Anda di halaman 1dari 67

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN WORKSPACE OPTIMIZATION (WSO)

I. UMUM
Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diharuskan memahami seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
mereka, oleh sebab itu kontraktor harus membuat aturan atau tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan. Metode
pekerjaan dibuat dengan tujuan adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan tahapan
dari setiap pekerjaan yang tercantum dalam mata anggaran kontrak untuk dilaksanakan oleh kontraktor. Metode
pelaksanaan pekerjaan ini harus menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Bestek (Construction Drawing),
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Spesifikasi Teknis, dimana metode peelaksanaan pekerjaan melengkapi
persyaratan tersebut dari aspek pelaksanaan konstruksi di lapangan.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pada Pekerjaan Workspace Optimization (WSO) ini akan terdiri dari beberapa bagian pekerjaan, yaitu :
1. Pekerjaan Renovasi Interior
2. Pekerjaan Pembangunan Ruang Tunggu Crewing
3. Pekerjaan Pembangunan Pos Security
4. Pekerjaan Pembangunan Ruang Smoking Area

Keempat bagian pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai item pekerjaan tersendiri dan salah satu itemnya akan
sama pada bagian pekerjaan yang lainnnya. Oleh sebab itu ruang lingkup pekerjaan yang akan dijelaskan disini merupakan
cakupan dari seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan yang ada pada masing-masing item pekerjaan di masing-masing bagian
pekerjaan. Karena pada pelaksanaannya seluruh pekerjaan akan dilaksanakan secara serentak dan komprehensif
sehingga tidak mungkin mendahului atau meninggalkan satu bagian pekerjaan untuk pekejaan yang lainnya, akan tetapi
akan dilaksanakan secara berurutan sesuai item pekerjaan dan dilaksanakan secara serentak pada seluruh bagian
pekerjaan yang ada/ tercantum dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi terhadap
penyelesaian waktu pekerjaan. Kami akan tunduk terhadap seluruh pekerjaan yang ada pada Dokumen Kontrak, untuk
kami laksanakan dengan kesungguhan hati dan rasa tanggungjawab.

Dalam melaksanakan pekerjaan di atas kami membagi waktu pengerjaan untuk menyesuaikan dengan operasional PT.
MBP agar tidak menggangu kegiatan operasional PT. MBP sebagai berikut :
1. Pekerjaan Renovasi Interior dikerjakan pada saat karyawan PT. MBP sudah pulang kerja yaitu di atas jam 17.00
wita… PT. BMK memulai kegiatan pekerjaan dari jam 19.30 Wita s/d jam 04.30 Wita (malam hari s/d menjelang
subuh) dimana pekerjaan dilaksanakan per section/per side/ per ruangan.
2. Pekerjaan Pembangunan Ruang Tunggu Crewing. PT. BMK memulai kegiatan pekerjaan dari jam 08.00 Wita s/d jam
17.00 Wita (siang hari)
3. Pekerjaan Pembangunan Pos Security PT. BMK memulai kegiatan pekerjaan dari jam 08.00 Wita s/d jam 17.00 Wita
(siang hari)
4. Pekerjaan Pembangunan Ruang Smoking Area PT. BMK memulai kegiatan pekerjaan dari jam 08.00 Wita s/d jam
17.00 Wita (siang hari)

III. Survey dan Pengukuran Kembali.


a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa diwajibkan untuk melaksanakan survey
lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur lama. Kemudian harus mengajukan atau menyerahkan
laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis,
menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan termasuk hal-hal khusus bila perlu,
misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Penyedia Jasa harus mempersiapkan alat-alat ukur yng diperlukan di lapangan sehubungan dengan pekerjaanini,
termasuk yang diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN RENOVASI INTERIOR


Dikerjakan pada saat karyawan PT. MBP Pulang Kerja dan PT. BMK selaku penyedia jasa melaksanakan kegiatan
dimulai dari pukul 19.30 wita s/d 04.30 wita (malam hari s/d menjelang subuh). Bekerja per ruangan, setelah
melakukan request pengosongan ruangan yang akan dikerjakan paling lambat 2 hari sebelum melaksanakan kegiatan.
Dan setelah selesai 1 (satu) ruangan pindah ke ruang berikutnya sehingga pekerjaan interior selesai dikerjakan tepat
waktu dan mutu.

1. Pekerjaan Pendahuluan

Merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Proyek, sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat dan kontraktor telah memiliki shop drawing. Pekerjaan
pendahuluan diperkirakan dilaksanakan 5 (lima) hari kalender termasuk di dalamnya Proses Serah terima lapangan
(yang dihadiri dan disaksikan oleh Pemilik Proyek dan Pengawas Lapangan / Direksi), Pendokumentasian Serah
Terima Lapangan dan Pekerjaan Pendahuluan, adapun pekerjaan pendahuluan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengadakan atau mendatangkan peralatan, personil dan perlengkapan untuk
mendukung semua item pekerjaan di lapangan dan mengembalikan pada situasi yang diinginkan sesuai dengan
gambar kerja, adapun pekerjaan mobilisasi dan Demobilisasi difokuskan kepada dua hal berikut :

b. Pekerjaan Pembuatan Gudang

Pekerjaan Pembuatan Gudang disini maksudnya adalah Pembuatan Gudang dari ruangan yang akan dikerjakan yang
akan digunakan sebagai tempat menyimpan Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi nantinya, yang
terdiri dari :

- Bahan/Material
- Mesin Kerja
- Mesin Pemotong Kayu
- Alat Kelistrikan
- Peralatan tukang
- dan lain lain

2. Pekerjaan Bongkaran dinding/partisi existing

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari :
1) Pembongkaran Dinding Kaca rangka alumunium
2) Pembongkaran Dinding sekat kalsiboard.
3) Pembongkaran Pantry, Perbaikan dan pembersihan area.

b. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Penyedia.
2) Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta keselamatan pengguna lahan
tempat bongkaran.
3) Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan kembali sebelum dibongkar
dan sesudah dibongkar dan memberi catatan tentang cacat dan rusak atas persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
4) Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali dan menyimpannya pada tempat yang
aman.
5) Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan pekerjaan selanjutnya dan
lingkungan sekitar.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. Pekerjaan Sekat Ruangan dan Meubelair

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi satu muka gypsum,termasuk pemasangan rangka
sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang-barang , tenaga kerja,
perabotan, serta perlengkapan pengiriman serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan
layout.
b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of Quantity (BOQ).
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus dilakukan sehingga tidak
mengakibatkan kerusakan.
d. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk menerimanya.
e. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan, serta panas matahri dan hujan
selama pengiriman.
f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.

Pekerjaan sekat ruangan dan meubelair meliputi :


1) Sekat Ruang Metting (1-4)
2) Sekat Ruang HR Payrol/PBMM
3) Sekat Ruang Server
4) Sekat Ruang Finance
5) Sekat Ruang Receptionist/akses masuk
6) Sekat Ruang Radio Baru/Control Room
7) Sekat Ruang Div. Head & BOD
8) Balcon/Coffee Corner
9) Sekat Kaca Ruang Saji Makanan (Canteen)

b. Bahan
1. Rangka
Rangka dari alumunium warna putih size 4”, rangka vertical per 100 cm, rangka horizontal 160 cm bagian
atas, 50 cm tengah, 120 cm bawah.
2. Penutup Partisi dan mebeulair
Penutup partisi menggunakan bahan multiplex lapis HPL pada atas dan bawah selebar 20 cm. sementara
sekatnya menggunakan kaca tebal 5 mm dengan aksesories kaca film/stiker warna tema adaro.
Sedangkan untuk meubelair : Jenis Multiplex lapis HPL atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain.
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut
dan diproses atau diberi finishing.
Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang yang kering,
sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh
benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.
3. Pintu masuk dari kaca Tempered tebal 12 mm lengkap dengan engsel tanam dekson dan kunci ukuran 0,9 x
2,2 m dengan aksessories kaca film/stiker warna tema adaro.
4. Pintu Kayu meranti oven + multiplex, HPL lengkap dengan engsel & handle SES dengan diberikan akses
lihat kaca ukuran 20 x 40 cm.
5. Pemasangan Wallpaper tema adaro pada sepanjang jalan masuk setinggi 3,6 m termasuk desain.
6. Alat Pengikat dan Bahan Perekat Meubelair
Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan
jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan
harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya
agar tidak retak.
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam / “iron monge
ry” pada kayu harus dikerjakan de ngan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi
-tingginya.
Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan.
Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus
tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu dibe ri
“clear / transparent finish”).

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7. Bahan Finishing 2 – HPL
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan warna
solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal
HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post forming adalah
dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure
system) di bengkel / work-shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang
atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan
warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
8. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”
Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak bercacat.
Kondisinya harus kuat, ti dak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak luntur / “colorfast” dan me
mpunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard keselamatan.
Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan memenuhi
standard.
9. Bahan Pelengkap / Hardware
Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk Hafele ex Jerman,
Blum ex Austria atau Stanley.
Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi dengan diameter handel 12mm
panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal dari sumber
yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana
mengajukan contohnya.
Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah
digunakan dan mudah dibuka – tutup.
Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari.
Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai. Digunakan
Multiplex yang bermutu baik, tebal = 12 mm.

c. Pelaksanaan
1. Proses pabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan, dengan mempersiapkan shop
drawings yang menunjukkan lay-out, lokasi, merk, kualitas,bentuk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh
MK dan Pemberi tugas.
2. Frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
3. Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
4. Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi
tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
5. Penutup partisi menggunakan bahan multiplex lapis HPL pada atas dan bawah selebar 20 cm.
6. Alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan
acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8. Sebelum kusen
dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu
waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih
kuat dan tahan lama.
7. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk menghindari kerusakan, tergores atau
rusak pada permukaannya; dan harus dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-
debu besi menempel padapermukaan aluminium.
8. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip galvanised steel tebal 2-3 mm di set pada
interval 60 mm.
9. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed type. Paskan frame bersama-
sama pada titik-titik contact joints dengan hairline joints,waterproof joints dari bagian belakang dengan
sealant untuk menahan (watertight) 1000 kg/cm2.
10. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan langsung dengan
aluminium frame dan hubungan harus dengan chromium coat pada permukaannya untuk menghindari
kontak korosif.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


11. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi dinding 10-15 mm harus diisi dengan
grouting.
12. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel window, upper dan lower window, sill harus
di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
13. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang dengan AC, harus
disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing door dan double door.
14. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
15. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan
hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang
disekrup ke kusen.
16. Pemasangan pintu kaca frameless tidak terlepas dari yang namanya Floor hinge atau engsel tanam, yang
merupakan salah satu aksesories atau perlengkapan yang sangat penting dalam pemasangan pintu kaca.
Floor hinge itu sendiri adalah sebuah komponen yang kegunaan nya adalah sebagai pegangan dari pintu itu
sendiri yang bertujuan agar pintu dapat membuka dan menutup dengan baik dan sempurna.
17. Dalam satu set floor hinge atau engsel tanam terdapat 2 komponen yang memegang pintu itu sendiri, satu
berada di bawah atau di tanam dilantai dan satu lagi di bagian atas sebagai penyeimbang yang di tanam
pada pasangan bata diatas pintu.
18. Langkah pertama dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai dengan ukuran floor hing
dan bentuknya harus sejajar dengan permukaan lantai.
19. Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm hingga 1,5 cm. hal
ini bertujuan agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
20. Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta
posisinya mengikuti ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge bawah.
21. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel bagian atas
sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih lancar.
22. Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada floor hinge
tersebut.

4. PEKERJAAN REPARASI
Pada pekerjaan ini dilaksanakan kegiatan pembongkaran dinding bata/partisi, pebongkaran lantai keramik sehingga
puing-puing bekas bongkaran harus dikeluarkan/dibersihkan dari area pekerjaan.
Pekerjaan reparasi meliputi :
1. Pembongkaran dinding bata/Partisi.
2. Pembongkaran lantai keramik
3. Pasangan dinding bata ½ batu camp. 1 : 3
4. Plesteran dinding bata camp. 1 : 2 tebal 15 mm
5. Pasangan Rangka dinding hollow 50x50 + glass woll kalsiboard 8 mm + compound
6. Pemasangan rangka hollow 50x50, & plafond kalsiboard tebal 3,5 mm.
7. Pemasangan List gypsum plafond lebar 10 cm.
8. Pemasangan lantai keramik 60 x 60 Asia tile
9. Pembuatan pintu double kaca tempered 12 mm kusen alumunium lengkap engsel tanam “Dekson”.
10. Pembuatan pintu single kaca tempered kusen alumunium ukuran 0,9 x 2,2 m lengkap engsel dan kunci.dengan
aksesories kaca film warna blur tema adaro.
11. Jendela alumunium “YKK” ukuran 60 x 125 cm c/w handle & lock
12. Pembuatan pintu kayu meranti oven + multiplex, HPL, engsel dan handle SES diberikan akses lihat ukuran 20 x
40 cm serta kusen ulin.
13. Pembuatan jendela loket (geser) kayu meranti oven + multiplex, HPL, engsel dan handle SES serta kusen ulin.
14. Pemasangan meja kerja dan kursi kerja.
15. Perbaikan plafond
16. Perbaikan dinding bata.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


5. PEKERJAAN ELEKTRICAL DAN IT
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi :
1. Pelepasan Instalasi Listrik lama
2. Instalasi Listrik baru dengan system tanam di lantai (meeting room); Clipsal 2”; Supreme 2,5 mm NYM, pipa
conduit 2” AW dilengkapi tali penarik kabel.
3. Instalasi listrik baru dengan system di atas lantai; Supreme 2,5 mm NYM
4. Instalasi cable duct; Legrand over floor trunking 75 mm (pembagi tengah); Legrand cable duct PVC 50 x 50 mm
(samping).
5. Pemasangan junction box 10 x 10 + terminal; Clipsal, pemasangan di bawah Workstation.
6. Pemasangan instalasi ke masing-masing workstation; Kabel 2,5 mm NYM, cable conector.
7. Stop Kontak; Panasonic
8. Steker/ electric plug; Legrand 1 phase
9. Fitting lampu Panasonic + LED Philips
10. Saklar; Panasonic
11. Pemindahan AC; bongkar, pasang, tambal, cat dan finishing
12. Penarikan kabel UTP/LAN

6. PEKERJAAN SANITASI
- Pemasangan 1 (satu) unit Wastafel pada Ruang Nursing merk American Standard + Kran air San-ei.
- Pemasangan pipa air bersih dan air kotor dikerjakan oleh tukang yang berpengalaman dengan pelaksanaan
sesuai dengan gambar

7. PEKERJAAN FINISHING
7.1. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Interior

1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Nippon Paint
Cat Akhir : Danacryl
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Nippon Paint sebanyak 1 lapis sampai benar-benar
rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl sampai benar
benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7.2. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Exterior
1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danapaint Weathershield
Cat Akhir : Danapaint Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Danacryl Weathershield sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

7.3. Pekerjaan Cat langit-langit (plafond) dalam ruangan


1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danacryl Weathershield
Cat Akhir : Danacryl Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit plafond) dibersihkan dari berbagai
macam kotoran, lubanglubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan telah diamplas sampai halus,
lalu diberi lapisan cat dasar Danacryl sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali
resisting primer dan telah mengering lalu diamplas halus.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 Memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/potongan kayu/adukan bekas dan
bahan-bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek sehingga tidak mengganggu operasional PT. MBP. Untuk itu
menempatkan tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan pembersihan, sehingga lokasi proyek dan
lokasi kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapih. Kotoran tersebut dikeluarkan dari proyek dan tidak boleh ditimbun
didalam lokasi proyek. Pekerjaan pembersihan dilakukan sampai penyerahan pertama. Sebelum dilakukan
penyerahan pertama, seluruh pelapis lantai dan dinding, halaman dan pekerjaan lainnya dalam keadaan bersih, puing
puing/sampah dan bahan-bahan bangunan yang sudah tidak terpakai dikeluarkan dari proyek

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


B. PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG TUNGGU CREWING
PT. BMK selaku penyedia jasa melaksanakan kegiatan dimulai dari pukul 08.00 wita s/d 17.00 wita.

SEKSI 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


 Pertama-tama kontraktor melakukan persiapan peralatan, bahan dan andang / alat bantu, kemudian pembersihan lokasi
pekerjaan dan pembongkaran bagian yang dirasa perlu dengan hati-hati agar tidak menggangu yang lain.
 Pengukuran dan pemasangan bouwplank serta titik tongkat dilakukan sesuai gambar.

SEKSI 2 - PEKERJAAN TANAH


1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tanah ini akan meliputi antara lain :


 Pekerjaan galian
 Pemompaan air tanah
 Pembuangan material galian

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

(a) Pihak Kami menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan sarana pengangkutan serta peralatan
lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.
(b) Pihak Kami terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah (Geotechnical Investigation Report) yang
telah dilaksanakan di lokasi proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah. Ringkasan Boring Log telah
dilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melalui
Manajemen Konstruksi dengan permohonan tertulis.
(c) Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi teknik dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi atau wakilnya (Pengawas Lapangan).
(d) Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan pada pelaksanaan
pekerjaan tanah. Perubahan tersebut dilakukan Pihak Kami dengan persetujuan Manajemen Konstruksi.

3. KEADAAN TANAH

Pihak Kami berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum mengajukan penawaran, untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan tanah yang akan digali dan diurug, menaksir galian yang akan
dikeluarkan dan tanah urug yang akan dibutuhkan, serta apakah tanah hasil galian akan kiranya memenuhi syarat
untuk dipakai kembali sebagai tanah urug. Perkiraan ini semata-mata menjadi resiko dari penyedia dan tidak akan
diadakan pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian.

