochani yang diambil dari kitab suci melainkan mengambil dari cerita sejarah dan pada akhirnya
meniru Opera Venesia namun lebih dekat dengan Opera Napels yang yaitu ketika suasana tragis
diganti dengan suasana Opera Komik yang lucu sehingga sampai jaman modern ini disebut “die
Lustige Person” ( Orang lucu ) sedikit agak kurang terhormat namun dalam Opera Jerman memiliki
peran yang cukup penting. Selanjutnya teks Opera Jerman menjadi makin kurang sopan dan kasar.

Komponis-komponis Opera Jerman yang sangat terkenal adalah


1. Johan Adolf Hasse (1699-1783). Dia masih patuh pada opera Italia. Memulai karir
kesenimananya di kota Hamburg
2. Johann Sigmun Kusser (1660-1727)
3. Renhold Keiser (1674-1739) dll

D. Musik Instrumen Lain


Seperti juga di Italia, di Negara-negara berbahasa Jerman di periode Barok jenis musik
instrument Sonata Da Chiesa telah banyak dikomponir tetapi dengan tujuan yang khusus yaitu supaya
dapat dimainkan dalam ruangan-ruangan kecil dalam gereja yang lebih bersifat musik kamar.
Komponis-komponis seperti Buxtehude, Talemann dan Handel banyak menciptakan jenis musik ini
seperti juga halnya komponis Jan Adam Raiken (1632-1722), Johan Joseph Fux (1660-1741), John
Kuhnau (1660-1722) dll.
Komponis-komponis sonata Da Chiesa sering bergerak bergerak ke komposisi yang secara
Teknis lebih tinggi, misalnya dalam komposisi Biola para komponis memakai teknik “ Schordatura”
(dalam bahasa Italia scordato berarti sumbang/tidak laras) artinya cara menala atau menstem dawai
Biola yang lain tidak seperti biasanya biasanya bertujuan agar dapat memainkan double –Stop (dua
nada). Dengan cara ini dapat dimainkan dua atau tiga nada yang tak mungkin dimaikan dengan cara
penalaan biasa. Salah satu pemain Biola yang handal dengan cara ini adalah Heinrich Franz (von)
Biber (1644-1704). Seperti dalam contoh karyanya berjudul Cristy Gebet Auf dem Oelberg yang
artinya “Doa Kristus di Bukit Zaitun. Komponis yang lain yang melakukan cara yang sama adalah
Johann Kuhnau yang menciptakan bentuk sonata Klavier dalam bentuk sonata.

Anda mungkin juga menyukai