Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AGNES SILVIA HUTAGALUNG

KELAS : A

MATKUL : SEJARAH MUSIK

NIM : 2202342001

BAGIAN II

BAB 2 TROBADOUR, TROUVERE, DAN MINNESANG

A. NAMA
Seiring perkembangan musik Gregorian dan musik polifon yg pada umumnya merupakan
musik untuk keperluan ibadah, ternyata terdapat pula musik profan.

Musik liris abad pertengahan pada akhir abad 11 terdiri dari Musik Troubadour (Pracis
selatan), dan satu abad kemudian dilanjutkan oleh Musik Trouvere (Prancis utara) serta
nyanyian Minnesanger (Jerman).

Gerakan ini mencapai puncaknya sekitar tahun 1200 dan makin menghilang dengan
surutnya kaum ksatria klasik pada akhir abad ke 13.seni vokal duniawi baru adalah lawan
untuk perkembangan seni vokal rohani yang memakai sekwensi sanjak dan sekwensi bait,
himne dan conductus.

B. JENIS DAN BENTUK LAGU


1. Tipe litani
• Chanson de geste:
Epos/ cerita tentang pahlawan dalam ayat panjang tanpa tanpa bait
tertentu, tetapi dengan potongan-potongan bebas; tiap potongan berakhir
dengan cengkok yang khas (contoh: “rolandslied :epos tentang Roland/
Pahlawan legendaris Jerman
• Potongan-potongan tadi disusun secara teratur, dengan jumlah ulangan
tertentu tiap ayat/ bait.
• Rotrouenge:
• Bait dengan 3-5 baris ditambah refren. Bait dinyanyinka oleh solis,
refrennya dibawakan oleh kelompok.
2. Tipe Sekwensi
Bnetuk nya sama dengan bentuk sekwensi rohani. Dua baris bersanjak dan memakai
melodi yang sama kecuali pada akhir merupakan satu pasangan; namun
panjanganya baris tidak sama panjanganya. Namanya Lai, laich, descort (vokal):
Estampida/ Estampie (instrumental).
3. Tipe Kanzone:
Bentuk ini berdasarkan bentuk Himne Ambrosius dengan empat baris (a b c d) dan
pola irama Iambospendek – panjang)
• Kanzone berbait/ Bnetuk Bar:
Ab ab cd dimana tiap huruf merupakan satu baris;
Contoh : ab = pertanyaan; cd = jawaban)
• Kanzone berputar : ab ab cd b artinya pada akhir baris 2 diulang sebagai
penutup.
4. Tipe Rondo
Nyanyian berbait dengan refren:
• Ballade: seperti kanzone berbait namun dengan refren (ab) yang terletak
pada akhir lagu: ab ab cd ef.
• Virelai: seperti kanzone berbait namun dengan refren (ab) yang dipakai
pada awal dan akhir lagu: ab c c db ab. Pada jawabanpun dipakai bagian
kedua dari refren.
• Rondeau: dialog antara kor (refren =RF) dan solo (sisipan = ss), dimana
keduanya memakai lagu yang sama:ab a a ab AB RF ss RF ss RF

Troubadour umumnya ,e,akai bentuk Kanzone serta bentuk bait yang


sederhana. Sedangkan Trouvere kebanyakan menggunakan bentuk Litani,
Sekwensi dan Rondel.

Gaya lagu sama seperti halnya lagu rohani, artinya berdasarkan tangga
nada Gregorian. Ritmanya sangat kaya dan bervariasi, dengan berpangkal
pada irama kata

C. ISI SYAIR
Troubador pertama yang terkenal bernama Guillaume IX dari Aquitania (1071 – 1126),
cucunya Guillaume IX, bernama Eleonora dari Aquitania menyalurkan seni Troubadour ke
arah utara (Prancis utara dan Inggris).