4. LEVEL LAPANGAN

Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench mark) utama. Bilamana Pihak Kami tidak
yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran BM utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis kepada
Manajemen Konstruksi sebelum penggalian, pengukuran dan pemadatan dimulai.Klaim ketidaktepatan peil
pengukuran tidak akan dipertimbangkan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


5. GALIAN
5.1. Uraian Umum
1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk
septictank, reservoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Galian tanah untuk septictank, reservoir, saluranair, pondasi dan galian-galian lainnya sesuai dengan peil-peil
yang tercantum di dalam gambar.
3. Semua akar dan pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang. Bekas-
bekas pipa saluran yang tidak terpakai disumbat. Biaya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
4. Galian tanah untuk pondasi Plat poer, dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
rencana. Dalamnya semua galian sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi sebelumnya. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan padat,
sampai dapat diberi lapisan pasir urug sesuai gambar.
5. Pihak Kami melaporkan hasil pekerjaan penggalian tanah yang telah selesai, dan menurut pendapatnya sudah
dapat digunakan untuk pemasangan pondasi plat poer kepada Manajemen Konstruksi untuk
dimintakan persetujuannya. Semua pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan Manajemen Konstruksi,
dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan
kembali pondasi plat poer adalah menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
6. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari elevasi tanah yang direncanakan untuk
ketinggian dasar struktur dan dasar pondasi, dan bila ada juga untuk parit pipa serta saluran drainase. Hasilhasil galian
diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurugan, bila memang memenuhi syarat sebagai
tanah urug, atau ke tempat lain yang disetujui Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini Pihak Kami hendaknya
menyediakan satu tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi untuk menampung tanah hasil galian, yang
setelah mencapai jumlah tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh Manajemen
Konstruksi.
7. Galian tanah baru bisa dimulai setelah pemasangan patok atau bouwplank disetujui Manajemen Konstruksi.
8. Penggalian sesuai dengan garis dan elevasi yang telah tertera pada gambar rencana.
9. Kemiringan sisi galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan memperhatikan stabilitas kemiringan
lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk penentuan sudut kemiringannya, disamping perlu mempelajari
Laporan Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau karakteristik visual lapisan tanah yang dijumpai di
lokasi kerja.
10. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah, hujan, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan
ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
11. Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut di atas, maka penyedia bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya kembali sesuai dengan instruksi Manajemen
Konstruksi.
12. Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran di bawah tanah, baik itu berupa kabel listrik,
telekomunikasi, saluran air dan sebagainya, maka Pihak Kami bertanggung jawab penuh agar tidak terjadi
gangguan/kerusakan pada saluran-saluran tersebut, untuk kemudian segera melapor kepada Manajemen
Konstruksi, dan bila diperlukan, memindahkannya ke tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi.
13. Penyimpanan/pembuangan tanah galian tidak boleh mengganggu kedudukan patok-patok/bouwplank, atau
bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terganggu kedudukannya.

5.1.2 Kedalaman Galian


Kedalaman galian dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Namun demikian bila
diperlukan, atau bila diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi, lubang galian digali lebih dalam sampai
kedalaman yang diperlukan/ ditentukan, dan sampai didapat dasar galian yang bersih. Setelah galian selesai,
permukaan tanah diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.

5.1.3 Penggalian tanah untuk pondasi plat poer


1. Penggalian dilakukan sesuai dengan kebutuhan lebar lantai kerja pondasi plat poer, dimana lereng
tanah disebelah kiri-kanan galian dimiringkan keluar arah pondasi plat poer, dengan sudut kemiringan
yang aman dan stabil sehingga tidak menimbulkan keruntuhan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


2. Untuk pekerjaan penggalian tanah yang cukup luas dan dalam, serta bila lokasinya memungkinkan, maka
dipertimbangkan penggunaan alat berat dengan kapasitas yang sesuai.
3. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, dasar dari galian datar (waterpass). Jika pada dasar
galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang berongga (tidak padat),
maka bagian itu dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi diisi dengan pasir.
4. Setiap kelebihan galian di bawah permukaan yang telah ditentukan diurug kembali sampai permukaan
semula (yang direncanakan) dengan pasir , untuk mencegah turunnya struktur atas yang akan dikerjakan.
Pekerjaan pengurugan kembali tersebut dilaksanakan dengan biaya Pihak Kami.
5. Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi dilakukan dengan tangan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat-alat berat, agar bisa didapatkan dasar galian yang rata dan bersih.
6. Air yang tergenang di lapangan atau galian yang ditimbulkan oleh mata air, hujan, kebocoran pipa-pipa,
atau sebab-sebab lainnya selama pelaksanaan pekerjaan, dikeringkan dan dipompa keluar atas biaya
Pihak Kami, dimana hal ini sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan pekerjaan.
7. Jika tanah galian longsor secara terus menerus, maka Pihak Kami membuat turap penahan tanah atau
sheet pile atas biaya Pihak Kami. Hal ini juga sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan
galian di dalam penawaran.

5.1.4 Penggalian batuan dan batuan besar


Batu-batu besar yang dijumpai pada waktu pengisian dikeluarkan atas biaya Pihak Kami. Hal ini sudah
diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan galian.

1. PENGAWASAN PENGGALIAN
Semua galian diperiksa terlebih dulu oleh Manajemen Konstruksi sebelum lapisan lantai kerja, pembesian, dan
elemen-elemen lain dipasang. Bila dipadatkan keadaan kurang memuaskan atau ternyata peil galian yang
tercantum dalam galian belum mencapai kedalaman yang disyaratkan, maka Pihak Kami mendapat ijin Manajemen
Konstruksi sebelum galian selanjutnya dilaksanakan.

2. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN PADA GALIAN


Semua penyimpangan-penyimpangan penggalian akan diukur dari waktu ke waktu, dicatat, dan untuk selanjutnya
disahkan oleh Manajemen Konstruksi. Pihak Kami tidak boleh menutup kembali galian tersebut sebelum
pengukuran disetujui.

3. LANTAI KERJA
 Apabila konstruksi beton bertulang akan langsung terletak di atas tanah, maka dibawahnya dibuat lantai kerja
yang rata.
 Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah di bawahnya akan dipadatkan dan diratakan dengan
baik, serta kemudian dilapisi dengan lapisan pasir setebal yang disyaratkan dalam gambar. Lapisan pasir ini
juga selanjutnya dipadatkan sesuai dengan prosedur pemadatan, sampai didapatkan permukaan yang padat
dan rata, hal mana diperiksa dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Lantai kerja dibuat dari beton mutu K-125 menurut N1-2, atau setara dengan fc’ – 10 Mpa menurut SKSNI-T15-
1991, kecuali bila disebutkan lain dalam spesifikasi ini.
 Tebal dan peil lantai kerja sesuai dengan gambar. Jika tidak dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka
tebal lantai kerja diambil setebal 5 cm.

4. PENGURUGAN TANAH
 Material yang digunakan untuk sub-grade memenuhi standar spesifikasi AASHTO-M.57-64 dan diperiksa terlebih
dahulu di laboratorium tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Material yang dipakai untuk timbunan atau sub-grade memenuhi syarat pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari
berat jenis kering maksimum (maximum dry density) menurut AASHTO-T.99.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan tanah
urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi. maksimum 20 cm dan dipadatkan
sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya sehingga didapat pemadatan yang optimum. Bila permukaan

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta
oleh Manajemen Konstruksi.
 Pengurugan kembali dari pondasi plat poer dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan
setebal maksimum 20 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.

5. URUGAN PASIR
 Urugan pasir dilakukan di bawah semua pondasi plat poer, atau lantai yang berhubungan langsung dengan tanah,
dengan ketebalan sesuai gambar, termasuk lantai rabat beton.
 Urugan pasir disiram air kemudian ditumbuk hingga padat.
 Bahan urugan pasir bersih, dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

TEMPAT PEMBUANGAN MATERIAL

 Tempat pembuangan material hasil galian, sampah atau bongkaran menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
 Pihak Kami menjaga tempat pembuangan material agar tidak merusak lingkungan.
 Timbunan tanah bekas galian dibuat dan diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terjadinya longsoran.

6. PEMOMPAAN AIR TANAH (DEWATERING)


Penggalian tanah dikerjakan dalam keadaan kering. Bila karena adanya hujan, air permukaan lingkungan, air tanah
atau mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah yang sudah dimasukkan dalam biaya penawaran lelang. Pemompaan
dapat dikerjakan dengan memompa secara langsung, atau cara-cara lain yang disetujui Manajemen Konstruksi.

BAB 2. PEKERJAAN PONDASI

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi ini akan meliputi semua pengadaan tenaga kerja dan bahan-bahan material untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut, termasuk pengadaan dan pelaksanaan tiang pancang, serta pondasi dangkal/telapak bila diminta
dalam gambar, dan semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pondasi, sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar.

2. JENIS PONDASI
Sesuai dengan kondisi tanah di lokasi pekerjaan, tiang pancang mini akan dipakai sebagai elemen pondasi utama
bangunan ruang kelas. Untuk itu telah dipilih penggunaan tiang beton pracetak mini, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Untuk pondasi penunjang, bila ditunjukkan dalam gambar, akan digunakan pondasi dangkal/telapak beton untuk
mendukung beban-beban yang ringan.

3. PEKERJAAN TIANG PANCANG

(a) Uraian umum


1. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan kami kerjakan adalah :


Menyediakan semua bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan kerja dan peralatan, serta melaksanakan semua
pekerjaan sehubungan dengan pengadaan tiang pancang galam, dan pelaksanaan pemancangan. Pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak akan diterima oleh Manajemen Konstruksi, dan dengan demikian diulang
dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.

2. Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan
pelaksanaan yang cukup tinggi. Karenanya, Pihak Kami mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan
pekerja-pekerja/pengawas-pengawas ahli yang terampil dan berpengalaman.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. Sebelum pemesanan tiang pancang dilakukan, Pihak Kami memberi tahu Manajemen Konstruksi minimal satu
minggu sebelumnya, untuk mendapatkan persetujuannya.

(b) Mutu bahan


Untuk pondasi utama bangunan, dipakai tiang pancang galam 10/12 panjang 7 meter yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.

(c) Pelaksanaan pemancangan


1. Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang diikat sedemikian rupa sehingga tiang tidak dapat bergerak pada
arah horizontal.

2. Penetrasi
Tiang pancang dipancang sampai kedalaman tanah keras, dengan terus memantau secara teliti besarnya
penetrasi pemancangan sampai mencapai nilai penetrasi akhir (final sets) untuk tiap pukulan seperti yang diminta oleh
Manajemen Konstruksi. Nilai penetrasi akhir hasil perhitungan formula yang akan digunakan untuk
pemancangan tersebut perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana Struktur dan
Manajemen Konstruksi.

4. PEKERJAAN POER

a. Uraian umum
1. Pekerjaan pile cap dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan pemancangan, dengan tujuan untuk membuat
tiang-tiang bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan bebas dari struktur atas, baik itu vertikal, lateral
maupun gulingan.
2. Pekerjaan pile cap dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
3. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak akan diterima oleh Manajemen Konstruksi, dan
dengan demikian diulang dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.

b. Pekerjaan galian
1. Untuk melaksanakan pile cap dengan ukuran dan level ketinggian yang sesuai dengan permintaan gambar
rencana, perlu dilakukan penggalian sampai minimal selebar ukuran lantai kerja dan sedalam level dasar
lapisan pasir yang diisyaratkan. Dalamnya galian diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
2. Karena keadaan tiang pancang yang cukup rapat, maka bila penggalian sulit dilaksanakan dengan
menggunakan alat-alat berat, penggalian dilakukan dengan tenaga orang.
3. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan cukup padat. Karenanya dalam
pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan segala benda yang ditemukan dalam bentuk apapun
yang dapat mengganggu pelaksanakan pekerjaan pile cap.
4. Tanah hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurukan, bila memang memenuhi syarat
sebagai tanah uruk, atau ke tempat lain yang disetujui Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini Pihak Kami
hendaknya menyediakan satu tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi untuk menampung tanah hasil galian,
dimana setelah mencapai jumlah tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh
Manajemen Konstruksi.
5. Pada sisi tepi batas galian, kemiringan galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan
memperhatikan stabilitas kemiringan lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk penentuan sudut
kemiringannya, disamping perlu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau
karakteristik visual lapisan permukaan tanah yang dijumpai di lokasi kerja. Namun dalam kondisi apapun,
stabilitas dan permukaan galian selama pekerjaan berlangsung merupakan tanggung jawab dari Pihak Kami,
yang memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran bila terjadi. Untuk itu bila dirasa perlu Pihak Kami
membuat penyangga-penyangga penahan selama pekerjaan galian.
6. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini
sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran. Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut
di atas, maka Pihak Kami bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya
kembali sesuai dengan intruksi Manajemen Konstruksi.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7. Bila karena adanya hujan, atau karena tingginya air permukaan lingkungan atau air tanah, atau karena adanya
mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah yagn sudah dimasukkan dalam biaya penawaran lelang.

c. Pekerjaan persiapan pembetonan.


1. Bagian atas dari semua tiang-tiang yang menonjol (karena tidak dapat dipukul masuk lagi ke dalam tanah)
dimana elevasi tinggi puncak tiang (setelah pemancangan) berada di atas dari yang diminta oleh gambar
rencana, dipotong pada level ketinggian 100 mm di atas level ketinggian sisi bawah pile cap. Pemotongan
tiang hanya boleh dilakukan setelah tiang tersebut stabil, dan tidak menunjukkan lagi indikasi pergerakan
(delayed upward displacement).
2. Untuk persiapan pembetonan pile cap, maka dasar galian perlu terlebih dahulu dilapisi dengan lapisan pasir
setebal yang disyaratkan dalam gambar rencana, dan yang kemudian dipadatkan sesuai prosedur pemadatan.
Hasil pelapisan dan pemadatan pasir tersebut diperiksa dan mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Selanjutnya sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar, dibuat lantai kerja dengan ukuran dan tebal
seperti yang disyaratkan dalam gambar.
4. Lantai kerja dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih kurang setara
dengan K-125 menurut N1-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang
disyaratkan dalam gambar rencana.

d. Pekerjaan beton bertulang


1. Beton bertulang untuk Plat poer dilaksanakan dengan standar mutu bahan sebagai berikut :
Mutu beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa artinya mempunyai kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, saat umur beton 28 hari .Kuat tekan tersebut di atas adalah lebih kurang setera dengan
mutu beton K-225 pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 225 kg/cm2 pada
benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik
adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada
sejumlah benda uji beton, baik itu silinder maupun kubus.

Tulangan baja : BJTP-30, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar
300 MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya
baja tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 400 MPa.

2. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas,
tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas dan
bersih dari karat sesuai dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain
yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap beton. Apabila diinginkan atau dipandang
perlu, maka Manajemen Konstruksi akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk
membersihkan besi beton tersebut sebelum dipergunakan.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
4. Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti kayu dan multiplex/triplex dengan
tebal minimum 5 mm, atau bahan lain yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi
syaratsyarat kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing pada
bagian yang berada di atas permukaan tanah (bila ada). Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan
kekuatan bahan yang akan dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
5. Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran-
ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.
6. Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan
gambar rencana, dan sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut seperti yang
disyaratkan dalam gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka
dapat digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syaratsyarat SKSNI. Di lokasi batching plant yang
disiapkan sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi
campuran yang baik, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelum produksi beton, Pihak
Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mendapatkan proporsi campuran yang
menghasilkan beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen
Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang berbeda
(utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum. Proporsi campuran bahan dasar beton
ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability)
serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah”
ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air
(bleeding) secara berlebihan.
8. Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan, maka adukan beton secepatnya
dibawa ke tempat pengecoran, untuk menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi pengangkut adukan beton
haruslah mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu
dibersihkan dari sisasisa adukan beton yang mengeras.
9. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran
(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan dibasahi dengan air semen.
10. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi yang terpasang telah diperiksa
dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
11. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak
Kami dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karena
volume pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari kemungkinan
degradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecoran
dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah panas hidrasi pada beton massa seperti
tersebut di atas, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
12. Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
terlampau tinggi sehingga bisa menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan menurunkan
mutu dan kinerja beton.
13. Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari 24 jam, atau bila dipandang
perlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan beton lama yang akan disambung terlebih dahulu
dibersihkan dan bila perlu dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah sangat
mengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin atau setara, atau minimal disiram
dengan air semen dan selanjutnya baru dicor dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan
mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
14. Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang
ada, maka selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan
disaksikan oleh Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan
contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi. Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh) buah untuk
pengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah benda uji setiap 5 m 3 pengecoran beton untuk volume
pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untuk
volume pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
15. Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator
dalam jumlah yang cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya penundaan.
Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
Pemadatan beton secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan dan
lain sebagainya, harus dihindarkan.
16. Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing) selama berlangsungnya proses
pengerasan, terutama terhadap panas matahari, cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelum
waktunya. Bila tidak ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang terbuka
dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan air atau menggenai dengan air pada
permukaan beton tersebut, atau dengan cara lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahulu
diusulkan dan mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan beton. Juga untuk

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton diperhatikan. Pihak Kami
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
17. Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh benda uji beton diperiksa
dengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlah uji
tekan (pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi. Hasil uji tekan segera
disampaikan kepada Manajemen Konstruksi untuk di evaluasi.

