Anda di halaman 1dari 2

NARASI PERAGAAN BUSANA SMKN 3 MALANG

PENUTUPAN LKS JAWA TIMUR 2020

Cortex dan Exuberant. Dua tema inilah yang diusung desainer-desainer muda dari
Kompetensi Keahlian Tata Busana SMKN 3 Malang dalam merancang busana-busana
cantik masa kini.

Tema busana cortex mempresentasikan kesan simple dan elegan tetapi tidak
meninggalkan kesan casual romantic. Cortex merupakan perwujudan manusia dalam
pengembangan diri. Cortex ini sebagai gambaran proses mengingat kembali sebuah
pengalaman untuk menarik pembelajaran dan dilanjutkan dengan sebuah tindakan
untuk mengenal lebih jauh suatu objek. Objek itu berisi sebuah esensi kepedulian
terhadap alam dan budaya pada karya seni yang tinggi.

Rancangan busana ini terinspirasi dari peristiwa bencana alam yang akhir-akhir ini
sering terjadi, seperti banjir dan longsor. Bentuk baju yang diambil menerapkan
teknik sustainable atau ramah lingkungan dan teknik zero waste atau meminimalkan
kain perca. Warna yang digunakan berasal dari percmpuran warna tanaka, kayu, dan
lain-lain. Warna diambil dari bahan alam, yaitu sabut kelapa yang ramah lingkungan
dan bertujuan mengurangi limbah.

Dalam penerapannya memadupadankan teknik shibori dari kesenian jepang. Motif


shibori ini terinspirasi dari suasana berantakan yang muncul setelah terjadinya
bencana alam.

Busana ini juga dihiasi kreatif fabric berupa smock. Smock ini banyak diminati
karena menarik. Berbentuk gelembung-gelembung dan lekukan-lekukan yang cantik
pada kain.

Exuberant mempresentasikan keceriaan optimisme. Exuberant memiliki look yang


sedikut funky namun tetap fun. Gaya ini akan membuat penampilan terlihat enerjik
dan positif dengan ciri menggunakan warna yang cerah dan motif yang beragam.

Sub tema yang diambil adalah posh nerds atau dikenal dengan kutu buku berkelas.
Gaya yang ditampilkan adalah nerd, geek, dan rapi. Dalam karyanya, desainer-
desainer muda ini mengusung basic hijab sporty dan menerapkan system zero waste
atau dapat diartikan tanpa menyisakan kain perca.
Kesenian jepang juga dipadupadankan dalam karya ini, yaitu shibori. Shibori ini mulai
dikenal sejak abad ke-8. Variasi teknik shibori yang diterapkan adalah kumo shibori
dengan pola hiasan mirip sarang laba-laba.

Busana ini dihiasi kreatif fabric berupa anyaman yang dibuat dengan cara
menyilangkan kain dan dikombinasikan dengan variasi warna kain.

Pemilihan warna yang digunakan juga memiliki makna tersendiri. Kuning bermakna
jiwa remaja millennial yang ceria, energik, dan optimis. Biru memiliki makna cara
berpikir remaja yang stabil, cerdas, dan percaya diri. Sosok remaja yang mandiri
dan bertanggung jawab digambarkan dalam warna abu-abu.

Pangsa pasar busana-busana karya desainer-desainer muda dari SMKN 3 Malang ini
diutamakan kepada para remaja. Karena busana-busana ini menonjolkan kreativitas
dan penampilan kaum muda yang berani.

Siswa-siswi dari kompetensi keahlian tata busana SMKN 3 Malang telah mengikuti
berbagai event peragaan busana. Antara lain Malang Fashion Movement, Malang
Fashion Show, Malang Fashion Runway, Jogja Fashion Show, dan Pameran Kriyanusa
di Jakarta.

Langkah selanjutnya SMKN 3 Malang akan melenggang ke Indonesia Fashion Week.


Dan mohon dukungannya karena SMKN 3 Malang optimis akan berlaga di ajang Paris
Fashion Week.

Debut skala internasional ini termotivasi dengan adanya perolehan medali perak
dalam ajang Word Skills Competition Abu Dhabi 2017 oleh Andre Gilitasha dalam
mata lomba Restaurant Service, dan perolehan medali emas dalam ajang Asean
Skills Competition Bangkok 2018 oleh Miftakhul Jannah dalam mata lomba
Hairdressing.

Anda mungkin juga menyukai