Penyanyi Troubadour dan Trouvere yng terkenal diajak ke istana, diantaranya Chretien de
Troyes, pencipta tradisi cerita di sekitar raja legendaris Artus beserta ksatria Erec, Parsival,
Tristan dsb.
Isi nyanyian Guillaume bersifat hiburan yang bermutu dan sopan. Asmara menjadi tema
pokok nyanyian Jaufre Rudels (meninggal 1150), namun karan Jaufre Rudels seperti banyak
Troubadour lain termasuk kaum “abagan” dan wanita impian termasuk kam bangsawan,
maka lagunya asmara penuh kerinduan dan melankoli.
Lain lagi isi nyanyian Peired’Avernhe atau Folquet de Marseille, yang termasuk kaum
terdidik. Mereka menjalankan tugas pendidikan dengan memperkenalkanmitologi yang
dikaitkan dengan gagasan filsafat. Istilah teknis ialah Trobar clus (penemuan
tertutup :bahasa Prancis).
Banyak nyanyian yang merupakan nyanyian tarian dan bersifat folk art. Isinya tentang
musim semi, tari, dengan irama yang ringan dan lincah

D. GENERASI-GENERASI TROUBADOUR
Yang diketahui kira-kira 450 syair serta kira-kira 300 lagu. Nama-nama yang paling menonjol
antralain:
1. Fase pertama (1080-1120): Guillaume IX (1071-1126), pangeran dari Aquitania dan
Poitiers, terdapat 11 buah syair saja.
2. Fase kedua (1120-1150): Jaufre Rudel (meninggal 1150), terdapat 3 lagu; tema
‘asmara akan kekasih yang jauh’; Marcabru(meninggal 1140), bertugas di istana
pangeran Guillaume X di Poitiers serta istana raja Al-fons VIII di Kastilia, terdapat 4
lagu ‘Trobar clus’.
3. Fase ketiga (1150-1180): Bernart de Ventadorn (1130-1195), trobadour yang paling
termashur, terdapat 19 lagu.
4. Fase keempat (1180-1220): puncak perkembangan musik Troubadour. Peire Vidal
(meninggal 1205), Raimbaut de Vaquieras (maninggal 1207) pada istana raja Bonifaz
II dari Monferrat, Peirol, Aimeric de Peguilham, Arnaut Daniel (meninggal 1210) yang
terakhir disebut pengarang syair terbesar (Dante); Folquet de Marseille (meningal
1231, seorang ynga sangat teroelajar, Uskup dari Toulouse.
5. Fase kelima (masa akhir sampai 1300): Guoraut Riquier (meninggal 1298);
Troubadour terakhir.

E. GENERASI-GENERASI TROUVERE
Naskah-naskah nyanyia Trouvere menyebut sejumlah nama besar. Terdapat lebih dari 4000
syair serta kira-kira 2000 lagu. Beberapa nama yang terkenal:
1. Fase pertama (1150-1200): Chretien de Troyes (1120-1180), Richard Lowenherz
(meninggal1199), Blondel de nesle (lahir 1155).
2. Fase kedua (1200-1250): Conon de Bethune (meninggal 1220), Colin Muset
(meninggal 1250)Thibaut IV dr Chamgagne(=Roi de Navarra, meninggal 1258)Abbas
Gantier Coinci (meningal 1236) mengarang drama ‘ Miracle de la Sainte Vierge’
dengan memakai banyak kontrafaktur dari lagu duniawi; tersebar secara luas.
3. Fase ketiga (1250-1300): Jehan Bretel (meninggal 1272), tinggal di Arras; Adam de la
Halle(1237-1287), bekerja di istana Robert II dari Arras pindah bersama raja ke
Napoli (1283); terdapat 16 Rondeau dengan 3 suara, 18 jeux partis, diantaranya
drama Jeu de Robin et de Marion’ dengan dialog dengan 28 lagu.
4. Selama abad 13 tradisi Troubadour dan Trouvere diambil alih oleh persayuan
penyanyi yang timbul di kota-kota. Sontanitas dan improvisasi hilang, diganti dengan
peraturan dan dibekukan dalam perlombaan-perlombaan

D. MINNESANG

Pada pertengahan abad 12 munculah lirik dengan bahasa Jerman Kuno. Karena isi
pokoknya asmara, maka disebut Minnesang (jenis musik). Seperti halnya di Perancis,
di German juga lirik ini ditangani oleh kaum bangsawean, ksatria serta petugas-
petugas bukan bangsawan yang berbakat.waktu kekuasaan kaum pria berakhir dan
kota-kota berkembang, maka minnesang diganti Meistersang yang ditangani oleh
masyarakat.