SEKSI 3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga kerja untuk produksi serta pelaksanaan pekerjaan
beton dan beton bertulang, termasuk uji kekuatan dan perawatannya, yang akan meliputi antara lain :
Material pembentukan beton
 Pengadaan beton
 Baja tulangan
 Pekerjaan beton bertulang
 Perawatan beton
 Uji kelayakan dan kekuatan beton

2. PENGADAAN, MUTU DAN KINERJA BETON


(a) Semua pekerjaan beton yang termasuk dalam lingkup spesifikasi ini berupa “ready mixed concrete”, kecuali bila
ditetapkan lain secara khusus dalam spesifikasi. Semua pekerjaan beton SKSNIT15- 1991
(b) Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
(c) Sebelum produksi beton, Pada batching plant, Pihak Kami dikan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan kinerja seperti yang diisyaratkan, untuk disetujui
oleh Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang
berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.
(d) Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan kekuatan tekan
dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, perataan dan
pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi
agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
(e) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
(f) Mutu beton untuk masing-masing elemen struktur bangunan memenuhi pada umumnya kriteria dibawah ini, kecuali
bila ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi :

Mutu Beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa, artinya mempunyai kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut di atas adalah lebih kurang setara dengan
mutu beton K-225 pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 225 kg/cm2 pada
benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik
adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada
sejumlah benda uji beton, baik itu silinder maupun kubus, sesuai dengan SKSNI-T15-1991,
atau NI-2-1971 dalam hal benda uji kubus.

Tulangan baja : BJTP-30, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 300
MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm. BJTS-40, artinya baja
tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 400 MPa.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. BAHAN-BAHAN

(a) Semen Portland

1. Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segara dengan tidak ada tanda-tanda
prahidrasi (proses pembatuan), dan yang memenuhi semua ketentuan dan kriteria standar SII 0013-81 dan
Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, atau ASTM-C150.
2. Semen disimpan di dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan setinggi + 30 cm,
dengan tumpukan kantong semen tidak melebihi sepuluh lapis.
3. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta dipakai sesuai urutan pengirimannya.

(b) Pasir (agregat halus)

1. Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
2. Agregat halus terdiri dari butir yang keras dan tajam. Butir-butir agregat bersifat kekal, artinya tidak menjadi
lapuk atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
3. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan
lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melaui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5% maka
agregat dicuci dulu sebelum dipakai dalam pengadukan, dengan metode pencucian yang disetujui oleh
Manajemen Konstruksi.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka raqam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Pasir laut tidak dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton.

(c) Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)

1. Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu, sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan dari SII 0052-8- “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan disetujui oleh
Manajemen Konstruksi. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan
besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu
beton, maka agregat kasar memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini.
2. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar tidak melebihi :
 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas batang tulangan, atau
 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau
 1/3 dari tebal plat.
3. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya. Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih
dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat dicuci dulu sebelum digunakan
dalam adukan beton, dengan metode pencucian yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
4. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.

(d) Gradasi butiran agregat halus dan kasar

susunan butiran agregat halus dan kasar untuk semua beton struktural diperiksa dengan melakukan analisa
ayakan, sesuai standar yang berlaku. Untuk itu ditetapkan susunan ayakan dengan lubang-lubang persegi, dengan
ukuran lubang dalam mm berturut-turut 31,5-16,0-8,0-4,0-2,0-1,0-0,5-0,25 (ayakan ISO).Kecuali untuk beton yang
dipakai pada lantai kerja.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


(e) Air

1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air YANG tidak mengandung minyak, asam, alkali,
bahanbahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air yang lulus pengujian di laboratorium sebagai air tawar yang dapat diminum.
2. Apabila terdapat keraguan mengenai air dianjurkan untuk mengirimkan contoh air ke lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang bisa merusak
beton dan/atau baja tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebutkan diatas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-
raguan mengenai air, diadakan percobaan perbandingan antara tekanan kekuatan mortar (semen dan pasir)
dengan memakai air itu dan dengan memakai air minum. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan
tekan mortar dengan menggunakan air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortar
dengan memakai air minum.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton diusahakan secermat-cermatnya dan setepat tepatnya,
dengan sudah memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat kadar air yang berbeda yang
dikandung agregat di lapangan.

(f) Baja tulangan

1. Baja tulangan untuk beton struktural pada umumnya menggunakan baja tulangan ulir atau deform (BJTD)
dengan tegangan leleh 400 MPa, kecuali untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil 13 mm atau untuk
tulangan spiral bisa digunakan baja tulangan polos (BJTP) dengan tegangan leleh 240 MPa.
2. Semua baja tulangan beton struktural yang dipakai dalam pekerjaan ini memenuhi salah satu dari syarat dan
ketentuan berikut :
(a) Mutu dan cara uji baja tulangan beton SII 0136-84.
(b) Specification for deformed and plain billet-steel bars for concrete reinforcement ASTM-A615.
(c) Specification for rail-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A616. Disamping itu
terhadap baja tulangan dilakukan uji lengkung (bend test) dan hasil ujinya memenuhi persyaratan uji
lengkung untuk batang tulangan baja poros (axle-steel) ASTM-A617, mutu 400.
(d) Specification for axle-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A617.
(e) Standar specification for low-alloy steel deformed bars for concrete reinforcement ASTM-A706. Pemakaian
baja tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas, mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Baja tulangan deform/ulir yang mempunyai tegangan leleh melampaui 400 MPa boleh dipakai asalkan
tegangan lelehnya memberikan regangan awal leleh sebesar 0.35% dan baja tulangan tersebut memenuhi
salah satu syarat dan ketentuan dalam spesifikasi di atas serta mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
4. Baja tulangan disuplai dari satu sumber (manufacture), akan dilakukan pengujian tarik baja tulangan pada
laboratorium yang disetujui Manajemen Konstruksi, berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk setiap jenis
percobaan, untuk besi yang diameternya diatas 13 mm dengan panjang + 100 cm untuk masing-masing.
Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Manajemen
Konstruksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
Pengiriman contoh benda uji ke laboratorium dilakukan bersama-sama wakil Manajemen Konstruksi.
5. Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hubungan antara baja tulangan yang satu dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran dan pemadatan beton, serta bebas dari kotoran
berminyak, tanah dan lain sebagainya. Hanya bila ditunjukkan dalam gambar dengan suatu tanda khusus, baja
tulangan boleh dilas dengan seijin Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini disertakan standar SII atau ASTM
mengenai baja tulangan, untuk keperluan laporan tentang sifat bahan guna memenuhi prosedur pengelasan yang
ditetapkan dalam “Structural welding code for reinforcing steel” (AWSD1.4) dari Amerian Welding Society.
6. Penggunaan jaringan baja tulangan yang sudah jadi seperti steel wire-mesh dan sejenisnya terlebih dahulu
mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Bila disetujui oleh Manajemen Konstruksi, maka jaringan baja
tulangan tersebut memenuhi ketentuan dan syarat dalam SII 0784-83 “Jaringan kawat baja las untuk tulangan
beton” atau “Specification for welded steel wire fabricated for concrete reinforcement” ASTM-A185.

(g) Bahan campuran tambahan ( additives / admixtures )

Jika disetujui secara tertulis oleh Manajemen Konstruksi, maka bahan campuran tambahan atau additives/admixtures
boleh dipakai. Bahan tambahan merupakan cairan, atau bubuk yang bisa ditambahkan ke dalam adukan beton selama

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


proses pencampuran/pengadukan, untuk memperbaiki sifat fisik dan/atau kimiawi adukan beton (fresh concrete)
maupun beton yang sudah mengeras (hardened concrete). dimana tujuan penggunaan bahan tambahan yang bisa
dibenarkan dalam pekerjaan ini adalah bila memenuhi salah satu tujuan :
a. Perbaikan sifat adukan beton.
b. Meningkatkan mutu beton
c. Meningkatkan workability tanpa menambahkan kadar air.
d. Mengurangi kadar air untuk meningkatkan mutu beton namun tidak mengurangi workability beton.
e. Memperlambat setting awal untuk mengantisipasi transportasi yang jauh.
f. Mengurangi slump loss (kecepatan penurunan nilai slump).
g. Meningkatkan pumpability (kemudahan pemompaan).
h. Mengurangi panas hidrasi yang timbul, terutama pada proses pengecoran beton massa.
i. Membuat ekspansi volume untuk keperluan grouting.
j. Meningkatkan ketahanan anti korosi pada beton, terutama pada lingkungan yang agresif seperti di bawah
tanah atau di dekat laut.
k. Membuat beton kedap air.

4. UJI MUTU DAN KINERJA BETON

(a) Adukan percobaan ( trial mixes )

Pihak Kami sekurang-kurangnya dua minggu sebelum memulai pekerjaan beton membuat adukan percobaan (trial
mixes) dengan menggunakan contoh bahan-bahan beton (semen, agregat, air dan bahan tambahan) yang akan
digunakan nantinya, untuk menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi kriteria untuk mencaai mutu kerja
kinerja beton yang diisyaratkan.

(b) Uji mutu dan kinerja beton

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang ada,
Pihak Kami melakukan uji mutu dan kinerja beton, baik untuk campuran percobaan maupun secara kontinyu
selama proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, minimal ada dua teks yang dilakukan.
1. Uji tekan hancur.
2. Uji slump.

Prosedur pengujian bak uji tekan maupun uji slump dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hasil dari
pengujian ini segera diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk dievaluasi. Jumlah dan prosedur pembuatan
contoh benda uji sesuai dengan ketentuan dalam SKSNI-T15-1991, dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dimana mutu beton diperiksa pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh
delapan) hari untuk setiap macam adukan yang diambil contohnya

(c) Standar mutu ( Standar of Acceptance )

Pihak Kami akan membuat pengujian pendahuluan (trial test) atas benda uji silinder sejumlah minimum 30 buah
untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki, yang diuji pada umur beton 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Trial test ini
sudah dilaksanakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau penunjukan Pihak Kami.

5. PELAKSANAAN

(a) Adukan Beton


1. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syarat-syarat SKSNI. Pihak Kami
mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang ditentukan/disyaratkan dalam spesifikasi ini, sesuai dengan
jenis atau bagian pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton dengan kinerja yang baik.
2. Sebelum produksi beton, Pihak Kami akan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mendapatkan proporsi
campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh
Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang
berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan kekuatan
tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan
kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
4. Untuk struktur atas bangunan, karena pengecoran dilakukan hingga elevasi yang cukup tinggi, maka beton yang
dihasilkan juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang baik sebagai flowing concrete,
agar supaya pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah tertinggal dari pada semennya, serta dapat
mengisi dengan padat semua rongga di dalam acuannya. Dalam hal ini, bila diperlukan, dan disetujui oleh
Manajemen Konstruksi, admixture atau addtive boleh digunakan dengan jenis dan dosis yang sesuai.

(b) Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing)


Adukan beton yang dibuat setempat untuk volume kecil, memenuhi syarat syarat - sebagai berikut :
1. Pelaksanan penakaran semen dan agregat dengan kotak-kotak takaran yang volumenya sama sesuai hasil trial
mixes dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
2. Banyaknya air untuk campuran beton sesuai dengan trial mixes, sedemikian rupa sehingga tercapai sifat
kemudahan kerja (workability) yang sesuai dengan penggunaannya.
3. Adukan beton dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton (batch mixer), dimana tipe dan kapasitasnya
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi .
4. Kecepatan pengadukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
5. Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit dibersihkan duludari sisa-sisa beton lama sebelum
dimulainya adukan beton yang baru.

(c) Lantai kerja


Lantai kerja pada umumnya dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih kurang
setara dengan K-125 menurut NI-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang disyaratkan
dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai kerja pondasi dangkal/telapak, lantai kerja bisa dibuat dari beton mutu B0
menurut NI-2, atau lebih kurang setara dengan fc’ = 8 MPa menurut SKSNI-T15-1991. Sebagai pedoman umum, beton
dengan mutu B0 (menurut NI-2) dapat dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
Namun demikian hal apapun, perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap jumlah semen, tidak
melampaui 8 : 1.

(d) Penggunaan beton


1. Beton secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pengendapan agregat maupun bergesernya posisi tulangan atau acuan. Pengecoran dilaksanakan secara
kontinyu dalam satu elemen struktur atau diantara siar pelaksanaan (construction joint) yang telah disetujui.
2. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum acuan/bekisting dan pemasangan baja tulangan
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Manajemen konstruksi. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat
yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
3. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak Kami
dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi , dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran terutama untuk
volume pengecoran yang besar (beton massa), agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari kemungkinan
degradasi atau kerusakan beton akibat panas hindrasi yang ditimbulkan. Untuk itu, sebelum pengecoran
dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usaha prosedur pengecoran yang optimum kepada Manajemen
Konstruksi, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi .
4. Selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan disaksikan
persetujuan dari Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan
contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
Namun dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh) buah untuk pengecoran
dengan mutu beton yang sama, yang diambil minimal 1 buah benda uji setiap 5 m3 pengecoran beton untuk
volume pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah setiap 10 m3 pengecoran beton untuk volume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


(e) Pemadatan beton
1. Selama pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan memakai vibrator, yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah
yang cukup untuk menjamin efisiensi pekerjaan tanpa adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan dan lain sebagainya, dihindarkan.
2. Beton pada umumnya dicor secara berlapis. Lapisan-lapisan ini masing - masing dipadatkan, dan dijaga
sedemikian rupa supaya mempunyai ikatan yang baik satu sama lain.

(f) Siar pelaksanaan ( construction joint)


Posisi dan pengaturan adanya siar pelaksanaan mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Namun secara
umum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Siar vertikal dalam dinding supaya dihindari.
2. Siar dibuat sesedikit dan sekecil mungkin, serta atas persetujuan Manajemen Konstruksi. Sebelum pengecoran
beton baru, permukaan dari beton lama (di tempat siar penyambungan) supaya dibersihkan dengan seksama dan
dikasarkan. Kotorankotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan air ke permukaan beton lama dan
menyikatnya sampai bersih. Setelah permukaan siar tersebut bersih, ditambahkan lapisan tipis bonding additive
sejenis epoxy resin atau setara, atau minimal air semen, sesuai dengan instruksi dan persetujuan Manajemen
Konstruksi, merata ke seluruh permukaan, untuk memperkuat ikatan antara beton lama dengan pengecoran
selanjutnya.

(g) Perawatan beton (curing)


1. Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap panas matahari,
angin, hujan atau aliran air dan pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara
menyemprotkan air atau menggenangkan air pada permukaan beton tersebut, atau dengan cara lain yang
diusulkan Pihak Kami. Metode curing lebih dahulu diusulkan dan mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi, sebelum proses pengerasan beton.
3. Untuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton diperhatikan. Pihak Kami
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan curing ini.

(h) Pembengkokan dan penyetelan baja tulangan


1. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya letaknya.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


4. Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan pengganjal
jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut yang sesuai dengan gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka dapat dipakai ketentuan dalam
peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara
permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan beton yang terkecil atau terdekat untuk
setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan
adalah :

Minimum
KONDISI
(mm)
Seluruh beton yang di cor
A 75
dan berhubungan langsung dengan tanah.
Balok pondasi, pelat pondasi, poer pondasi,
B 50
pondasi diatas lantai kerja.
Balok, kolom yang berhubungan atau
C 50
terkena langsung dengan cuaca.
Balok, kolom yang tidak berhubungan atau
D 40
tidak terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang berhubungan/
E 40
terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang tidak berhubungan
F 25
atau tidak terkena langsung

5. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan berubah
tempatnya.
6. Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal yang umum dipakai dalam praktek, seperti terbuat dari
beton (dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor), dengan jumlah minimum 4 buah
setiap m2 cetakan atau lantai kerja, atau seperti yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, dan tersebar
merata.
7. Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang penunjang, atau
ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.

(i) Acuan pengecoran beton

a. Perlu sangat diperhatikan perencanaan kinerja beton yang dicor, agar bisa menunjang kecepatan, keamanan
dan kualitas pelaksanaan sistem acuan ini, terutama yang berhubungan denga usaha keseragaman waktu
setting beton , terlebih lagi bila digunakan admixture semacam retarder, yang seringkali perlu diberikan untuk
meningkatkan kinerja beton pada saat pengecoran. Kondisi pengerasan beton yang tidak merata bisa
mengakibatkan retak-retak atau pecahnya beton pada saat pendongkarakan acuan ini.
b. Oleh sebab itu, minimal dua minggu sebelum pelaksanaan pengecoran, sudah menyerahkan kepada
Manajemen Konstruksi semua prosedur pelaksanaan pengecoran, lengkap dengan gambar kerjanya, untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
c. Acuan beton menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar maupun yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi. Bila ditunjukkan dalam
gambar, acuan dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar.
d. Apabila acuan memikul beban-beban yang besar atau mempunyai bentang besar yang bebas, maka
membuat perhitungan dan gambar rencana yang khusus. Disamping kekuatan dan kekauannya, stabilitas dari
acuan juga diperhitungkan dengan baik.
e. Tiang-tiang acuan dari besi atau kayu dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan dapat disetel dengan
mudah dan dengan ketepatan yang baik. Tiang-tiang tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang acuan.

(j) Pembongkaran acuan


1. Pembongkaran acuan dilaporkan dan mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi, serta dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang
akan dibongkar acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


2. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya, yang
akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia segera memberitahukan kepada
Manajemen Konstruksi untuk meminta persetujuan Manajemen Konstruksi mengenai cara pengisian, perbaikan
atau penutupannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian,
perbaikan atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungan penyedia.
3. Bila beton yang keropos atau cacat tersebut diragukan mutunya, maka Manajemen Konstruksi berhak untuk
meminta melaksanakan uji coba non destruktif seperti Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau kalau dianggap perlu,
mengadakan pengujian dengan melakukan core drilling pada bagian beton yang benda ujinya gagal memenuhi
syarat spesifikasi. Dalam hal ini, coring beton dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman agar bisa didapat
hasil coring yang baik, serta juga persiapan dan pemotongan benda uji (hasil coring) yang memenuhi syarat,
untuk bisa mendapatkan hasil uji mutu beton yang obyektif. Ketentuan penerimaan atau lolos tidaknya hasil uji
tekan dan uji lainnya yang dianggap perlu dari specimen coring mengikuti peraturan beton Indonesia yang
berlaku.
4. Acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan kekuatan
yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan bekerja padanya. Kekuatan ini
ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang bersangkutan. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran tidak dibuat benda-benda uji seperti ditentukan di atas, maka acuan baru boleh dibongkar setelah
beton berumur minimal 2 minggu. Khusus untuk cetakan samping boleh dibongkar setelah beton berumur minimal
5 hari, kecuali bila dapat dibuktikan sebaliknya atau bila diijinkan oleh Manajemen Konstruksi.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Flow Chart of Concrete Placement for Footing Foundation

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Dinding dan Beton Kolom

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Menangguhkan Balok

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

1.1 Lingkup pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan dan pemasangan dinding sisi dalam/luar bangunandan dinding pembatas ruangan, pagar
atau sesuai gambar.

1.2 Bahan
1.2.1 Bahan dinding untuk bagian dalam bangunan dan dinding luar bangunan
Batu bata merah biasa yang dipakai mengalami pembakaran sampai matang, bila direndam didalam air tetap
utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran tebal batu bata dapat disesuaikan dengan tebal dinding akhir (finish)
yang disyaratkan dalam gambar. Batu bata ringan ataupun jenis lainnya dapat digunakan untuk dinding jika
disetujui oleh Manajemen Konstruksi. Sebelum pekerjaan dimulai, memberikan contoh bahan kepada
Manajemen Konstruksi Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Contoh batu bata yang telah disetujui
disimpan di kantor proyek. Apabila bahan yang datang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Manajemen Konstruksi /Pengawas berhak menolak bahan tersebut dan segera mengeluarkan bahan
tersebut dari lokasi proyek dalam waktu 2 kali 24 jam.

1.2.2 Bahan untuk campuran siar bata


Bahan yang dipakai memakai pasir dan semen dengan perbandingan 1: 3 untuk pekerjaan pasangan bata
trassram dan perbandingan 1 : 5 untuk pekerjaan pasangan bata biasa.

1.3 Pelaksanaan
 Sebelum batu bata dipasang, batu bata tersebut direndam dalam air sampai gelembung udara tidak terlihat lagi.
Batu bata yang dipasang utuh, kecuali untuk pasangan sudut dapat memakai batu bata pecahan.
 Mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar.
 Selama 1 (satu) hari pemasangan dinding bata tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter dan pengakhiran
pemasangan pada satu hari dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retaknya
dinding dikemudian hari.
 Pada semua pasangan bata ½ batu, satu sama lain dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk pasangan sudut/las lasan.
 Pada pasangan batu bata 1 batu dan pasangan yang lebih tebal disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan yang
seharusnya
 Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali di tiap-tiap pertemuan
dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
 Setiap pertemuan tegak lurus, terdapat ikatan pemasangan yang sempurna, kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana
ada tiang-tiang beton merupakan bingkai.
 Bidang dinding yang luasnya lebih dari 10 m2 ditambah kolom dan balok penguat (beton praktis) dengan ukuran
13x13 cm, pembesian 4 bh Ø 10 mm, beugel (ring) Ø 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Seluruh keliling kosen-kosen pintu dan jendela diberi kolom dan balok beton dengan ukuran 13x13 cm,
pembesian 4 bh Ø 10 mm, beugel (ring) Ø 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Semua pasangan baru, dijaga tidak terkena sinar matahari langsung dan Pihak Kami menyediakan karung karung
yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya basah, selain karung goni, juga dapat digunakan
kajang bogor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut
 Pembuatan lubang pada pasangan dinding untuk steger sama sekali tidak diperkenankan.
 Bagian pasangan dinding yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton
dan lain-lain) diberi stek-stek besi beton Ø 10 mm jarak 60 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian kolom beton dan pada bagian yang tertanam dalam pasangan batu bata sekurang-kurangnya 40 cm,
kecuali ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi/Pengawas, pemasangan stek besi dilakukan sebelum beton
dicor.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


 Di tempat yang akan terdapat kosen pintu, kosen jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, penempatan pasangan
batu bata hendaknya disesuaikan.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, plumbing, AC atau lain–lain dimana diperlukan adanya instalasi listrik,
plumbing, AC dan lain-lainnya, yang ditanam pada dinding, maka dibuat pahatan secukupnya, pahatan tersebut
setelah dipasang pipa ditutup dengan adukan yang sama, bila pahatannya untuk diisi lebih dari 1 (satu) pipa,
lubang pahatan tersebut dibungkus kawat nyamuk.

2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN DINDING

2.1. Lingkup pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-
alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding, sehingga dapat
dicapai hasil plesteran yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding, kolom-kolom beton, balok-balok beton, listplank
beton, serta bagian lain yang diplester.
c. Plesteran boleh dikerjakan apabila seluruh instalasi jaringan listrik, telepon, antenna TV, kabel data, AC, air
bersih, air panas, air kotor/ bekas, air hujan, sudah selesai dipasang.

2.2. Bahan
Bahan yang dipakai untuk plesteran memakai bahan pasir dan semen dengan komposisi perbandingan 1 : 3 untuk
pekerjaan dinding bata trassram dan 1 : 4 untuk pekerjaan dinding bata biasa.

2.3. Pelaksanaan
a) Permukaan dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran, debu, partikel lain.
b) Pencampuran menggunakan mesin mixer.
c) Pencampuran air secara bertahap dan diaduk sampai rata selama 3-4 menit.
d) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan telah selesai dipasang, kolom dan ring
balok telah dicor, bobokan untuk instalasi listrik (pipa), AC, instalasi air bersih dan instalasi lainnya telah ditanam
dalam dinding.
e) Dinding pasangan bata yang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air sampai jenuh selama 3 hari, agar
adukan plesteran dapat melekat dengan baik pada dinding.
f) Plesteran halus (acian) dapat dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
g) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 100 cm, dipasang tegak lurus dan menggunakan potongan kecil
kayu plywood, untuk patokan kerataan dinding, potongan plywood tersebut dilepas apabila kepala plesteran telah
mengering.
h) Ketebalan plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal
plesteran 15-20 mm. Jika ketebalan melebihi dari 2 cm diberi tambahan kawat ayam (wire mesh), untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
i) Seluruh pertemuan bidang plesteran dengan keliling kosen dibuat tali air ukuran 5 x 5 mm, atau 6 x 6 mm atau
sesuai permintaan, hasil pengerjaan lurus, rata, rapih, baik dan tidak bergelombang.
j) Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak melebihi 5mm untuk setiap
jarak 200 cm. Jika melebihi, berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Pihak Kami.
k) Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak terlalu tiba-tiba dan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan dilindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
l) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, atau akibat lainnya, maka plesteran tersebut
dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pengawas dengan biaya
atas tanggungan Pihak Kami. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia selalu menyiram dengan
air sampai jenuh sekurangkurangnya 1 kali sehari.
m) Sudut-sudut luar dinding : - Seluruh sudut vertical, dikerjakan dengan baik, tegak dan lurus.
n) Pekerjaan finishing (pengecatan) dapat dilakukan apabila plesteran telah berumur lebih dari 21 (dua puluh satu)
hari, dan plesteran tersebut sudah benar-benar dalam keadaan kering.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN LANTAI
Proses pelaksanaan pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan Tanah, dimana levelisasi dasar permukaan
tanah sudah diatur sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan tanah, dan telah dicek oleh konsultan pengawas. Pekerjaan yang
dilakukan dalam bagian ini meliputi pekerjaan sebagai berikut :

Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik 60/60

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan lantai yaitu :

1. Pertama area dibersihkan dahulu dari kotoran atau sampah organik lainnya
2. Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik, kemudian memasang titik patok disisi kiri dan kanan sebagai
acuan tinggi dari keramik.
3. Kemudian Permukaan lantai disiangi hingga jenuh
4. Sebelum keramik dipasang, sebaiknya disiram atau direndam dalam air terlebih dahulu.
5. Campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah, spesifikasi campuran beton yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.
6. Spesi diaduk sesuai kebutuhan
7. Letakkan spesi adukan diatas cor beton, kemudian ratakan
8. Setelah itu letakkan keramik diatasnya dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel

Adapun alat yang digunakan dalam tahapan ini adalah Paku, Benang, palu, sendok semen, ember semen, water pass dan lain
sebagainya.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KUNCI


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Check permukaan dinding yang akan dipasang kusen.
2. Permukaan dinding harus bersih.
3. Penggunaan sealent pada akhir pemasangan kusen.

Alat yang digunakan :


Tenaga :
1. Bor Listrik 1. Mandor
2. Palu karet 2. Kepala Tukang
3. Baji karet 3. Tukang
4. Gergaji besi 4. Pekerja
5. Obeng
6. Kuas Material :
7. Kapi 1. Profil Alumunium
8. Spon basah / kain 2. Paku Sekrup
3. Sealent
4. Kaca

Langkah Kerja :
1. Menyiapkan Kusen yang akan dipasang
2. Sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen
3. Memasukan kusen ke lubang kusen dengan bantuan baji karet
4. Atur kedudukan kusen dan cek kelurusannya
5. Lubang dinding melalui kusen dengan bor
6. Memasukan fisher ke dalam lubang bor
7. Kencangkan fisher dengan obeng
8. Pasang daun pintu dan jendela
9. Pasang kaca setelah daun jendela terpasang
10. Stel perlengkapan serta aksesorisnya
11. Finishing dinding pada bagian celah antara kusen dengan dinding menggunakan mortar/sealent.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


12. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere.
Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
13. Pemasangan pintu kaca frameless tidak terlepas dari yang namanya Floor hinge atau engsel tanam, yang merupakan salah
satu aksesories atau perlengkapan yang sangat penting dalam pemasangan pintu kaca. Floor hinge itu sendiri adalah
sebuah komponen yang kegunaan nya adalah sebagai pegangan dari pintu itu sendiri yang bertujuan agar pintu dapat
membuka dan menutup dengan baik dan sempurna.
14. Dalam satu set floor hinge atau engsel tanam terdapat 2 komponen yang memegang pintu itu sendiri, satu berada di bawah
atau di tanam dilantai dan satu lagi di bagian atas sebagai penyeimbang yang di tanam pada pasangan bata diatas pintu.
15. Langkah pertama dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai dengan ukuran floor hing dan bentuknya
harus sejajar dengan permukaan lantai.
16. Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm hingga 1,5 cm. hal ini bertujuan
agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
17. Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta posisinya mengikuti
ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge bawah.
18. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel bagian atas sehingga dalam
menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih lancar.
19. Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada floor hinge tersebut.

PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


1. Atap menggunakan beton plat dak dengan cor tebal 12 cm.
2. Pekerjaan Plafond
a. Bahan
1. Rangka
 Rangka plafond memakai rangka hollow 40 mm : 40 mm, tebal 0,45 mm tiap jarak 60 x 60 cm.
 Penggantung dipasang tiap jarak 120 x 120 cm memakai rangka hollow 40 x 40 mm, tebal 0,45 mm,
digantung sampai rangka atap.

2. Penutup langit-langit
 Penutup langit-langit memakai panel kalsiboard merk Nusa Board dengan tebal 9 mm.

b. Pelaksanaan
1. Sebelum rangka dipasang kami akan mengajukan contoh bahan kepada Manajemen
Konstruksi/Pengawas untuk disetujui.
2. Seluruh instalasi M&E yang berada di atas plafond telah terpasang dan telah di test.
3. Setelah seluruh rangka plafond terpasang, bidang permukaan harus rata, waterpass dan tidak bergelombang.
4. Penggantung untuk rangka plafond tiap jarak 120 x 120 cm atau sesuai gambar.
5. Bahan penutup langit-langit memakai kalsiboard, naad mati / tanpa naad, sambungan-sambungan panel ditutup
dengan compound dan dilapisi kain kassa kualitas baik.
6. Lembaran gypsum direkatkan pada rangka plafond dengan menggunakan sekerup tiap jarak 20
cm atau sesuai gambar, ditanam sedalam 1–2 mm dari permukaan panel gypsum, agar dapat terisi
oleh compound.
7. Seluruh pertemuan sudut antara plafond dengan dinding diberi list profil aluminium ukuran 10 mm x 10 mm atau
sesuai gambar.

Dalam pengerjaan plafond ini, sudah termasuk pembuatan lubang armature, biayanya dimasukan ke dalam harga satuan
plafond.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. UMUM

A. Lingkup kerja
Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test yang musti dilakukan
untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara lengkap sesuai persyaratan dari gambar atau
Spesifikasi.
a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar, Termasuk juga fixture lampu,
stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu, batako,dll. Guna
penginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas mesin, alat
elektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai spesifikasi.
f. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau dengan pihak PT. MBP
maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan, gambar kelistrikan pihak
lain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

B. Bahan-bahan
Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke MK untuk persetujuan
pemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan sesuai dengan standard yang berlaku seperti :
PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang berlaku secara umum di Indonesia. Apabila jenis bahan
sudah ditentukan dalam spesifikasi maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakan bahan yang setara
dengan itu. Untuk bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atau yang setara dan kabel merk
SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontak digunakan merk LEGRAND atau
PANASONIC atau yang setara.

C. Pelaksanaan kerja
Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan efisiensi
secara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas yang setara dan
tampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas kelistrikan. Material yang kurang atau
rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruh pekerjaan
pemotongan, pengeboran, penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukan sedemikian rupa dan
disetujui oleh MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu, pasangan batu, pasangan bata. Yang
diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki. dengan biaya sendiri dari Pihak Kami. Selama
pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rinci penginstalasian untuk informasi kepada MK apabila diminta
dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

D. Pengetesan dan Jaminan


Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan tampak instalasi
(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima awal (PHO) sampai serah terima
akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini seluruh kerusakan dan cara instalasi yang tidak bagus
diperbaiki oleh atas tanggungan biaya sendiri.

E. Pentanahan (Grounding)
Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat tembaga sesuai dengan
yang disyaratkan.

2. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam beton atau
dinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5 mm pembungkus kabel jenis PVC
ukuran 1.25 cm. Apabila tidak ditentukan lain, maka seluruh saklar dan stop kontak dipasang dengan ketinggian dari
permukaan lantai seperti berikut :
- Saklar di dinding ---------------------------- 1.50 m
- Stop kontak ---------------------------- 1.50 m

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. PELENGKAP PENERANGAN
Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk setiap saklar lampu dan stop
kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau BOQ.

4. FITTING LAMPU PANASONIC + LED TYPE PHILIP


Pihak Kami menyediakan dan memasang Fitting Lampu lengkap, selain bola lampu termasuk juga rumah lampunya.
Seluruh lampu ketinggiannya sama satu dengan lainnya. yang berkualitas baik.

5. PEMINDAHAN AC
Pihak kami akan membongkar dan memasang kembali

6. PEMASANGAN AC
Pihak kami akan memasang AC baru merk Panasonic, non inverter, 1 PK

PEKERJAAN FINISHING
A. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Interior

1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Nippon Paint
Cat Akhir : Danacryl
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Nippon Paint sebanyak 1 lapis sampai benar-benar
rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl sampai benar
benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


B. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Exterior
1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danapaint Weathershield
Cat Akhir : Danapaint Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Danacryl Weathershield sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

C. Pekerjaan Cat langit-langit (plafond) dalam ruangan


1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danacryl Weathershield
Cat Akhir : Danacryl Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit plafond) dibersihkan dari berbagai
macam kotoran, lubanglubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan telah diamplas sampai halus,
lalu diberi lapisan cat dasar Danacryl sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali
resisting primer dan telah mengering lalu diamplas halus.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 Memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/potongan kayu/adukan bekas dan bahan-
bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek sehingga tidak mengganggu operasional PT. MBP. Untuk itu menempatkan
tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan pembersihan, sehingga lokasi proyek dan lokasi kerja selalu dalam
keadaan bersih dan rapih. Kotoran tersebut dikeluarkan dari proyek dan tidak boleh ditimbun didalam lokasi proyek. Pekerjaan
pembersihan dilakukan sampai penyerahan pertama. Sebelum dilakukan penyerahan pertama, seluruh pelapis lantai dan
dinding, halaman dan pekerjaan lainnya dalam keadaan bersih, puing puing/sampah dan bahan-bahan bangunan yang sudah
tidak terpakai dikeluarkan dari proyek.

PEKERJAAN LAIN-LAIN DI LUAR STRUKTUR


Merapikan sambungan jalan dengan bangunan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


C. PEKERJAAN PEMBANGUNAN POS SECURITY
PT. BMK selaku penyedia jasa melaksanakan kegiatan dimulai dari pukul 08.00 wita s/d 17.00 wita.

SEKSI 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


 Pertama-tama kontraktor melakukan persiapan peralatan, bahan dan andang / alat bantu, kemudian pembersihan lokasi
pekerjaan dan pembongkaran bagian yang dirasa perlu dengan hati-hati agar tidak menggangu yang lain.
 Pengukuran dan pemasangan bouwplank serta titik tongkat dilakukan sesuai gambar.

SEKSI 2 - PEKERJAAN TANAH


1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tanah ini akan meliputi antara lain :


 Pekerjaan galian
 Pemompaan air tanah
 Pembuangan material galian

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

(a) Pihak Kami menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan sarana pengangkutan serta peralatan
lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.
(b) Pihak Kami terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah (Geotechnical Investigation Report) yang
telah dilaksanakan di lokasi proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah. Ringkasan Boring Log telah
dilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melalui
Manajemen Konstruksi dengan permohonan tertulis.
(c) Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi teknik dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi atau wakilnya (Pengawas Lapangan).
(d) Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan pada pelaksanaan
pekerjaan tanah. Perubahan tersebut dilakukan Pihak Kami dengan persetujuan Manajemen Konstruksi.