1. Asal usul minnesang


Teori-teori tentang Minnesang berpangkal dari syair-syair dan berlaku pula
untuk lirik Perancis.
• Teori antik (tidak diragukan): contoh dari sastra klasik latih (Ovidus,
Horacius) ditirukan;
• Teori latin abad pertengahan (sangat mungkin): cerita-cerita roman
dalam bahasa latin abad pertengahan menjadi sumber-sumber bahan,
begitu juga sastra rohani.
• Teori Arab (tidak diragukan): lirik asmara arab serta “kultus wanita” di
Spanyol juga mempengaruhi Perancis selatan yg bertetangga dengan
Spanyol.
• Teori lagu rakyat (diragukan): lagu rakyat yang telah punah muncul
kembali dalam kesenian vokal.
Bentuk lagu diambil alih dari musuik eropa, khususnya bentuk Bar
seperti dipakai dalam konzone Perancis serta bentuk sekuanesi seperti
dipakai dalam bentuk Lai. Tapi jarang sekali ditemukan dalam bentuk-
bentuk refren, artinya tidak ada pengaruh dari Trouvere.

2. Melodi
Melodi-melodinya dikarang oleh penciptanya sendiri. Tiap nyanyiang punya lagu
sendiri, namun juga mungikin diambil alih darinyanyian lain: banyak melodi
menjadi internasional karena dikenal waktu ziarah dan selama perang salib.
Karena data dan sumbernya kurang sulit sekali menemuknaatau melihat
perkembangan dalam melodi. Fase pertama selama abad 12-13 dikuasi oleh lagu
dengan satu suara; sedangkan selama fase kedua abad 14-15 didominasi tangga
nada mayormuncul juga nyanyian dengan aransemen paduan suara, a.l dari
tangan Munch dari Salzburg, Oswald dari Wolkenstein

3. Irama
Seperti halnya dengan musik Troubadour dan Trouvere di Perancis, begitu pula
irama Minnesang tidak jelas; karena notasi Gregorian pada waktu itu belum
berkembang. Tidak mungkin ditulis dengan nada yang semua sama panjangnya
(seperti terjadi dalam musik Gregorian) karena lagu rohani dari abad ini ternyata
memakai irama yang cukup kaya.

4. Pementasan
Pengarang biasanya juga solis, namun tak jarang diiringi dengan sejumlah
pemain Fiedel, Laute, Harfe dan sebagainya. Alat musik dipakai juga untuk intro,
intermezzo dan extro.dimainkan tidak secara acordis tetapi heterofonis; lagu
yang sama dimainkan dengan variasi-variasi da hiasan-hiasan. Tidak ada catatan
notasi instrumental, semuanya diimprovisasi. Para pemain sering kali juga
sebagai penghibur.

5. GENERASI-GENERASI MINNESANG
1. Fase pertama (1150-1170): gaya Minnesang awal, tanpa pengaruh dari
Perancis. Sejumlah lagu asmara dalam gaya lagu rakyat dikarang oleh lima
pengarang tanpa nama.
2. Fase kedua (1170-1200): pengaruh kuat dari Perancis. Heinrich I dari Minz
(meninggal 1197 di Messina); Heinrich dari Veldeke (di Jerman utara);
Fredrich daru hausen (meninggal 1190waktu perang salib); Rudolf dari Fenis-
Neuenburg (Swiss); Heinrich daro Rugo (tubungen).
3. Fase ketiga (1200-1230): Puncak Minnesang. Reinmar dari Hagenau
(meninggal 1205 di Wina) dengan lagu asmara penuh keluhan; Hartmann
dari Aue (meninggal 1215 di Freinburg); henrich dari Morungen (meninggal
1222 di Meissen), lagunya berisi tinggi; Neidhard dari Reuenthal (meninggal
1245 di Bavaria), lagunya kasar, gaya petani; Walter von der Vogelweide
(1170-1228 di Wurxburg), pengarang paling utama.
4. Fase keempat (1230-1300): peralihan Minnesang masuk dalam lapisan
masyarakat kota. Konrad dari wurzburg (meninggal 1287); Heinrich dari
Meissen dengan nama samaran Frauenlob (meninggal 1318 di Mainz);
Wizlav III, raja Rugen (meninggal 1325) yg disebut juga “Tannhauser”,
berkarya di Bavaria.
5. Fase kelima (abad 14-15): akhir dari Minnesang, sejajar denga Meistersang.
Herman Munch dari Salzburg (abad 14); Hugo dari Monfort (1357-1423);
Oswald dari Wolkenstein (1377-1445) di Tirol – Minnesanger terakhir.

Anda mungkin juga menyukai