3. KEADAAN TANAH

Pihak Kami berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum mengajukan penawaran, untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan tanah yang akan digali dan diurug, menaksir galian yang akan
dikeluarkan dan tanah urug yang akan dibutuhkan, serta apakah tanah hasil galian akan kiranya memenuhi syarat
untuk dipakai kembali sebagai tanah urug. Perkiraan ini semata-mata menjadi resiko dari penyedia dan tidak akan
diadakan pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian.

4. LEVEL LAPANGAN

Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench mark) utama. Bilamana Pihak Kami tidak
yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran BM utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis kepada
Manajemen Konstruksi sebelum penggalian, pengukuran dan pemadatan dimulai.Klaim ketidaktepatan peil
pengukuran tidak akan dipertimbangkan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


5. GALIAN
5.1. Uraian Umum
1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk
septictank, reservoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Galian tanah untuk septictank, reservoir, saluranair, pondasi dan galian-galian lainnya sesuai dengan peil-peil
yang tercantum di dalam gambar.
3. Semua akar dan pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang. Bekas-
bekas pipa saluran yang tidak terpakai disumbat. Biaya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
4. Galian tanah untuk pondasi Plat poer, dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
rencana. Dalamnya semua galian sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi sebelumnya. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan padat,
sampai dapat diberi lapisan pasir urug sesuai gambar.
5. Pihak Kami melaporkan hasil pekerjaan penggalian tanah yang telah selesai, dan menurut pendapatnya sudah
dapat digunakan untuk pemasangan pondasi plat poer kepada Manajemen Konstruksi untuk
dimintakan persetujuannya. Semua pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan Manajemen Konstruksi,
dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan
kembali pondasi plat poer adalah menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
6. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari elevasi tanah yang direncanakan untuk
ketinggian dasar struktur dan dasar pondasi, dan bila ada juga untuk parit pipa serta saluran drainase. Hasilhasil galian
diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurugan, bila memang memenuhi syarat sebagai
tanah urug, atau ke tempat lain yang disetujui Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini Pihak Kami hendaknya
menyediakan satu tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi untuk menampung tanah hasil galian, yang
setelah mencapai jumlah tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh Manajemen
Konstruksi.
7. Galian tanah baru bisa dimulai setelah pemasangan patok atau bouwplank disetujui Manajemen Konstruksi.
8. Penggalian sesuai dengan garis dan elevasi yang telah tertera pada gambar rencana.
9. Kemiringan sisi galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan memperhatikan stabilitas kemiringan
lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk penentuan sudut kemiringannya, disamping perlu mempelajari
Laporan Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau karakteristik visual lapisan tanah yang dijumpai di
lokasi kerja.
10. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah, hujan, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan
ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
11. Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut di atas, maka penyedia bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya kembali sesuai dengan instruksi Manajemen
Konstruksi.
12. Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran di bawah tanah, baik itu berupa kabel listrik,
telekomunikasi, saluran air dan sebagainya, maka Pihak Kami bertanggung jawab penuh agar tidak terjadi
gangguan/kerusakan pada saluran-saluran tersebut, untuk kemudian segera melapor kepada Manajemen
Konstruksi, dan bila diperlukan, memindahkannya ke tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi.
13. Penyimpanan/pembuangan tanah galian tidak boleh mengganggu kedudukan patok-patok/bouwplank, atau
bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terganggu kedudukannya.

5.1.5 Kedalaman Galian


Kedalaman galian dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Namun demikian bila
diperlukan, atau bila diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi, lubang galian digali lebih dalam sampai
kedalaman yang diperlukan/ ditentukan, dan sampai didapat dasar galian yang bersih. Setelah galian selesai,
permukaan tanah diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.

5.1.6 Penggalian tanah untuk pondasi plat poer


1. Penggalian dilakukan sesuai dengan kebutuhan lebar lantai kerja pondasi plat poer, dimana lereng
tanah disebelah kiri-kanan galian dimiringkan keluar arah pondasi plat poer, dengan sudut kemiringan
yang aman dan stabil sehingga tidak menimbulkan keruntuhan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


2. Untuk pekerjaan penggalian tanah yang cukup luas dan dalam, serta bila lokasinya memungkinkan, maka
dipertimbangkan penggunaan alat berat dengan kapasitas yang sesuai.
3. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, dasar dari galian datar (waterpass). Jika pada dasar
galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang berongga (tidak padat),
maka bagian itu dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi diisi dengan pasir.
4. Setiap kelebihan galian di bawah permukaan yang telah ditentukan diurug kembali sampai permukaan
semula (yang direncanakan) dengan pasir , untuk mencegah turunnya struktur atas yang akan dikerjakan.
Pekerjaan pengurugan kembali tersebut dilaksanakan dengan biaya Pihak Kami.
5. Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi dilakukan dengan tangan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat-alat berat, agar bisa didapatkan dasar galian yang rata dan bersih.
6. Air yang tergenang di lapangan atau galian yang ditimbulkan oleh mata air, hujan, kebocoran pipa-pipa,
atau sebab-sebab lainnya selama pelaksanaan pekerjaan, dikeringkan dan dipompa keluar atas biaya
Pihak Kami, dimana hal ini sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan pekerjaan.
7. Jika tanah galian longsor secara terus menerus, maka Pihak Kami membuat turap penahan tanah atau
sheet pile atas biaya Pihak Kami. Hal ini juga sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan
galian di dalam penawaran.

5.1.7 Penggalian batuan dan batuan besar


Batu-batu besar yang dijumpai pada waktu pengisian dikeluarkan atas biaya Pihak Kami. Hal ini sudah
diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan galian.

7. PENGAWASAN PENGGALIAN
Semua galian diperiksa terlebih dulu oleh Manajemen Konstruksi sebelum lapisan lantai kerja, pembesian, dan
elemen-elemen lain dipasang. Bila dipadatkan keadaan kurang memuaskan atau ternyata peil galian yang
tercantum dalam galian belum mencapai kedalaman yang disyaratkan, maka Pihak Kami mendapat ijin Manajemen
Konstruksi sebelum galian selanjutnya dilaksanakan.

8. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN PADA GALIAN


Semua penyimpangan-penyimpangan penggalian akan diukur dari waktu ke waktu, dicatat, dan untuk selanjutnya
disahkan oleh Manajemen Konstruksi. Pihak Kami tidak boleh menutup kembali galian tersebut sebelum
pengukuran disetujui.

9. LANTAI KERJA
 Apabila konstruksi beton bertulang akan langsung terletak di atas tanah, maka dibawahnya dibuat lantai kerja
yang rata.
 Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah di bawahnya akan dipadatkan dan diratakan dengan
baik, serta kemudian dilapisi dengan lapisan pasir setebal yang disyaratkan dalam gambar. Lapisan pasir ini
juga selanjutnya dipadatkan sesuai dengan prosedur pemadatan, sampai didapatkan permukaan yang padat
dan rata, hal mana diperiksa dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Lantai kerja dibuat dari beton mutu K-125 menurut N1-2, atau setara dengan fc’ – 10 Mpa menurut SKSNI-T15-
1991, kecuali bila disebutkan lain dalam spesifikasi ini.
 Tebal dan peil lantai kerja sesuai dengan gambar. Jika tidak dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka
tebal lantai kerja diambil setebal 5 cm.

10. PENGURUGAN TANAH


 Material yang digunakan untuk sub-grade memenuhi standar spesifikasi AASHTO-M.57-64 dan diperiksa terlebih
dahulu di laboratorium tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Material yang dipakai untuk timbunan atau sub-grade memenuhi syarat pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari
berat jenis kering maksimum (maximum dry density) menurut AASHTO-T.99.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan tanah
urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi. maksimum 20 cm dan dipadatkan
sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya sehingga didapat pemadatan yang optimum. Bila permukaan

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta
oleh Manajemen Konstruksi.
 Pengurugan kembali dari pondasi plat poer dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan
setebal maksimum 20 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.

11. URUGAN PASIR


 Urugan pasir dilakukan di bawah semua pondasi plat poer, atau lantai yang berhubungan langsung dengan tanah,
dengan ketebalan sesuai gambar, termasuk lantai rabat beton.
 Urugan pasir disiram air kemudian ditumbuk hingga padat.
 Bahan urugan pasir bersih, dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

12. TEMPAT PEMBUANGAN MATERIAL


 Tempat pembuangan material hasil galian, sampah atau bongkaran menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
 Pihak Kami menjaga tempat pembuangan material agar tidak merusak lingkungan.
 Timbunan tanah bekas galian dibuat dan diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terjadinya longsoran.

13. PEMOMPAAN AIR TANAH (DEWATERING)


Penggalian tanah dikerjakan dalam keadaan kering. Bila karena adanya hujan, air permukaan lingkungan, air tanah
atau mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah yang sudah dimasukkan dalam biaya penawaran lelang. Pemompaan
dapat dikerjakan dengan memompa secara langsung, atau cara-cara lain yang disetujui Manajemen Konstruksi.

BAB 2. PEKERJAAN PONDASI

5. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi ini akan meliputi semua pengadaan tenaga kerja dan bahan-bahan material untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut, termasuk pengadaan dan pelaksanaan tiang pancang, serta pondasi dangkal/telapak bila diminta
dalam gambar, dan semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pondasi, sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar.

6. JENIS PONDASI
Sesuai dengan kondisi tanah di lokasi pekerjaan, tiang pancang mini akan dipakai sebagai elemen pondasi utama
bangunan ruang kelas. Untuk itu telah dipilih penggunaan tiang beton pracetak mini, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Untuk pondasi penunjang, bila ditunjukkan dalam gambar, akan digunakan pondasi dangkal/telapak beton untuk
mendukung beban-beban yang ringan.

7. PEKERJAAN TIANG PANCANG

(a) Uraian umum


1. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan kami kerjakan adalah :


Menyediakan semua bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan kerja dan peralatan, serta melaksanakan semua
pekerjaan sehubungan dengan pengadaan tiang pancang galam, dan pelaksanaan pemancangan. Pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak akan diterima oleh Manajemen Konstruksi, dan dengan demikian diulang
dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.

2. Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan
pelaksanaan yang cukup tinggi. Karenanya, Pihak Kami mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan
pekerja-pekerja/pengawas-pengawas ahli yang terampil dan berpengalaman.

3. Sebelum pemesanan tiang pancang dilakukan, Pihak Kami memberi tahu Manajemen Konstruksi minimal satu
minggu sebelumnya, untuk mendapatkan persetujuannya.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


(b) Mutu bahan
Untuk pondasi utama bangunan, dipakai tiang pancang galam 10/12 panjang 7 meter yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.

(c) Pelaksanaan pemancangan


1. Pengikat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang diikat sedemikian rupa sehingga tiang tidak dapat bergerak pada
arah horizontal.

2. Penetrasi
Tiang pancang dipancang sampai kedalaman tanah keras, dengan terus memantau secara teliti besarnya
penetrasi pemancangan sampai mencapai nilai penetrasi akhir (final sets) untuk tiap pukulan seperti yang diminta oleh
Manajemen Konstruksi. Nilai penetrasi akhir hasil perhitungan formula yang akan digunakan untuk
pemancangan tersebut perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana Struktur dan
Manajemen Konstruksi.

8. PEKERJAAN POER

a. Uraian umum
1. Pekerjaan pile cap dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan pemancangan, dengan tujuan untuk membuat
tiang-tiang bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan bebas dari struktur atas, baik itu vertikal, lateral
maupun gulingan.
2. Pekerjaan pile cap dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
3. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak akan diterima oleh Manajemen Konstruksi, dan
dengan demikian diulang dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.

b. Pekerjaan galian
1. Untuk melaksanakan pile cap dengan ukuran dan level ketinggian yang sesuai dengan permintaan gambar
rencana, perlu dilakukan penggalian sampai minimal selebar ukuran lantai kerja dan sedalam level dasar
lapisan pasir yang diisyaratkan. Dalamnya galian diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
2. Karena keadaan tiang pancang yang cukup rapat, maka bila penggalian sulit dilaksanakan dengan
menggunakan alat-alat berat, penggalian dilakukan dengan tenaga orang.
3. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan cukup padat. Karenanya dalam
pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan segala benda yang ditemukan dalam bentuk apapun
yang dapat mengganggu pelaksanakan pekerjaan pile cap.
4. Tanah hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurukan, bila memang memenuhi syarat
sebagai tanah uruk, atau ke tempat lain yang disetujui Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini Pihak Kami
hendaknya menyediakan satu tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi untuk menampung tanah hasil galian,
dimana setelah mencapai jumlah tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh
Manajemen Konstruksi.
5. Pada sisi tepi batas galian, kemiringan galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan
memperhatikan stabilitas kemiringan lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk penentuan sudut
kemiringannya, disamping perlu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau
karakteristik visual lapisan permukaan tanah yang dijumpai di lokasi kerja. Namun dalam kondisi apapun,
stabilitas dan permukaan galian selama pekerjaan berlangsung merupakan tanggung jawab dari Pihak Kami,
yang memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran bila terjadi. Untuk itu bila dirasa perlu Pihak Kami
membuat penyangga-penyangga penahan selama pekerjaan galian.
6. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini
sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran. Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut
di atas, maka Pihak Kami bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya
kembali sesuai dengan intruksi Manajemen Konstruksi.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7. Bila karena adanya hujan, atau karena tingginya air permukaan lingkungan atau air tanah, atau karena adanya
mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah yagn sudah dimasukkan dalam biaya penawaran lelang.

c. Pekerjaan persiapan pembetonan.


1. Bagian atas dari semua tiang-tiang yang menonjol (karena tidak dapat dipukul masuk lagi ke dalam tanah)
dimana elevasi tinggi puncak tiang (setelah pemancangan) berada di atas dari yang diminta oleh gambar
rencana, dipotong pada level ketinggian 100 mm di atas level ketinggian sisi bawah pile cap. Pemotongan
tiang hanya boleh dilakukan setelah tiang tersebut stabil, dan tidak menunjukkan lagi indikasi pergerakan
(delayed upward displacement).
2. Untuk persiapan pembetonan pile cap, maka dasar galian perlu terlebih dahulu dilapisi dengan lapisan pasir
setebal yang disyaratkan dalam gambar rencana, dan yang kemudian dipadatkan sesuai prosedur pemadatan.
Hasil pelapisan dan pemadatan pasir tersebut diperiksa dan mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Selanjutnya sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar, dibuat lantai kerja dengan ukuran dan tebal
seperti yang disyaratkan dalam gambar.
4. Lantai kerja dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih kurang setara
dengan K-125 menurut N1-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang
disyaratkan dalam gambar rencana.

d. Pekerjaan beton bertulang


1. Beton bertulang untuk Plat poer dilaksanakan dengan standar mutu bahan sebagai berikut :
Mutu beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa artinya mempunyai kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, saat umur beton 28 hari .Kuat tekan tersebut di atas adalah lebih kurang setera dengan
mutu beton K-225 pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 225 kg/cm2 pada
benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik
adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada
sejumlah benda uji beton, baik itu silinder maupun kubus.

Tulangan baja : BJTP-30, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar
300 MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm BJTS-40, artinya
baja tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 400 MPa.

2. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas,
tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas dan
bersih dari karat sesuai dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain
yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap beton. Apabila diinginkan atau dipandang
perlu, maka Manajemen Konstruksi akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk
membersihkan besi beton tersebut sebelum dipergunakan.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
4. Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti kayu dan multiplex/triplex dengan
tebal minimum 5 mm, atau bahan lain yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi
syaratsyarat kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing pada
bagian yang berada di atas permukaan tanah (bila ada). Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan
kekuatan bahan yang akan dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
5. Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran-
ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.
6. Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan
gambar rencana, dan sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut seperti yang
disyaratkan dalam gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka
dapat digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


7. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syaratsyarat SKSNI. Di lokasi batching plant yang
disiapkan sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi
campuran yang baik, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelum produksi beton, Pihak
Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mendapatkan proporsi campuran yang
menghasilkan beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen
Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang berbeda
(utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum. Proporsi campuran bahan dasar beton
ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability)
serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah”
ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air
(bleeding) secara berlebihan.
8. Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan, maka adukan beton secepatnya
dibawa ke tempat pengecoran, untuk menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi pengangkut adukan beton
haruslah mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu
dibersihkan dari sisasisa adukan beton yang mengeras.
9. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran
(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan dibasahi dengan air semen.
10. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi yang terpasang telah diperiksa
dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
11. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak
Kami dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karena
volume pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari kemungkinan
degradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecoran
dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah panas hidrasi pada beton massa seperti
tersebut di atas, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
12. Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
terlampau tinggi sehingga bisa menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan menurunkan
mutu dan kinerja beton.
13. Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari 24 jam, atau bila dipandang
perlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan beton lama yang akan disambung terlebih dahulu
dibersihkan dan bila perlu dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah sangat
mengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin atau setara, atau minimal disiram
dengan air semen dan selanjutnya baru dicor dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan
mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
14. Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang
ada, maka selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan
disaksikan oleh Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan
contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi. Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh) buah untuk
pengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah benda uji setiap 5 m3 pengecoran beton untuk volume
pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untuk
volume pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
15. Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator
dalam jumlah yang cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya penundaan.
Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
Pemadatan beton secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan dan
lain sebagainya, harus dihindarkan.
16. Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing) selama berlangsungnya proses
pengerasan, terutama terhadap panas matahari, cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelum
waktunya. Bila tidak ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang terbuka
dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan air atau menggenai dengan air pada
permukaan beton tersebut, atau dengan cara lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahulu
diusulkan dan mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan beton. Juga untuk

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton diperhatikan. Pihak Kami
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
17. Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh benda uji beton diperiksa
dengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlah uji
tekan (pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi. Hasil uji tekan segera
disampaikan kepada Manajemen Konstruksi untuk di evaluasi.

SEKSI 3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga kerja untuk produksi serta pelaksanaan pekerjaan
beton dan beton bertulang, termasuk uji kekuatan dan perawatannya, yang akan meliputi antara lain :
Material pembentukan beton
 Pengadaan beton
 Baja tulangan
 Pekerjaan beton bertulang
 Perawatan beton
 Uji kelayakan dan kekuatan beton

2. PENGADAAN, MUTU DAN KINERJA BETON


(g) Semua pekerjaan beton yang termasuk dalam lingkup spesifikasi ini berupa “ready mixed concrete”, kecuali bila
ditetapkan lain secara khusus dalam spesifikasi. Semua pekerjaan beton SKSNIT15- 1991
(h) Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
(i) Sebelum produksi beton, Pada batching plant, Pihak Kami dikan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan kinerja seperti yang diisyaratkan, untuk disetujui
oleh Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang
berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.
(j) Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan kekuatan tekan
dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, perataan dan
pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi
agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
(k) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
(l) Mutu beton untuk masing-masing elemen struktur bangunan memenuhi pada umumnya kriteria dibawah ini, kecuali
bila ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi :

Mutu Beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa, artinya mempunyai kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut di atas adalah lebih kurang setara dengan
mutu beton K-225 pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik sebesar 225 kg/cm2 pada
benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik
adalah kuat tekan beton yang sudah memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada
sejumlah benda uji beton, baik itu silinder maupun kubus, sesuai dengan SKSNI-T15-1991,
atau NI-2-1971 dalam hal benda uji kubus.

Tulangan baja : BJTP-30, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 300
MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm. BJTS-40, artinya baja
tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar 400 MPa.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. BAHAN-BAHAN

(a) Semen Portland

1. Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segara dengan tidak ada tanda-tanda
prahidrasi (proses pembatuan), dan yang memenuhi semua ketentuan dan kriteria standar SII 0013-81 dan
Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, atau ASTM-C150.
2. Semen disimpan di dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan setinggi + 30 cm,
dengan tumpukan kantong semen tidak melebihi sepuluh lapis.
3. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta dipakai sesuai urutan pengirimannya.

(b) Pasir (agregat halus)

1. Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
2. Agregat halus terdiri dari butir yang keras dan tajam. Butir-butir agregat bersifat kekal, artinya tidak menjadi
lapuk atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
3. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan
lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melaui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5% maka
agregat dicuci dulu sebelum dipakai dalam pengadukan, dengan metode pencucian yang disetujui oleh
Manajemen Konstruksi.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka raqam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Pasir laut tidak dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton.

(c) Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)

1. Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu, sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan dari SII 0052-8- “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan disetujui oleh
Manajemen Konstruksi. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan
besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu
beton, maka agregat kasar memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini.
2. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar tidak melebihi :
 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas batang tulangan, atau
 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau
 1/3 dari tebal plat.
3. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya. Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih
dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat dicuci dulu sebelum digunakan
dalam adukan beton, dengan metode pencucian yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
4. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.

(d) Gradasi butiran agregat halus dan kasar

susunan butiran agregat halus dan kasar untuk semua beton struktural diperiksa dengan melakukan analisa
ayakan, sesuai standar yang berlaku. Untuk itu ditetapkan susunan ayakan dengan lubang-lubang persegi, dengan
ukuran lubang dalam mm berturut-turut 31,5-16,0-8,0-4,0-2,0-1,0-0,5-0,25 (ayakan ISO).Kecuali untuk beton yang
dipakai pada lantai kerja.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


(e) Air

1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air YANG tidak mengandung minyak, asam, alkali,
bahanbahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air yang lulus pengujian di laboratorium sebagai air tawar yang dapat diminum.
2. Apabila terdapat keraguan mengenai air dianjurkan untuk mengirimkan contoh air ke lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang bisa merusak
beton dan/atau baja tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebutkan diatas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-
raguan mengenai air, diadakan percobaan perbandingan antara tekanan kekuatan mortar (semen dan pasir)
dengan memakai air itu dan dengan memakai air minum. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan
tekan mortar dengan menggunakan air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortar
dengan memakai air minum.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton diusahakan secermat-cermatnya dan setepat tepatnya,
dengan sudah memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat kadar air yang berbeda yang
dikandung agregat di lapangan.

(f) Baja tulangan

1. Baja tulangan untuk beton struktural pada umumnya menggunakan baja tulangan ulir atau deform (BJTD)
dengan tegangan leleh 400 MPa, kecuali untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil 13 mm atau untuk
tulangan spiral bisa digunakan baja tulangan polos (BJTP) dengan tegangan leleh 240 MPa.
2. Semua baja tulangan beton struktural yang dipakai dalam pekerjaan ini memenuhi salah satu dari syarat dan
ketentuan berikut :
(f) Mutu dan cara uji baja tulangan beton SII 0136-84.
(g) Specification for deformed and plain billet-steel bars for concrete reinforcement ASTM-A615.
(h) Specification for rail-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A616. Disamping itu
terhadap baja tulangan dilakukan uji lengkung (bend test) dan hasil ujinya memenuhi persyaratan uji
lengkung untuk batang tulangan baja poros (axle-steel) ASTM-A617, mutu 400.
(i) Specification for axle-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A617.
(j) Standar specification for low-alloy steel deformed bars for concrete reinforcement ASTM-A706. Pemakaian
baja tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas, mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Baja tulangan deform/ulir yang mempunyai tegangan leleh melampaui 400 MPa boleh dipakai asalkan
tegangan lelehnya memberikan regangan awal leleh sebesar 0.35% dan baja tulangan tersebut memenuhi
salah satu syarat dan ketentuan dalam spesifikasi di atas serta mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi.
4. Baja tulangan disuplai dari satu sumber (manufacture), akan dilakukan pengujian tarik baja tulangan pada
laboratorium yang disetujui Manajemen Konstruksi, berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk setiap jenis
percobaan, untuk besi yang diameternya diatas 13 mm dengan panjang + 100 cm untuk masing-masing.
Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Manajemen
Konstruksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
Pengiriman contoh benda uji ke laboratorium dilakukan bersama-sama wakil Manajemen Konstruksi.
5. Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hubungan antara baja tulangan yang satu dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran dan pemadatan beton, serta bebas dari kotoran
berminyak, tanah dan lain sebagainya. Hanya bila ditunjukkan dalam gambar dengan suatu tanda khusus, baja
tulangan boleh dilas dengan seijin Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini disertakan standar SII atau ASTM
mengenai baja tulangan, untuk keperluan laporan tentang sifat bahan guna memenuhi prosedur pengelasan yang
ditetapkan dalam “Structural welding code for reinforcing steel” (AWSD1.4) dari Amerian Welding Society.
6. Penggunaan jaringan baja tulangan yang sudah jadi seperti steel wire-mesh dan sejenisnya terlebih dahulu
mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Bila disetujui oleh Manajemen Konstruksi, maka jaringan baja
tulangan tersebut memenuhi ketentuan dan syarat dalam SII 0784-83 “Jaringan kawat baja las untuk tulangan
beton” atau “Specification for welded steel wire fabricated for concrete reinforcement” ASTM-A185.

(g) Bahan campuran tambahan ( additives / admixtures )

Jika disetujui secara tertulis oleh Manajemen Konstruksi, maka bahan campuran tambahan atau additives/admixtures
boleh dipakai. Bahan tambahan merupakan cairan, atau bubuk yang bisa ditambahkan ke dalam adukan beton selama

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


proses pencampuran/pengadukan, untuk memperbaiki sifat fisik dan/atau kimiawi adukan beton (fresh concrete)
maupun beton yang sudah mengeras (hardened concrete). dimana tujuan penggunaan bahan tambahan yang bisa
dibenarkan dalam pekerjaan ini adalah bila memenuhi salah satu tujuan :
a. Perbaikan sifat adukan beton.
b. Meningkatkan mutu beton
c. Meningkatkan workability tanpa menambahkan kadar air.
d. Mengurangi kadar air untuk meningkatkan mutu beton namun tidak mengurangi workability beton.
e. Memperlambat setting awal untuk mengantisipasi transportasi yang jauh.
f. Mengurangi slump loss (kecepatan penurunan nilai slump).
g. Meningkatkan pumpability (kemudahan pemompaan).
h. Mengurangi panas hidrasi yang timbul, terutama pada proses pengecoran beton massa.
i. Membuat ekspansi volume untuk keperluan grouting.
j. Meningkatkan ketahanan anti korosi pada beton, terutama pada lingkungan yang agresif seperti di bawah
tanah atau di dekat laut.
k. Membuat beton kedap air.

4. UJI MUTU DAN KINERJA BETON

(a) Adukan percobaan ( trial mixes )

Pihak Kami sekurang-kurangnya dua minggu sebelum memulai pekerjaan beton membuat adukan percobaan (trial
mixes) dengan menggunakan contoh bahan-bahan beton (semen, agregat, air dan bahan tambahan) yang akan
digunakan nantinya, untuk menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi kriteria untuk mencaai mutu kerja
kinerja beton yang diisyaratkan.

(b) Uji mutu dan kinerja beton

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang ada,
Pihak Kami melakukan uji mutu dan kinerja beton, baik untuk campuran percobaan maupun secara kontinyu
selama proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, minimal ada dua teks yang dilakukan.
3. Uji tekan hancur.
4. Uji slump.

Prosedur pengujian bak uji tekan maupun uji slump dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hasil dari
pengujian ini segera diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk dievaluasi. Jumlah dan prosedur pembuatan
contoh benda uji sesuai dengan ketentuan dalam SKSNI-T15-1991, dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dimana mutu beton diperiksa pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh
delapan) hari untuk setiap macam adukan yang diambil contohnya

(c) Standar mutu ( Standar of Acceptance )

Pihak Kami akan membuat pengujian pendahuluan (trial test) atas benda uji silinder sejumlah minimum 30 buah
untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki, yang diuji pada umur beton 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Trial test ini
sudah dilaksanakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau penunjukan Pihak Kami.

5. PELAKSANAAN

(a) Adukan Beton


1. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syarat-syarat SKSNI. Pihak Kami
mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang ditentukan/disyaratkan dalam spesifikasi ini, sesuai dengan
jenis atau bagian pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton dengan kinerja yang baik.
2. Sebelum produksi beton, Pihak Kami akan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mendapatkan proporsi
campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh
Manajemen Konstruksi. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran yang
berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


3. Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan kekuatan
tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan
kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
4. Untuk struktur atas bangunan, karena pengecoran dilakukan hingga elevasi yang cukup tinggi, maka beton yang
dihasilkan juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang baik sebagai flowing concrete,
agar supaya pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah tertinggal dari pada semennya, serta dapat
mengisi dengan padat semua rongga di dalam acuannya. Dalam hal ini, bila diperlukan, dan disetujui oleh
Manajemen Konstruksi, admixture atau addtive boleh digunakan dengan jenis dan dosis yang sesuai.

(b) Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing)


Adukan beton yang dibuat setempat untuk volume kecil, memenuhi syarat syarat - sebagai berikut :
1. Pelaksanan penakaran semen dan agregat dengan kotak-kotak takaran yang volumenya sama sesuai hasil trial
mixes dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
2. Banyaknya air untuk campuran beton sesuai dengan trial mixes, sedemikian rupa sehingga tercapai sifat
kemudahan kerja (workability) yang sesuai dengan penggunaannya.
3. Adukan beton dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton (batch mixer), dimana tipe dan kapasitasnya
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi .
4. Kecepatan pengadukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
5. Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit dibersihkan duludari sisa-sisa beton lama sebelum
dimulainya adukan beton yang baru.

(c) Lantai kerja


Lantai kerja pada umumnya dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih kurang
setara dengan K-125 menurut NI-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang disyaratkan
dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai kerja pondasi dangkal/telapak, lantai kerja bisa dibuat dari beton mutu B0
menurut NI-2, atau lebih kurang setara dengan fc’ = 8 MPa menurut SKSNI-T15-1991. Sebagai pedoman umum, beton
dengan mutu B0 (menurut NI-2) dapat dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
Namun demikian hal apapun, perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap jumlah semen, tidak
melampaui 8 : 1.

(d) Penggunaan beton


1. Beton secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pengendapan agregat maupun bergesernya posisi tulangan atau acuan. Pengecoran dilaksanakan secara
kontinyu dalam satu elemen struktur atau diantara siar pelaksanaan (construction joint) yang telah disetujui.
2. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum acuan/bekisting dan pemasangan baja tulangan
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Manajemen konstruksi. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat
yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
3. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak Kami
dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi , dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran terutama untuk
volume pengecoran yang besar (beton massa), agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari kemungkinan
degradasi atau kerusakan beton akibat panas hindrasi yang ditimbulkan. Untuk itu, sebelum pengecoran
dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usaha prosedur pengecoran yang optimum kepada Manajemen
Konstruksi, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi .
4. Selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan disaksikan
persetujuan dari Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan
contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
Namun dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh) buah untuk pengecoran
dengan mutu beton yang sama, yang diambil minimal 1 buah benda uji setiap 5 m3 pengecoran beton untuk
volume pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah setiap 10 m3 pengecoran beton untuk volume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


(e) Pemadatan beton
1. Selama pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan memakai vibrator, yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah
yang cukup untuk menjamin efisiensi pekerjaan tanpa adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan dan lain sebagainya, dihindarkan.
2. Beton pada umumnya dicor secara berlapis. Lapisan-lapisan ini masing - masing dipadatkan, dan dijaga
sedemikian rupa supaya mempunyai ikatan yang baik satu sama lain.

(f) Siar pelaksanaan ( construction joint)


Posisi dan pengaturan adanya siar pelaksanaan mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi. Namun secara
umum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Siar vertikal dalam dinding supaya dihindari.
2. Siar dibuat sesedikit dan sekecil mungkin, serta atas persetujuan Manajemen Konstruksi. Sebelum pengecoran
beton baru, permukaan dari beton lama (di tempat siar penyambungan) supaya dibersihkan dengan seksama dan
dikasarkan. Kotorankotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan air ke permukaan beton lama dan
menyikatnya sampai bersih. Setelah permukaan siar tersebut bersih, ditambahkan lapisan tipis bonding additive
sejenis epoxy resin atau setara, atau minimal air semen, sesuai dengan instruksi dan persetujuan Manajemen
Konstruksi, merata ke seluruh permukaan, untuk memperkuat ikatan antara beton lama dengan pengecoran
selanjutnya.

(g) Perawatan beton (curing)


1. Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap panas matahari,
angin, hujan atau aliran air dan pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara
menyemprotkan air atau menggenangkan air pada permukaan beton tersebut, atau dengan cara lain yang
diusulkan Pihak Kami. Metode curing lebih dahulu diusulkan dan mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi, sebelum proses pengerasan beton.
3. Untuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton diperhatikan. Pihak Kami
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan curing ini.

(h) Pembengkokan dan penyetelan baja tulangan


1. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya letaknya.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


4. Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan pengganjal
jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut yang sesuai dengan gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka dapat dipakai ketentuan dalam
peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara
permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan beton yang terkecil atau terdekat untuk
setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan
adalah :

Minimum
KONDISI
(mm)
Seluruh beton yang di cor
A 75
dan berhubungan langsung dengan tanah.
Balok pondasi, pelat pondasi, poer pondasi,
B 50
pondasi diatas lantai kerja.
Balok, kolom yang berhubungan atau
C 50
terkena langsung dengan cuaca.
Balok, kolom yang tidak berhubungan atau
D 40
tidak terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang berhubungan/
E 40
terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang tidak berhubungan
F 25
atau tidak terkena langsung

5. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan berubah
tempatnya.
6. Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal yang umum dipakai dalam praktek, seperti terbuat dari
beton (dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor), dengan jumlah minimum 4 buah
setiap m2 cetakan atau lantai kerja, atau seperti yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, dan tersebar
merata.
7. Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang penunjang, atau
ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.

(i) Acuan pengecoran beton

a. Perlu sangat diperhatikan perencanaan kinerja beton yang dicor, agar bisa menunjang kecepatan, keamanan
dan kualitas pelaksanaan sistem acuan ini, terutama yang berhubungan denga usaha keseragaman waktu
setting beton , terlebih lagi bila digunakan admixture semacam retarder, yang seringkali perlu diberikan untuk
meningkatkan kinerja beton pada saat pengecoran. Kondisi pengerasan beton yang tidak merata bisa
mengakibatkan retak-retak atau pecahnya beton pada saat pendongkarakan acuan ini.
b. Oleh sebab itu, minimal dua minggu sebelum pelaksanaan pengecoran, sudah menyerahkan kepada
Manajemen Konstruksi semua prosedur pelaksanaan pengecoran, lengkap dengan gambar kerjanya, untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
c. Acuan beton menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar maupun yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi. Bila ditunjukkan dalam
gambar, acuan dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar.
d. Apabila acuan memikul beban-beban yang besar atau mempunyai bentang besar yang bebas, maka
membuat perhitungan dan gambar rencana yang khusus. Disamping kekuatan dan kekauannya, stabilitas dari
acuan juga diperhitungkan dengan baik.
e. Tiang-tiang acuan dari besi atau kayu dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan dapat disetel dengan
mudah dan dengan ketepatan yang baik. Tiang-tiang tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang acuan.

(j) Pembongkaran acuan


1. Pembongkaran acuan dilaporkan dan mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi, serta dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang
akan dibongkar acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


2. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya, yang
akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia segera memberitahukan kepada
Manajemen Konstruksi untuk meminta persetujuan Manajemen Konstruksi mengenai cara pengisian, perbaikan
atau penutupannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian,
perbaikan atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungan penyedia.
3. Bila beton yang keropos atau cacat tersebut diragukan mutunya, maka Manajemen Konstruksi berhak untuk
meminta melaksanakan uji coba non destruktif seperti Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau kalau dianggap perlu,
mengadakan pengujian dengan melakukan core drilling pada bagian beton yang benda ujinya gagal memenuhi
syarat spesifikasi. Dalam hal ini, coring beton dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman agar bisa didapat
hasil coring yang baik, serta juga persiapan dan pemotongan benda uji (hasil coring) yang memenuhi syarat,
untuk bisa mendapatkan hasil uji mutu beton yang obyektif. Ketentuan penerimaan atau lolos tidaknya hasil uji
tekan dan uji lainnya yang dianggap perlu dari specimen coring mengikuti peraturan beton Indonesia yang
berlaku.
4. Acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan kekuatan
yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan bekerja padanya. Kekuatan ini
ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang bersangkutan. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran tidak dibuat benda-benda uji seperti ditentukan di atas, maka acuan baru boleh dibongkar setelah
beton berumur minimal 2 minggu. Khusus untuk cetakan samping boleh dibongkar setelah beton berumur minimal
5 hari, kecuali bila dapat dibuktikan sebaliknya atau bila diijinkan oleh Manajemen Konstruksi.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Flow Chart of Concrete Placement for Footing Foundation

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Dinding dan Beton Kolom

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Menangguhkan Balok

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

1.1 Lingkup pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan dan pemasangan dinding sisi dalam/luar bangunandan dinding pembatas ruangan, pagar
atau sesuai gambar.

1.2 Bahan
1.2.1 Bahan dinding untuk bagian dalam bangunan dan dinding luar bangunan
Batu bata merah biasa yang dipakai mengalami pembakaran sampai matang, bila direndam didalam air tetap
utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran tebal batu bata dapat disesuaikan dengan tebal dinding akhir (finish)
yang disyaratkan dalam gambar. Batu bata ringan ataupun jenis lainnya dapat digunakan untuk dinding jika
disetujui oleh Manajemen Konstruksi. Sebelum pekerjaan dimulai, memberikan contoh bahan kepada
Manajemen Konstruksi Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Contoh batu bata yang telah disetujui
disimpan di kantor proyek. Apabila bahan yang datang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Manajemen Konstruksi /Pengawas berhak menolak bahan tersebut dan segera mengeluarkan bahan
tersebut dari lokasi proyek dalam waktu 2 kali 24 jam.

1.2.2 Bahan untuk campuran siar bata


Bahan yang dipakai memakai pasir dan semen dengan perbandingan 1: 3 untuk pekerjaan pasangan bata
trassram dan perbandingan 1 : 5 untuk pekerjaan pasangan bata biasa.

1.3 Pelaksanaan
 Sebelum batu bata dipasang, batu bata tersebut direndam dalam air sampai gelembung udara tidak terlihat lagi.
Batu bata yang dipasang utuh, kecuali untuk pasangan sudut dapat memakai batu bata pecahan.
 Mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar.
 Selama 1 (satu) hari pemasangan dinding bata tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter dan pengakhiran
pemasangan pada satu hari dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retaknya
dinding dikemudian hari.
 Pada semua pasangan bata ½ batu, satu sama lain dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk pasangan sudut/las lasan.
 Pada pasangan batu bata 1 batu dan pasangan yang lebih tebal disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan yang
seharusnya
 Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali di tiap-tiap pertemuan
dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
 Setiap pertemuan tegak lurus, terdapat ikatan pemasangan yang sempurna, kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana
ada tiang-tiang beton merupakan bingkai.
 Bidang dinding yang luasnya lebih dari 10 m2 ditambah kolom dan balok penguat (beton praktis) dengan ukuran
13x13 cm, pembesian 4 bh Ø 10 mm, beugel (ring) Ø 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Seluruh keliling kosen-kosen pintu dan jendela diberi kolom dan balok beton dengan ukuran 13x13 cm,
pembesian 4 bh Ø 10 mm, beugel (ring) Ø 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Semua pasangan baru, dijaga tidak terkena sinar matahari langsung dan Pihak Kami menyediakan karung karung
yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya basah, selain karung goni, juga dapat digunakan
kajang bogor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut
 Pembuatan lubang pada pasangan dinding untuk steger sama sekali tidak diperkenankan.
 Bagian pasangan dinding yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton
dan lain-lain) diberi stek-stek besi beton Ø 10 mm jarak 60 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian kolom beton dan pada bagian yang tertanam dalam pasangan batu bata sekurang-kurangnya 40 cm,
kecuali ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi/Pengawas, pemasangan stek besi dilakukan sebelum beton
dicor.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


 Di tempat yang akan terdapat kosen pintu, kosen jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, penempatan pasangan
batu bata hendaknya disesuaikan.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, plumbing, AC atau lain–lain dimana diperlukan adanya instalasi listrik,
plumbing, AC dan lain-lainnya, yang ditanam pada dinding, maka dibuat pahatan secukupnya, pahatan tersebut
setelah dipasang pipa ditutup dengan adukan yang sama, bila pahatannya untuk diisi lebih dari 1 (satu) pipa,
lubang pahatan tersebut dibungkus kawat nyamuk.

2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN DINDING

2.1. Lingkup pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-
alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding, sehingga dapat
dicapai hasil plesteran yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding, kolom-kolom beton, balok-balok beton, listplank
beton, serta bagian lain yang diplester.
c. Plesteran boleh dikerjakan apabila seluruh instalasi jaringan listrik, telepon, antenna TV, kabel data, AC, air
bersih, air panas, air kotor/ bekas, air hujan, sudah selesai dipasang.

2.2. Bahan
Bahan yang dipakai untuk plesteran memakai bahan pasir dan semen dengan komposisi perbandingan 1 : 3 untuk
pekerjaan dinding bata trassram dan 1 : 4 untuk pekerjaan dinding bata biasa.

2.3. Pelaksanaan
a) Permukaan dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran, debu, partikel lain.
b) Pencampuran menggunakan mesin mixer.
c) Pencampuran air secara bertahap dan diaduk sampai rata selama 3-4 menit.
d) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan telah selesai dipasang, kolom dan ring
balok telah dicor, bobokan untuk instalasi listrik (pipa), AC, instalasi air bersih dan instalasi lainnya telah ditanam
dalam dinding.
e) Dinding pasangan bata yang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air sampai jenuh selama 3 hari, agar
adukan plesteran dapat melekat dengan baik pada dinding.
f) Plesteran halus (acian) dapat dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
g) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 100 cm, dipasang tegak lurus dan menggunakan potongan kecil
kayu plywood, untuk patokan kerataan dinding, potongan plywood tersebut dilepas apabila kepala plesteran telah
mengering.
h) Ketebalan plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal
plesteran 15-20 mm. Jika ketebalan melebihi dari 2 cm diberi tambahan kawat ayam (wire mesh), untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
i) Seluruh pertemuan bidang plesteran dengan keliling kosen dibuat tali air ukuran 5 x 5 mm, atau 6 x 6 mm atau
sesuai permintaan, hasil pengerjaan lurus, rata, rapih, baik dan tidak bergelombang.
j) Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak melebihi 5mm untuk setiap
jarak 200 cm. Jika melebihi, berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Pihak Kami.
k) Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak terlalu tiba-tiba dan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan dilindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
l) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, atau akibat lainnya, maka plesteran tersebut
dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pengawas dengan biaya
atas tanggungan Pihak Kami. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia selalu menyiram dengan
air sampai jenuh sekurangkurangnya 1 kali sehari.
m) Sudut-sudut luar dinding : - Seluruh sudut vertical, dikerjakan dengan baik, tegak dan lurus.
n) Pekerjaan finishing (pengecatan) dapat dilakukan apabila plesteran telah berumur lebih dari 21 (dua puluh satu)
hari, dan plesteran tersebut sudah benar-benar dalam keadaan kering.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN LANTAI
Proses pelaksanaan pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan Tanah, dimana levelisasi dasar permukaan
tanah sudah diatur sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan tanah, dan telah dicek oleh konsultan pengawas. Pekerjaan yang
dilakukan dalam bagian ini meliputi pekerjaan sebagai berikut :

Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik 60 x 60 Asia Tile.

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan lantai yaitu :

1. Pertama area dibersihkan dahulu dari kotoran atau sampah organik lainnya
2. Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik, kemudian memasang titik patok disisi kiri dan kanan sebagai
acuan tinggi dari keramik.
3. Kemudian Permukaan lantai disiangi hingga jenuh
4. Sebelum keramik dipasang, sebaiknya disiram atau direndam dalam air terlebih dahulu.
5. Campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah, spesifikasi campuran beton yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.
6. Spesi diaduk sesuai kebutuhan
7. Letakkan spesi adukan diatas cor beton, kemudian ratakan
8. Setelah itu letakkan keramik diatasnya dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel

Adapun alat yang digunakan dalam tahapan ini adalah Paku, Benang, palu, sendok semen, ember semen, water pass dan lain
sebagainya.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN KUNCI


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Check permukaan dinding yang akan dipasang kusen.
2. Permukaan dinding harus bersih.
3. Penggunaan sealent pada akhir pemasangan kusen.

Alat yang digunakan :


Tenaga :
1. Bor Listrik 1. Mandor
2. Palu karet 2. Kepala Tukang
3. Baji karet 3. Tukang
4. Gergaji besi 4. Pekerja
5. Obeng
6. Kuas Material :
7. Kapi 1. Profil Alumunium
8. Spon basah / kain 2. Paku Sekrup
3. Sealent
4. Kaca

Langkah Kerja :
1. Menyiapkan Kusen yang akan dipasang
2. Sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen
3. Memasukan kusen ke lubang kusen dengan bantuan baji karet
4. Atur kedudukan kusen dan cek kelurusannya
5. Lubang dinding melalui kusen dengan bor
6. Memasukan fisher ke dalam lubang bor
7. Kencangkan fisher dengan obeng
8. Pasang daun pintu dan jendela
9. Pasang kaca setelah daun jendela terpasang
10. Stel perlengkapan serta aksesorisnya
11. Finishing dinding pada bagian celah antara kusen dengan dinding menggunakan mortar/sealent.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


12. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere.
Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
13. Pemasangan pintu kaca frameless tidak terlepas dari yang namanya Floor hinge atau engsel tanam, yang merupakan salah
satu aksesories atau perlengkapan yang sangat penting dalam pemasangan pintu kaca. Floor hinge itu sendiri adalah
sebuah komponen yang kegunaan nya adalah sebagai pegangan dari pintu itu sendiri yang bertujuan agar pintu dapat
membuka dan menutup dengan baik dan sempurna.
14. Dalam satu set floor hinge atau engsel tanam terdapat 2 komponen yang memegang pintu itu sendiri, satu berada di bawah
atau di tanam dilantai dan satu lagi di bagian atas sebagai penyeimbang yang di tanam pada pasangan bata diatas pintu.
15. Langkah pertama dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai dengan ukuran floor hing dan bentuknya
harus sejajar dengan permukaan lantai.
16. Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm hingga 1,5 cm. hal ini bertujuan
agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
17. Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta posisinya mengikuti
ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge bawah.
18. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel bagian atas sehingga dalam
menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih lancar.
19. Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada floor hinge tersebut.

PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


1. Atap menggunakan beton plat dak dengan cor tebal 12 cm.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. UMUM

A. Lingkup kerja
Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test yang musti dilakukan
untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara lengkap sesuai persyaratan dari gambar atau
Spesifikasi.
a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar, Termasuk juga fixture lampu,
stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu, batako,dll. Guna
penginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas mesin, alat
elektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai spesifikasi.
f. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau dengan pihak PT. MBP
maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan, gambar kelistrikan pihak
lain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

B. Bahan-bahan
Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke MK untuk persetujuan
pemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan sesuai dengan standard yang berlaku seperti :
PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang berlaku secara umum di Indonesia. Apabila jenis bahan
sudah ditentukan dalam spesifikasi maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakan bahan yang setara
dengan itu. Untuk bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atau yang setara dan kabel merk
SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontak digunakan merk LEGRAND atau
PANASONIC atau yang setara.

C. Pelaksanaan kerja
Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan efisiensi
secara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas yang setara dan
tampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas kelistrikan. Material yang kurang atau
rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruh pekerjaan

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


pemotongan, pengeboran, penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukan sedemikian rupa dan
disetujui oleh MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu, pasangan batu, pasangan bata. Yang
diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki. dengan biaya sendiri dari Pihak Kami. Selama
pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rinci penginstalasian untuk informasi kepada MK apabila diminta
dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

D. Pengetesan dan Jaminan


Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan tampak instalasi
(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima awal (PHO) sampai serah terima
akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini seluruh kerusakan dan cara instalasi yang tidak bagus
diperbaiki oleh atas tanggungan biaya sendiri.

E. Pentanahan (Grounding)
Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat tembaga sesuai dengan
yang disyaratkan.

2. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam beton atau
dinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5 mm pembungkus kabel jenis PVC
ukuran 1.25 cm. Apabila tidak ditentukan lain, maka seluruh saklar dan stop kontak dipasang dengan ketinggian dari
permukaan lantai seperti berikut :
- Saklar di dinding ---------------------------- 1.50 m
- Stop kontak ---------------------------- 1.50 m

3. PELENGKAP PENERANGAN
Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk setiap saklar lampu dan stop
kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau BOQ.

4. FITTING LAMPU PANASONIC + LED TYPE PHILIP


Pihak Kami menyediakan dan memasang Fitting Lampu lengkap, selain bola lampu termasuk juga rumah lampunya.
Seluruh lampu ketinggiannya sama satu dengan lainnya. yang berkualitas baik.

5. KIPAS ANGIN PLAFOND


Pihak kami akan memasang Kipas Angin Plafond Panasonic 150 cm

6. PEMASANGAN AC
Pihak kami akan memasang AC baru merk Panasonic, non inverter, 1 PK

PEKERJAAN FINISHING
A. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Interior

1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Nippon Paint
Cat Akhir : Danacryl
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Nippon Paint sebanyak 1 lapis sampai benar-benar
rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl sampai benar
benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Exterior

1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danapaint Weathershield
Cat Akhir : Danapaint Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Danacryl Weathershield sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

B. Pekerjaan Cat langit-langit (plafond) dalam ruangan


1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danacryl Weathershield
Cat Akhir : Danacryl Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit plafond) dibersihkan dari berbagai
macam kotoran, lubanglubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan telah diamplas sampai halus,
lalu diberi lapisan cat dasar Danacryl sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali
resisting primer dan telah mengering lalu diamplas halus.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 Memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/potongan kayu/adukan bekas dan bahan-
bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek sehingga tidak mengganggu operasional PT. MBP. Untuk itu menempatkan
tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan pembersihan, sehingga lokasi proyek dan lokasi kerja selalu dalam
keadaan bersih dan rapih. Kotoran tersebut dikeluarkan dari proyek dan tidak boleh ditimbun didalam lokasi proyek. Pekerjaan
pembersihan dilakukan sampai penyerahan pertama. Sebelum dilakukan penyerahan pertama, seluruh pelapis lantai dan
dinding, halaman dan pekerjaan lainnya dalam keadaan bersih, puing puing/sampah dan bahan-bahan bangunan yang sudah
tidak terpakai dikeluarkan dari proyek.

PEKERJAAN PIPA PEMBUANGAN AIR


Kami akan memasang pipa pembuangan air Maspion 4”, type D dari atap dak.

PEKERJAAN HANDRAIL TANGGA


Pemasangan handrail tangga dari besi stainless.

PEKERJAAN PINTU RUANG ATAS


Menggunakan kayu meranti + multiplex kualitas baik lapis HPL dengan handle SES dan engsel + kaca ukuran 20 x 40.

PEKERJAAN PARTISI RUANG ATAS


Pekerjaan Dinding Partisi

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi Kalsiboard 8 mm + glass woll, termasuk pemasangan rangka
hollow 4x4 cm / 2 x 4 cm atau sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas .

a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang- barang , tenaga kerja, perabotan,
serta perlengkapan pengiriman serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout. (BOQ)

2. Bahan
a. Rangka
Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm. Rangka horizontal atas
dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).

b. Penutup Partisi
Penutup partisi menggunakan bahan Kalsiboard 8 mm dengan kualitas baik. Kedap air : kayu harus melalui proses
tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :

Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai standard yang ada dan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara
baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik
sebelum maupun sesudah terpasang

c. Alat Pengikat dan Bahan Perekat


Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain
yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang
konstruksi agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.

Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam / “iron monge ry” pada
kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi -tingginya.

Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat
ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak
meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi (“clear / transparent finish”).

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
7. UMUM

A. Lingkup kerja
Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test yang musti dilakukan
untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara lengkap sesuai persyaratan dari gambar atau
Spesifikasi.
a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar, Termasuk juga fixture lampu,
stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu, batako,dll. Guna
penginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas mesin, alat
elektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai spesifikasi.
f. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau dengan pihak PT. MBP
maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan, gambar kelistrikan pihak
lain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

B. Bahan-bahan
Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke MK untuk persetujuan
pemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan sesuai dengan standard yang berlaku seperti :
PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang berlaku secara umum di Indonesia. Apabila jenis bahan
sudah ditentukan dalam spesifikasi maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakan bahan yang setara
dengan itu. Untuk bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atau yang setara dan kabel merk
SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontak digunakan merk LEGRAND atau
PANASONIC atau yang setara.

C. Pelaksanaan kerja
Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan efisiensi
secara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas yang setara dan
tampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas kelistrikan. Material yang kurang atau
rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruh pekerjaan
pemotongan, pengeboran, penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukan sedemikian rupa dan
disetujui oleh MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu, pasangan batu, pasangan bata. Yang
diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki. dengan biaya sendiri dari Pihak Kami. Selama
pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rinci penginstalasian untuk informasi kepada MK apabila diminta
dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

D. Pengetesan dan Jaminan

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan tampak instalasi
(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima awal (PHO) sampai serah terima
akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini seluruh kerusakan dan cara instalasi yang tidak bagus
diperbaiki oleh atas tanggungan biaya sendiri.

E. Pentanahan (Grounding)
Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat tembaga sesuai dengan
yang disyaratkan.

8. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam beton atau
dinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5 mm pembungkus kabel jenis PVC
ukuran 1.25 cm. Apabila tidak ditentukan lain, maka seluruh saklar dan stop kontak dipasang dengan ketinggian dari
permukaan lantai seperti berikut :
- Saklar di dinding ---------------------------- 1.50 m
- Stop kontak ---------------------------- 1.50 m

9. PELENGKAP PENERANGAN
Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk setiap saklar lampu dan stop
kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau BOQ.

10. FITTING LAMPU PANASONIC + LED TYPE PHILIP


Pihak Kami menyediakan dan memasang Fitting Lampu lengkap, selain bola lampu termasuk juga rumah lampunya.
Seluruh lampu ketinggiannya sama satu dengan lainnya. yang berkualitas baik.

11. KIPAS ANGIN PLAFOND


Pihak kami akan memasang Kipas Angin Plafond Panasonic 150 cm

12. PEMASANGAN AC
Pihak kami akan memasang AC baru merk Panasonic, non inverter, 1 PK

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


D. PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG SMOKING AREA
PT. BMK selaku penyedia jasa melaksanakan kegiatan dimulai dari pukul 08.00 wita s/d 17.00 wita.

PEKERJAAN PEMBONGKARAN DINDING


Pada saat bersamaan dan dari hasil pengukuran serta berdasarkan RAB dan gambar, kami melakukan pembongkaran dinding
bata. Pembongkaran dilaksanakan secara manual oleh beberapa orang pekerja dengan diawasi oleh mandor menggunakan
peralatan seperti Breker, Godam, Linggis, Martil dan alat bantu lainya. Hasil bongkaran dibuang keluar lokasi pekerjaan jika
tidak dibutuhkan menggunakan mobil pick up. Pekerjaan ini diperkirakan akan dilaksanakan selama 1 minggu.
Demi menjaga keselamatan pekerja, setiap pelaksanaan pekerjaan pembongkaran, pekerja diwajibkan menggunakan peralatan
K3 seperti sepatu bot, kaca mata, helm, sarung tanggan, masker dan lain-lain. Serta menyiapkan kotak P3K dilokasi pekerjaan
sebagai pertolongan pertama.

PEKERJAAN PENGGANTIAN KERAMIK RUSAK


Pada pekerjaan ini dimulai dengan melakukan pembongkaran lantai keramik menggunakan pahat atau mesin breker secara
bertahap pada permukaan lantai keramik. Puing – puing sisa bongkaran dilakukan pembersihan secara menyeluruh dan
dilakukan pembuangan pada lokasi tertentu diangkut menggunakan mobil pickup.

Peralatan yang digunakan yaitu :


1. Palu
2. Godam
3. Pahat beton
4. Breker
5. Skop
6. Gerobak

Resiko kecelakaan kerja:


1. Tangan terkena pukulan martil
2. Mata terkena serpihan bongkaran
3. Kaki terkena pecahan puing-puing bongkaran keramik

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu safety.

Pemasangan Lantai Keramik Asia Tile 60 x 60

Sebelum memasang keramik, ada baiknya menghancurkan adukan dasar, dan jangan langsung memasang di atasnya dengan
acian semen. Sebab permukaan adukan dasar sangat tidak rata dan seringkali menyebabkan permukaan keramik kopong dan
tidak rata dengan keramik di sekitarnya.

Memasang keramik dengan membuat adukan dasar yang baru, jauh lebih mudah, bagus dan kuat. Sebab permukaan yang
lembek menyebabkan keramik mudah untuk disetel dengan keramik di sekitarnya.

Setelah adukan dasar disimpan, oleskan acian semen kepada permukaan bawah keramik yang baru dengan menggunakan
kape. Selanjutnya simpan keramik pada adukan dasar. Gunanya acian semen adalah sebagai penguat.

Ketuk dengan menggunakan gagang palu (jangan palunya ya) pada bagian tengah atau area yang masih termasuk tengah
keramik. Fungsinya agar keramik tidak pecah dan posisi keramik menurun secara keseluruhan.

Jika dirasa pengetukan sudah cukup dan dirasa sejajar dengan keramik yang lama, lakukan pengecekan dengan menggunakan
waterpass. Caranya simpan waterpass tepat diantara pinggir yang baru dengan yang lama. Jika gelembung waterpass
menunjukan posisi tengah, berarti keramik yang anda pasang telah benar. Namun jika waterpass masih menunjukkan posisi
keramik tidak rata. Lakukan pengetukan sampai waterpass menunjukkan permukaan keramik datar.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


PEKERJAAN ELEKTRIKAL
13. UMUM

A. Lingkup kerja
Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test yang musti dilakukan
untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara lengkap sesuai persyaratan dari gambar atau
Spesifikasi.
a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar, Termasuk juga fixture lampu,
stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu, batako,dll. Guna
penginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas mesin, alat
elektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai spesifikasi.
f. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau dengan pihak PT. MBP
maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan, gambar kelistrikan pihak
lain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

B. Bahan-bahan
Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke MK untuk persetujuan
pemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan sesuai dengan standard yang berlaku seperti :
PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang berlaku secara umum di Indonesia. Apabila jenis bahan
sudah ditentukan dalam spesifikasi maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakan bahan yang setara
dengan itu. Untuk bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atau yang setara dan kabel merk
SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontak digunakan merk LEGRAND atau
PANASONIC atau yang setara.

C. Pelaksanaan kerja
Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan efisiensi
secara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas yang setara dan
tampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas kelistrikan. Material yang kurang atau
rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruh pekerjaan
pemotongan, pengeboran, penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukan sedemikian rupa dan
disetujui oleh MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu, pasangan batu, pasangan bata. Yang
diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki. dengan biaya sendiri dari Pihak Kami. Selama
pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rinci penginstalasian untuk informasi kepada MK apabila diminta
dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

D. Pengetesan dan Jaminan


Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan tampak instalasi
(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima awal (PHO) sampai serah terima
akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini seluruh kerusakan dan cara instalasi yang tidak bagus
diperbaiki oleh atas tanggungan biaya sendiri.

E. Pentanahan (Grounding)
Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat tembaga sesuai dengan
yang disyaratkan.

14. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam beton atau
dinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2,5 mm pembungkus kabel jenis PVC ukuran 1.25
cm. Apabila tidak ditentukan lain, maka seluruh saklar dan stop kontak dipasang dengan ketinggian dari permukaan
lantai seperti berikut :
- Saklar di dinding ---------------------------- 1.50 m
- Stop kontak ---------------------------- 1.50 m

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


15. PELENGKAP PENERANGAN
Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk setiap saklar lampu dan stop
kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau BOQ.

16. FITTING LAMPU PANASONIC + LED TYPE PHILIP


Pihak Kami menyediakan dan memasang Fitting Lampu lengkap, selain bola lampu termasuk juga rumah lampunya.
Seluruh lampu ketinggiannya sama satu dengan lainnya. yang berkualitas baik.

17. EXHAUST FAN 12”


Pihak kami akan memasang Exhaust Fan 12” “Maspion”

A. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Interior

1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Nippon Paint
Cat Akhir : Danacryl
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Nippon Paint sebanyak 1 lapis sampai benar-benar
rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl sampai benar
benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

B. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Exterior


1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danapaint Weathershield
Cat Akhir : Danapaint Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Danacryl Weathershield sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

C. Pekerjaan Cat langit-langit (plafond) dalam ruangan


1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danacryl Weathershield
Cat Akhir : Danacryl Weathershield
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2.Pengecatan
 Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit plafond) dibersihkan dari berbagai
macam kotoran, lubanglubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan telah diamplas sampai halus,
lalu diberi lapisan cat dasar Danacryl sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali
resisting primer dan telah mengering lalu diamplas halus.
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Danacryl Weathershield
sampai benar benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pemberi
Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Danacryl.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 Memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

D. Pekerjaan Cat Kusen, Pintu dan Jendela
1. Bahan
- Jenis
Cat Dasar : Danapaint
Cat Akhir : Danapaint Deco
- Produksi : Danapaint
- Warna : Sesuai rencana

2. Pengecatan
 Warna cat telah disetujui Manajemen Konstruksi/Pengawas/Perencana.
 Bungkus terlebih dahulu komponen" pendukung pada furniture seperti handle, kaca, engsel dll dengan
menggunakan lakban kertas dan koran agar tidak terkena cat pada saat proses, sebab akan sulit untuk
membersihkannya.
 Haluskan permukaan kayu terlebih dahulu dengan menggunakan amplas no 180 atau 150, amplas
seluruh permukaan kayu hingga serat" kayu yang kasar menjadi halus (raba dengan tangan), setelah
itu bersihkan permukaan kayu dari debu dan kotoran hasil pengamplasan dengan menggunakan kain
bal.
 Baluti permukaan kayu yang akan diproses dengan menggunakan dempul, agar serat dan pori-pori
pada kayu tertutup, dempul adalah komponen yang sifat nya sangat kuat dan keras setelah kering.
Untuk pengaplikasiaan nya dapat menggunakan kape. Untuk dempul duco dapat menggunakan

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


dempul dengan dua komponen (hardener) merk yang banyak digunakan biasanya sanpolac
perbandingan antara hardener dan dempul nya adalah 1 : 200, dan yang tidak menggunakan hardener
bisa menggunakan isamu. Setelah dibaluti dempul tunggu hingga kering hingga dempul menjadi
sangat keras, pada suhu normal biasanya dibutuhkan waktu 1 - 2 jam. ingat !! jangan terlalu tebal saat
proses pendempulan karena selain dempul lama kering nya proses pengamplasan pun akan semakin
sulit dan lama dan hasil pernukaan bisa saja malah menjadi bergelombang bila proses pengamplasan
tidak benar. setelah dirasa dempul kering dan keras amplas kembali permukaan kayu, proses ini
sangat menentukan hasil dari pengecatan, semakin detail maka akan semakin bagus hasil nya. Untuk
proses pengamplasan disarankan untuk menggunakan amplas yg sangat kasar menggunakan amplas
no 100 atau 120. bisa juga menggunakan mesin amplas agar proses lebih cepat.
 Selanjutnya masuk Tahap epoxy sebelum di epoxy pastikan permukaan kayu bersih dari debu dan
kotoran, epoxy ini berfungsi untuk menutup serat dan pori-pori kayu serta menguatkan cat. Epoxy ini
biasa nya menggunakan hardener dengan perbandingan penggunaanya adalah 1:4, jangan sampai
lupa mencampurkan hardener karena jika tidak epoxy tidak akan bisa kering. Untuk
pengaplikasiaannya dilakukan dengan cara di semprot, sesuaikan jarak semprot dan tekanan angin,
jangan terlalu dekat karena epoxy bisa saja menjadi meler. untuk jarak penyemprotan normalnya
adalah 25 - 30 cm. lakukan penyemprotan dengan arah vertikal kemudian horizontal agar
penyemprotan menjadi rata pada seluruh permukaan. Apabila warna duco yang dinginkan adalah putih
maka sebaiknya gunakan epoxy berwarna putih pula. Setelah disemprot tungguk hingga epoxy kering
(cirinya permukaan menjadi agak kasar kembali) kemudian amplas dengan menggunakan amplas no
200 sehingga didapat permukaan yang halus kembali.
 Selanjutnya kita dapat memberikan warna pada permukaan kayu sesuai dengan selera,
pengaplikasiannya dengan cara disemprot. setelah diwarna amplas menggunakan amplas no 400.
untuk hasil yang maksimal ulangi proses ini kembali. untuk warna putih biasanya proses warna
dilakukan 2 sampai 3 kali hingga warna benar" menjadi putih.
 proses terakhir adalah proses clear pastikan terlebih dahulu permukaan benar-benar bersih dari debu
dan kotoran, proses ini bertujuan untuk menguatkan dan menghaluskan permukaan sehingga cat tidak
mudah pudar atau tergores. Biasanya ada 3 jenis clear doff / semi gloss / gloss, kita dapat memakai
yang mana saja sesuai dengan selera. Untuk proses clear pengaplikasiaannya dilakukan dengan di
semprot, hanya saja untuk proses ini speed yang digunakan saat menyemprot lebih lambat daripada
proses epoxy dan warna, pastikan clear tebal dan merata. Namun hati" jangan terlalu lambat karena
dapat mengakibatkan meler, ingat proses clear adalah proses akhir pada pengecatan. Untuk hasil yang
benar" maksimal proses ini dapat dilakukan 2 kali, sebelum mengulang proses amplas terlebih dahulu
dengan menggunakan amplas no 1000.
 Jangan melakukan pengecatan pada saat cuaca buruk (hujan atau lembab) karena cat berbahan
minyak membutuhkan waktu pengeringan..
 Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari Manajemen Konstruksi/Pengawas atau dari produksi cat.
 Memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

3. Pengerjaan Cat Melamine


 Pengejaan Cat Melamine adalah. Metode penyemprotan dengan cairan,melamine sebagai finishing
akhir pada permukaan furniture,dapat berupa doff atau glossy,warna dapat bervariasi ,dengan warna-
warna kayu natural,karna finishing sistem melamine dalam interior design di gunakan untuk furnitur
yang ingin menampilkan kesan natural pada serat kayu.
 Untuk proses cat melamine ini biasanya tidak sesulit cat duco karena sifat dempul pada cat melamine
tidak sekeras pada cat duco sehingga proses pengamplasan relative lebih mudah dari proses cat duco.

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)


4. Tahap Pengerjaan

 Bungkus terlebih dahulu komponen" pendukung pada furniture seperti handle, kaca, engsel dll dengan
menggunakan lakban kertas dan koran agar tidak terkena cat pada saat proses, sebab akan sulit untuk
membersihkan nya.
 Haluskan permukaan kayu terlebih dahulu dengan menggunakan amplas no 180 atau 150 lakukan
pengamplasan searah dengan arah serat kayu jangan berlawanan, amplas seluruh permukaan kayu
hingga serat" kayu yang kasar menjadi halus (raba dengan tangan), setelah itu bersihkan permukaan
kayu dari debu dan kotoran hasil pengamplasan dengan menggunakan kain bal.
 Baluti permukaan kayu yang akan diproses dengan menggunakan dempul atau wood filler, agar serat
dan pori-pori pada kayu tertutup, pengaplikasiaanya dapat menggunakan Kape atau Scrap, setelah di
baluti amplas dengan menggunakan amplas no 180 hingga serat kayu terlihat kembali, ingat lakukan
pengamplasan searah dengan arah serat kayu.
 Proses sending sealer, proses ini bertujuan untuk menguatkan permukaan cat melamine, sending
sealer bisa menggunakan hardener ataupun tidak, hanya saja jika menggunakan hardener proses
pengeringan akan lebih cepat. Sebelumnya saya akan membahas untuk proses pewarnaan, biasanya
perwanaan dilakukan lebih dahulu sebelum proses sending, biasanya bisa diaplikasikan dengan
menggunakan kuas kemudian diratakan menggunakan kain bal atau disemprot, hanya saja bila teknik
pewarnaan dengan menggunakan kuas dan teknik pekerjaan tidak benar maka hasil dari warna
pengecatan bisa saja menjadi belang dan tidak rata, sedangkan apabila proses warna dilakukan
dengan disemprot akan menghabiskan banyak bahan untuk warna. Disini saya menyarankan untuk
proses warna dilakukan berbarengan dengan proses sending, dengan perbandingan campuran
sending dan warna adalah 4 : 1, cara pengaplikasiannya bisa dilakukan dengan di semprot, setelah itu
tunggu hingga kering kemudian amplas dengan menggunakan amplas no 40, ulangi proses ini sekali
lagi.
 Clear, pada proses ini sama seperti proses sending, yaitu dengan menggunakan campuran warna
dengan prbandingan 4 : 1, lakukan proses ini 2 kali, sebelum melakukan proses akhir pada clear
amplas terlebih dahulu dengan menggunakan amplas no 1000, jangan lupa untuk membersihkan
permukaan kayu sebelum memulai setiap proses.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/potongan kayu/adukan bekas dan bahan-
bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek sehingga tidak mengganggu operasional PT. MBP. Untuk itu
menempatkan tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan pembersihan, sehingga lokasi proyek dan lokasi
kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapih. Kotoran tersebut dikeluarkan dari proyek dan tidak boleh ditimbun didalam
lokasi proyek. Pekerjaan pembersihan dilakukan sampai penyerahan pertama. Sebelum dilakukan penyerahan pertama,
seluruh pelapis lantai dan dinding, halaman dan pekerjaan lainnya dalam keadaan bersih, puing puing/sampah dan bahan-
bahan bangunan yang sudah tidak terpakai dikeluarkan dari proyek.

Banjarmasin, 5 Nopember 2019


PT. BANGUN MANUNGGAL KARSA

H. SARWONO, SE
Direktur Utama

Metode pelaksanaan Pekerjaan Workspace Optimization (WSO)

Anda mungkin juga menyukai